Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Sosial
A. Tempat Wisata Kayangan Api Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro, yang beribukotakan kota Bojonegoro ini, berbatasan langsung dengan Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di timur, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di selatan, serta Kabupaten Blora, Jawa Tengah di barat.
Bojonegoro pada masa lampau merupakan wilayah yang mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu yang datang sejak abad I. Dan hingga abad ke 16, Bojonegoro merupakan salah satu bagian Kerajaan Majapahit. Lalu, pada abad ke 16 Bojonegoro masuk dalam kekuasaan kerajaan Demak. Setelah ajaran Islam mulai menyebar di tanah Jawa, akhirnya pengaruh budaya Hindu terdesak dan muncul nilai-nilai baru dalam masyarakat disertai dengan adanya pergolakan yang masuk dalam sejarah kerajaan Pajang di tahun 1586 dan kemudian kerajaan Mataram 1587.
Salah satu icon di kota Bojonegoro adalah Tempat Wisata Kayangan Api, Wisata tersebut adalah sumber api yang tidak pernah padam, suatu yang langka tentunya, api keluar dari dalam perut bumi yang tidak ada henti-hentinya.
Kayangan api terletak di kawasan hutan di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem Bojonegoro Jawa Timur. Sebuah desa yang memiliki kawasan hutan kurang lebih 42,29% dari luas desa. Tempat itu dapat ditempuh dengan jarak 25 Km dari arah kota Bojonegoro.
Menurut cerita kayangan api adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah pandhe berasal dari kerajaan Majapahit. Mbah Pandhe ahli membuat alat-alat pusaka seperti keris, tombak, cudrik dan lain-lain. Kayangan api menjadi salah satu tempat wisata favorit di Bojonegoro, selain wisata langka tempat itu juga terkenal masih alami.
Selain wisata Kayangan Api, juga terdapat Air Blekuthuk dekat Kayangan Api. Air Blekuthuk ini dulunya untuk mencuci dan merendam keris yang dibuat oleh Mbah Pandhe. Bahkan oleh masyarakat sekitar maupun pengunjung lokasi tersebut, air Blekuthuk tersebut dianggap membawa berkah, karena selain dapat mengobati penyakit juga dianggap dapat membawa keberuntungan bagi mereka yang datang.
Sekarang Kayangan api tidak hanya milik Bojonegoro saja tetapi telah menjadi milik bangsa Indonesia karena tempat wisata tersebut tidak hanya menarik perhatian wisatawan lokal tapi menarik wisatawan asing juga, karena sumber api ini terbesar di Asia Tenggara.
B. Pengaruh Tempat Wisata Kayangan Api bagi Masyarakat sekitar
Sebagai salah satu kawasan yang terletak di daerah selatan, artinya kota ini jauh dari daerah pesisir, ternyata Pemerintah Daerah Kota Bojonegoro mampu menarik perhatian masyarakat dalam maupun luar kota untuk berwisata ke Kayangan Api. Masyarakat yang pada umumnya gemar berwisata ke pantai, namun banyak juga masyarakat yang gemar berwisata ke sebuah tempat sejarah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang penasaran dengan api abadi terbesar di Asia Tenggara.
Wisata Kayangan Api yang terletak di tengah hutan ini, ternyata juga dimanfaatkan siswa-siswi untuk berjelajah alam, mengadakan perkemahan, dan juga belajar sejarah. Selain, biaya wisata yang cukup murah, fasilitas musholla dan kamar mandi sudah tersedia.
Tidak hanya sebagai tempat wisata, tempat ini juga berpengaruh pada aspek ekonomi dan pertanian masyarakat sekitar. Kondisi ekonomi yang terjadi, masyarakat sekitar bisa berjualan makanan ringan, jagung untuk dibakar di lokasi api, serta penyediaan WC umum di daerah sekitar lokasi.
Namun, pemerintah kurang memperhatikan kenyamanan, keamanan, keindahan, dan kebersihan tempat wisata bersejarah ini. Kurangnya petugas kebersihan di tempat wisata Kayangan Api ini membuat tempat tersebut seperti tak berpenghuni.