Selasa, 13 Oktober 2015

Azhar Fuadi_Masalah Kota dengan Menggunakan Teori Karl Marx_Tugas 5

Nama        :     Azhar Fuadi

NIM          :     11140540000004

Prodi        :     Pengembangan Masyarakat Islam

 

Masalah Sosial Perbedaan Kelas Sosial di Perusahaan NIKE dengan Menggunakan Teori Konflik Marxisme

A.    Pendahuluan

Teori Marxisme adalah teori yang digagas oleh Tokoh Sosiologi yaitu Karl Marx. Pengaruh teori sosiologinya adalah tentang sistem pertentangan kelas dimasyarakat. Teori konflik muncul sebagai reaksi atas teori fungsionalisme struktural yang kurang memperhatikan fenomena konflik di dalam masyarakat. Asumsi dasar teori ini ialah bahwa semua elemen atau unsur kehidupan masyarakat harus berfungsi atau fungsional sehingga masyarakat secara keseluruhan bias menjalankan fungsinya dengan baik. Namun demikian, teori ini mempunyai akar dalam karya Karl Marx di dalam teori sosiologi klasik dan dikembangkan oleh beberapa pemikir sosial yang berasal dari masa-masa kemudian. Karl Marx melahirkan sebuah aliran, yaitu aliran komunisme. Teori konflik adalah satu perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh kepentinganse besar-besarnya.

Pada dasarnya pandangan teori konflik tentang masyarakat sebetulnya tidak banyak berbeda dari pandangan teori funsionalisme structural karena keduanya sama-sama memandang masyarakat sebagai satu sistem yang tediri dari bagian-bagian.Perbedaan antara keduanya terletak dalam asumsi mereka yang berbeda-beda tentang elemen-elemen pembentuk masyarakat itu.Menurut teori fungsionalisme struktural, elemen-elemen itu fungsional sehingga masyarakat secara keseluruhan bisa berjalan secara normal. Sedangkan teori konflik, elemen-elemen itu mempunyai kepentingan yang berbeda-beda sehingga mereka berjuang untuk saling mengalahkan satu sama lain guna memperoleh kepentingan sebesar-besarnya. Kunci untuk memahami Marx adalah idenya tentang konflik sosial.Konflik sosial adalah pertentangan antara segmen-segmen masyarakat untuk merebut aset-aset bernilai. Bentuk dari konflik sosial itu bisa bermacam-macam, yakni konflik antara individu, kelompok , atau bangsa. Marx mengatakan bahwa potensi-potensi konflik terutama terjadi dalam bidang pekonomian, dan ia pun memperlihatkan bahwa perjuangan atau konflik juga terjadi dalam bidang distribusi prestise/status dan kekuasaan politik.

Marx sering menggunakan istilah kelas di  dalam tulisan-tulisanya, tetapi dia tidak mendefinisikan secara sistematis apa yang dia maksud dengan istilah ini.  Biasanya ia menggunakan untuk menyatakan sekelompok orang yang berada dalam situasi yang sama dalam hubunganya dengan kontrol mereka terhadap alat-alat produksi.  Namun, hal ini belumlah merupakan deskripsi yang sempurna dari istilah kelas sebagaimana digunakan Marx, kelas bagi marx selalu didefinisikan berdasarkan potensinya terhadap konflik.  Individu-individu membentuk kelas sepanjang mereka berada di dalam suatu konflik biasa dengan individu-individu yang lain tentang nilai-surplus.  Di dalam kapitalisme terdapat konflik kepentingan yang inheren antara orang yang memberi upah para buruh dan para buruh yang kerja mereka diupah kembali menjadi nilai surplus.  Konflik inheren inilah yang membentuk kelas-kelas.

Karena kelas didefinisikan sebagai sesuatu yang berpotensi menimbulkan konflik, maka konsep ini berbeda-beda baik secara teoritis maupun historis.  Sebelum mengidentifikasi sebuah kelas, diperlukan suatu teori tentang konflik berpotensi terjadi dalam sebuah masyarakat.  Bagi Marx sebuah kelas banar-benar eksis hanya ketika orang menyadari kalau dia sedang berkonflik dengan kelas-kelas yang lain.  Tanpa kesadaran ini mereka hanya akan membentuk apa yang disebut marx dengan suatu kelas di dalam dirinya.  Ketika mereka menyadari konflik, maka mereka menjadi suatu kelas yang sebenarnya, suatu kelas untuk didrinya.

 

Ada dua macam kelas yang dikemukakan Marx ketika menganalisis kapitalisme: borjuis dan proletar.  Kelas borjuis  merupakan nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern.  Mereka memiliki alat-alat produksi dan memperkerjakan pekerja upahan. Konflik antar kela borjuis dan kelas priletar adalah contoh lain dari kontradiksi material yang sebenarnya. Kontradiksi ini berkembang sampai menjadi kontradiksi antara kerja dan kapitalisme.  Tidak ada satu pun dari kontradiksi-kontradiksi ini yan bisa di selesaikan kecuali dengan menggubah struktur kapitalisme.  Bahkan sampai perubahan tercapai, kontradiksi ini, makin memburuk . masyarakat makin berisi pertentangan antara dua kelas besar yang berlawanan.  Kompetisi denagn toko-toko besar dan rantai monopoli akan mematikan binis-bisnis kecil dan idependen; mekanisasi akan mengantikan buruh tangan yang cekatan; bahkan kapitalis akan ditekan melalui cara-cara ampuh unuk memonopli, misalnya dengan melakukan merger semua orang yang digantikan ini akan terpaksa turun kelas menjadi proletariat. Marx menyebut pembengkakan yang tak terelakan didalam jumlah proletariat ini dengan proletarianisasi.

 

B.     Pembahasan

 

Didalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial yang menjadi awal penyebab terjadinya konflik dan kesenjangan sosial. Konflik tersebut dapat menyebabkan gejolak perdebatan yang menjadi masalah di masyarakat. Teori Karl Marx yaitu Marxisme banyak sekali contoh masalah yang ada di kota yang mengarah ke Teori Konflik tersebut. Kelas-kelas sosial dimasyarakat dapat menyebabkan kecemburuan sosial karena dengan hal tersebut tidak ada pembagian rata pendapatan antara kaum Borjuis dan kaum proletar.

 

Teori Marx digunakan dalam analisis kota contohnya adalah konflik kelas sosial dalam Perusahaan Sepatu terkenal dari Amerika yaitu Nike. Posisi perusahaan Nike di indonesia dimana Amerika sebagai pemilik modal mencerminkan kelas borjuis, sedangkan buruh indonesia mencerminkan kaum ploretar. Ketika buruh di indonesia mendemon di perusahaan Nike tersebut, Nike tetap tanpa merasa bersalah mengaku bahwa penghasilan yang didapatkan oleh para buruh adalah penghasilan yang sudah layak. Nike memang tidak akan merasa cemas dengan kehilangan buruhnya ataupun pengunduran diri dari buruhnya. Mengapa? Hal ini tentunya karena Nike mengetahui bagaimana manfaat Nike itu sendiri untuk negara- negara yang sedang berkembang. Tentu ada ketergantungan antara Indonesia dengan Nike. Buruh di Indonesia tentu membutuhkan pekerjaan, sehingga akan berpikir panjang untuk melepaskan pekerjaan mereka di perusahaan Nike.

Teori marx memandang bahwa memang buruh yang tidak memiliki modal mengalami alienansi dengan kaum borjuis. Maka benarlah teori marx ini, bahwa orang- orang yang memiliki saran- sarana produksi akan berada di atas dan dengan sangat mudah menguasai orang yang tidak memilki sarana-sarana produksi tersebut. demonstrasi dengan ketidakadilan yang dirasakan oleh kaum buruh nike di Indonesia seakan membuktikan dari teori marx yang mengatakan bahwa para buruh akan mengalami keterasingan dari pembagian kerja ataupun dari hasil karyanya di suatu perusahaan. Buruh akan merasa terasing dari orang- orang disekitarnya ketika dia menyadari bahwa dia sedang berada dalam keterasingan. Terlebih lagi, demostrasi yang dilakukan oleh para buruh adalah perwujudan dari perjuangan kelas proletar terhadap kelas borjuis.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini