Sabtu, 20 Oktober 2012

GIOVANNI.KPI (1/E).TUGAS KE-7

Metode-Metode Sosiologi
OLEH: GIOVANNI (KPI 1/E)
TUGAS KE – 7
 
            Dalam melakukan suatu penelitian, kita harus mengunakan metode-metode. Agar hasilyang nanti kita dapatkan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Dalam penelitian sosiologi kita menggunakan dua metode, yaitu:
A.     Metode Kualitatif
Metode kualitatif merupakan teknik-teknik penelitian yang di desain untuk memperoleh pemahaman, penafsiran, dan subjektif atas perilaku social. Tujuan penting dari penelitian kualitatif adalah untuk memperoleh pemahaman mendalam atas apa yang masyarakat lakukan, dan menafsirkan perilaku mereka dengan cara-cara yang dipahami oleh mereka sendiri. Penelitian kualitatif berusaha menangkap perasaan, tekstur, dan makna perilaku dan konteks yang lebih luas yang di dalamnya suatu peristiwa terjadi. Untu memperoleh pemahaman seperti itu, para peneliti kualitatif bersandar kepada tiga teknik mendasar berikut:
a.      Rekaman-Rekaman Historis
Metode historis ini berguna karena menyediakan informasi detail sekaligus penjelasan-penjelasan yang luas. Ia juga menyediakan informasi detail sekaligus penjelasan-penjelasan yang luas. Biasanya berdasarkan kepada surat-surat, catatan harian, laporan masa lalu, dan materi serupa yang lain.
Dalam memahami peristiwa-peristiwa historis, adalah penting untuk wajtu saat suatu peristiwa terjadi. Pelaksanaan penelitian historis bias menjai hal yang sulit, karena rekaman-rekaman historis sering tidak akurat atau tidak tepat. Kehiupan orang yang berkuasa biasanya terdokumentasi dengan baik, sementara dokumentasi kehidupan masyarakat miskin dan lemah biasanya terabaikan.
b.      Interview dan Life Histories
Banyak sosiolog yang secara khusus tertarik dengan berbagai permasalahan yang melibatkan makna, simbolisme, atau beberapa aspek lain dari perilaku social yang sulit diterjemahkan menjadi respon-respon numerical. Untuk ini penulis dapat menggunakan structure interview: Prosedur dimana sang peneliti menanyakan responden serial pertanyaan dan merekam jawabannya, biasanya denagn menuliskan kata per kata, atau dengan menandai respon-respon dalam sebuah daftar jawaban.
Life history merupakan sebuah interview panjang, atau serial-serial interview, di mana sang peneliti berusaha menemukan bentuk-bentuk esensial, momen-momen penting, atau titik-titik balik dalam suatu kehidupan responden. Kesuksesan penggunaan metode ini mensyaratkan keahlian yang tinggi dan kesabaran sang peneliti. Metode ini hanya akan berjalan saat digunakan kepada satu atau sedikit responden.
c.       Participant Observation
Tujuan mempelajari metode ini adalah untuk memperoleh pemahaman mendalam dari pengetahuan yang rinci dan terkadang bersifat pribadi dari masyarakat yang sedang dikaji. Metode participant observation adalah metode dimana para peneliti ikut terlibat dalam berbagai aktivitas masyarakat yang menjadi objek kajian.
B.     Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif sangat bergantung kepada statistika dan matematika untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar perilaku social. Kini, para sosiolog lebih banyak yang menggunakan metode ini  ketimbang metode penelitian yang lain. Metode ini bersandar kepada dua teknik men dasar yaitu:
a.      Survey
Survey merupakan metode yang paling luas dan banyak dipakai untuk mengumpulkan informasi atau data kuantitaif. Metode ini sangat popular sehingga kebanyakan orang pada saat yang sama atau waktu yang lain menjadi taret dari survey yang sama. Survei ilmiah dtujukan kepada sebuah populasi.
b.      Eksperimen Terkendali
Eksperimen adalah sebuah metode untuk mengkaji relasi antara dua atau lebih variable dalam kondisi-kondisi yang sangat terkendali. Para sosiolog jarang menggunakan model eksperimen ini. Karena, berbagai eksperimen paling baik dilakukan dalam sebuah laboratorium, sementara kebanyakan sosiolog ingin mengkaji perilaku sebagaimana adanya yang terjadi di alam nyata. Kecuali objek penelitiannya adalaj kelompok yang kecil.

Restu Mayang Tampi Jurnalistik 1A

Metode Sosiologi dibedakan menjadi dua antara lain:

 

1.      Metode kualitatif

Mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang matematis meskipun kejadian itu nyata dalam masyarakat. Beberapa metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah sebagai berikut:

a.       Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.

b.      Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat pada masa lalu dan masa mendatang.

c.       Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner (questinnaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dan kelompok sosial yang sedang diamati (participant observer technique).

 

2.      Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan antarmanusia dalam masyarakat secara kuantitatif. Pengolahan data secara statistik banyak dilakukan para ahli ilmu sosial untuk data yang bersifat angka (data kuantitatif). Pengolahan data dengan menggunakan statistik tidak berarti menuntut seseorang menjadi ahli statistik. Penggunaan statistik dalam sosiologi tidak harus menggunakan teknik statistik tinggi. Pengolahan data statistik dapat dilakukan secara sederhana. Kemampuan untuk mencari nilai rata-rata (mean, mode, median) atau dengan menggunakan tabel Distribusi Frekuensi, telah dapat dan biasa Anda lakukan. Di sekolah, Anda juga telah belajar keterampilan matematis yang berguna untuk membantunya dalam mengolah data secara statistik.

Di samping metode-metode tersebut, masih ada beberapa metode lain, yaitu sebagai berikut.

  1. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari kaidah-kaidah yang berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
  2. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih luas atau bersifat umum.
  3. Metode empiris, yaitu suatu metode yang mengutamakan keadaan-keadaan nyata di dalam masyarakat.
  4. Metode rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.
  5. Metode fungsional, yaitu metode yang digunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.

Rahmah Putri Awaliah_Jurnalistik I A tugas 7


----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: Rahma putri Awaliah <rahmafcr@yahoo.com>
Kepada: "kuliahtantan.posting@blogger.com" <kuliahtantan.posting@blogger.com>
Cc: "kuliahtantan@gmail.com" <kuliahtantan@gmail.com>
Dikirim: Minggu, 14 Oktober 2012 10:46
Judul: Rahmah Putri Awaliah_Jurnalistik I A tugas 6

Resume "The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism"
 
Dari sekian banayak karya, Max Weber menulis sebuah buku yang berjudul The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Buku ini menjelaskan tentang bagaimana pengaruh agama dalam dunia dan menjadikan semangat bagi masyarakat protestan dan kapitalis. Landasan apa yang mendasari lahirnya kapitalis, semangat dan pola pikir seperti apa yang menyebabkan calvinisme lahir dan menjadi semangat bagi protestan untuk melakukan ekspansi kapitalis sebagai sistem perekonomian yang diperhitungkan di dunia. Dalam buku ini pula terdapat berbagai faham dan paradigma yang mendunia seperti positivistis, konstruktivistis,dan kritis. Di jelaskan pula bahwa calvinisme mendasari lahirnya faham-faham kapitalis dan etika protestan. Dan banyak hal menarik lain yang akan di jelaskan dalam buku ini.
Secara rincinya di dalam bab pertama dijelaskan tentang masalah afiliasi agama dan stratifikasi sosial, bahasan ini mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan, karena mereka lebih mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan bisnis. Menurut weber bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.
Perbedaan pandangan ini juga terlihat dalam hal pendidikkan, orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikkan dari penganut katolik lebih sedikit di banding protestan dan ini menyebabkan adanya stratifikasi sosial, sedangkan kaum protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan, dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang memiliki skill dalam industri-industri modern. Dalam pandangan ini pendidikkan yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam  hal memilih pekerjaan, yang artinya ada pemenuhan kebutuhan yang ahrus di prioritaskan dalam penentuan pilihan atas pertimbangan rasio agama.
Orang-orang katolik terkesan asketis dalam mencapai cita-cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berfaham materialistis dan mengedepankan sekularisasi dalam cita-cita dan pandangan hidupnya, yang artinya mencampur kepentingan agama dengan dunia. Dalam hal ini menyebabkan protestan lebih maju dalam 3 hal di bandingkan bangsa lain yaitu : spiritual, perdagangan dan kebebasan. Serta adanyan kombinasi antara kesucian yang yang besar yaitu agama dengan adanya suatu perkembangan bisnis yang lebih maju.
Pada bagian selanjutnya di jelaskan mengenai suatu semangat kapitalisme yang tergambar dalam suatu perhitungan bisnis, yang dalam bahasan ini ada suatu perkataan yang berbunyi lebih suka makan enak atau tidur enak, sebenarnya perkataan tersebut merupakan suatu prinsip yang dianut oleh protestan dan katolik, bagi kaum protestan mereka lebih menyukai makan enak dan mereka berpandangan utilitarianisme yang artinya baik bagi banyak orang dan memiliki alasan pembenaran yang kuat, sedangkan prinsip katolik mereka lebih menyukai tidur yang nyaman, menurut kaum protestan jika manusia bermalas-malasan dia bukan hanya kehilangan waktu namun juga kehilangan berbagai keuntungan yang mungkin dia dapatkan pada hari itu karena uang tersebut dapat diputar menjadi berlipat keuntungan.
Faktor lain yag dapat memberi keuntungan adalah kejujuran manusia karena kejujuran akan membawa manusia pada suatu keuntungan yang menimbulkan kepercayaan dari orang lain dan hal ini merupakan suatu pandangan positivistis, orang akan lebih terbuka dalam memberikan bantuan pada orang yang jujur dan tepat waktu
Apa yang di jelaskan diatas merupakan gambaran dari suatu semangat kapitalisme untuk terus bekerja , semangat yang sesungguhnya bukan berbicara untuk kesuksesan didunia, hal ini hanya merupakan etika , jika dipandang oleh Max weber dari segi etika protestan dan calvinisme. Sedangkan dari segi Kapitalisme mereka menjauhkan hal ini dari pandangan Eudoonistik, bahwa semua yang mereka lakukan di dunia adalah sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta, serta hedonistis karena semua kebahagiaannya berdifat irasional.
Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari Tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang meningkat ini merupakan suatu bentuk paradigma kritis.
Kapitalistik merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari batasan-batasan yang di tentukan oleh kebutuhan-kebutuhan, sebab dalam makna kapitalisme terdapat perbedaan makna kebutuhan dan keuntungan oleh karena itu kebutuhan tersebut akan membatasi keuntungan, selain itu usaha untuk mendapatkan keuntungan yang di lakukan oleh kaum kapitalisme merupakan usaha yang rasional dan sesuatu yang nyata dalam konsep ekonomi.
Bagi kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan sosial dan material.
Bahasan selanjutnya mnegenai konsep Luther mengenai Panggilan, apa sih yang di maksud dengan konsep panggilan?
Panggilan merupakan kewajiban setiap individu di dunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukkannya  masing-masing di dunia dan dengan tidak melampaui nilai moral duniawi, panggilan merupakan sesuatu yang sudah lazim dan sudah seharusnya dilakukan, menurut penganut protestan panggilan merupakan sesuatu yang harus di terima sebagai suatu peraturan ilahi, dalam hal ini katolik memiliki suatu musuh yang nyata yaitu katolik, dalam anggapannya bahnwa kapitalisme merupakan kreasi dari reformasi, yang di maksud dari reformasi disini adalah perubahan sistem ekonomi yang berkembang.
Lutheranistis tidak lepas dari Tradisionalistis yang selalu berpegang pada ketaatan pada peraturan Ilahi dan dalam perkembangannya akan bertentangan dengan kebudayaan moderan dan calvinisme, karena kebudayaan modern lebih mengutamakan duniawi di bandingkan ketaatan agama, hal ini merupakan prinsip dasar protestan yang lebih materialis dan berpegang pada duniawi.
Bahasan selanjutnya mengenai konsep keagamaan dari askese duniawi, dalam bahasan ini akan di jelaskan beberapa faktor yang mempngarui konsep keagaan dari askese duniawi, yaitu: calvinisme, Pietisme, Metodisme, dan sekte-sekte yang tumbuh dari kaum baktis.
 
 
 
 
Calvinisme
Calvinisme merupakan suatu faham yang berpandangan bahwa Tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup atau ada demi Tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuliaan Tuhan, serta Tuhan mnghendaki adanya pencapaian sosial dalam dunia. Dan itu berarti calvinisme berpendapat bahwa kesuksesan kehidupan sosial di dunia adalah gambaran kehidupan akhirat, kesuksesan di dunia merupakan penebus dosa-dosa bagi orang-orang yang tidak terpilih, dan hal ini membuat manusia menjadi tidak tenang sehigga untuk mencari ketenangan itu dan kepastian kehidupan akhirat mereka bekerja dengan rajin, dan hal ini merupakan gambaran eudomonisme. Dari berbagai sekte tersebut, menurut Weber, Calvinisme mempunyai pandangan paling berpengaruh dalam merumuskan strategi calling. Yakni yang berkaitan dengan adanya teologi takdir. Doktrin ini berbunyi bahwa "hanya orang-orang terpilih yang bisa diselamatkan dari kutukan, dan pilihan itu telah ditetapkan jauh sebelumnya oleh Tuhan".
 
Pietisme
 
Pietisme merupakan pandangan yang berbeda dari calvinisme yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan bukan untuk kehidupan di akhirat, dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat menjadi sebuah ketaatan pada ilahi.
 
Metodisme
 
Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakkan terhadap dasar-dasar dogmatis dari askese calvinistis, makna yang emosional disini bararti bahwa para penganut metodisme harus memiliki rasa menyesal terhadap dosa-dosa mereka  dan berharap untuk mendapatkan pengampunan, sehingga membutuhkan perjuangan emosional dalam hal ini sama dengan hukuman nilai dan norma sosial yang hanya tertanam di dalam jiwa manusia dan akan menghilangkan rasa ketenangan. Dan adanya dosa sebagai bukti logis dari rahmat ilahi. Di dalam metodisme sendiri sama halnya dengan pietisme yang mengandung pandangan ketidak pastian tentang akhirat.
 
Sekte-sekte yang tumbuh di kaum baptis
 
Sekte-sekte baptis, karakter yang di anut dari baptis adalah tenang, moderat, dan sangat taat terhadap keagamaannya, mereka juga tidak memiliki pemikiran mengenai kehidupan politik mereka lebih pada pandangan yang bersifat kebajikan-kebajikan dan melupakan hal-hal duniawi. pada perkembangannyan penganut baptis akan mengikuti alur calvinisme,  apa yang menjadi prinsip dari pemikiran baptis adalah mendengarkan aadanya suara Tuhan sebagai panggilan hidup, yang akan menjadi tujuan utama manusia dan hal ini menjadi semangat kapitalisme.
Bahasan selanjutnya mengenai Askese dan semangat Kapialisme,
Askese pada zaman ini dirasakan lebih tajam di bandingkan pada paham calvinisme, pada zaman ini orang-orang bekerja bukan untuk mencari kekayaan namun mereka lebih untuk menjalankan perintah Tuhan yaitu untuk dapat lebih memuliakan Tuhan dengan waktu yang ada dan dimiliki serta tidak ada waktu untuk bersantai sebab bersantai merupakan dosa besar, mereka mulai melupakan eudomonisme yang di terapkan pada masa calvinisme saat ini tujuan akhir mereka adalah memuliakan Tuhan dan mendapat rahmatnya dan hal ini merupakan suatu pandangan yang positivistis, pada masa ini mereka lebih menganut utilitarianisme murni yang akan membawa kebahagiaan yang besar bagi banyak orang nantinya dan secara pertimbangan moral dapat dibenarkan, mereka lebih melihat hambatan-hambatan apa yang ada pada harta mereka dan bagaimana mereka mendapatkan hartanya tersebut yang pada masa calvinisme semua itu tidak ada hal ini menunjang lahirnya semangat kapitalisme yang menjadi satu sistem perekonomian yang cukup menjanjikan di dunia.  
            
Apa yang mendasari adanya konsep panggilan luthering adalah adanya faham calvinisme.  Mereka juga menolak adanya mamonisme yaitu faham yang berpandangan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh mereka adalah usaha untuk memperkaya diri mereka sebab kekayaan itu sesungguhnya adalah godaan bagi manusia, banyak orang yang tersesat dalam hal kepemilikan kekayaan. Pandangan ini merupakan suatu hal yang konstruktivistis bahwa tidak semua orang yang melakuan usaha untuk memperkaya diri adalah adalah suatu kesalahan dan ketamakan, karena banyak dari masyarakat yang kaya namun dermawan bagi kepentingan sosial. Selain itu pada kebanyakan masyarakat berpikir bahwa orang-orang yang serius dan percaya bahwa kerja dan industri merupakan kewajiban kepada Tuhan, hal ini merupakan suatu pandangan positivistis. Pada zaman ini etika, moral dan kebijaksanaan yang dulu pada masa calvinisme tidak ada ingin coba untuk ditanamkan lagi.
 
 


Syarif Hidayatullah (Jurnalistik 1A)

METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Metode adalah suatu dasar yang kerap di gunakan sebagai landasan sebuah penelitian atau kegiatan, agar tercipta tujuan sesuai dengan yang di harapkan, yang bercirikan  :
·         Meliputi permasalahan yang akan dikaji atau diteliti.
·         Memperoleh hipotesis, yaitu dugaan yang bersifat sementara, yang harus dibuktikan kebenarannya melalui data.
·         Ada usulan mengenai cara kerja atau cara penyelesaian permasalahan dari hipotesis yang ada.
Dalam studi sosiologi mengguanakn dua metode yakni metode kualitatif dan metode kuantitatif.
 
A.   METODE KUALITATIF
 
Metode kualitatif adalah metode yang pendekatannya yang cenderung kepada fenomena social yang sulit untuk dituangkan dalam pemahaman statistica.
 
Metode-metode yang termasuk bagian dari metode kualitatif yakni :
1.       Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
2.       Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat pada masa lalu dan masa mendatang.
3.       Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner (questinnaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dan kelompok sosial yang sedang diamati (participant observer technique).
Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai "grounded theory research". Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sample itu manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian.


B.   METODE KUANTITATIF
 
Metode kuantitatif adalah metode yang dalam pengolahannya secara statistic untuk meneliti hubungan antara manusia dalam manyarakat. Data yang di sajikan berupa angka dan mudah di baca secara terukur dan matematis.
Metode penelitian kuantitatif cenderung menggunakan metode pengumpulan data dan uji hipotesis yang spesifik, termasuk: survei, analisis statistik, analisis data sekunder, dan desain eksperimental Pengolahan data statistik dapat dilakukan secara sederhana. Kemampuan untuk mencari nilai mean, modus, median atau dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Yang meliputi beberapa analisa :
 
1)      Analisis primer (primary analysis) marupakan suatu analisis asli yang dilakukan oleh peneliti yang menghasilkan temuan tentang topik spesifik. Dengan demikian, analisis data primer adalah suatu analisis yang mempertimbangkan informasi/data utama/primer (data dari tangan pertama) yang diperoleh dalam suatu penelitian.
2)      Analisis sekunder (secondary analysis) adalah suatu analisis tentang temuan-temuan yang ada dari penelitian lain, yang mungkin menggunakan metode yang berbeda yang lebih halus. Dengan demikian analisis ini lebih memfokuskan pada data yang telah dikumpulkan/disusun dan dianalisis serta melakukan suatu analisis kedua atau ketiga kalinya.
3)      meta-analysis adalah suatu analisis tentang data atau informasi yang telah dikumpulkan/disusun dan dianalisis dari beberapa studi.
 
Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.
Analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, analisis varian dll.
 
Jadi bukan yang terbaik diantara kedua metode tersebut, tetapi pada intinya kedua metode ini saling melengkapi dalam sebuah study dan penelitian yang sedang di ujikan.

Cari Blog Ini