Senin, 05 Oktober 2015

Sinta Marsela, Jurnalistik IB, Imajinasi Kenyamanan dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Sosial, Tugas 3

Hutan Wisata Punti Kayu


Punti Kayu adalah sebuah taman atau hutan wisata yang menjadi tempat rekreasi keluarga di PalembangSumatera Selatan. Taman Wisata Alam Punti Kayu terletak di kota Palembang, jalan raya Palembang - Jambi tepatnya di Jalan Kol H Burlian Km 6,5 Palembang. Ditetapkan menjadi hutan wisata Punti Kayu seluas 50 ha berdasarkan SK Menteri Kehutanan. Kawasan TWA Punti Kayu saat ini telah diusahakan oleh pihak ketiga (PT Indosuma Putra Citra) untuk kegiatan pariwisata alam dengan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) pada areal TWA Punti Kayu seluas 39,9 ha untuk jangka waktu 30 tahun terhitung mulai tahun 1999.

Sejak lama Taman Wisata Alam Punti Kayu diketahui telah berkembang menjadi hutan pinus. Tak banyak mengetahui, jika kawasan tersebut sengaja ditanam pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1937 lalu. Awalnya, luas lahan dikembangkan mencapai 98 hektar, kini tersisa 50 hektar. Sebelum Punti Kayu, taman wisata alam tersebut pernah dinamakan Taman Sari serta Syailendra.

Dilihat dari tinggi serta ukuran batang, tentu saja, pohon yang ada sudah cukup berumur.  Wajar saja, pohon yang ada, sudah ditanami sejak zaman Belanda, tepatnya tahun 1937 lalu. Luas lahan ditanami Belanda kala itu mencapai 98 hektar.

Kala itu, pusat pemerintahan Palembang dibangun Belanda berada di kawasan Merdeka hingga Bukit Kecil. Sedangkan kawasan Punti Kayu dulunya masuk Kabupaten Muba. "Punti kayu ini masuk dataran rendah. Ternyata, pohon tanaman Belanda ini berhasil dikembangkan. Tahun 1960 an, namanya Taman Sari. Kemudian berganti dengan nama Syailendra.

Perihal berkurangnya lahan hutan punti kayu, mengacu pada surat persetujuan Direktur Jendral Kehutanan Nomor:133/DJ/I/1980 tanggal 26 April 1980. Intinya, luas lahan punti kayu dikeluarkan 48 hektar untuk keperluan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, Kodam II/Sriwijaya serta asrama polisi.

Terkait nama punti kayu sendiri tampaknya mulai didengungkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan tanggal 7 Maret 1985 No57/KPTS-II/1985. Sejak itulah, punti kayu ditetapkan sebagai hutan wisata.

Hutan Punti Kayu merupakan satu-satunya lokasi wisata hutan di Kota Palembang. Hutan yang memiliki luas 12 hektar ini merupakan paru-paru kota yang di dalamnya tumbuh tanaman yang didominasi oleh tanaman jenis pinus. 

Berdasarkan survey dan inventarisasi tahun 2008, kawasan TWA Punti Kayu memiliki berbagai jenis flora dan fauna. Jenis flora yang mendominasi yaitu pinus dan meranti. Keragaman flora antara lain mahoni, meranti, pulai, albasia, sengon, ampupu, akasia, kayu putih, bambu, ketapang, beringin, plangas, phillicium, akasia, bungur, jarak, kayu talok, angsana, walikukun, seru, kapuk, lamtoro, asam jawa, keruing, sungkai, laban, kiteja, waru.

Jenis fauna yang berada di TWA Punti Kayu antara lain kera ekor panjang, beruk, bajing tanah, ular phiton, biawak, burung raja udang, burung murai, burung kutilang, burung but-but, burung cici, burung sesap madu, burung perkutut, burung prenjak, burung pipit.

Untuk dapat ke tempat rekreasi ini jika dari pusat kota di Masjid Agung Palembang rute yang di lalui itu lurus ke Jl. Jend.Sudirman sampai ke KM 7. Dan jika naik angkutan umum, dari Masjid Agung kalian bisa naik angkutan umum jurusan KM5 setalah itu turun dan naik lagi angkutan umum jurusan talang betutu, tapi sebelumnya minta sama supir angkutan umum itu stop didepan Punti Kayu. Harga Angutan Umum sekali naik Rp. 4000,-. Ada alternatif angkutan umum yaitu Trans Musi, naik dari halte Masjid Agung dan berhenti di halte Punti Kayu sesuai tarif transmusi terbaru. Punti Kayu buka dari jam 9 pagi - 4 sore.


Pengaruh Hutan Wisata Punti Kayu untuk kehidupan Sosial

 

Di awal pencanangannya sebagai hutan wisata, Hutan Wisata Punti Kayu memegang teguh fungsinya sebagai tempat konservasi, tempat wisata dan rekreasi, tempat penelitian dan pendidikan, hingga tempat penunjang kegiatan budaya. Tidak mengherankan jika memasuki masa liburan, banyak siswa yang datang dari berbagai sekolah dan mahasiswa yang datang untuk meneliti, belajar sambil mengenal kekayaan flora dan fauna Indonesia. 

Dulunya Punti Kayu ini pada tahun 1938 adalah hutan lindung, dan pada tahun 1986 berubah menjadi Hutan Wisata dengan ditambah beberapa sarana wisata didalamnya diantara lain pos informasi dan pos keamanan, tempat berteduh, kebun binatang, sarana olahraga, ruang serbaguna, kolam renang, dll.


Punti Kayu ini sekarang ada 4 wilayah yang terdiri dari: Wilayah Hutan Lindung, Taman Rekreasi, Danau dan Rawa, Perkemahan

Selain itu, untuk menunjang kegiatan wisata di area hutan, pengelola juga membangun berbagai wahana wisata

  • Di dalam ternyata lebih seru, ada fasilitas outbond juga beserta flying foxnya, kalian bisa menikmati fasilitas ini hanya dengan Rp.15.000 - Rp.25.000.
  • Lalu ada taman bermain untuk anak-anak dan membayar tiket masuk Rp.5000.
  • Di luar areal tempat bermain anak-anak dan dideket tempat outbond juga disediakan pondok-pondok untuk bersantai dan istirahat, ada juga warung yang menjual makanan dan minuman ringan. Tidak jauh dari areal tempat bermain anak, ada kebun binatang yang tiket masuknya Rp.5000 saja, didalam areal kebun binatang banyak beragam binatang yang disangkar, seperti buaya, orang utan, owa, beruang madu, elang dan 25 jenis satwa liar lainnya. Kita juga bisa berkeliling dengan menaiki kuda/ gajah yang tersedia dengan track yang telah diten tukan hanya dengan membayar Rp. 5.000,- sampai Rp. 15.000,-
  • Ada lagi wahana yang seru, jembatan gantung dan bebek-bebekkan, Dua wahana ini terletak dalam 1 areal. Harga tiket masuk hanya Rp.10.000, bisa foto-foto di jembatan gantung.
  • Jika kalian berwisata ke Punti Kayu bersama keluarga, jangan khawatir untuk membawa bekal makanan dari rumah. Sebab di area Punti Kayu banyak disediakan pondok-pondok untuk berkumpul dan piknik bersama keluarga.

--
Sinta Marsela

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini