Selasa, 13 Oktober 2015

Yuyun Yunena_Masalah Kota dengan Teori Stratifikasi Fungsional_Tugas 5 Soskot

Teori Sratifikasi Fungsional Dan
Studi Kasus Pekerja Penyapu Jalan
 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana seorang pekerja penyapu jalan dalam menjalankan tugasnya. Adapun landasan teori yang digunakan adalah stratifikasi fungsional. Pendekatan penelitian dilakukan secara deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan menggunakan pandu wawancara.
Teori Sratifikasi Fungsional
Teori stratifkasi fungsional seperti yang diungkapakan Kingsley  Davis dan Wilbert Moore (1945) menjelaskan bahwa mereka menganggap stratifikasi sosial sebagai fenomena universal dan penting. Menerut mereka tak ada masyarakat yang tidak terstratifkasi atau sama sekali tanpa kelas. Pandangan mereka bahwa stratifikasi adalah keharusan fungsional. Semua masyarakat memerlukan sistem seperti dan keperluan ini menyebabkan adanya sistem stratifikasi, mereka juga memandang stratifikasi juga sebagai struktur, dan menunjukkan bahwa stratifikasi tidak mengacu kepada individu di dalam sistem stratifikasi tetapi lebih kepada sistem posisi (kedudukan). Mereka memusatkan perhatian pada persoalan bagaimna posisi tertentu memengaruhi tingkat prestise yang berbeda dan tidak memusatkan perhatian pada masalah bagaimana cara individu dapat menduduki posisi tertentu.
Penempatan sosial yang tepat dalam masyarakat menjadi masalah karena tiga alasan mendasar. PERTAMA, posisi tertentu lebih  menyenangkan untuk diduduki ketimbang posisi yang lain. KEDUA, posisi tertentu lebih penting untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat ketimbang posisi yang lain. KETIGA, posisi-posisi sosial yang berbeda memerlukan bakat dan kemampuan yang berbeda pula.
Davis dan Moore memusatkan perhatian pada posisi yang fungsinya lebih penting dalam masyarakat. Posisi yang tinggi tingkatannya dalam sistem stratifikasi diangggap kurang menyenangkan untuk diduduki, tetapi lebih penting untuk kelangsungan hidup masyarakat dan memerlukan bakat dan kemampuan terbaik.
Posisi tingkat rendah dalam sistem stratifikasi dianggap lebih menyenangkan namun kurang penting dan memerlukan bakat kemampuan yang tak terlalu besar. Masyrakat pun tak  terlalu menharusakan individu yang menduduki posisi rendah itu melaksanakan kewajiban ereka secra tekun.
Dapat dinyatakan bahwa kita tak harus menawarkan kepada orang kekuasaan, prestise dan pendapat untuk membuat mereka mau menduduki posisi tingkat tinggi. Orang dapat sama-sama termotivasi oleh kepuasan mengerjakan pekerjaan yang baik atau oleh peluang yang tersedia untuk melayani orag lain.
Studi Kasus
Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri. Ciri kehidupan kota adalah diantaranya adalah : 1. Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. 2. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi. (stereotip ini kemudian menyebabkan penduduk kota dan pendatang mengambil sikap acuh tidak acuh dan tidak peduli ketika berinteraksi dengan orang lain. Mereka mengabaikan fakta bahwa masyarakat kota juga bisa ramah dan santun dalam berinteraksi).Yang menentukan seseorang bisa bertahan hidup di kota biasanya adalah pekerjaan nya, dari pekerjaannya itulah akan adanya perbedaan kelas-kelas sosial diantaranya kelas elit, kelas menengah dan kelas bawah.
Hasil dari penelitian saya tentang petugas penyapu jalan adalah sebagai berikut. Petugas penyapu jalan umumya mereka adalah dari kalangan kelas bawah yang rata-rata pendidikannya hanya lulusan SD/SMP. Mereka bekerja sebagai petugas penyapu jalan di daerah ciputat, mereka memilih bekerja sebagai petugas penyapu jalan agar bisa bertahan hidup dikota dan untuk mendapatkan upahnya menggunakan sistem upah menurut waktu. Dengan menerima upah setiap bulannya sebesar Rp. 680.000. Adapun peran pemerintah dianggapnya kurang memperhatikan para petugas penyapu jalan misalnya dari fasilitas peralatan seperti sapu dan serok sampah yang disediakan dinas pasokannya kurang, sehingga terkadang mereka harus membeli sendiri, dan mereka juga membutuhkan tanggungan kesehatan karena setiap hari mereka bersentuhan dengan sampah. Beliau juga melakukan pekerjaannya secara rutin dan tekun setiap hari walaupun terkadang terhambat karena cuaca. Dan yang terahir menurut salah satu petugas penyapu jalan pekerjaan ini sangat penting baginya untuk menjaga kelangsungan hidup karena melihat sulitnya mencari pekerjaan serta untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga yang sangat beragam dengan harga yang semakin meningkat.
Dapat disimpulkan bahwa stratifikasi  fungsional menempatkan individu pada posisi mereka yang tepat. Walaupun hanya bekerja sebagai petugas penyapu jalan akan tetapi posisi ini lebih penting untuk menjaga kelangsungan hidupnya ketimbang harus mencari pekerjaan lain yang memerlukan bakat dan kemampuan yang berbeda.
 
Daftar Pustaka
George Ritzer & Douglas J. Goodman. 2007. TEORI SOSIOLOGI MODERN. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Raho, Bernard SVD. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prestasi Pustakaraya
 
 

Nurul Azka KELUARGA BESARKU Tugas 5

KELUARGA BESARKU

A. Asal Usul

Bicara soal keluarga, pasti setiap manusia di dunia terlahir dengan memiliki keluarga. Mereka yang terlahir di dunia pasti memiliki 2 jenis keluarga yaitu keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan saudara kandung saja dan keluarga besar yang terdiri dari kakek, nenek, tante, om, ayah, ibu, sepupu, keponakan dan lain sebagainya. Di dalam masing-masing keluarga setiap manusia di dunia ini pasti memiliki asal usul keluarga tersebut yang berbeda-beda. Mulai dari daerah keluarga tersebut lahir hingga tempat tinggal keluarga tersebut saat ini. Begitupun dengan saya. Saya akan menceritakan asal usul keluarga besar saya.

Dimulai dari kakek dari ibu saya yang bernama H. Otong Misbah dan istrinya yang bernama Hj. Siti Rodiah. Kakek saya yang lahir di Tasikmalaya tersebut sudah meninggal sejak tahun2004.  Dan kini istrinya yang lahir di Tasikmalaya juga hidup menjanda. Mereka berdua telah melahirkan 9 orang anak yang salah satunya ialah ibu saya sendiri yang bernama Ade Laela yang lahir di Tasikmalaya pada tanggal 14 Mei 1957 . 9 orang tersebut meliputi 3 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Mereka semua masih hidup hingga saat ini dan sudah berkeluarga, serta menghasilkan 32 orang cucu untuk almarhum kakek saya dan nenek saya yang masih hidup hingga saat ini. Bahkan beberapa di antara mereka sudah memiliki anak yang berarti nenek saya saat ini sudah menjadi buyut untuk anak-anak dari cucu nenek saya tersebut.

Sekarang saya akan menceritakan asal usul keluarga besar saya dari pihak ayah saya. Ayah saya dilahirkan oleh kakek saya yang bernama H. Zaenuddin yang lahir di Tasikmalaya dan istrinya yang bernama Hj. Suhaebah yang juga lahir di Tasikmalaya. Namun mereka berdua sudah almarhum dan almarhumah atau sudah meninggal sejak tahun 1991. Bahkan saya sendiri pun belum pernah melihat mereka berdua karena saat mereka berdua wafat, saya belum dilahirkan di dunia ini. Namun ke 6 saudara kandung saya sudah pernah melihatnya. Kakek dan nenek saya tersebut sebelum mereka meninggal, telah melahirkan 7 orang anak. Di antaranya ada 5 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Dan salah satunya yaitu ayah saya yang bernama Awan Affandi yang lahir pada tanggal 6 Agustus 1945. Sama halnya dengan keluarga dari ibu saya, mereka semua para anak-anak dari kakek dan nenek saya sudah berkeluarga semua. Dan dari mereka semua sudah memberikan 15 orang cucu untuk kakek dan nenek saya. Termasuk saya berada di dalamnya. Bahkan beberapa sepupu saya sudah banyak yang memberikan cucu bagi kedua orang tuanya yang berarti almarhum kakek dan almarhumah nenek saya ini sudah menjadi buyut.

Kalau dalam keluarga inti saya memiliki ayah bernama Awan Affandi dan ibu bernama Ade Laela. Dari mereka berdua melahirkan 7 orang anak. Saya termasuk dalam urutan anak ke 7 atau terakhir. 4 saudara kandung saya sudah menikah dan 2 diantara mereka sudah mempunyai anak masing-masing 1. Jadi kedua orang tua saya sudah memiliki 2 orang cucu. Dan dalam keluarga kami pun masih berbahasa sunda sekalipun sudah lama tinggal di Ibu Kota Jakarta.

Seperti itulah asal usul keluarga besar saya. Intinya asal usul keluarga besar saya berasal dari keturunan orang sunda asli.

 

 

B. Jaringan Sosial

Karena mayoritas keluarga besar saya tinggal di kampung halaman saya yaitu Tasikmalaya sehingga mereka saling bekerja sama membuat usaha catering makanan seperti usaha membuat makanan untuk acara hajatan, pernikahan dan sebagainya. Dan untuk mempererat satu sama lain beberapa keluarga tinggal di satu komplek yang sama sehingga mereka membuat suatu jaringan mereka sendiri.


C. Nilai-nilai dan sistem budaya yang dipergunakan di dalam keluarga

Dalam teori sosiologi, dikenal teori konflik sebagaimana yang telah dikemukakan Karl Max,menyatakan bahwa teoritisi konflik melihat apapun keteraturan yang terdapat dalam masyarakat berasal ‎dari ‎pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang ada di atas. Teori ini menekankan pada ‎pada ‎peran kekuasaan dalam mempertahankan ketertiban dalam masyarakat.

Begitupun dalam keluarga besar saya. Keluarga besar saya menerapkan beberapa peraturan yang harus ditaati hanya pada saat-saat tertentu yaitu :

1.      2 tahun sekali pada saat Hari Raya Idul Fitri wajib berkumpul di kampung halaman. Seperti mengadakan acara silaturahim keluarga besar. Bagi keluarga yang tinggal di luar kampung halaman wajib datang.

2.      Jika ada yang ingin menyelenggarakan acara pernikahan wajib memakai adat istiadat sunda. Dengan maksud melestarikan adat istiadat dan kebudayaan sunda.

3.      Dalam acara silaturahim keluarga besar wajib pergi jalan-jalan ke suatu tempat di daerah sana supaya lebih berkesan dan menyenangkan.

4.      Mengadakan arisan keluarga besar jika ada kesempatan atau waktu lebih

Kurang lebih seperti itu peraturan dalam keluarga besar saya. Untungnya tidak ada sanksi yang serius bagi yang siapapun yang melanggar.

Andi Dewi Mahardika_Keluarga Besarku_tugas 5

Keluarga Besarku 



Saya Andi Dewi Mahardika anak pertama dari bapak Andi Palowongi dan Nihlah Sanwani.saya memiliki tiga orang adik, dua laki laki dan satu perempuan, Andi Muhammad Alvin Bintang adalah adik pertama, Andi Muhammad Aqil Rasya adik kedua, dan Andi Diva Fakhira adik ke tiga. Saya terlahir dari orangtua yang berbeda suku budaya,  bapak saya berasal dari Sulawesi –Selatan dan bersuku Bugis, Ibu saya berasal dari Jakarta dan bersuku betawi.

Asal Usul Keluarga

Hasil penelitian yang baru saya ketahui  dari keluarga ibu yang berasal dari jakarta, saya terlahir dari keturunan H.Sanwani bin H.Ilyas bin H.Ridan. H.Ridan memiliki dua orang anak yaitu H.ilyas dan H.Asnawi dari H. Ilyas terlahirlah 8 orang anak yaitu Hj.Mun, Hj.Miah, Hj.Mida, H.Nusi, H.Mukhsin, H. Khopsoh, H.Sanwani dan Hj. Jamilah. H. Sanwani menikah dengan Hj. Sumiyati dan mendapatkan lima orang anak yaitu,anak pertama adalah H. Abdul Muis yang menikah dengan Hj. Titin Qomariah dan dikaruniain empat orang anak, Paradisa cahya putri, Fadhil, syauqi, dan wildan. Anak kedua adalah H. Nasrullah yang menikah dengan Hj.Dede marlia dan dikaruniai tiga orang anak yaitu Alamsyah siraj deandra, Emirsyah Nata Deandra, dan Arkansyah Davi Natha deandra. Anak ketiga adalah Anisul fuad yang menikah dengan Riska dan dikaruniai empat orang anak yaitu, muhammad atar shabi, muhammad afwan zero, nadira mumtaz, dan alana. Anak keempat adalah ibu saya sendiri yang menikah dengan bapak seperti yang sudah dijelaskan diatas. Dan anak terakhir H.Saifullah menikah dengan Rosi dan di karuniai satu orang anak bernama davira. Inilah asal usul keluarga saya dari keluarga ibu yang berasal dari jakarta dan bersuku betawi.

Dan hasil dari keluarga bapak yang berasal dari Sulawesi Selatan saya belum spesifik dalam menjabarkannya karena pengetahuan yang masih terbatas, yang saya tahu saya bermarga Andi, marga Andi ini di Sulawesi –Selatan bearasal dari bangsawan –bangsawan kerajaan, diwariskan hasil genetis (keturunan) Lapatau dengan putri raja bone sejati yang berada di Sulawesi –Selatan. Gelar Andi tersebut bertujuan untuk menandai bangsawan –bangsawan. yang berada dipihak belanda.

Jaringan Sosial Keluarga

Jaringan sosial yang terbentuk dari keluarga yang berasal dari betawi ini sangat meluas. Ada usaha dalam keluarga kita yakni penyewaan alat alat pesta dan perias pengantin, bisa disebut dengan wedding Organizer yang telah di rilis dari tahun 1955 dan dijalankan turun temurun sampai sekarang, awalnya wedding organizer ini hanya melayani rias pengantin yang berawal dari Hj. Asenah ibu dari Hj. Sumiyati. Dan pada tahun 75 H. Sanwani dan Hj. Sumyati menambahkan item penyewaan alat- alat pesta.

Untuk menjalankan usaha ini kita banyak menghubungkan jaringan sosial kepada wirausaha lain seperti toko "sinar bali" yaitu pembuatan baju pengantin yang  berada di tanah abang, penyewaan kursi, Ac dan blower,  berasal dari "yuli tenda" yang berada di Bintaro. Dan bekerja sama dengan "nandi photos" yaitu fotografer untuk acara wedding. "Organ tunggal" juga bekerjasama dengan kami yang berada di ciledug serta "ibu sri" yang biasa kami panggil untuk pembawaan acara adat adat. Kami memiliki 20 karyawan yang bekerja di bidangnya masing masing seperti bidang perias, pembuatan tenda, pembuatan pelaminan, alat alat masak, supir, sampai penyuci, yang rata rata karyawan berasal dari keluarga sendiri yaitu perias, dan sisanya berasal dari luar jakarta.

Penyewaan alat pesta ini sudah sangat dikenal dan dipercayai oleh masyarakat jakarta-selatan,dan tanggerang. bahkan sering juga sampai jakrta barat, jakarta Timur,dan Jakarta pusat. Dalam seminggu usaha ini dapat sebanyak banyaknya menerima lima penyewaan dengan masing masing paket ada paket paling rendah 9 juta, hingga paling tinggi 20 juta, dan dapat terkumpul kurang lebih 80 juta perminggu. Inilah jaringan sosial dari keluarga saya di Jakarta.

Jaringan sosial keluarga saya yang berada di sulawesi selatan berada di soppeng dan Makassar. Keluarga saya berasal dari marga Andi, arti Andi dalam bugis adalah adalah sebagai tanda atau lambang kebangsawanan dan terpelajar. Marga Andi di Sulawesi ini sangat di hormati karena berlambang kebangsawanan dan terpelajar strata tinggi dari pada Marga marga lainnya, meskipun strarta yang terpandang, marga Andi tidak memutus jaringan kepada marga –marga yang lain. pada zaman modern ini marga Andi sudah di smaratakan artinya tidak memandang lagi tingkat kebangsawanannya tetapi mungkin jika di daerah daerah plosok marga Andi masih dipandang sebagaimana awalnya.

Orang orang Sulawesi terkenal dengan orang –orangnya yang cerdas, berpengetahuan luas serta bekerja keras seperti keluarga saya yang berada di makassar tante saya yang bekerja sebagai PNS serta om saya yang bekerja sebagai TNI AU, mereka juga memiliki usaha air galon yang banyak di distribusikan ke warung-warung, lembaga –lembaga  sekitar seperti sekolah, rumah makan,hingga ke bandara internasional sultan Hassanuddin Makassar. Semua dilakukan hanya sendiri tanpa bantuan karyawan. Kerjanya yang gigih ini sangat menguntungkan hasilnya mereka dapat mengkuliahkan anaknya di fakultas kedokteran Universitas Hassanudin Makassar, dan bisa dibilang hidup lebih dari cukup.

Nilai-Nilai Budaya

Nilai –nilai budaya yang masih dilaksanakan pada keluarga di jakarta yakni, kita keluarga H.Ilyas wajib menghadiri Halal bi halal yang dilaksanakan pada hari kedua lebaran idul adha, guna mengeratkan tali silaturahmi dan mengenalkan pada anak cucu untuk mengetahui keluarga besarnya.

Setiap melaksanakan pernikahan juga dari anak pertama sampai anak terakhir keluarga H.Sanwani menggunakan adat betawi yakni palang pintu, palang pintu adalah upacara adat betawi dimana pada saat rombongan mempelai laki-laki sampai di tempat mempelai wanita, mempelai laki laki tidak diperkenankan masuk sebelum menyelesaikan syarat syarat yang diminta oleh pihak besan mempelai wanita. Syaratnya biasanya ada dua, yang pertama si penganten laki laki harus bisa silat mengalahkan pesilat dari besan wanita, dan pengantin laki laki dituntut harus bisa mengaji.

Kaedah yang terkandung dari upacara palang pintu adalah penganten laki laki dituntut bisa main silat agar dapat melindungi istrinya dari orang orang jahat. Dan juga penganten laki laki dituntut harus bisa mengaji agar nantinya bisa menjadi imam  yang baik dalam segi agama islam dan mencontohkan hal –hal baik kepada Anak dan Istrinya.

Dan nilai nilai budaya yang masih dilakukan pada keluarga di makassar yang bersuku bugis ini sangat terlihat pada saat upacara pernikahnnya, pada tanggal 20 September kemarin sepupu saya Andi Rahmanhiare telah melaksanakan lamarannya. Lamaran dalam suku bugis ini juga sebagian rangkaian acara pernikahan adat yang dijalani, perlu diketahui budaya adat perkawinan Bugis Makassar adalah salah satu budaya pernikahan di Indonesia yang paling kompleks dan melibatkan banyak emosi. Mulai dari ritual lamaran hingga resepsi pernikhan akan melibatkan seluruh keluarga yang berkaitan dengan kedua pasangan calon mempelai. Di tambah lagi dengan biaya mahar dan "doi panaik" atau uang naik atau biaya pernikahan yang selangit. Sebenarnya dulu adat budaya pernikahan yang tergolong mewah ini hanya berlaku bagi keluarga kerajaan namun sekarang mulai diperaktekan pada masyarakat umum suku Bugis Makasar.

Dalam lamarannya sepupu saya Andi Rahmanhiare melaksanakannya seperti adat Bugis lainnya, pihak calon laki –laki membalas dan menyeimbangi pantun dari pihak keluarga perempuan. Dan dalam lamarannya membicarakan tentang jumlah mahar, biaya pernikahan dan seserahan, serta hari dan tanggal baik pernikahan. Biasanya proses lamaran dalam Bugis ini sangat alot dan tidak mendapatkan keputusan apa –apa sehingga harus mengulangi lagi prosesi lamaran, tetapi pada lamaran sepupu saya ini langsung menentukan semuanya tanpa mengulang lagi proses lamaran.

 

Ergita Purnama- KPI 1B- Keluarga Besarku -Tugas 5

·       Asal usul Keluarga

 

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Saya bernama Ergita Purnama dilahirkan di Jakarta 27 Juni 1997, saya terlahir dari  ibu saya yang bernama Ermawati dan ayah saya yang bernama Atan Junaedi Johar. Saya anak sulung dari 2 bersaudara, dan adik saya satu-satunya bernama Johan Velma Bintang yang sekarang duduk di Sekolah Dasar (SD) kelas 2 dan berumur 8 tahun. Saya memiliki kedua orang tua yang berbeda asal usul budaya nya. Ayah saya anak bungsu dari 5 bersaudara dan dia  seseorang yang  memiliki keturunan Malaysia dan Sunda. Kakek saya bernama H.Muhammad Tanwil seorang Warga Negara Malaysia asli lebih tepatnya dari Kota Malaka yang dahulu bekerja sebagai wartawan yang sering sekali meliput Indonesia, dan nenek saya bernama HJ.Soenarti berasal dari Bogor tepatnya daerah Darmaraja yang dahulu bekerja sebagai apoteker. Dari keluarga ayah saya mempunyai 6 sepupu dan rata-rata umurnya jauh lebih tua 10-17 tahun dibandingkan umur saya. Dan ibu saya anak bungsu juga dari 4 bersaudara memiliki keturunan Betawi asli dari kedua orang tua nya. Nenek saya bernama Tjani yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kakek saya bernama Muhammad Gone  yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) mereka berasal dari satu wilayah di daerah Jakarta Timur dan mereka teman satu wilayah tempat tinggal. Dari keluarga ibu saya ,saya memiliki  7 sepupu yang rata-rata umurnya tidak jauh dengan umur saya.

 

·       Jaringan Sosial

Dari keluarga ayah saya rata-rata bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) tetapi ayah saya sendiri memilih menjadi seorang pengusaha yang mempunyai usaha sendiri dirumah kami. Dan kalau dari keluarga ibu saya rata-rata bekerja sebagai Pengusaha dan ada juga yang menjadi ibu rumah tangga tetapi ibu saya memilih bekerja sebagai Instruktur senam yang sudah dijalanin nya kurang lebih 4 tahun.

 

 

·       Nilai-Nilai sosial dan sistem budaya yang dipergunakan dalam keluarga

Keluarga saya tidak berbeda dengan keluarga yang lainnya. Ketika ingin berpergian berpamitan, dan sopan kepada yang tua. Ayah saya tidak membatasi saya dalam bergaul yang penting saya bisa menjaga diri dan selalu meminta izin ketika ingin pergi dan juga tidak berbohong. Karena saya memiliki darah keturunan Malaysia dari ayah saya. Ayah saya menerapkan aturan untuk memanggil kakak-kakanya dengan bahasa Melayu seperti, kakak pertama dipanggil "Alung" lalu kakak kedua dipanggil "Ma'ngah/Pa'ngah" dan kakak seterus nya dipanggil "Ma'cik/ Pa'cik" dan ayah saya yang seorang bungsu biasa dipanggil "Ucu". Untuk berkomunikasi kami menggunakan bahasa Indonesia biasa namun terkadang menggunakan aksen sunda karena memiliki darah sunda juga dari nenek saya. Dan ketika berada dikeluarga ibu saya lebih nyaman berkomunikasi menggunakan bahasa betawi.

Untuk memilih pasangan hidup keluarga saya memiliki kebebasan dari mana asal budaya  , dan hanya satu yang tidak diperbolehkan yaitu menikah dengan beda agama. Karena keluarga saya seorang muslim yang cukup taat kepada Nya.  Keluarga saya tidak terlalu membatasi menikah dengan suku budaya tertentu karena ada 2 orang sepupu saya yang menikah dengan Warga Negara Asing.

Di keluarga ayah saya biasanya memiliki tradisi berkumpul santai pada hari Sabtu atau  Minggu bila ada waktu untuk berkumpul dan berkunjung kerumah kakak tertua pada hari besar Idul Fitri dan keluarga saya juga merayak Idul Adha secara besar dirumah karena rata-rata keluarga saya sudah Haji. Adapun di keluarga dari ibu saya yang menerapkan budaya gotong royong bila ada saudara yang melaksanakan sebuah hajatan.

 

ü  PENULISAN BERDASARKAN METODE KUANTITATIF

ü  PENULISAN BERDASARKAN WAWANCARA KELUARGA

 

 

 

 

Ergita Purnama - KPI 1B- Keluarga Besarku -Tugas 5

·       Asal usul Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Saya bernama Ergita Purnama dilahirkan di Jakarta 27 Juni 1997, saya terlahir dari  ibu saya yang bernama Ermawati dan ayah saya yang bernama Atan Junaedi Johar. Saya anak sulung dari 2 bersaudara, dan adik saya satu-satunya bernama Johan Velma Bintang yang sekarang duduk di Sekolah Dasar (SD) kelas 2 dan berumur 8 tahun. Saya memiliki kedua orang tua yang berbeda asal usul budaya nya. Ayah saya anak bungsu dari 5 bersaudara dan dia  seseorang yang  memiliki keturunan Malaysia dan Sunda. Kakek saya bernama H.Muhammad Tanwil seorang Warga Negara Malaysia asli lebih tepatnya dari Kota Malaka yang dahulu bekerja sebagai wartawan yang sering sekali meliput Indonesia, dan nenek saya bernama HJ.Soenarti berasal dari Bogor tepatnya daerah Darmaraja yang dahulu bekerja sebagai apoteker. Dari keluarga ayah saya mempunyai 6 sepupu dan rata-rata umurnya jauh lebih tua 10-17 tahun dibandingkan umur saya. Dan ibu saya anak bungsu juga dari 4 bersaudara memiliki keturunan Betawi asli dari kedua orang tua nya. Nenek saya bernama Tjani yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kakek saya bernama Muhammad Gone  yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) mereka berasal dari satu wilayah di daerah Jakarta Timur dan mereka teman satu wilayah tempat tinggal. Dari keluarga ibu saya ,saya memiliki  7 sepupu yang rata-rata umurnya tidak jauh dengan umur saya.

 

·       Jaringan Sosial

Dari keluarga ayah saya rata-rata bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) tetapi ayah saya sendiri memilih menjadi seorang pengusaha yang mempunyai usaha sendiri dirumah kami. Dan kalau dari keluarga ibu saya rata-rata bekerja sebagai Pengusaha dan ada juga yang menjadi ibu rumah tangga tetapi ibu saya memilih bekerja sebagai Instruktur senam yang sudah dijalanin nya kurang lebih 4 tahun.

 

·       Nilai-Nilai sosial dan sistem budaya yang dipergunakan dalam keluarga

Keluarga saya tidak berbeda dengan keluarga yang lainnya. Ketika ingin berpergian berpamitan, dan sopan kepada yang tua. Ayah saya tidak membatasi saya dalam bergaul yang penting saya bisa menjaga diri dan selalu meminta izin ketika ingin pergi dan juga tidak berbohong. Karena saya memiliki darah keturunan Malaysia dari ayah saya. Ayah saya menerapkan aturan untuk memanggil kakak-kakanya dengan bahasa Melayu seperti, kakak pertama dipanggil "Alung" lalu kakak kedua dipanggil "Ma'ngah/Pa'ngah" dan kakak seterus nya dipanggil "Ma'cik/ Pa'cik" dan ayah saya yang seorang bungsu biasa dipanggil "Ucu". Untuk berkomunikasi kami menggunakan bahasa Indonesia biasa namun terkadang menggunakan aksen sunda karena memiliki darah sunda juga dari nenek saya. Dan ketika berada dikeluarga ibu saya lebih nyaman berkomunikasi menggunakan bahasa betawi.

Untuk memilih pasangan hidup keluarga saya memiliki kebebasan dari mana asal budaya  , dan hanya satu yang diperbolehkan yaitu menikah dengan beda agama. Karena keluarga saya seorang muslim yang cukup taat kepada Nya.  Keluarga saya tidak terlalu membatasi menikah dengan suku budaya tertentu karena ada 2 orang sepupu saya yang menikah dengan Warga Negara Asing.

Di keluarga ayah saya biasanya memiliki tradisi berkumpul santai pada hari Sabtu atau  Minggu bila ada waktu untuk berkumpul dan berkunjung kerumah kakak tertua pada hari besar Idul Fitri dan keluarga saya juga merayak Idul Adha secara besar dirumah karena rata-rata keluarga saya sudah Haji. Adapun di keluarga dari ibu saya yang menerapkan budaya gotong royong bila ada saudara yang melaksanakan sebuah hajatan.

 

ü  PENULISAN BERDASARKAN METODE KUANTITATIF

ü  PENULISAN BERDASARKAN WAWANCARA KELUARGA

 

 

 

 

karlitacahyani_tugas5_keluargabesar_kpi1/b

Nama   : Karlita cahyani

Kelas   : kpi1/b

Nim     : 11150510000062

 

 

 

Keluarga besarku

 

A.    Asal usul keluarga

Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota")adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan..Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan

Saya Karlita cahyani akan bercerita tentang keluarga besar saya.saya tinggal bersama kedua orang tua saya saat ini.saya merupakan anak satu-satunya atau bias disebut sebagai anak tunggal.ayah saya bernama m.abdul mujib berasal dari kota malang jawa timur,ayah saya merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara dan merupakn anak laki-laki satu-satunya dari eyang saya yang dua duanya keturunan orang jawa.sedangkan mamah saya erna wati kelahiran sukabumi merupakan anak ke 2 dari 7 bersaudara.mamah saya keturunan jawa barat.

B.     Jaringan social

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,keturunan, dll.Analisis jaringan jejaring sosial memandang hubungan sosial sebagai simpulan dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari Keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan jejaring sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.

Ayah saya adalah seorang pegawai swasta,ia merupakan orang yang suka melihat perbedaan sosialisasi setiap orangayah saya sudah beberapa kali berpindah ke berbeda perusahaan karna ia juga merupakan orang yang tidak cepat betah didalam satu ruang lingkup.sedangkan mamah saya merupakan ibu rumah tangga yang dulu memiliki butik tetapi semenjak ia melahirkan saya ia pun menyudahi usaha tersebut.

 

C.      Nilai-nilai sosial dan sistem sosial budaya yang dipergunaka di dalam keluarga

Di dalam keluarga besar saya sangat kental dengan budaya sunda dan jawanya seperti kalu ada perkawinan harus menggunakan adat sunda dan jawa didalamnya.di dalam keluarga saya juga sangat mematuhi agama.seperti tidak boleh meninggalkan sholat membaca al quran walaupun tidak setiap hari namun harus membaca.dan harus sopan terhadap orang yang lebih tua.

Wisesha-KPI 1 B-Keluarga Besarku-Tugas5

A.     Asal Usul Keluarga

 

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Nama Saya Wisesha lahir di Jakarta dari pasangan suami-istri Edi Suhaedi dan Murnilawati.Saya anak ke-2 dari 5 bersaudara.Bapak saya berasal dari Banten tepatnya di daerah Pandeglang dang ibu saya berasal dari lampung.Bapak dan ibu saya berasal dari 2 orang Suami Istri.yang saya sebut kakek dan nenek.Kakek dan nenek dari Bapak saya sudah meninggal.Kakek saya bernama Suhaeb dan nenek saya bernama Zaenab.Kemudian kakek dan nenek dari ibu saya,Kakek dan nenek dari ibu saya juga sudah meninggal.kakek saya bernama Muhamad Ali dan nenek saya bernama Siti Rus'ah budaya dari keluarga bapak saya budaya adatnya sudah sangat berkurang karena saudara-saudara dari keluarga bapak saya sudah banyak yang meninggalkan kampung dan tinggal di jakarta.sedangkan keluarga dari ibu saya budaya adatnya masih cukup kental karena keluarga dari ibu saya masih cukup banyak yang tinggal di kampung.

 

 

B.     Jaringan Sosial Keluarga

Jaringan Sosial adalah Jaringan dimana ikatan yang menghubungkan suatu titik ke titik lain dalam jaringan sosial biasanya disebut hubungan sosial.

Dalam bersosialasasi dan berkomunikasi,dirumah keluarga saya biasa menggunakan bahasa indonesia.namun ketika berkumpul bersama keluarga besar bapak dan ibu saya keseringan keluarga besar kami menggunakan bahasa daerah masing-masing.Dari keluarga Bapak saya sebagian besar berprofesi sebagai guru dan dosen.sedangkan dari keluarga ibu saya sebagian besar berprofesi sebagai wirausaha.karena sebagian besar keluarga dari ibu saya masih tinggal di kampung dan memiliki kebun kelapa sawit,karet dan kopi yang diberikan oleh kakek dari ibu saya.

 

C.     Nilai-Nilai dan Sistem Sosial Budaya

Nilai-nilai budaya adalah nilai yang telah disepakati dan di percayai oleh masyarakat sekitar        dan tentunya tidak melanggar aturan agama islam.

Nilai-Nilai dan sistem sosial budaya yang digunakan dalam keluarga diantaranya:

1.      Menghormati Orang tua

2.      Menjaga nama baik keluarga

3.      Sesama Saudara Harus saling Melindungi

4.      Menghargai Orang lain

5.      Patuh Kepada orang tua

6.      Menghargai Ajaran Agama lain

7.      Berkata kata dengan Sopan

8.      Menjaga Silaturahmi


·        Metode Kualitatif

·        Pernyataan benar adanya dari narasumber orang tua

Cari Blog Ini