Sabtu, 12 Oktober 2013

Rahayu saputro_KPI 1C_Tugas6_Metode-metode dalam Sosiologi

METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI

 
            Sosiologi mempunyai cara-cara atau metode yang juga dipergunakan oleh ilmu pengetahuan lainnya. Pada dasarnya mempunya dua jenis yaitu:

a.      Metode kualitatif

Metode ini mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuranlain yang bersifat eksak, walupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata didalam mayarakat. Di dalam metode kualitatif uga terdapat metode lainnya, seperti:
·         Metode historis
Metode ini menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Seorang sosiologi yang ingin menyelidiki akibat-akibat revolusi (secara umu) akan mempergunakan baha-bahan sejarah untuk meneliti revolusi-revolusi penting yang terjadi dalam masa silam.
·         Metode komparatif
Metode in mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya yang bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunju mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang, dan juga mengenai tingkat peradaban masayarakat yang berbeda-beda.
·         Metod.e studi kasus (case study)
Metode ini bertujuan untuk mempelajari sedalam-sadalamnya salah-satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Studi kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat (community), lembaga-lembaga maupun individu-individu. Dasarnya adalah bahwa menelaah suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnya dapat menghasilkan dalil-dalil umum. Alat yang digunakan berupa:
a)      Wawancara (interview), dilakukan secara tersusun maupun tidak tersusun. Penyelidik menyerahkan pembicaraan kepada orang yang diajak berwawancara, dan yang terakhir penyelidik memimpin pembicaraan. Penyelidik harus sadar bahwa apa yang dikemukakan oleh yang diajak berwawancara, sedikit banyaknya pengaruh oleh kehadirannya.
b)      Pertanyaan-pertanyaan (questionnaires)
Pada teknik ini telah dibuatkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
c)      Daftar pertanyaan-pertanyaan (schedules)
Dimana dilakukan wawancara melaluidaftar pertanyaan-prtanyaan yang telah disusun terlebih dahulu.
d)     Participiant observer technique
Penyeidik ikut serta dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diselidikinya. Penyelidik akan berusaha untuk tidak mempengaruhi pola-pola kehidupan masyarakat yang sedang diselidikinya.

b.     Metode kuualitatif

Mengutaakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka., sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, table dan formula-formula yang semuanya itu sedikit banyaknya mempergunakan imu pasti atau metematika. Yang termasuk metode ini adalah metode statistik  yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara sistematis. Dan juga ditemukan suatu teknik yang dinamakan sociometry yang meneliti hubungan–hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitatif. Teknik ini menggunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempelajari hubungan manusia dalam masyarakat.
 
Metode sosiologi lainnya didasarkan kepada penjenisan antara metode induktif yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas, dan metode deduktif yang mempergunakan proses sebaliknya yaitu mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum unuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
Ada juga penggolongan metode sosiologi kedalam jenis:
§  Metode empiris, yang menyandarkan diri pada keadaan yang dengan nyata didapat dalam masyarakat. Metode ini diwujudkan dengan penelitian yaitu cara mempelajari suatu masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai masalah tersebut. Penelitian dibagi dua yaitu:
a.       Basic research, penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari ilmu pengetahuan.
b.      Applied research, ditunjukkan pada penggunaan ilmu pengetahuan secara praktis.
§  Metode rationalistis, yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan. Metode ini banyak digunakan dahulu sampai sekarang masih ada fungsionalisme oleh para sarjana sosiologi di Eropa.
Sosiologi juga sering mempergunakan metode fungsionalisme. Yang bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam mayarakat. Metode ini berpendirian pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dalam masyarakat.
Metode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat salang melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. 

Muhammad IhsanFauzi_KPI1C_Tugas6_Metode-Metode Sosiologi

METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI
Dalam sosiologi, terdapat cara (metode) yang digunakan untuk mempelajari objek sosiologi (masyarakat), yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode itu sendiri adalah cara kerja yang digunakan untuk memudahkan dalam melakukan suatu kegiatan atau penelitian.
Metode kualitatif
Dalam istilah bahasa Jerman dinamakan sebagai metode verstehen (pengertian). Metode kualitatif ini mengutamakan bahan yang sukar untuk diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang. Terbagi menjadi dua, yaitu:
Metode Historis
Metode ini menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Sosiolog yang menyelidiki akibat revolusi (secara umum) akan mempergunakan bahan-bahan sejarah untuk meneliti revolusi yang terjadi pada masa silam.
Metode Komparatif
Metode ini mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya. Perbedaan dan persamaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang; masyarakat dengan tingkat peradaban yang berbeda atau yang sama.
Metode Kasus
Metode ini digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat (community). Bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Alat yang digunakan dalam metode kasus seperti, interview (wawancara), questionnaires (pertanyaan), schedules (daftar pertanyaan), participant observer technique dan lain.
Metode kuantitatif
Metode ini mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan skala-skala, indeks, tabel maupun formula, yang semua tu menggunakan ilmu eksak.

Di samping metode di atas, beberapa metode yang digunakan sosiologi untuk menelaah masyarakat berdasarkan jenisnya. Metode tersebut meliputi metode induktif, deduktif, fungsionalisme, empiris, dan rasionalisme.
Induktif. Mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapat kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas.
Deduktif. Menggunakan proses sebaliknya dari induktif yaitu dimulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan khusus.
Fungsionalisme. Metode yang bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Gagasan pokok metode ini bahwa unsur-unsur ysng membentuk masyarakat yang mempunyai timbal balik yang saling memengaruhi dan masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dalam masyarakat.
Empiris. Metode yang mendasarkan diri kepada keadaan-keadaan yang dengan nyata diperoleh dari dalam masyarakat.
Rasionalistis. Metode yang mengutamakan penilaian dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang kemasyarakatan.

Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry® saya www.blackberry.com

Trs: Ayu Utami Saraswati KPI1B_Tugas1_DefinisiSosiologi

SOSIOLOGI AGAMA
Pengertian Sosiologi menurut para ahli
1.       August Comte
August comte mengembangkan sosiologi konvensional dalam "The Cours de philosophic Positive (6 vol. 1830-1842) yang dijelaskan dalam pendirian ilmu-ilmu umum kehidupan manusia. Kondisi sosial organik dalam perkembangan kehidupan manusia dan relasi-relasinya dengan yang lainnya.
 
(Sumber : Sosiologi klasik dari comte hingga parsone - Prof. Dr. Wardi Bachtiar, M.S)
 
2.       Max Weber
Ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial. Max Weber berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial dan memberikan pengertian mengenai perilaku manusia sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.
 
(Sumber : Sosiologi – Soerjono Soekanto)
 
3.       Emile Durkheim
Sosiologi  adalah ilmu mengenal masyarakat, meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Dalam sebuah majalah sosiologi yang pertama yaitu "L'annee Sociologique", dia mengadakan pembagian sosiologi atas 7 bagian :
-          Sosiologi umum yang mencangkup kepribadian individu dan kelompok manusia
-          Sosiologi agama
-          Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan dan keluarga
-          Sosiologi tentang kejahatan
-          Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
-          Demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan
-          Sosiologi estetika
 
(Sumber Sosiologi – Soerjono Sekanto)
 
4.       Karl Max
Dalam pandangannya, sains bukan semata-mata alat untuk memahami masyarakat tetapi juga alat untuk memahami masyarakat, mengubah pola pikir masyarakat dan mentransformasi masyarakat. Ilmuwan sosial hendaknya tidak hanya menggambarkan dunia tetapi juga harus bisa merubahnya. Kontribusi besar seorang Karl Max adalah penjelasannya seputar kondisi-kondisi material dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial.
 
(Sumber : Mengerti Sosiologi – Dr. Basrowi, M.S)

Ayu utami saraswati KPI1B_Tugas 6_metode-metode sosiologi

1. Metode Kualitatif
Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.
2. Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan dalam penelitian yang analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode ini adalah survei dan eksperimen. Gejala yang diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik

Di samping metode-metode tersebut, ada beberapa metode yang sering digunakan sosiologi untuk menelaah masyarakat didasarkan pada jenisnya. Metode-metode tersebut meliputi metode induktif, deduktif, fungsionalisme, empiris, dan rasionalistis.
1. Metode induktif adalah metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam lapangan yang lebih luas.
2. Metode deduktif adalah metode yang menggunakan proses yang berkebalikan dengan metode induktif, yaitu dimulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang bersifat khusus.
3. Metode fungsionalisme adalah metode yang bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode ini memiliki gagasan pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal balik yang saling memengaruhi dan masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dalam masyarakat.
4. Metode empiris adalah metode yang mendasarkan diri kepada keadaan-keadaan yang dengan nyata diperoleh dari dalam masyarakat.
5. Metode rasionalistis adalah metode yang mengutamakan penilaian dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang kemasyarakatan.

Trs: Ayu Utami Saraswati KPI1B_Tugas4_Teori Max Weber



TEORI MAX WEBER

Dalam buku "ECONOMY AND SOCIETY"
    
Konsep umum yang membahas tentang tipe-tipe ideal. Konsep-konsep umum ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan individualitas pada setiap perkembangan, karakteristik yang membuat orang melahirkan kesimpulan dengan cara berbeda dari orang lain.  
Seperti dicatat Burger, "Tipe-tipe ideal yang disajikan dalam "Economy and Society" ialah campuran dari definisi, klasifikasi dan hipotesis spesifik yang tampaknya sulit diselaraskan dengan pernyataan Weber. Meskipun tidak setuju dengan Burger terkait dengan inkonsistensi Weber dalam mendefinisikan tipe-tipe ideal, Hekman (1983: 38-59) juga mengakui bahwa Weber mengelompokkan macam-macam tipe ideal yaitu sebagai berikut :

1.  Tipe ideal historis. Ini terkait dengan fenomena yang ditemukan pada masa sejarah tertentu. Misalnya, pasar kapitalis modern.
2.  Tipe ideal sosiologi umum. Ini terkait dengan fenomena yang bersinggungan dengan beberapa periode historis dan masyarakat. Misalnya, birokrasi.
3.  Tipe ideal tindakan. Ini merupakan tipe tindakan murni yang didasarkan pada motivasi pelaku. Misalnya, tindakan afektual.
4.  Tipe ideal struktural. Ini merupakan bentuk sebab dan akibat tindakan sosial. Misalnya dominasi tradisional.



Dalam buku "THE PROTESTANT ETHNIC AND THE SPIRIT OF CAPITALISME"

   
Buku The Protestant Ethic bukanlah buku tentang kelahiran kapitalisme modern, melainkan tentang asal usul semangat tertentu yang pada akhirnya membuat kapitalisme modern (karena sebelumnya memang telah ada beberapa bentuk kapitalisme) berkembang dan mulai mendominasi ekonomi.
Menurut Weber, semangat kapitalisme tidak dapat didefinisikan begitu saja berdasarkan kerakusan ekonomi; dalam banyak hal justru sebaliknya. Weber melacak dampak Protestanisme Asketis – terutama Calvinisme terhadap kelahiran semangat kapitalisme. 
   Calvinisme ialah aliran Protestanisme yang paling menarik perhatian Weber. Salah satu ciri Calvinisme yaitu gagasan bahwa hanya sejumlah kecil orang terpilih yang memperoleh keselamatan. Selain itu, Calvinisme berujung pada gagasan predestinasi; orang telah ditakdirkan apakah termasuk ke dalam golongan orang yang diselamatkan atau dikutuk. Tidak ada yang dapat dilakukan individu atau agama secara keseluruhan untuk memengaruhi nasib ini, kecuali mereka yang dapat menemukan kesuksesan ekonomi.






Trs: Ayu utami saraswati KPI 1B_Tugas 3_Teori Durkheim 2



Sosiologi Agama
Teori Durkheim
 
-         Dalam buku "The Division Of Labor In Society (1893/1964)
Dalam buku ini menerangkan bahwa masyarakat modern tidak diikat oleh kesamaan antara orang-orang yang melakukan pekerjaaan yang sama, akan tetapi pembagian kerjalah yang mengikat masyarakat dengan memaksa mereka agar tergantung satu sama lain. solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan / atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
a. solidaritas mekanis
solidaritas mekanis dibentuk oleh hokum represif karena anggota masyarakat jenis ini memiliki kesamaan satu sama lain, dan karena mereka cenderung sangat percaya pada moralitas bersama, apapun pelanggaran terhadap system nilai bersama tidak akan dinilai main-main oleh setiap individu. Pelanggar akan dihukum atas pelanggaranya terhadap system moral kolektif. Meskipun pelanggaran terhadap system moral hanya pelanggaran kecil namun mungkin saja akan dihukum dengan hukuman yang berat.
b. solidaritas organic
masyarakat solidaritas organic dibentuk oleh hukum restitutif. Dimana seseorang yang melanggar harus melakukan restitusi untuk kejahatan mereka, pelanggaran dilihat sebagai serangan terhadap individu tertentu atau sekmen tertentu dari masyarakat bukannya terhadap sistem moral itu sendiri. Dalam hal ini, kurangnya moral kebanyakan orang tidak melakukan reaksi xecara emosional terhadap pelanggaran hukum. Durkheim berpendapat masyarakat modern bentuk solidaritas moralnya mengalami perubahan bukannya hilang.
Dalam masyarakat ini, perkembangan kemandirian yang diakibatkan oleh perkembangan pembagian kerja menimbulkan kesadaran-kesadaran individual yang lebih mandiri, akan tetapi sekaligus menjadi semakin tergantung satu sama lain, karena masing-masing individu hanya merupakan satu bagian saja dari suatu pembagian pekerjaan sosial.
 
 
-          Dalam buku "The Elementary Forms Of Religious Life" (1912/1965)
Dalam teori ini Durkheim mengulas sifat-sifat, sumber bentuk-bentuk, akibat, dan variasi agama dari sudut pandang sosiologistis. Agama menurut Durkheim merupakan "a unified system of belief and practices relative to sacret things", dan selanjutnya " that is to say, things set apart and forbidden – belief and practices which unite into one single moral community called church all those who adhere to them." Agama menurut Durkheim berasal dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat selalu membedakan mengenai hal-hal yang dianggap sacral dan hal-hal yang dianggap profane atau duniawi.
Dasar dari pendapat Durkheim adalah agama merupakan perwujudan dari collective consciouness sekalipun selalu ada perwujudaan-perwujudan lainnya. Tuhan dianggap sebagai simbol dari masyarakat itu sendiri yang sebagai collective consciouness kemudian menjelma ke dalam collective representation. Tuhan itu hanya lah idealisme dari masyarakat itu sendiri yang menganggapnya sebagai makhluk yang paling sempurna (Tuhan adalah personifikasi masyarakat). Kesimpulannya, agama merupakan lambang collective representation dalam bentuknya yang ideal, agama adalah sarana untuk memperkuat kesadaran kolektif seperti ritus-ritus agama. Orang yang terlibat dalam upacara keagamaan maka kesadaran mereka tentang collective consciouness semakin bertambah kuat. Sesudah upacara keagamaan suasana keagamaaan dibawa dalam kehidupan sehari-hari, kemudian lambat laun collective consciouness tersebut semakin lemah kembali.
 


Trs: Ayu Utami Saraswati KPI1B_Tugas 2_Teori Durkheim


----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: Ayu Saraswati <asaraswati10@yahoo.com>
Kepada: "kuliahtantan@gmail.com" <kuliahtantan@gmail.com>
Dikirim: Senin, 16 September 2013 21:19
Judul: Ayu Utami Saraswati KPI1B_Tugas 2_Teori Durkheim

Nama : Ayu utami sarasawati
Nim : 1113051000055
Kelas : KPI 1 B


Trs: Ayu Utami Saraswati KPI1B_Tugas1_DefinisiSosiologi

Sosiologi Agama
Teori Durkheim
 
-         Dalam buku "The Division Of Labor In Society (1893/1964)
Dalam buku ini menerangkan bahwa masyarakat modern tidak diikat oleh kesamaan antara orang-orang yang melakukan pekerjaaan yang sama, akan tetapi pembagian kerjalah yang mengikat masyarakat dengan memaksa mereka agar tergantung satu sama lain. solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan / atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
a. solidaritas mekanis
solidaritas mekanis dibentuk oleh hokum represif karena anggota masyarakat jenis ini memiliki kesamaan satu sama lain, dan karena mereka cenderung sangat percaya pada moralitas bersama, apapun pelanggaran terhadap system nilai bersama tidak akan dinilai main-main oleh setiap individu. Pelanggar akan dihukum atas pelanggaranya terhadap system moral kolektif. Meskipun pelanggaran terhadap system moral hanya pelanggaran kecil namun mungkin saja akan dihukum dengan hukuman yang berat.
b. solidaritas organic
masyarakat solidaritas organic dibentuk oleh hukum restitutif. Dimana seseorang yang melanggar harus melakukan restitusi untuk kejahatan mereka, pelanggaran dilihat sebagai serangan terhadap individu tertentu atau sekmen tertentu dari masyarakat bukannya terhadap sistem moral itu sendiri. Dalam hal ini, kurangnya moral kebanyakan orang tidak melakukan reaksi xecara emosional terhadap pelanggaran hukum. Durkheim berpendapat masyarakat modern bentuk solidaritas moralnya mengalami perubahan bukannya hilang.
Dalam masyarakat ini, perkembangan kemandirian yang diakibatkan oleh perkembangan pembagian kerja menimbulkan kesadaran-kesadaran individual yang lebih mandiri, akan tetapi sekaligus menjadi semakin tergantung satu sama lain, karena masing-masing individu hanya merupakan satu bagian saja dari suatu pembagian pekerjaan sosial.
 
 
-          Dalam buku "The Elementary Forms Of Religious Life" (1912/1965)
Dalam teori ini Durkheim mengulas sifat-sifat, sumber bentuk-bentuk, akibat, dan variasi agama dari sudut pandang sosiologistis. Agama menurut Durkheim merupakan "a unified system of belief and practices relative to sacret things", dan selanjutnya " that is to say, things set apart and forbidden – belief and practices which unite into one single moral community called church all those who adhere to them." Agama menurut Durkheim berasal dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat selalu membedakan mengenai hal-hal yang dianggap sacral dan hal-hal yang dianggap profane atau duniawi.
Dasar dari pendapat Durkheim adalah agama merupakan perwujudan dari collective consciouness sekalipun selalu ada perwujudaan-perwujudan lainnya. Tuhan dianggap sebagai simbol dari masyarakat itu sendiri yang sebagai collective consciouness kemudian menjelma ke dalam collective representation. Tuhan itu hanya lah idealisme dari masyarakat itu sendiri yang menganggapnya sebagai makhluk yang paling sempurna (Tuhan adalah personifikasi masyarakat). Kesimpulannya, agama merupakan lambang collective representation dalam bentuknya yang ideal, agama adalah sarana untuk memperkuat kesadaran kolektif seperti ritus-ritus agama. Orang yang terlibat dalam upacara keagamaan maka kesadaran mereka tentang collective consciouness semakin bertambah kuat. Sesudah upacara keagamaan suasana keagamaaan dibawa dalam kehidupan sehari-hari, kemudian lambat laun collective consciouness tersebut semakin lemah kembali.
 

Ahmad Fauzan KPI 1C_Tugas 6_Metode-metode sosiologi

METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI
Sosiologi memiliki metode atau cara-cara untuk mempelajari obyeknya atau masyarakat.Pada dasarnya terdapat dua jenis metode yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.
 
Metode Kualitatif
Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar untuk diukur dengan angka-angka atau ukuran yang bersifat eksak. Di dalam metode kualitatif termasuk metode historis dan metode komparatif yang keduanya dikombinasikan menjadi historis-komparatif.
Metode historis menggunakan analisis atau peristiwa masa silam untuk menemukan prinsip-prinsip umum. Seorang sosiologi yang ingin menyelidiki akibat-akibat Revolusi (secara umum) akan menggunakan bahan-bahan sejarah untuk meneliti revolusi-revolusi penting yang terjadi dalam masa yang silam.
Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan serta sebab-sebabnya.Perbedaan dan persamaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang.
Metode Studi Kasus (case study) bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam masyarakat. Studi kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan kelompok masyarakat setempat (community), lembaga, maupun individu-individu. Alat yang dipergunakan dalam metode ini ialah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan (questoners), dari daftar pertanyaan-pertanyaan (schedule), dan lain-lain.
 
Metode Kuantitatif
Metode Kuantitatif menggunakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel dan formula-formula yang semuanya itu sedikit banyaknya menggunakan ilmu pasti atau matematika. Yang termasuk jenis metode-metode kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis.
Metode sosiologi didasarkan pada penjenisan antara metode induktif yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas, dan metode deduktif yang menggunakan proses sebaliknya.
Metode empiris dalam ilmu sosiologi modern diwujudkan dengan research atau penelitian yaitu cara mempelajari suatu masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai masalah tersebut.
Research dapat bersifat basic ataupun applied. Basic research adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari ilmu pengetahuan, sedangkan applied research ditujukan kepada penggunaan ilmu pengetahuan secara praktis.
Sosiologi juga sering menggunakan metode fungsionalisme. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa metode fungsionalisme bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
Metode-metode sosiologi tersebut di atas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali menggunakan lebih dari satu metode untuk meneliti obyeknya. Kecuali metode-metode tersebut di atas, masing-masing ilmu pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat-alatnya sendiri yaitu alat- alat yang disebut konsep untuk menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam lapangannya khususnya untuk sosiologi yaitu masyarakat.

Putri Dwi P_KPI 1-C_Tugas6_Metode-metode dalam sosiologi

PUTRI DWI PANGESTININGTIYAS

1113051000142

KPI 1-C

 

METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI

            Untuk bisa menjelaskan cara-cara sosiologi, kita perlu mempelajari objeknya, yaitu masyarakat. Oleh karena itu, sosiologi mempunyai cara kerja atau metode yang juga dipergunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, diantaranya :

1.      Metode Kualitatif

Metode ini mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sulit diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam masyarakat. Contohnya, seperti tentang kehidupan, suatu riwayat, peranan organisasi. Metode kualitatif terbagi beberapa macam, yaitu:

1)      Metode historis

Metode ini menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.

2)      Metode komparatif

Metode ini penelitiannya lebih mementingkan perbandingan antar kondisi masyarakat satu dengan yang lain, dengan maksud mengetahui persamaan dan perbedaan, dan juga untuk mengetahui sebab-sebab kondisi masyarakat yang sedemikian rupa. Sehingga akhirnya, mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang, termasuk masyarakat-masyarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau mungkin sama.

3)      Metode studi kasus

Metode ini digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan (questionnaires), daftar pertanyaan-pertanyaan (schedules), dan teknik keterlibatan si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dan kelompok sosial yang sedang diamati (participant observer technique).

 

2.      Metode Kuantitatif

Metode ini adalah mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan skala-skala, indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang cenderung mempergunakan ilmu pasti atau matematika.

Di samping metode-metode tersebut, masih ada beberapa metode lain, yaitu sebagai berikut:

 

1)   Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari kaidah-kaidah yang berlaku umum   untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.

2)   Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih luas atau bersifat umum.

3)   Metode empiris, yaitu cara mempelajari suatu masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai masalah tersebut.

4)   Metode rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.

5)   Metode fungsional, yaitu metode yang digunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.

 

Sumber : Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH, MA, SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR, Pt. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1982

 

Cari Blog Ini