Minggu, 02 November 2014

Etika 6_ WITA EKA SUCITA(1112051000126)_KPI 5 E

Aplikasi filsafat dalam komunikasi
Pada dasarnya, suatu peristiwa atau kejadian tidak pernah lepas dari peristiwa lain yang mendahuluinya. Demikian juga dengan timbulnya serta berkembangnya filsafat ataupun ilmu. Fenomena yang sama akan berbeda jika dianalisis dengan disiplin ilmu yang berbeda.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan inggin melihat dari segi yang luas dan juga menyeluruh dengan segala hubungan.
Apabila dilihat dari aktivitasnya, filsafat merupakan suatu cara berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana "syarat-syarat berfikir yang disebut berfilsafat yaitu, (1) berfikir dengan teliti, dan (2) berfikir dengan aturan yang pasti". Kedua ciri tersebut menandakan berfikir secara sadar, dan berfikir demikianlah yang disebut berfilsafat.
Pada dasarnya kehidupan manusia dalam melakukan intrraksi sesamanya selalu berkomunikasi, karena segala aspek dalan aktivitas kehidupannya dengan komunikasi, bahkan beberapa pakar memperlakukan komunikasi sebagai sentral, sementara yang lainya sebagai pelengkap, namun komunikasi selalu berada disana. Artinya, kehadiran seseorang dalam berinteraksi dan komuniksai merupakan hubungan dengan orang lain.
Filsafat jika merujuk eksistensinya dalam berinteraksi, teori-teori komunikasi banyak dipengaruhi oleh bidang filsafat yaitu tentang retorika yang diperkenalkan Ariestoteles dianggap identik dengan ilmu komunikasi. Bahkan dalam merujuk group and public communication, Griffin melihat kontribusi pada teori; the rhetoric (Ariestoteles), dramatism (Burke), dan narrative paradigm (Fisher).
Saat ini, retorika sebagai Public speaking, oral communication, atau speech communication diajarkan dan diteliti secara ilmiah di lingkungan akademis. Pada perkembangan selanjutnya, ilmu ini tampaknya diberikan juga kepada mahasiswa-mahasiswa di luar ilmu sosial. Dr. Charles Hurst mengadakan penelitian tantang pengaruh speech courses terhadap prestasi akademis mahasiswa. Hasilnya membuktikan bahwa pengaruh itu cukup berarti.
Oleh karena itu, ilmu komunikasi yang semakin berkembang sesungguhnya merupakan fase akhir (bukan terakhir) dari perkembangan disiplin ilmu ini. ia melampaui tiga tahap perkembangan yaitu publisitik, jurnalistik dan retorika. Jurnalistik dan retorika berkembang di Amerika, sedangkan publisitik berkembang di Jerman. Sekalipun publisitik sekarang di Jerman namun diterima sebagai bagian dari ilmu komunikasi.
Salah satu kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia adalah kebutuhan berkomunikasi. Manusia diciptakan untuk hidup bersama-sama melalui interaksi dengan sesamanya. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam berinteraksi, baik secara verbal maupun secara nonverbal, tertulis maupun tidak tertulis. Dengan komunikasi yang baik, interaksi yang terjadi semakin lancar dan dapat membangun hubungan yang baik, interaksi yang terjadi semakin lancar dan dapat membangun hubungan yang baik. Banyak orang yang meremehkan cara berkomunikasi. Memang benar semua orang dapat berkomunikasi, tetapi tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan baik. Pesan yang disampaikan oleh sender mungkin saja disalah artikan oleh receiver. Oleh karena itu, komunikasi merupakan sebuah ilmu dan seni.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaiyan informasi (pesan,ide, dan gagasan) dari suatu pihak kepihak lain agar menjadi saling memengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya komunikasi menggunakan kata-kata (lisan) yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan mengunakan gerak-gerik badan, menunjukan sikap tertentu, misalnya tersenyum, mengelengkan kepala, menganggkat bahu, dll. Cara tersebut biasa disebut komunikasi nonverbal.
Menurut Everett M. Rogers, "komunikasi adalah proses pengalihan suatu ide dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud menggubah tingkah laku mereka". Oleh karena itu, komunikasi yang kemudian berkembang menjadi ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari prespektif dari beberapa ahli yang terkait pada kajian komunikasi.
Refrensi:
Aang Ridwan, Filsafat Komunikasi, (Bandung: Pustaka Setia), 2013
Hasrullah, Berbagai Prespektif Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kencana), 2013

Lidya Ismawatie/ KPI 5-C/111205100076/Tugas Etika 6

Nama : Lidya Ismawatie
KPI 5-C / 1112051000076
Tugas 6
APLIKASI FILSAFAT DALAM KOMUNIKASI
Menurut prof. Onong Uchajana Effendi (2003-321) filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara lebih mendalam, fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan komperhensif teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidang, sifat, tantanan, dan metodenya.
Sifat komunikasi meliputi komunikasi verbal dan nonverbal. Tujuan komunikasi adalah mengubah opini atau pendapat seseorangsementara fungsi komunikasi itu sendiri adalah mempengaruhi, mendidik dan menginformasikan suatu pesan dari komunikator kepada komunikan.
Teknik komunikasi terdiri dari komunikasi informatif, persuasif, koersif, instruktif dan hubungan manusiawi. filsafat komunikasi  mengkaji beberapa aspek-aspek, yakni komunikasi sebagai ilmu pengetahuan, seperti fenomena komunikasi manusia (sebagai suatu obyek), bagaimana mendapatkan pengetahuan tentang komunikasi manusia sebagai ilmu secara benar atau berdasarkan cara-cara tertentu, dan untuk apa komunikasi manusia sebagai ilmu pengetahuan digunakan, dan berbagai ragam pertanyaan filsafat ilmu lainnya tentang komunikasi.
Didalam ilmu filsafat tiga aspek tersebut, atas konteks informasi pesan yang disampaikan. Hal ini diperlukan agar tercipta sebuah alur komunikasi yang baik dan sistematis. Jika melihata pada konteks informasi pesan yang disampaikan, maka produk komunikasi sangat dibutuhkan pada saat berkomunikasi. Produk komunikasi dibuat agar komunikan dapat menagkap simbol-simbol atau makna yang ingin disampaikan oleh komunikator. Pesan disampaikan biasa melalui berbagai macam produk komunikasi seperti: media sosial yakni Instagram.
Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut (followers) akun
pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian komunikasi
antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh penggunanya. Pengikut
juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut
sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau
tidak. Selain itu, Instagram juga dapat terkoneksi langsung dengan aplikasi sosial media
yang lain seperti Twitter dan Facebook.
cara menggunakanya pun mudah, Pengguna hanya tinggal melakukan pemotretan, melakukan koneksi dengan aplikasi ini dan mengedit bila perlu untuk kemudian diupload ke server Instagram. Foto yang telah diuploadakan otomatis dishare kepada follower sekaligus
server pusat. Setiap orang dapat "berkomunikasi" dengan foto. Ini adalah bentuk
komunikasi yang baru dimana komunikasi tidak lagi berupa verbal tapi juga dalam
bentuk gambar.Komunikasi di era cyber merupakan komunikasi yang berdasar pada
pemaknaan interpretatif orang-orang terhadap simbol-simbol yang berkeliaran
didalamnya.
Dapat ditarik kesimpulan  bahwa Perkembangan media informasi dan munculnya media-media sosial dalam berbagai bentuknya membuat perubahan yang radikal dalam kondisi sosial masyarakat saat ini. Pola komunikasi berubah menjadi pola komunikasi maya dan virtual.Interaksi yang terjadi merupakan simulasi-simulasi dari realitas yang sebenarnya.Keberadaan Instagram membuat masyarakat kini memiliki pola komunikasi visual dengan media yang diatur kapitalisme untuk menciptakan kondisi yang stabil seperti yang "dibutuhkan" masyarakat.
Pada prinsipnya, manusia diberkahi kemampuan untuk berpikir dimana kemampuan ini dibentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial orang mempelajari
simbol-simbol yang memungkinkan.Pemaknaan terhadap simbol-simbol ini
memungkinkan orang melaksanakan tindakan dan interaksi manusia yang khas.Orang
mampu memodifikasi atau mengubah makna-makna dan simbol-simbol yang mereka
gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran atas sebuah situasi.
Sebagai makhluk sosial, manusia akan terus berinteraksi dengan sekitarnya.
Proses sosialisasi ini adalah proses yang dinamis dan memungkinkan orang untuk terus
berpikir dan berkembang.
Sumber :
Holmes, D. (2012). Teori Komunikasi : Media, Teknologi dan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
 

Dauatus Saidah_pmi3_UTS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kita telah memasuki sistem perdagangan bebas yaitu zaman globalisasi. Bagi suatu lembaga ekonomi, agar mampu bertahan dalam menjalankan proses perubahan serta penyesuaian pada kondisi perekonomian. Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci untuk membangun suatu keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Mungkin karena kesadaran kurangnya kualitas, terpaksa atau alasan lain dari sejumlah daerah telah memikirkan pembenahan SDM. setiap daerah membangun fundamen SDM jangka panjang sebagai syarat yang tidak bisa ditawar lagi bagi berhasilnya otonomi nyata daerah. Kualitas SDM merupakan faktor utama di dalam pemberdayaan ekonomi daerah, karena potensi sumberdaya ekonomi tidak dapat dikelola secara maksimal jika tidak terdapat energi dengan Sumberdaya Manusia yang berkualitas.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Perilaku atau karakter masyarakat yang tinggal di kota sebagai SDM?
2.      Apa yang menjadi perbedaan karakteristik masyarakat kota dengan masyarakat desa?
3.      Apa yang harus di kembangkan dalam meningkatkan karakteristik SDM?
4.      Pengaruh system  kerja kontrak terhadap SDM?
1.3  Tujuan
Tujuan penelitian kali ini adalah meneliti berbagai karakteristik SDM (Sumber Daya Manusia) yang kini mulai banyak di dalam perkotaan. Banyak kalangan yang mengira, ibu kota DKI Jakarta adalah gudang dari pekerjaan dan memiliki SDM yang memumpuni hampir setiap bidang. Apalagi ada yang berpendapat "modal dengkulpun bisa sukses". Akan tetapi, karakterlah yang menentukan baik tidaknya SDM tersebut, terlebih dalam perkotaan.
Pada dasarnya perkotaan adalah gudangnya informasi dari perkembangan globalisasi, karena banyaknya kalangan masyarakat di dalam perkotaan. Baik dari desa, maupun luar negri. Akan tetapi informasi tidaklah berpengaruh terhadap basic tersendiri, baik title, fisik dll. Karena itu karakter baik di butuhkan untuk meningkatkan kualitas SDM di dalam masyarakat perkotaan.
1.4  Metode Penelitian
            Penelitian ini menggunakan metode survey dan wawancara yang  digunakan untuk mendapatkan  informasi  dalam bentuk opini dari sejumlah orang terhadap isu dan topik tertentu.
 
BAB II
KERANGKA TEORI
      SDM atau yang biasa kita kenal dari kepanjangan Sumber Daya Manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif (adaptasi) dan transformative (perubahan) yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Sumber daya manusia memiliki kualitas tersendiri. Semua itu bisa meliputi
1.      potensi
Secara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
  • Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap.
  • Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.
  • Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.
Potensi sendiri adalah kemampuan diri seseorang.
2.      Pengetahuan
Pengetahuan  adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal baik materi ataupun non materi. Pengetahuan juga penting untuk meningkatkan kualitas SDM dalam perkotaan
3.      fisik
fisik sangatlah penting untuk penempatan masa, pada umumnya usia sangat di nilai. Lain halnya dari yang usianya lebih tua. Jika memiliki skills yang bagus dalam karirnya, bisa saja masih produktif.
semua itu akan memunculkan karakteristik seseorang, dan bisa berpengaruh dalam sumber daya manusianya bila di kembangkan secara serentak.
      Sumber daya manusia dalam perkotaan pada umumnya sangat baik dan memumpuni, hampir setiap orang di kota memiliki penghasilan sendiri. Tidak heran pendapatan dalam suatu kota sangatlah besar, khususnya ibu kota.
      Sekarang banyak tempat-tempat untuk pelatihan tenaga kerja, seperti yayasan dll. Untuk pelatihan kualitas masyarakat perkotaan dalam menghadapi masalah SDM sendiri. Akan tetapi banyak banyak yang menginginkan pekerjaannya memiliki penghasilan yang tinggi sehingga memilih menjadi TKI . Karena itu SDM dalam perkotaan tidaklah sedikit yang pergi ke Negara tetangga. Padahal pemerintah setempat sudah memiliki Upah Minimum Rakyat.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
GAMBARAN KASUS
Pemerintah dan masyarakat sangat memahami bahwa agar negara dan bangsa tetap eksis, sangatlah diperlukan sumber daya manusia yang memiliki karakter  yang terpuji, memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan tangguh, memiliki kemampuan, keterampilan , serta sehat rohani dan jasmani sehingga bangsa itu memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif. Untuk membentuk sumber daya manusia yang dicita-citakan tersebut tentunya harus dipersiapkan dan dikader sejak dini, melalui pendidikan baik secara formal maupun informal.
Anak-anak pada fase sekolah TK sampai dengan SMA adalah masa yang paling tepat bagi para orang tua untuk mendidik anak-anaknya. Berbicara tentang pendidikan, terlintas dalam benak adalah "sekolah". Tetapi sesungguhnya mendidik anak, membina anak tidaklah selalu di bangku sekolah. Pada saat anak di rumah yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Guru bertanggung jawab terhadap anak-anak di sekolah, namun di saat di luar sekolah dan rumah, lingkungan memiliki peran atau andil terhadap perkembangan anak.
Sekolah Berasrama/ Boarding School. Dalam rangka membangun sumber daya manusia Perkotaan banyak sekolah yang berbentuk "Sekolah Berasrama". Di dalam kehidupan asrama ini, tampak jelas bahwa kehidupan anak-didik ditata, diatur, dan dikendalikan dengan baik, agar tujuan pendidikan tercapai. Sepintas bisa jadi orang menyatakan kondisi tersebut mengekang hak anak
1.      Di kota Jakarta, sangatlah padat dan sesak, baik dari banyaknya penduduk dan juga tingginya urbanisasi. Semua itu sangatlah mengganggu akan elektabilisasi kota Jakarta. Baik segi transportasi yang mengakibatkan kemacetan dan sumber daya manusia itu sendiri. Banyaknya lapangan pekerjaan di kota Jakarta menumbuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hampir setiap masyarakat memiliki penghasilanya sendiri. walaupun tidak sedikit pula pengangguran yang ada. Selain itu dengan kebutuhan yang tidak ada habisnya, masyarakat perkotaan sangatlah kompetitif. Karena itu pemprov DKI Jakarta member fasilitas yayasan dalam mencari pekerjaan dan pelatihanya.
Dengan adanya Upah Minimum Rakyat yang berbeda dari sebelumnya, masyarakat akan semakin terdorong untuk mencari yang lebih baik dan lebih baik lagi dan menjadikan masyarakat  kota DKI Jakarta yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dari masyarakat pedesaan.
2.      Sudah sering kita lihat jika pergi ke kampung halaman, banyak sekali persawahan yang luas. Banyak petani yang sedang menumbuk padi jika sedang panen, ada juga yang sedang memetik daun teh, dan masih banyak lagi dari keindahan di pedesaan.
Akan tetapi itu semua sangatlah monoton, hampir setengah penduduk desa adalah petani. Oleh karena itu sumber daya manusia di pedasaan sangatlah minim. Tidak semua masyarakat pedesaan bisa memiliki pekerjaannya. Tak heran mereka beralih ke kota.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB IV
TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA
Berikut Praktek Lapangan mengenai karakteristik Sumber Daya Manusia dalam masyarakat perkotaan:
 
Bagaimana perilaku atau karakter masyarakat yang tinggal di kota sebagai SDM? Apakah menjadi SDM yang baik atau lebih buruk dari pada masyarakat di desa!
Perilaku masyarakat perkotaan sangatlah kompetitif, di karenakan kebutuhan hidup yang sangat menekan seseorang untuk mencari pekerjaan. Karena itu sumber daya manusia di perkotaan lebih baik dari pada masyarakat pedesaan.
Bukankah seharusnya masyarakat yang ada di kota bisa menjadi SDM yang baik karena dengan mudah bisa mendapat informasi?
Ya memang, tapi tidak sedikit pula yang tidak memiliki potensi kerja dalam perkotaan? Bisa dilihat dari tingginya pengangguran di perkotaan, seperti para pengamen di jalanan, bahkan sarjana pengangguranpun ada. Semua itu tergantung kemauan usaha masing-masing.  Karena itu pemerintah setempat menyediakan fasilitas pekerjaan dan pelatihan seperti yayasan dll.
Apa yang membedakan karakteristik masyarakat kota dengan masyarakat desa?
Tentu saja beda, masyarakat desa hanya sedikit memiliki potensi yang luamayan jauh. Karena masyarakat desa sangatlah minim akan pengetahuan. Apalagi tenatang pekerjaan.  Sedangkan masyarakat perkotaan memiliki banyak informasi. Terlihat jelas dari segi karakteristik perbedaan pada potensi dari keduanya. Tapi dari perbedaan tersebut memiliki alasan tersendiri. selain pengetahuan, kebutuhan masyarakat juga berpengaruh dengan karakteristik masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Masyarakat kota sangatlah besar dalam pemenuhan kebutuhan hidup, sedangkan di desa cukup sedikit.
Apa saja yang harus di kembangkan dalam meningkatkan karakteristik sumber daya manusia dalam masyarakat perkotaan?
Pastinya selain potensi, seseorang juga harus memiliki latar belakang yang baik, karena itu setiap orang harus belajar setinggi mungkin, tidak hanya gelar yang di dapat, akan tetapi modal pengetahuan dan pengetahuan skills juga bisa di dapat jika belajar dengan sungguh-sungguh. Tapi pastinya pemerintah juga harus memfasilitasi untuk pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan kualitas masyarakat itu sendiri, apalagi dalam suatu kota adalah sesuatu PR yang besar bagi pemerintah dalam menghadapi era globalisasi ini.
Apa pengaruh system  kerja kontrak atau outsourcing terhadap Sumber daya manusia?
Kerja kontrak sangatlah berpengaruh dalam sumber daya manusia dalam suatu tempat. Karena dengan adanya itu masyarakat akan berlomba dalam mencari pekerjaan dan memunculkan masyarakat yang kompetitif dan produktif. Selain itu juga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam system kerja dalam suatu daerah.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB V
PENUTUP
5.1.  Kesimpulan
Setelah mengulas semua permasalahan, sumber daya manusia memiliki karakteristik tersendiri di setiap tempat masing. Terlebih lagi karakteristik sumber daya manusia di kalangan masyarakat perkotaan. Pada dasarnya sumber daya masyarakat di perkotaan memiliki sumber daya manusia yang baik dan produktif, akan tetapi masih saja banyak yang pengangguran sekalipun memiliki kemampuan atau potensi yang bagus. Permasalahanya adalah fasilitas yang kurang, baik segi ekonomi maupun pendidikan anak usia dini. Karena itu pemerintah perkotaan harus lebih memperhatikan masalah pendidikan dan organisasi masyarakat yang ada. Begitu pula dengan lapangan pekejaan yang baik. Sehingga masyarakat perkotaan memiliki sumber daya manusia yang produktif.
Tindakan sosial terjadi ketika individu melekatkan makna subjektif pada tindakan mereka. Hubungan sosial menurut Weber  yaitu suatu tindakan dimana beberapa aktor yang berbeda-beda, sejauh tindakan itu mengandung makna dihubungkan serta diarahkan kepada tindakan orang lain. Masing-masing individu berinteraksi dan saling menanggapi .
Weber juga membicarakan bentuk-bentuk empiris tindakan sosial dan antar-hubungan sosial tersebut. Weber membedakan dua jenis dasar dari pemahaman yang bersifat tafsiran dari arti, dari tiap jenis pemahaman ini bisa dibagi sesuai dengan masing-masing pertaliannya, dengan menggunakan tindakan rasional ataupun emosional. Jenis pertama adalah pemahaman langsung yaitu memahami suatu tindakan dengan pengamatan langsung. Kedua, pemahaman bersifat penjelasan. Dalam tindakan ini tindakan khusus aktor ditempatkan pada suatu urutan motivasi yang bisa dimengerti, dan pemahamannya bisa dianggap sebagai suatu penjelasan dari kenyataan berlangsungnya perilaku.
Max Weber dalam (J Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2006:18) mengklasifikasikan empat jenis tindakan sosial yang mempengaruhi sistem dan struktur sosial masyarakat yaitu;
a.      Rasionalitas instrumental
Yaitu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya.
b.      Rasionalitas yang berorientasi nilai
Alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada didalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.
c.       Tindakan tradisional
Seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar  atau perencanaan.
 

Cari Blog Ini