Nama : Anida Najiyah Siti Solehah
NIM : 11150510000160
Jurusan : Jurnalistik 1A
Keluarga Besarku
Asal-usul Keluarga
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi
- Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk satu rumah tangga
- Memiliki satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami-istri, bapak dan ibu, anak dan saudara
- Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Fungsi keluarga itu sendiri ada 5 fungsi yaitu:
1. Fungsi Biologis
2. Fungsi Psikologis
3. Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
4. Fungsi Sosial
5. Fungsi Pendidikan
Keluarga besar adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara. Misalnya kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain. Saya lahir anak dari ibu Nani Haerani dan bapak Ace Jalaludin. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Memiliki dua kakak laki-laki yang berbeda ibu. Ibu saya adalah anak ketiga dari enam bersaudara, perempuan satu-satunya. Pekerjaannya adalah seorang pegawai negeri. Nenek dari ibu adalah ibu rumah tangga biasa, beliau orang asli Cirebon. Kakek dari ibu saya dulunya adalah seorang Kepala desa yang sekarang sudah pensiun. Keluarga kami adalah keluarga terpandang dan di Ciambar, Kabupaten Sukabumi ini. Karena dulu kakek saya seorang Kepala Desa dan bias disebut tokoh masyarakat diberi kepercayaan atau disegani oleh masyarakat sekitar karena beliau orangnya dapat dipercaya, disiplin dan berwibawa. Walaupun bersifat keras beliau masih selalu disegani oleh masyarakat. Dari keluarga ibu ini saya memiliki lima belas saudara sepupu. Dua diantaranya seumuran dengan saya
Bapak saya adalah anak pertama dari lima bersaudara dan memiliki banyak adik tiri. Walaupun saudara tiri, semuanya terlihat akur dan seperti saudara kandung biasa. Kakek-nenek dari bapak sudah meninggal. Sama seperti keluarga dari ibu, kakek dari bapak juga dulunya orang terpandang di Ciambar. Saya tidak terlalu mengetahui jelas sosoknya, karena beliau meninggal saat usia saya masih bayi. Nenek tidak tinggal di Ciambar setelah kakek meninggal. Beliau tinggal di daerah Sukaraja, Sukabumi karena menikah lagi.
Jaringan Sosial
Jaringan sosial adalah sebuah pola koneksi dalam hubungan social individu, kelompok dan berbagai bentuk kolektif lain. Hubungan ini bisa berupa hubungan interpersonal atau bias juga bersifat ekonomi, politik atau hubungan sosial yang lain.
Jaringan sosial di keluarga saya itu, ibu saya seorang pegawai negeri yang bekerja di departemen pendidikan tepatnya menjadi seorang kepala sekolah di salah satu SD negeri di Ciambar, Sukabumi. Ayah saya menjadi pengelola sebuah usaha matrial di Ciambar juga. Uwa dari ibu yang pertama adalah seorang kontraktor juga sering sebagai tim sukses dari tokoh-tokoh yang akan menjadi bupati atau DPR. Uwa kedua beliau seorang yang berusaha dibidang bengkel, paman pertama adalah seorang TNI, paman kedua dan ketiga adalah seorang pegawai swasta. Dari keluarga bapak, paman yang pertama seorang pengusaha, paman kedua seorang pegawai swasta, paman ketiga membantu mengelola matrial dengan bapak saya, dan bibi yang terakhir adalah seorang ibu rumah tangga.
Dikarenakan kami tinggal di kampung, kadang setiap tahun ajaran baru atau setiap musim buah-buahan ibu saya banyak dikirim hasil panen dari wali murid di sekolahnya. Karena wali murid disana berterimakasih dengan memberikan hasil panennya itu.
Nilai-nilai dan sistem sosial budaya yang dipergunakan di dalamkeluarga
Dikeluarga besar kami, tidak ada perbedaan aturan atau budaya dari keluarga ibu maupun bapak. Yang jelas, dikeluarga kami etika atau kesopanan itu nomor satu. Jangan karena kami keluarga terpandang yang disegani kami bersikap seenaknya.Dan karena kami keluarga terpandang itu kami harus memperlihatkan sifat baik kami, bukan malah sebaliknya.Tidak ada aturan untuk menikah dengan sesame suku, tetapi haruslah menikah dengan orang yang seiman seislam. Walaupun kakek dari ibu dalam berbicara sering kasar karena sifatnya juga yang keras, beliau paling tidak suka kalau anak atau cucunya berlaku kasar dan keras sepertinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar