Senin, 05 Oktober 2015

Firda Nur Fildzah_tUGAS 4_Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Sosial

Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Sosial

A.    Tempat Wisata Kayangan Api Bojonegoro

Kabupaten Bojonegoro, yang beribukotakan kota Bojonegoro ini, berbatasan langsung dengan Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di timur, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di selatan, serta Kabupaten Blora, Jawa Tengah di barat.
    Bojonegoro pada masa lampau merupakan wilayah yang mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu yang datang sejak abad I. Dan hingga abad ke 16, Bojonegoro merupakan salah satu bagian Kerajaan Majapahit. Lalu, pada abad ke 16 Bojonegoro masuk dalam kekuasaan kerajaan Demak. Setelah ajaran Islam mulai menyebar di tanah Jawa, akhirnya pengaruh budaya Hindu terdesak dan muncul nilai-nilai baru dalam masyarakat disertai dengan adanya pergolakan yang masuk dalam sejarah kerajaan Pajang di tahun 1586 dan kemudian kerajaan Mataram 1587.

Salah satu icon di kota Bojonegoro adalah Tempat Wisata Kayangan Api, Wisata tersebut adalah sumber api yang tidak pernah padam, suatu yang langka tentunya, api keluar dari dalam perut bumi yang tidak ada henti-hentinya.

Kayangan api terletak di kawasan hutan di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem Bojonegoro Jawa Timur. Sebuah desa yang memiliki kawasan hutan kurang lebih 42,29% dari luas desa. Tempat itu dapat ditempuh dengan jarak 25 Km dari arah kota Bojonegoro.

Menurut cerita kayangan api adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah pandhe berasal dari kerajaan Majapahit. Mbah Pandhe ahli membuat alat-alat pusaka seperti keris, tombak, cudrik dan lain-lain. Kayangan api menjadi salah satu tempat wisata favorit di Bojonegoro, selain wisata langka tempat itu juga terkenal masih alami.

Selain wisata Kayangan Api, juga terdapat Air Blekuthuk dekat Kayangan Api. Air Blekuthuk ini dulunya untuk mencuci dan merendam keris yang dibuat oleh Mbah Pandhe. Bahkan oleh masyarakat sekitar maupun pengunjung lokasi tersebut, air Blekuthuk tersebut dianggap membawa berkah, karena selain dapat mengobati penyakit juga dianggap dapat membawa keberuntungan bagi mereka yang datang.

Sekarang Kayangan api tidak hanya milik Bojonegoro saja tetapi telah menjadi milik bangsa Indonesia karena tempat wisata tersebut tidak hanya menarik perhatian wisatawan lokal tapi menarik wisatawan asing juga, karena sumber api ini terbesar di Asia Tenggara.

B.     Pengaruh Tempat Wisata Kayangan Api bagi Masyarakat sekitar

Sebagai salah satu kawasan yang terletak di daerah selatan, artinya kota ini jauh dari daerah pesisir, ternyata Pemerintah Daerah Kota Bojonegoro mampu menarik perhatian masyarakat dalam maupun luar kota untuk berwisata ke Kayangan Api. Masyarakat yang pada umumnya gemar berwisata ke pantai, namun banyak juga masyarakat yang gemar berwisata ke sebuah tempat sejarah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang penasaran dengan api abadi terbesar di Asia Tenggara.

Wisata Kayangan Api yang terletak di tengah hutan ini, ternyata juga dimanfaatkan siswa-siswi untuk berjelajah alam, mengadakan perkemahan, dan juga belajar sejarah. Selain, biaya wisata yang cukup murah, fasilitas musholla dan kamar mandi sudah tersedia.

Tidak hanya sebagai tempat wisata, tempat  ini juga berpengaruh pada aspek ekonomi dan pertanian masyarakat sekitar. Kondisi ekonomi yang terjadi, masyarakat sekitar bisa berjualan makanan ringan, jagung untuk dibakar di lokasi api, serta penyediaan WC umum di daerah sekitar lokasi.

Namun, pemerintah kurang memperhatikan kenyamanan, keamanan, keindahan, dan kebersihan tempat wisata bersejarah ini. Kurangnya petugas kebersihan di tempat wisata Kayangan Api ini membuat tempat tersebut seperti tak berpenghuni.

Danang Nurhidayana - KPI 1B -Tugas 4 - Imajinasi Kenyamanan Dan Pengaruh Terhadap Kehidupan Sosial

WISATA CURUG CILEMBER

Curug Cilember memiliki tujuh buah air terjun di tempat yang berbeda-beda, dengan jeram tertinggi mencapai 40 meter. Semakin kecil angkanya, semakin tinggi letak air terjun tersebut. Namun curug (air terjun) yang paling banyak dikunjungi adalah curug yang ketujuh, dimana curug ini konon diyakini berkhasiat sebagai obat awet muda, mempercepat dapat jodoh dan dapat menyembuhkan penyakit. 

Curug Cilember ini terletak di dalama kawasan Wana Wisata Curug Cilember di ketinggian 800-900 mdpl dengan suhu berkisar 18-23 C.  Luas kawasan ini sekitar 5, 9 hektar yang didominasi perbukitan dengan hamparan tanaman pinus merkusi dan di bawah naungan Perum Perhutani Unit III yang bekerjasama dengan PHBM Jawa Barat.

Dari Curug Tujuh Hingga Curug Satu Cilember

Curug paling bawah yang terdekat dengan pintu masuk adalah curug ke tujuh. Lokasinya mudah diakses dan paling ramai dikunjungi oleh para pengunjung.  Jarak dari pintu masuk ke curug ini sekitar 300 m atau 15 menit dengan berjalan kaki.  Curug ke tujuh ini memiliki 2 curahan atau limpahan air dengan kolam hasil penampungan di bawahnya. Selain untuk mandi, berenang di kolam alami tersebutt, atau sekadar berfoto-foto dengan pemandangan air terjun, juga kerap kali dijadikan tempat foto prewedding untuk para calon pengantin.

Selanjutnya dari curug ke tujuh ke curug ke lima berjarak sekitar 450 m atau 30 menit berjalan kaki. Di curug ke lima ini curahan airnya indah sekali, tinggi dan bertingkat-tingkat, dengan gemuruh curahan airnya yang jernih mengalir deras di atas bebatuan.  Pemandangan disekelilingnya juga asri sekali, banyak pepohonan tinggi.  Adapun untuk curug ke enam sendiri memang tidak bisa dikunjungi karena belum ada jalan setapak menuju ke sana sehingga biasanya pengunjung langsung menuju curug ke lima setelah mengunjungi curug ke tujuh.

Setelah curug ke-5, adalah curug ke-4 dan ke- 3 yang letaknya tidak berjauhan satu sama lain.  Jarak ke curug ke empat ini dari curug ke lima hanya sekitar 150 m atau 15 menit dengan berjalan kaki.  Sedangkan jarak ke curug ke tiga dari curug ke empat sekitar 100 m atau 10 menit dengan berjalan kaki.  Untuk mencapai ke dua curug ini dibutuhkan perjuangan yang cukup berat karena kondisi jalan yang lebih  licin, terjal, berbatu dan juga banyak lintah yang ada di dedaunan sepanjang jalur ke sana.  

Sedangkan untuk mencapai curug kedua dibutuhkan waktu lebih lama karena perjalannnya cukup jauh dari curug ketiga.  Jarak ke curug ini dari curug ke tiga sekitar 800 m atau 30 menit dengan berjalan kaki. Dan bagi yang ingin mencapai curug ke satu yang terletak paling atas yang merupakan curug tertinggi di Wana Wisata Curug Cilember dibutuhkan waktu sekitar 1.5 hingga 2 jam berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 1.3 km dari curug ke tujuh.  Hal ini dikarenakan medan yang dilalui menuju ke curug kesatu ini cukup sulit.  Disarankan untuk menggunakan pemandu yang sudah tahu medan perjalanan. 

LOKASI

Terletak di Desa Jogjongan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS: 
6° 38' 13.61" S  106° 55' 22.57" E  

TIKET DAN PARKIR

Tiket masuk adalah Rp 13000,- (2015). Bila membawa kendaraan, tiket tambahan yang harus dibeli adalah Rp 8.000,- untuk mobil atau Rp 4.000,- untuk motor.

FASILITAS DAN AKOMODASI

Fasilitas di Curug Cilember sangat lengkap, dari MCK, pos jaga, pondok kerja, loket karcis, jalan setapak, tempat parkir, shelter (gardu pandang), tempat duduk, ruang informasi dan tempat sampah hingga tempat ganti pakaian telah tersedia.  Berbagai permainan yang membutuhkan ketangguhan dan keberanian juga tersedia, seperti Flying Fox. Juga ada sederet warung penjaja makanan dan minuman bila tak membawa bekal, termasuk pula yang menjual berbagai suvenir.
   
Bagi pengunjung yang ingin menginap, dikawasan ini terdapat pondok-pondok kayu yang disewakan.  Harga sewa pondok ini berbeda-beda, tergantung jenisnya. Sewa termahal adalah pondok Meranti (3 kamar tidur, dapur, tungku pemanas, water heater) harganya Rp 700.000,- untuk weekday dan Rp 900.000,- untuk weekend. Untuk pondok Merkusi dengan fasilitas sama seperti pondok Meranti tetapi hanya terdiri dari 2 kamar tidur, harganya Rp 600.000,- untuk weekday dan Rp 800.000,- untukweekend. Sedangkan untuk tipe lainnya ada Rasamala (2 kamar tidur, water heater) dan Damar (2 kamar tidur, dapur) harga sewanya Rp 600.000,- untuk weekday dan Rp 700.000,- untuk weekend

Bila ingin mencoba suasana yang berbeda, cobalah untuk menikmati acara camping atau berkemah di ruangan terbuka. Pengelola menyediakan sewa tenda seharga Rp 75.000,-, sleeping bag seharga Rp 15.000,- atau perlengkapan lainnya untuk berkemah seperti lampu, genset, matras, atau api unggun. Ada beberapa tempat yang menjadi lokasi perkemahan (camping ground). Tempat MCK dan keamanannya terjamin, karena adanya petugas yang terus berjaga di tempat ini.

 

WISATA LAIN

Taman Kupu-kupu. Taman dimana dapat melihat beragam jenis Kupu-kupu dengan beraneka keunikan yang mereka miliki, bahkan dapat belajar tentang penangkaran Kupu-kupu. Selain itu disini juga terdapat Taman Konservasi Kupu-Kupu, sebuah bangunan berbentuk kubah jaring raksasa tempat kupu-kupu dikembangbiakan. Ada petugas yang akan menjelaskan proses metamorfosis kupu-kupu, memperlihatkan telur, ulat maupun kepompong yang ada di taman konservasi ini. Tiket masuk ke Taman ini adalah Rp 5000 per orang.

Sinta Marsela, Jurnalistik IB, Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Sosial, Tugas 3

Hutan Wisata Punti Kayu


Punti Kayu adalah sebuah taman atau hutan wisata yang menjadi tempat rekreasi keluarga di PalembangSumatera Selatan. Taman Wisata Alam Punti Kayu terletak di kota Palembang, jalan raya Palembang - Jambi tepatnya di Jalan Kol H Burlian Km 6,5 Palembang. Ditetapkan menjadi hutan wisata Punti Kayu seluas 50 ha berdasarkan SK Menteri Kehutanan. Kawasan TWA Punti Kayu saat ini telah diusahakan oleh pihak ketiga (PT Indosuma Putra Citra) untuk kegiatan pariwisata alam dengan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) pada areal TWA Punti Kayu seluas 39,9 ha untuk jangka waktu 30 tahun terhitung mulai tahun 1999.

Sejak lama Taman Wisata Alam Punti Kayu diketahui telah berkembang menjadi hutan pinus. Tak banyak mengetahui, jika kawasan tersebut sengaja ditanam pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1937 lalu. Awalnya, luas lahan dikembangkan mencapai 98 hektar, kini tersisa 50 hektar. Sebelum Punti Kayu, taman wisata alam tersebut pernah dinamakan Taman Sari serta Syailendra.

Dilihat dari tinggi serta ukuran batang, tentu saja, pohon yang ada sudah cukup berumur.  Wajar saja, pohon yang ada, sudah ditanami sejak zaman Belanda, tepatnya tahun 1937 lalu. Luas lahan ditanami Belanda kala itu mencapai 98 hektar.

Kala itu, pusat pemerintahan Palembang dibangun Belanda berada di kawasan Merdeka hingga Bukit Kecil. Sedangkan kawasan Punti Kayu dulunya masuk Kabupaten Muba. "Punti kayu ini masuk dataran rendah. Ternyata, pohon tanaman Belanda ini berhasil dikembangkan. Tahun 1960 an, namanya Taman Sari. Kemudian berganti dengan nama Syailendra.

Perihal berkurangnya lahan hutan punti kayu, mengacu pada surat persetujuan Direktur Jendral Kehutanan Nomor:133/DJ/I/1980 tanggal 26 April 1980. Intinya, luas lahan punti kayu dikeluarkan 48 hektar untuk keperluan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, Kodam II/Sriwijaya serta asrama polisi.

Terkait nama punti kayu sendiri tampaknya mulai didengungkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan tanggal 7 Maret 1985 No57/KPTS-II/1985. Sejak itulah, punti kayu ditetapkan sebagai hutan wisata.

Hutan Punti Kayu merupakan satu-satunya lokasi wisata hutan di Kota Palembang. Hutan yang memiliki luas 12 hektar ini merupakan paru-paru kota yang di dalamnya tumbuh tanaman yang didominasi oleh tanaman jenis pinus. 

Berdasarkan survey dan inventarisasi tahun 2008, kawasan TWA Punti Kayu memiliki berbagai jenis flora dan fauna. Jenis flora yang mendominasi yaitu pinus dan meranti. Keragaman flora antara lain mahoni, meranti, pulai, albasia, sengon, ampupu, akasia, kayu putih, bambu, ketapang, beringin, plangas, phillicium, akasia, bungur, jarak, kayu talok, angsana, walikukun, seru, kapuk, lamtoro, asam jawa, keruing, sungkai, laban, kiteja, waru.

Jenis fauna yang berada di TWA Punti Kayu antara lain kera ekor panjang, beruk, bajing tanah, ular phiton, biawak, burung raja udang, burung murai, burung kutilang, burung but-but, burung cici, burung sesap madu, burung perkutut, burung prenjak, burung pipit.

Untuk dapat ke tempat rekreasi ini jika dari pusat kota di Masjid Agung Palembang rute yang di lalui itu lurus ke Jl. Jend.Sudirman sampai ke KM 7. Dan jika naik angkutan umum, dari Masjid Agung kalian bisa naik angkutan umum jurusan KM5 setalah itu turun dan naik lagi angkutan umum jurusan talang betutu, tapi sebelumnya minta sama supir angkutan umum itu stop didepan Punti Kayu. Harga Angutan Umum sekali naik Rp. 4000,-. Ada alternatif angkutan umum yaitu Trans Musi, naik dari halte Masjid Agung dan berhenti di halte Punti Kayu sesuai tarif transmusi terbaru. Punti Kayu buka dari jam 9 pagi - 4 sore.


Pengaruh Hutan Wisata Punti Kayu untuk kehidupan Sosial

 

Di awal pencanangannya sebagai hutan wisata, Hutan Wisata Punti Kayu memegang teguh fungsinya sebagai tempat konservasi, tempat wisata dan rekreasi, tempat penelitian dan pendidikan, hingga tempat penunjang kegiatan budaya. Tidak mengherankan jika memasuki masa liburan, banyak siswa yang datang dari berbagai sekolah dan mahasiswa yang datang untuk meneliti, belajar sambil mengenal kekayaan flora dan fauna Indonesia. 

Dulunya Punti Kayu ini pada tahun 1938 adalah hutan lindung, dan pada tahun 1986 berubah menjadi Hutan Wisata dengan ditambah beberapa sarana wisata didalamnya diantara lain pos informasi dan pos keamanan, tempat berteduh, kebun binatang, sarana olahraga, ruang serbaguna, kolam renang, dll.


Punti Kayu ini sekarang ada 4 wilayah yang terdiri dari: Wilayah Hutan Lindung, Taman Rekreasi, Danau dan Rawa, Perkemahan

Selain itu, untuk menunjang kegiatan wisata di area hutan, pengelola juga membangun berbagai wahana wisata

  • Di dalam ternyata lebih seru, ada fasilitas outbond juga beserta flying foxnya, kalian bisa menikmati fasilitas ini hanya dengan Rp.15.000 - Rp.25.000.
  • Lalu ada taman bermain untuk anak-anak dan membayar tiket masuk Rp.5000.
  • Di luar areal tempat bermain anak-anak dan dideket tempat outbond juga disediakan pondok-pondok untuk bersantai dan istirahat, ada juga warung yang menjual makanan dan minuman ringan. Tidak jauh dari areal tempat bermain anak, ada kebun binatang yang tiket masuknya Rp.5000 saja, didalam areal kebun binatang banyak beragam binatang yang disangkar, seperti buaya, orang utan, owa, beruang madu, elang dan 25 jenis satwa liar lainnya. Kita juga bisa berkeliling dengan menaiki kuda/ gajah yang tersedia dengan track yang telah diten tukan hanya dengan membayar Rp. 5.000,- sampai Rp. 15.000,-
  • Ada lagi wahana yang seru, jembatan gantung dan bebek-bebekkan, Dua wahana ini terletak dalam 1 areal. Harga tiket masuk hanya Rp.10.000, bisa foto-foto di jembatan gantung.
  • Jika kalian berwisata ke Punti Kayu bersama keluarga, jangan khawatir untuk membawa bekal makanan dari rumah. Sebab di area Punti Kayu banyak disediakan pondok-pondok untuk berkumpul dan piknik bersama keluarga.

--
Sinta Marsela

Rezka Dwi F_KPI 1B_Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruh Terhadap Kehidupan Sosial_TUGAS 4

IMAJINASI KENYAMANAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Ø Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) adalah salah satu taman nasional yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Ditetapkan pada tahun 1980, taman nasional ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. TN Gunung Gede Pangrango terutama didirikan untuk melindungi dan mengkonservasi ekosistem dan flora pegunungan yang cantik di Jawa Barat. Dengan luas 21.975 hektare, wilayahnya terutama mencakup dua puncak gunung Gede dan Pangrango beserta tutupan hutan pegunungan di sekelilingnya.

Sebagaimana namanya, taman nasional ini memiliki dua puncak kembar, yakni puncak Gede (2.958 m dpl) dan puncak Pangrango (3.019 m dpl). Kedua puncak itu dihubungkan oleh gigir gunung serupa sadel pada ketinggian lk 2.400 m dpl, yang dikenal sebagai daerah Kandang Badak. Gunung Pangrango yang lebih tinggi, memiliki kerucut puncak yang relatif mulus, tipikal gunung yang masih relatif muda usianya. Gunung Gede lebih rendah, namun lebih aktif, dengan empat kawah yang masih aktif yaitu Kawah Ratu, Kawah Wadon, Kawah Lanang, dan Kawah Baru.Titik puncak Gunung Gede terletak di atas tebing atau gigir kawah yang baru, namun gigir ini tak lagi utuh karena telah dihancurkan oleh letusan volkanik yang terjadi berulang kali. Gigir yang lebih tua adalah punggung gunung yang dikenal sebagai Gunung Gumuruh (2.929 m dpl); kawah-kawah dan puncak Gunung Gede yang sekarang terletak pada bekas kawah Gunung Gumuruh lama yang telah punah. Di antara gigir Gunung Gede dan gigir Gunung Gumuruh itulah terletak lembah dataran tinggi bernama Alun-alun Suryakancana (2.750 m dpl), yang penuh tertutupi oleh rumpun edelweis jawa yang cantik.

 

 

·         Flora Dan Fauna Taman Gunung Gede Pangrango

Taman nasional ini terutama dikenal karena kekayaan flora hutan pegunungan yang dimilikinya. Sebagai gambaran, di seluruh wilayah CA Cibodas-Gede (kini bagian dari Taman Nasional), pada ketinggian 1.500 m dpl hingga ke puncak Gede dan Pangrango, tercatat tidak kurang dari 870 spesies tumbuhan berbunga dan 150 spesies paku-pakuan. Jenis-jenis anggrek tercatat hingga 200 spesies di seluruh Taman Nasional.Van Steenis selanjutnya juga mencatat, dari 68 spesies tumbuhan pegunungan yang langka dan hanya diketahui keberadaannya di satu gunung saja di Jawa, 9 jenis di antaranya tercatat hanya dari Gunung Gede, dan 6 dari 9 jenis itu endemik Jawa[8]. Jenis edelweis jawa (Anaphalis javanica) yang tumbuh melimpah di Alun-alun Suryakancana sangat populer di kalangan pendaki gunung dan pecinta alam, sehingga dijadikan maskot taman nasional ini. Akan tetapi yang endemik Jawa dan agak jarang dijumpai sebetulnya adalah kerabat dekatnya dan masih banyak lagi.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki kekayaan jenis hewan yang cukup tinggi, terutama di zona hutan pegunungan bawah. Beberapa jenisnya yang terhitung langka, endemik atau terancam kepunahan, di antaranya, adalah owa jawa (Hylobates moloch), lutung surili (Presbytis comata), anjing ajag (Cuon alpinus), macan tutul (Panthera pardus), biul slentek Melogale orientalis, sejenis celurut gunung Crocidura orientalis, kelelawar Glischropus javanus dan Otomops formosus, sejenis bajing terbang Hylopetes bartelsi, dua jenis tikus Kadarsanomys sodyi dan Pithecheir melanurus. Beberapa jenis burung seperti elang jawa (Spizaetus bartelsi), serak bukit Phodilus badius, celepuk jawa Otus angelinae, cabak gunung Caprimulgus pulchellus, walet gunung Collocalia vulcanorum, pelatuk kundang Reinwardtipicus validus, ciung-mungkal jawa Cochoa azurea, anis hutan Zoothera andromedae, dan beberapa spesies lain. dan masih banyak lagi.

·        Pengaruh Kehadiran Tempat Wisata Bagi Masyarakat Sekitar

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai peranan yang penting dalam sejarah konservasi di Indonesia. Ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1980. Dengan luas 22.851,03 hektar, kawasan Taman Nasional ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan, hanya berjarak 2 jam (100 km) dari Jakarta. Sebagai kawasan wisata dan rekreasi, saat akhir minggu (Sabtu dan Minggu) dan hari libur, kawasan wisata Cibodas dan Kebun Raya Cibodas akan diramaikan oleh pengunjung yang membeli suvenir dan oleh-oleh berupa sayuran dan buah-buah segar dengan harga terjangkau dari pasar wisata di Cibodas.

Adanya tempat wisata ini banyak masyarakat sekitar untuk berdagang makanan, minuman, hasil bumi seperti talas, pisang, dan bermacam-macam jenis sayur dan buah-buahan di TNGGP.Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selain itu, Dengan begitu, tentu hal ini akan menambah penghasilan dan masyarakat sekitar menjadi lebih sejahtera dalam bidang ekonomi.

Fahmi Darmawan - KPI 1B - Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruh nya dalam Kehidupan Sosial (tugas 4)

HUTAN MANGROVE

Hutan ini diawali dengan pintu gerbang Taman Wisata Angke Kapuk. Penjaga pintu berseragam hijau dengan muka tanpa senyum melayani kami. Kami membeli tiket masuk seharga Rp 25.000 per orang. Tiket ini harus dijaga jangan sampai hilang karena nanti di dalam akan diperiksa lagi.

Tak jauh dari gerbang masuk, ada masjid Al Hikmah yang terbuat dari kayu dan terletak di atas danau. Kamar mandi dan tempat wudlu di masjid ini bagus dan bersih.

Dari pintu gerbang, kami berjalan ke dalam sekitar 200 meter dan bertemu pos pemeriksaan. Selain diminta menunjukkan tiket, barang bawaan kami diperiksa, karena ada larangan memotret menggunakan kamera, sedangkan memotret menggunakan ponsel diperbolehkan. Jika tetap ingin memotret menggunakan kamera, akan dikenai tarif Rp 1.000.000. Di pos ini juga terdapat penitipan barang, karena makanan dari luar juga tidak diperbolehkan.

Taman Wisata Alam Angke Kapuk memiliki luas 99,82 HA. Kawasan ini didominasi lahan basah (danau) dengan vegetasi utama mangrove. Kawasan ini dulunya tambak dan telah direhabilitasi tanaman mangrove seluas 40%.

Mangrove yang ditanam di Taman Wisata Alam Angke Kapuk antara lain bakau besar (Rhizophora mucronata Lam.), bakau merah/slindur (Rhizophora stylosa), tancang (Bruguiera gymnorrhiza), serta api-api/sia-sia (Avicennia alba). Jika dilihat dari spesiesnya, ada lebih dari sepuluh spesies.

area perkemahan untuk api unggun

Saat kami masuk, kami melihat pot-pot plastik yang ditanami beberapa bibit mangrove. Terdapat pula kandang kelinci dan kerangkeng berisi 2 ekor monyet. Jalanan utama dilapisi paving-block, di samping kanan-kiri terdapat banyak tempat sampah dan bangku kayu.

Kawasan wisata yang dikelola oleh swasta, yaitu Jakarta Mangrove Resort, ini juga menyediakan paket penginapan dan rekreasi keluarga. Terdapat pondok terbuat dari kayu yang berbentuk prisma seperti tenda berjejer. Pondok tenda mungil ini muat untuk 2 orang dengan lokasi kamar mandi di luar. Untuk keluarga, ada pondok yang lebih besar dengan berbagai fasilitas. Yang unik, beberapa pondok ini ada yang dibangun di atas danau.

Selain pondok, terdapat lapangan yang bisa digunakan untuk api unggun. Di tengah kawasan, berdiri menjulang 2 menara yang digunakan untuk aktivitas bird watching. Terdapat pula jembatan gantung yang melintasi danau. Jika ingin berkeliling danau, tersedia juga perahu-perahu, mulai dari perahu motor, perahu kayu, hingga kano yang bisa disewa. Saat kami datang, ada sepasang calon pengantin yang mengadakan sesi pemotretan.

Taman Wisata Alam Angke Kapuk juga menyediakan paket wisata menanam mangrove. Paketnya adalah per orang dikenai biaya Rp 150.000. Jika ingin menambahkan papan nama, biayanya Rp 500.000. Saya melihat beberapa papan nama perusahaan, instansi, hingga sekolah terpampang di area penanaman mangrove.

Saya melihat seekor biawak tengah berjemur di jembatan kayu. Saat saya mendekat ia buru-buru kabur dan masuk ke dalam air dan berenang dengan kayuhan ekornya masuk ke sela-sela akar mangrove.

penginapan di atas air. Karena lapar, kami menuju kantin untuk makan siang. Namun sayang, menu yang ditawarkan hanyalah Indomie rasa Ayam Bawang. Harganya bisa dibilang cukup mahal, dengan tambahan Teh Botol, saya harus merogoh kocek Rp 15.000 untuk makan siang saya. Ya, lumayan lah daripada kelaparan?

Sangat disayangkan, karena pelayanan di kantin ini juga kurang ramah. Si penjaga kantin cuek-cuek saja dan seolah-olah tidak butuh konsumen. Dengan menu seadanya, rasanya larangan membawa makanan dari luar menjadi kurang bijaksana.

Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan. Mira, pacar saya memilih untuk duduk-duduk dan menggambar ilustrasi suasana. Saya dan Ollie berjalan menuju jembatan besar untuk eksplorasi.

Jembatan besar terbuat dari kayu mengelilingi danau. Jika berjalan terus, ujung jembatan akan tembus ke jalan yang belum selesai dibangun dan kembali ke pos pemeriksaan. Jika berjalan keliling, jarak yang ditempuh bisa 1,1 Km. Panjang jembatan sendiri sekitar 550 meter.

Dari jembatan besar, sepanjang jalan terdapat banyak tempat sampah, namun beberapa sampah plastik nampak terlihat di beberapa tempat. Di tengah danau, pemandangan pondok kemah di atas air begitu cantik. Lokasi ini menjadi favorit untuk berfoto-foto. Saya melihat beberapa ekor burung kuntul berwarna putih terbang di kejauhan. Beberapa pasangan dimabuk asmara terlihat berjalan bergandengan tangan atau sekadar duduk-duduk di bangku di pinggir.

Setelah selesai berkeliling jembatan besar dan Mira selesai menggambar, kami meneruskan penjelajahan. Kami menuju ke ujung, menuju ke arah pantai. Kami melewati lokasi tempat pembuatan pupuk dan pembibitan saat berjalan menuju ke pantai. Berbeda dengan jembatan besar, jalan menuju pantai relatif lebih kotor. Sampah berserak di mana-mana mengganggu pemandangan, meski terdapat tempat sampah.

Rupanya, pantai yang dimaksud hanyalah ujung ke arah laut. Sesampai di ujung jalan, saya melihat sebuah jembatan tengah dibangun. Sepertinya akan digunakan untuk menyeberang ke pulau reklamasi di seberang yang akan digunakan untuk pemukiman elit.


PENGARUH KEHADIRAN TEMPAT WISATA BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR

 Dengan adanya hutan buatan ini masyarakat menjadi lebih teratur dan lingkungan menjadi lebih bersih karena terdapat petugas petugas kebersihan yang bekerja. Wisatawan yang mendatangi hutan ini tiap tahun mendapatkan peningkatan hingga 1000-2000an peningkatan

Fizna Sa'diyya KPI 1A Tugas3 Sosiologi_Imajinasi kenyamanan

Tugas 3 Sosiologi

 

Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Sosial

 

 

Taman Mini Indonesia Indah

 

Taman Mini Indonesia Indah atau yang biasa dikenal TMII merupakan salah satu objek wisata terbesar di Indonesia yang terletak di daerah Jakarta Timur. Taman yang merupakan miniatur Indonesia ini pertama kali diusulkan pembangunannya oleh ibu Siti Hartinah atau yang biasa dipanggil ibu Tien pada tanggal 13 Maret 1970. Beliau mengusulkan akan dibangun sebuah objek wisata yang bisa membangkitkan kebanggaan rakyat Indonesia terhadap budaya nusantara. Pada tahun 1972 dimulailah pembangunan TMII dan kemudian diresmikan pada tanggal 20 April 1975.

Di TMII terdapat anjungan dari semua propinsi yang ada di Indonesia. Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya pakaian tradisional, busana pernikahan, senjata khas, tarian daerah, alat musik khas daerah, dll. Di setiap anjungan terdapat panggung untuk menampilkan pertunjukan tarian tradisional, upacara adat, dan juga pertunjukan musik khas daerah masing-masing. Pada beberapa anjungan terdapat pula kafetaria dan toko souvenir yang menjajakan makanan dan kerajinan tangan khas daerah.

Taman seluas 145 hektar ini bukan hanya kaya dengan adat istiadat yang dibawa dari berbagai provinsi, tapi TMII juga tercatat memiliki berbagai wisata edukatif seperti 18 museum, 7 rumah ibadah, taman Flora dan Fauna, wahana permaianan anak dari yang tradisional sampai dengan modern seperti monorail, kereta gantung, perahu angsa, arsipel dan bangunan komersil lainnya. Inilah wujud kekayaan adat istiadat dan budaya Indonesia.

Taman wisata yang memiliki motto "Perekat dan Pemersatu  Bangsa" ini  telah mengantongi berbagai penghargaan dari pemerintah daerah maupun lembaga Internasional. Beberapa hal menarik lainnya yang ada di TMII adalah Pusat Informasi Budaya dan Wisata yang didalamnya terdapat teater mini dan perpustakaan; Puri Caping Gunung Rest and Convention yang menyajikan menu makanan khas daerah sampai menu makan Internasional;  Pasar tiban yang di dalamnya terdapat banyak kios penjual kuliner khas nusantara dengan harga terjangkau; Desa wisata dan Graha Wisata Remaja yang menyediakan penginapan bagi wisatawan yang ingin bermalam.

 

Dampak adanya TMII bagi masyarakat sekitar

 Dengan dikenalnya budaya nusantara oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara, pendapatan pemerintah  daerah ikut meningkat dari  adanya pajak tontonan, pajak penjualan, cukai, dan pungutan biaya. Selain itu terdapat pula kios-kios makanan dan toko souvenir yang memberi keuntungan bagi usaha masyarakat sekitar. Sedang adanya pusat desain dan pengembangan industri bisa digunakan sebagai media promosi yang dapat meningkatkan dan memperluas pemasaran hasil-hasil kerajinan rakyat. Adanya kawasan wisata TMII juga membantu pemerintah dalam melaksanakan Pelita, dengan mempersembahkan suatu tempat rekreasi yang bersifat pendidikan kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga ibukota.

 

 

 

Lisa Gustina-11150510000164-Jurnal 1B-Imajinasi Kenyamanan & Pengaruhnya -Tugas3

Nama : Lisa Gustina
NIM : 11150510000164
Kelas : Jurnalistik 1/B

Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruhnya bagi kehidupan sosial

A. Gambarkan tempat yang umumnya menjadi tempat wisata yang umum.

Didalam tugas ini saya akan mengambarkan salah satu tempat atau objek wisata yang ada di Daerah Sumatra barat.
Lubang Jepang Bukittinggi.

Lubang Jepang Bukittinggi (juga dieja Lobang Jepang) adalah salah satu objek wisata sejarah yang ada di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Lubang Jepang merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan. Lubang Jepang mulai dikelola menjadi objek wisata sejarah pada tahun 1984, oleh pemerintah kota Bukittinggi [2]. Beberapa pintu masuk ke Lubang Jepang ini diantaranya terletak pada kawasan Ngarai Sianok, Taman Panorama, di samping Istana Bung Hatta dan di Kebun Binatang Bukittinggi.

Terletak di dalam kawasan Objek wisata Taman Panorama Bukittinggi, Sumatera Barat. Lubang Jepang merupakan objek wisata yang juga merupakan bukti sejarah penjajahan Jepang di Indonesia. Sebuah terowongan bawah tanah yang dibangun untuk kepentingan militer Jepang pada masa Perang Dunia-II; atas perintah Pemerintahan Militer Angkatan Darat Jepang untuk wilayah Sumatera yang berkedudukan di Bukittinggi di bawah komando Jendral Watanabe. Jadi, jika anda berkunjung ke Bukittinggi jangan lupa mengunjungi Taman Panorama dan menelusuri lorong demi lorong dalam Lubang Jepang ini. Keberadaan lubang yang dalam membangunnya sengaja disamarkan, tidak terlihat dari pinggir jalan raya (dari luar taman). Bahkan ketika berada di dalam Taman Panorama, tidak serta merta pintu masuk lubang terlihat kecuali jika berdiri di sekitar mulut lubang.
Untuk masuk ke dalam lorong lubang Jepang, terlebih dahulu harus menuruni 132 anak tangga yang mempunyai kemiringan cukup vertikal. Tangga semen ini dibagi menjadi dua jalur yang dibatasi dengan stainless steel, sehingga terasa lebih nyaman untuk dituruni. Satu sisi ditujukan buat pengunjung yang ingin masuk ke dalam dasar terowongan Lubang Jepang. Sementara sisi lainnya merupakan tangga keluar terowongan. Kedalaman lubang diperkirakan sekitar 40 m dari permukaan tanah. Sedangkan panjangnya lebih kurang 1.470 m. Lorong di dalam terowongan lebarnya sekitar 2 m. Suasana di dalam lubang cukup terang karena telah dilengkapi dengan penerangan listrik yang cukup memadai. Dinding-dinding terowongan juga tidak terlihat suram karena telah dilapisi oleh semen; bahkan sebagian lantainya telah dipasang paving block (seperti terlihat dalam gambar).
Karena alasan keamanan, lorong yang mengarah persis ke sisi jurang Ngarai Sianok, ditutup dengan terali besi. Mulut lorong tersebut hanya berjarak beberapa meter dari sisi jurang. Ada juga lorong yang menuju ke pintu darurat (emergency exit). Sepanjang kiri dan kanan dalam lorong-lorong, terdapat ruangan-ruangan yang jumlah keseluruhannya hingga 21 ruang, terdiri dari:
• Ruang Amunisi
• Dapur
• Penjara
• Ruang Makan
• Barak Tentara,dll

B. Pengaruh kehadiran Lubang Jepang bagi kehidupan masyarakat.

Kehadirannya sebagai objek wisata dapat berdampak baik untuk masyarakat Menambah omset pencarian bagi masyarakat di daerah bukittinggi dengan cara membuat cafe cafe kecil dan menjual makanan minuman untuk pengunjung untuk menambah penghasilan masyarakat. Menambah nilai positif terhadap kota padang untuk mengetahui wisata alam yang dibuat saat jajahan jepang yang di sana terdapat banyak ruangan untuk memberikan kita informasi tentang sejarah tentang lubang jepang dan lainnya. Sebagai penambah devisa untuk indonesia turis turis yang datang untuk mengetahui sejarahnya.

Andi Dewi Mahardika_KPI 1B_Imajinasi Kenyamanan_tugas 4

Nama : Andi Dewi Mahardika

Kelas : KPI 1B

NIM  : 11150510000086

 

Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Sosial

Hutan Kota II BSD City




Hutan sebagai suatu ekosistem, sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan penting dalam berbagai hal seperti penyediaan sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup flora dan fauna, penyeimbang lingkungan, dan mencegah timbulnya pemanasan global.

Letak Kota Tanggerang yang berdekatan dengan letak Ibukota sudah pasti membuatnya terkena dampak negatif ibukota yaitu udara yang tercemar polusi. Perkembangan kota ke arah industri juga berkontribusi menyebabkan pencemaran alam. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan keadaan tersebut, pemerintah kota berusaha menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) Sesuai aturan tata kota.  Salah satu rauang terbuka hijau yang berada di Tanggerang Selatan adalah Hutan Kota 2 BSD City.

Hutan Kota 2 BSD City dahulunya merupakan Taman Kota 2. Tempat tersebut terletak di Jalan Tekno Widya, Taman Tekno, Buaran. Dibandingkan taman, ruang hijau tersebut lebih tepat disebut hutan buatan. Karena itulah masyarakat sekitar lebih sering menyebutnya dengan nama Hutan Kota atau Kebun Raya.

Hutan Kota ini pertama kali dibuka tahun 2006. Ruang terbuka hijau tersebut dirasa perlu karena kawasan Taman Tekno merupakan daerah industri. Hutan Kota 2 memiliki lahan yang cukup luas dibandingkan Taman Kota 1, yaitu sembilan hektar. Di dalamnya juga terdapat danau buatan seluas dua hektar. Ada pula mini water flow, yaitu air terjun buatan setinggi satu meter.

Saat berkunjung ke Hutan Kota 2 BSD City, Anda bisa menjumpai 7.000 batang pohon. Selain sebagai taman kota, hutan buatan tersebut memang difungsikan sebagai laboratorium alam khususnya bidang botani. Jenis pohon yang tumbuh di ruang hijau itu sangat beragam, meliputi pohon waru gunung, namnam hutan, keben, pulai, nyamplung, beringin sabre, meranti, sawo, durian, flamboyan, saraca, dan sebagainya.

Saat ini tempat tersebut tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota. Banyak masyarakat yang memanfaatkannya sebagai ruang rekreasi dan olahraga. Untuk mendukung fungsi tersebut, pemerintah Kota Tangerang Selatan sengaja membangun pedestrian dan beberapa fasilitas lain. Kontur tanah yang tidak rata juga mendukung aktivitas jogging. Bila lelah usai berolahraga, pengunjung dapat beristirahat di gazebo, bangku taman, maupun tree house yang tersedia.

Hutan Kota 2 BSD City memiliki ikon yang berupa jembatan berwarna merah. Jembatan tersebut membentang di atas anak Sungai Cisadane yang mengalir di area hutan buatan. Meski tidak terlalu lebar, jembatan berwarna merah itu merupakan tempat favorit dan dianggap romantis. Karena itulah pengunjung sering menyebut jembatan itu dengan nama Jembatan Merah Cinta. Hutan Kota 2 juga juga dilengkapi bursa tanaman hias. 

Pengaruh Hutan Kota II BSD City bagi masyarakat

seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa hutan memiliki banyak fungsi, salah satunya sebagai penyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen yang memberi andil dalam mengurangi penyemaran karbondioksida di udara, ini disimpan di dalam jaringan tumbuhan (kayu) yang kemudian kayu ini berguna bagi manusia. suatu laporan menyebutkan bahwa sebatang pohon selama hidupnya diprediksi mampu menyerap 7.500 gram karbon.

Hal ini sungguh merupakan dampak positif bagi kota Tanggerang yang letakknya dekat dengan ibukota sebagai kota industri yang banyak memproduksi karbon dioksida dan disebut sebagai kota polutan.

Hutan ini juga dapat mengurangi terjadinya global warming yang disebabkan oleh rumah kaca (gedung-gedung) kaca yang mulai banyak bearada di kota Tanggerang.

Selain berfungsi sebagai penyejuk lingkungan Hutan Kota ini dapat dijadikan tempat rekreasi dan olahraga  bagi masyarakat, seperti jogging, berspeda, dll. dengan suasana yang teduh dan damai seperti berada di Hutan alami, dan dengan fasilitas fasilitas tambahan yang diberikan pemerintah.

 

 

Tugas Imajinasi & Kenyamanan

Taman Wisata Matahari

Taman Wisata Matahari (TWM) merupakan tempat wisata keluarga yang terletak di Jalan Raya Puncak Km 77-78 Desa Cilember,Cisarua Jawab Barat. TWM dibuka sejak tahun 2008,didalamnya tentunya menyuguhkan berbagai wahana rekreasi. Mulai dari WaterBoom,Arung Jeram,OutBond,Atv,padle boot,mini boot,flying fox,wisata air, dan juga Villa untuk acara-acara keluarga lainnya. Menuju ke TWM tidak begitu sulit,para wisatawan hanya butuh sekitar 5km dari gerbang tol,cukup dengan mengikuti alur jalan (lurus terus),TWM terletak di sebelah Kiri dari arah jakarta. TWM buka dari pukul 08.00 - 17.00 harga masuk TWM sekitar Rp. 15.000 (tidak termasuk tiket wahana terusan yang ada didalamnya),dengan harga yang pas di kantong tentunya tidak memberatkan dan cocok untuk wisata keluarga besar. Pada awal di bangunnya TWM,tentunya banyak rumah-rumah warga yang pada akhirnya harus di ratakan,dengan pembayaran yang besar. Pendapatan Desa Cilember pun amat sangat meningkat,ntah dalam segi material,dan juga segi pembangunan Desa sangat pesat,seperti diperbaikinya pos ronda,dibangunnya kantor PKK Desa,juga diperbaikin Kantor kepala Desa. jalan di arah Desa Cilember pun di perbaiki,guna kenyamanan warga & wisatawan yang berkunjung ke TWM. Apakah anda belum memiliki Schedule wisata bersama keluarga di akhir pekan? Ayo,silahkan berwisata ke Taman Wisata Matahari.

Yuyun Yunena_Profil Sosiologi, Teori dan Pengaruhnya Erving Goffman_Tugas 4 Soskot

INTERAKSIONISME SIMBOLIK DALAM KARYA ERVING GOFFMAN

A.    Sketsa Biografis  Erving Goffman                                                       
Goffman lahir di Alberta, Canada, 11 Juni 1922 (Williams, 1986). Ia menerima gelar doktornya dari Universitas Chicago dan sebagai teoritisi interaksionisme simbolik. Tetapi ketika ia ditanya tak lama sebelum meninggal apakah ia seorang interaksionis simbolik, ia menjawab bahwa nama itu terlalu samar untuk memungkinkannya menempatkan dirinya ke dalam kategori itu (Manning, 1992). Kenyataannya, sulit memasukkan karyanya ke dalam kategori tunggal manapun. Dalam menciptakan perspektif teoritisnya, Goffman menggunakan berbagai sumber dan menciptakan sebuah orientasi khusus.
Collins (1986b; Williams, 1986) lebih menghubungkan Goffman kepada antropologi sosial ketimbang kepada interaksionisme simbolik. Ketika belajar S1 di Universitas Toronto, Goffman telah belajar dengan seorang antropolog dan ketika di Chicago, kontrak utamanya bukanlah dengan teoritisi interaksionisme simbolik, tetapi dengan W.L. Wamer (antropolog), (Collins, 1986b:109).
Goffman berpengaruh besar terhadap interaksionisme simbolik. Collins melihat Goffman sebagai tokoh kunci dalam pembentukan etnometodologi dan metode analisis percakapan. "Goffmanlah yang memprakarsai studi empiris yang teliti tentang kehidupan sehari-hari, walaupun ia melakukannya dengan mata telanjang sebelum ramainya pemakaian tape-recorder dan video-recorder" (1986:111).
Salah satu karya yang cukup penting tentang Self nampak dalam karya Goffman yang berjudul Presentation of Self in Everyday Life (1959). Konsep Goffman tentang self  sangat dipengaruhi oleh George Mead, khususnya dalam diskusi tentang ketegangan antara I (sebagai aspek diri yang spontan) dan Me ( sebagai aspek diri yang dibebani oleh norma-norma sosial).
B.     Interaksionisme Simbolik Dalam Karya Erving Goffman
Goffman cenderung melihat kehidupan sosial sebagai satu seri drama atau pertunjukkan dimana para aktor memainkan peran tertentu. Pendekatan sedemikian ini disebutnya dengan pendekatan dramaturgi.
Dalam pendekatan ini, ia membandingkan kehidupan sosial sebagai sebuah pertunjukkan diatas panggung. Dalam pertunjukkan itu, panggung berarti lokasi atau tempat dimana kehidupan sosial itu berlangsung, sedangkan aktor atau aktris adalah posisi- posisi atau status- status di dalam masyarakat.
1.      Hakikat Self dalam Karya Goffman
Goffman melihat self  sebagai hasil interaksi antara aktor dan penonton. Artinya,  self  mengarahkan tingkah lakunya sesuai dengan harapan penonton yang diperoleh aktor ketika berinteraksi dengan penonton.
Gofman mempunyai asumsi bahwa ketika individu-individu berinteraksi atau memainkan lakon-lakon dalam panggung sandiwara, maka mereka ingin supaya diri mereka diterima. Tetapi, di pihak lain, ketika mereka memainkan peran-perannya mereka tetap menyadari kemungkinan akan adanya penonton yang bisa mengganggu pertunjukan mereka. Oleh karena itu para aktor harus selalu menyesuaikan dirinya dengan keinginan dan harapan penonton, terutama menyangkut elemen-elemen hal yang bisa mengganggu.
Para aktor itu berharap bahwa Self atau Diri yang mereka tampilkan dalam pertunjukan itu, cukup kuat atau mengesankan sehingga para penonton bisa memberikan definisi tentang diri mereka itu sesuai dengan keinginan aktor-aktor itu sendiri.
2.      Bagian Depan Panggung
Front stage (panggung depan) bagian pertunjukan yang berfungsi mendefinisikan situasi penyaksi pertunjukan. Front stage dibagi dua, setting pemandangan fisik yang harus ada jika aktor memainkannya dan front personal berbagai macam perlengkapan sebagai pembahasan perasaan dari aktor. Front personal dibagi dua, yaitu penampilan berbagai jenis barang yang mengenalkan status sosial aktor, dan gaya mengenalkan peran macam apa yang dimainkan aktor dalam situasi tertentu.
Menurut Goffman, dalam interaksi terkadang orang menampilkan kondisi ideal di depan umum dan menyembunyikan hal-hal tertentu dengan alasan: 1) Aktor ingin mengubur kebiasaan buruk masa lalu yang bertentangan dengan prestasi masa kini. 2) Aktor ingin menyembunyikan kesalahan yang telah dilakukan dan menyiapkan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. 3) Aktor memberikan gambaran hasil yang baik dan menyembunyikan proses yang terlibat dan menghasilkannya. 4) Aktor merasa perlu menyembunyikan keterlibatan tindakan kotor dalam upaya menghasilkan petunjukan. 5) Aktor mungkin menyelipkan standar lain dalam melakukan sesuatu. 6) Aktor mungkin menyembunyikan penghinaan atasnya atau setuju dihina asalkan kegiatan yang diinginkan dapat terus berjalan.
3.      Bagian Belakang Panggung
Goffman juga mendiskusikan tentang back stage (bagian belakang panggung), di mana bermacam-macam tindakan atau tinggkah laku non-formal, boleh mucul. Dalam dunia sosial, back stage ini adalah tempat atau situasi di mana seorang individu tidak perlu bertingkah laku sesuai dengan harapa-harapan orang dari statusnya itu.
 
 
C.    Contoh Implementasi Interaksionisme Simbolik dalam Kehidupan Sehari- hari
Bercakap-cakap secara online telah menjadi suatu kegiatan favorit jutaan orang. Para remaja mengungkit-ungkit peristiwa sehari-hari dengan teman-temannya, para kakek nenek berhubungan dengan cucu, para pengusaha mengukuhkan perjanjian mereka dengan sebuah klik pada suatu tombol "kirim". Mereka semua mencintai kecepatan komunikasi online. Mereka mengirimkan surat elektronik ( email) atau memasang suatu catatan pada chat room, dan dalam sekejap orang diseluruh negara dapat membaca atau menanggapinya.
Untuk mendukung tren ini, para pemakai komputer telah mengembankan simbol untuk menyampaikan rasa humor, kekecewaan, sarkasme, dan suasana hati lainnya. Meskipun simbol ini tidak sedemikian bervariasi atau spontan seperti isyarat non verbal pada interaksi tatap muka,simbol-simbol tersebut tetap bermanfaat.
 
Daftar Pustaka
George Ritzer & Douglas J. Goodman. 2007. TEORI SOSIOLOGI MODERN. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Raho, Bernard SVD. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Cari Blog Ini