Minggu, 18 Mei 2014

Agik_tugas 6_TOR dan HASIL PENELITIAN TEMA KE 2

MENINGKATNYA JUMLAH PEROKOK DIKALANGAN REMAJA
 
A.    Latar Belakang
Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll. 
 
Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi dll.
 
1.      Mengapa penelitian sangat penting?
Saya mengambil tema ini karena saya menelaah tentang dampak-dampak dari merokok itu sangat berbahaya, dan apabila tidak segera dicegah akan berakibat pada kematian.
 
2.      Asumsi Dasar
Merokok adalah suatu tindakan yang sebenarnya membahayakan bagi diri sendiri maupun orang yang berada di sekitarnya.
 
B.     TEORI SOSIOLOGI
   Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori tindakan sosial yang dipelopori oleh Max Weber. Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu  tindakan  individu sepanjang tindakan  itu mempunyai makna atau arti subjektif  bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain.
C.    Pertanyaan Penelitian
a.       Apa motif remaja sehingga dia berpola hidup merokok?
b.      Ada dampak yang timbul pada remaja yang merokok?
D.    METODE LAPANGAN
   Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif, karena penelitian ini dilakukan dengan wawancara mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi. Metode kualitatif dipilih karena penelitian ini mengamati fenomena yang tengah terjadi di masyarakat yang tidak dapat diukur dengan angka atau ukuran matematis lainnya.
E.      Area Riset
Lokasi yang saya gunakan untuk observasi adalah ji.h. taiman, kampong gedong, pasar rebo. Karena di tempat itu banyak remaja yang merokok.
 
F.     Pertanyaan Lapangan
a.       Apakah dalam merokok dapat meringankan stress dalam hidup anda?
b.      Berapa batang rokok yang anda hisap dalam sehari ?
c.       Bagaimana reaksi orang tua anda ketika mengetahui anda merokok ?
 
G.     Hasil Penelitian
Berdasarkan survey yang saya teliti tentang jumlah remaja yang merokok, mereka berpendapat bahwa dengan merokok dapat mengurangi stress/beban hidup yang dialami remaja tersebut, baik dari permasalahan keluarga maupun permasalahan dengan teman sejawatnya. Di samping itu, dari kebanyakan remaja yang telah disurvei pada setiap harinya menghabiskan minimal sebungkus rokok. Maka dapat disimpulkan dengan menghisap sebungkus rokok perharinya, maka dapat digambarkan bahwa mereka berpola hidup konsumtif. Padahal sebagian besar dari mereka belum memiliki mata pencaharian, maka bila dipandang belumlah pantas mereka untuk merokok karena belum menghasilkan uang. Adapun berbagai reaksi yang timbul dari orang tua mereka ialah sebagian besar melarangnya, dan ada pula yang membiarkannya saja. Mungkin bagi orang tua yang membiarkan anak mereka merokok pada usia yang belum sewajarnya, ditengarai oleh ketidaktahuan/kurangnya pengetahuan orang tua mereka terhadap bahaya merokok. Maka dari itu demi mengurangi jumlah angka merokok, para orang tua harus secara intensif mengawasi pola hidup mereka.
 
H.    Narasumber
a.      Nama : Nur Rahmadanisyah
b.      Usia    : 16 Tahun
c.       Status : Pelajar SMA kelas X

Elita Noveliyanti_Tugas7_TOR&Hasil Penelitian Tema3

TEMA    :Kehidupan Pedagang di daerah Madrasah Ibtidaiyah Manarul Huda
1.    Latar Belakang
            Perdagangan adalah semua tindakan yang tujuannya menyampaikan barang untuk tujuan hidup sehari-hari, prosesnya berlangsung dari produsen kepada konsumen. Orang yang pekerjaannya memperjualbelikan barang atas prakarsa dan resiko dinamakan pedagang.     
Perdagangan dibedakan atas perdagangan besar dan perdagangan kecil. Dalam perdagangan besar jual beli berlangsung secara besar-besaran. Dalam perdagangan besar, barang tidak dijual/disampaikan langsung kepada konsumen atau pengguna, sedangkan dalam perdagangan kecil, jual beli berlangsung secara kecil-kecilan dan barang dijual langsung kepada konsumen.
            Pedagang adalah orang  yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan. Pedagang-pedagang yang berada  di madrasah ibtidaiyah manarul huda ini bermacam-macam ada yang menjual  mainan anak-anak,ada yang menjual buku tulis dan peralatan sekolah lainnya, ada yang menjual kue kue,ada juga nasi goreng,nasi uduk,bubur ayam,batagor,leker,cilok dan masih banyak lagi.
            Kali ini saya tertarik mengambil tema tentang kehidupan seorang pedagang kue.Pentingnya penelitian ini karena saya dapat mengetahui kehidupan seorang pedagang kue secara detail.

2.    Pertanyaan Penelitian
-    Bagaimana kehidupan seorang pedagang kue di MI Manarul Huda?
-Apakah dengan berjualan kue kebutuhannya terpenuhi?

3.    Metode
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif karena penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara, mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi. Metode kualitatif dipilih karena penelitian ini mengamati fenomena yang tengah terjadi di masyarakat yang tidak dapat diukur dengan angka atau uji statistik.

4.    Teori
            Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu  tindakan  individu sepanjang  tindakan  itu mempunyai makna atau arti subjektif  bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975).  Suatu  tindakan  individu  yang  diarahkan  kepada  benda  mati  tidak  masuk  dalam  kategori tindakan sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika  tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada   orang  lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan  sosial  dapat  berupa  tindakan  yang  bersifat membatin  atau  bersifat  subjektif  yang mungkin terjadi  karena  pengaruh  positif  dari  situasi  tertentu.  Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali  dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu (Weber dalam Turner 2000).

5.    Area Riset
Penelitian ini dilakukan di rumah seorang pedagang kue MI Manarul Huda yang beralama di JL.Rawa Papan,Bintaro RT 12/06 No. 13 Jakarta Selatan. Subjek/Objeknya adalah Ibu sarjila penjual kue di dekat MI Manarul Huda
Profil Narasumber:
Nama          : Elita Noveliyanti
Usia            : 39tahun
Pekerjaan    : penjual kue-kue
Alamat        : Jln.rawapapan,bintaro rt12/06 No.13 Bintaro,Jaksel
 
A.    Pertanyaan Lapangan
-      Apa penyebab ibu berjualan kue?
-            Apa saja jenis kue yang ibu jual?
-      Sejak kapan ibu berjualan kue?
-      Kapan saja waktu ibu berjualan kue?
-      Berapa modal yang ibu butuhkan untuk berjualan kue ini?
-      Berapa keuntungan yang ibu dapatkan dari berjualan kue? Dan apakah cukup untuk memenuhi kebuthan sehari-hari?
-    Apa ada kegiatan lain selain ibu berjualan kue?
-    Apa suka duka yang ibu rasakan selama berjualan kue?
-    Apakah ada tempat lain selain di MI Manarul Huda untuk ibu berjualan kue?
B.    Jawaban Pertanyaan
-    Saya berjualan kue untuk membantu keuangan keluarga saya karena suami saya hanya bekerja sebagai tukang ojek dan anak kita banyak dan masih kecil-kecil jadi saya berjualan untuk membantu keuangan keluarga kita.
-            Kue yang saya jual itu ada risoles, pastel, tahu isi, bakpao, ketan, kue-kue basah, dan roti-roti.
-    Saya berjualan kue sudah cukup lama sekitar 2 tahun yang lalu.
-    Saya berjualan kue pagi hari dan sore hari kalau pagi hari saya berjualan di kantin MI Manarul Huda dan sore hari saya berkeliling unutk berjualan kue di kampung-kampung.
-    Kalau modal awal yang saya keluarkan untuk membuat kue-kue yang saya jual itu 100.000 perhari.
-    Saya mendapatkan keuntungan perharinya sekitar Rp. 180.000
-    Tidak ada, saya paling mengurus anak saja di rumah kalau siang,pagi dan sore nya saya berjualan.
-            Suka dukanya kadang saya tidak mendapat untung kalau makanan yang saya jual tidak laku. Kadang lakunya sehari cuma 50.000, padahal modalnya saja 100.000
-            Ya kadang saya berjualan di kampung-kampung, keliling-keliling aja. Kalau tempat tetap sih engga ada.
kesimpulan
ibu Sarjila berjualan kue untuk membantu ekonomi keluarganya karena suami hanya tukang ojek dan untuk membiayai anaknya yang masih kecil-kecil. Dan alhamdulillah dari hasil berjualannya cukup untuk membantu keuangan keluarganya.

Rachmat Jazuli_Tugas7_Penelitian Lapangan

Tema : Problematika Remaja
Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi, dimana anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan juga keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru.Hal tersebut menyebabkan tidak sedikit remaja-remaja menyalurkan dengan media yang salah dalam bentuk juvenile deliquency (kenakalan remaja).
Pertanyaan penelitian
bagaimana menangani komunitas geng motor sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja didasarkan pada teori psikologi perkembangan remaja?
Metode penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif karena penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara, mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi.
Teori
Teori yang digunakan adalah teori Emil Durkheim. Dengan metode teori mengamati kelompok masyarakat, dengan cara observasi dan menjelaskan secara narasi.
Area riset
Penelitian ini dilakukan di area Cinere, Depok. Untuk memperoleh data itu dengan mewawancarai beberapa orang yang ada di sekitar area tersebut.
Hasil penelitian
  • Geng motor merupakan kelompok sosial yang memiliki dasar tujuan yang sama atau asosiasi yang dapat disebut suatu paguyuban tapi hubungan negatif dengan paguyuban yang tidak teratur dan cenderung melakukan tindakan anarkis.
  • Guru, orangtua siswa, masyarakat dan pemerintah  harus bergandeng  tangan untuk menyediakan fasilitas sebagai tempat penyaluran energi remaja yang tengah tumbuh kembang. Selain menyediakan fasilitas bagi remaja untuk menyalurkan energinya ke arah positif, yang harus dilakukan adalah pendidikan karakter. Orangtua pun harus terus memantau ataupun mengawasi semua kegiatan anaknya. Dengan ikut berperannya orangtua diharapkan dapat mencegah anak-anak tersebut bergabung kedalam kelompok geng motor yang kini telah membuat keresahan didalam masyarakat.
 

Agung Laksono Wibowo_Tugas 7_ TOR & Hasil Laporan Penelitian Tema ke-3

GLOBALISASI PERILAKU MORALITAS PARA REMAJA KINI
       I.            PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
   Globalisasi menurut Malcom Waters, adalah suatu situasi dimana tidak adanya lagi pembatasan kebudayaan di suatu wilayah, sehingga sosial budaya apapun bisa saja keluar masuk. Lalu menurut Anthony Giddens, Globalisasi adalah suatu jembatan penghubung antar daerah yang jaraknya sangat jauh hingga bermil-mil jauhnya, sehingga tidak ada istilah lagi interlokal, karena semua yang terhubung menjadi lokal.
   Namun dari kedua pendapat para ahli tersebut mengenai globalisasi, kita dapat menarik suatu benang merah yang dapat kita ambil sebagai suatu kesimpulan dari dua pernyataan di atas yang telah dikemukakan oleh kedua ahli tersebut, yakni pada intinya globalisasi adalah keterhubungan atau keterkaitan antar wilayah atau kita dapat mengartikannya sebagai suatu negara, yang mempuyai hubungan dan mempunyai pengaruh terhadap negara yang lain.
   Globalisasi merupakan suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, maupun antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Globalisasi juga merupakan sebuah proses menuju suatu sistem kehidupan yang lebih global dan  terbuka luas dalam berbagai aspek kehidupan.
   Terlepas dari hal itu, mengenai tema penelitian di atas telah ketahui secara seksama terhadap realitas sosial dewasa ini terkait dengan globalisasi perilaku moralitas para remaja kini. Kata Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini, sebenarnya seseorang tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa ataupun tua. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja/adolensence dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
   Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri, dimana pada fase ini mereka belajar untuk memahami dan menerima keadaan dan kenyataan yang ada dalam dirinya dan orang lain, juga termasuk lingkungan sosial yang membentuknya. Berbicara mengenai remaja dengan globalisasi dewasa ini, telah banyak memunculkan berbagai isu-isu untuk terus diikuti perkembangannya, juga sebagai bahan pembicaraan yang tidak kalah menarik. Di zaman era globalisasi ini, remaja dituntut untuk menjadi seorang remaja yang tidak  buta teknologi atau yang lebih kerap dikenal dengan istilah "Gaptek" dengan adanya peran media di zaman sekarang ini yaitu baik media elektronik, seperti gadget, smart phone, laptop, dan lain sebagainya, maupun media cetak,seperti surat kabar, yang secara otomatis telah mempengaruhi perilaku moralitas remaja kini. Adapun perilaku yang dipengaruhi oleh era globalisasi ini berupa dampak positif maupun negatif. Pada dasarnya kesemuanya itu tergantung dari pribadi remaja tersebut dalam menginfiltrasinya.
B.     PENTING PENELITIAN
   Dalam penelitian ini, adapun alasan mengapa penelitian ini layak untuk dijadikan sebagai bahan untuk observasi, yakni dengan mengidentifikasi pelbagai dampak positif maupun negatif dari era globalisasi ini terhadap perubahan perilaku remaja dalam kehidupan mereka bermasyarakat.
 
C.    ASUMSI
   Pengaruh globalisasi terhadap remaja amatlah memiliki pengaruh yang signifikan, baik secara mental, fisik, maupun psikis. Salah satu contoh dampak yang nyata, contohnya yakni telah membuat banyak remaja di Indonesia telah kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesiayang menganut budaya timur. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai gejala- gejala yang muncul dalam pola kehidupan mereka yang cenderung lebih hedonis. Sebagai missal, yaitu dari tata cara berpakaian banyak remaja - remaja kita yang bersolek seperti idolanya. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang sepatutnya tidak untuk dijadikan konsumsi publik, dan hal ini telah mengindikasikan bahwa remaja yang berperilaku tersebut meniru/merecovery terhadap budaya Barat, yang sangat bertolak belakang terhadap pola hidup bangsa Indonesia yang menganut budaya Timur, karena mayoritas penduduknya menganut agama muslim yang menjunjung tinggi nilai-nilai, norma, keberadaban dalam berperilaku.
 
   Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna, mengikuti trend gaya rambut ala-ala jaman sekarang seperti di skin, mohak, di gimbal, memasang hair extention (rambut sambungan). dan model-model lainnya seperti penyanyi girl band atau boy band dari luar negeri. Mereka melakukan itu semua demi mengikuti trend masa kini dan mengikuti gaya atau penampilan idola mereka (artis) yang mereka lihat banyak di media . Selain itu juga kebanyakan dari para remaja sekarang yang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa kita dengan berpenampilan yang sopan. Dan dalam dunia remaja tak terlepas dari tahun hingga ke tahun mengenai fenomena yang terjadi pada remaja yang tak mampu menginfiltrasi terhadap era globalisasi ini dan tidak baik untuk di contoh, dan dilakukan yaitu seperti banyaknya tawuran pelajar, kebiasaan bolos sekolah, minuman keras, kecanduan merokok, serta ketergantungan terhadap Narkotika dan Zat Adiktif lain seperti Ganja,Sabu-Sabu, dan lainnya
  
   Penyimpangan perilaku tersebut menjadi ukuran atas kurangnya moral dan akhlak diri. Selain itu, Teknologi internet juga merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi pemuda yang mampu dalam menginfiltasi budaya globalisasi, menggunakan internet sudah menjadi santapan tentu kita memperoleh manfaat yang berguna.
   Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan siswa/siswa yang menggunakan internet itu tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat mereka sehari- hari, seperti update di situs jejaring sosial. Jika digunakan secara semestinya menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
 
   Dilihat dari sikap, banyak remaja kini yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan bahkan apatis , serta tidak memiliki rasa simpatik terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.
 
    II.            TEORI SOSIOLOGI
   Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori tindakan sosial yang dipelopori oleh Max Weber. Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu  tindakan  individu sepanjang tindakan  itu mempunyai makna atau arti subjektif  bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain.
 
 III.            PERTANYAAN PENELITIAN
1.      Apakah pengaruh globalisasi terhadap perilaku moralitas remaja kini ?
2.      Bagaimana proses interaksi sosial terhadap remaja yang tidak mampu menginfiltrasi dengan baik pada budaya globalisasi ?
 
 IV.            METODE LAPANGAN
   Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif, karena penelitian ini dilakukan dengan wawancara mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi. Metode kualitatif dipilih karena penelitian ini mengamati fenomena yang tengah terjadi di masyarakat yang tidak dapat diukur dengan angka atau ukuran matematis lainnya.
    V.            AREA RISET
   Adapun lokasi penelitian dilakukan di daerah Jalan Dharma Putra 4, Kebayoran Lama Selatan,Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, bertempat di SMAN 74 Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Mei 2014. Untuk memperoleh data penelitian dilakukan dengan mewawancarai beberapa remaja pada daerah tersebut.
 VI.            PERTANYAAN LAPANGAN
1.      Apakah dampak positif era globalisasi terhadap perilaku moralitas remaja ?
2.      Apakah dampak negatif era globalisasi terhadap perilaku moralitas remaja ?
3.      Bagaimana langkah yang harus ditempuh oleh remaja untuk menginfiltrasi budaya globalisasi dengan baik ?
 
 
VII.            HASIL LAPORAN PENELITIAN
A.    Dampak Positif
-       Kemajuan teknologi berkembang dengan pesat (internet: memudahkan akses informasi dan komunikasi; ajang silaturahmi dan eksistensi remaja lewat situs jejaring sosial (dengan adanya facebook, twitter); bisnis online, dll.
-       Mempercepat pertumbuhan perkembangan remaja (memiliki rasa ingin tahu yang tinggi) dengan mudah memperoleh wawasan ilmu pengetahuan melalui internet, maupun jejaring sosial.
-      Membuat segala kegiatan/aktivitas kita menjadi lebih praktis, sebab dengan menggunakan media online internet juga dapat meminimalisir tenaga, serta efisiensi waktu.
B.     Dampak Negatif
-       Terkikisnya akar budaya yang merupakan cermin kepribadian diri bangsa, seperti halnya remaja Indonesia kini merasa malu dengan budaya sendiri dan merasa bangga dengan budaya asing. Dengan adanya penyimpangan terhadap pemanfaatan budaya, sehingga dalam mengakses media sosial, mereka mencoba merecovery budaya Barat, yang merupakan budaya dari era globalisasi ini. Di satu sisi hal ini berdampak positif karena memacu perubahan, namun di lain sisi telah mengantarkan mereka pada budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma pada masyarakat Indonesia yang menganut budaya ketimuran. Misalnya: perilaku hedonis, konsumtif, dan lain sebagainya.
-        Dengan adanya kemajuan teknologi, membuat remaja menjadi pemalas (membuang waktu percuma di hadapan komputer hanya untuk chatting, atau facebook-an), hal tersebut bisa membuat perkembangan sosialisasi (khususnya remaja) tidak baik, enggan berkomunikasi langsung dengan orang lain, akan menimbulkan keegoisan dan individualis (tidak mau bekerja sama dengan orang lain), dll.
-   Hilangnya identitas diri (para remaja dihadapkan pada proses mengikuti dan meniru trend asing terus-menerus, misalnya K-Pop, yang merupakan pengaruh budaya Korea yang sedang menjadi kiblat para remaja kini. Mereka merubah penampilan (model rambut, model pakaian), gaya hidup, dan lebih mudah menerima budaya bangsa lain dibanding melestarikan budaya sendiri, hal ini dapat melahirkan asimilasi budaya sebagai akibat dari adanya globalisasi.
 
Dari munculnya berbagai dampak globalisasi (peran media) terhadap perilaku moralitas remaja yang sangat kurang itu, diperlukan perhatian dan pengawasan dari berbagai pihak, agar dalam proses perkembangan berikutnya tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan, baik bagi remaja sendiri maupun bagi kelangsungan moralitas bangsa ini. Maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Adanya kontrol sosial dari orang tua, serta masyarakat sekitar,  juga dengan mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan remaja;
•    Perhatian dan pengawasan dari orang tua terhadap remaja harus lebih besar dan lebih dekat terhadap mereka, agar mereka lebih terbuka dan mudah diarahkan;
•    Komunikasi yang baik antara orang tua, dan remaja; serta
•    Perkembangan tentang globalisasi dan informasi harus terus diikuti oleh orang tua.
   Semua hal ini mengakibatkan remaja sekarang sering meniru gaya orang luar negeri. Mereka beranggapan biasa dan menjadi lebih menarik jika melakukan hal itu. Padahal semua itu salah besar. Mereka tidak menyadari akan dampak yang kan mereka terima jika mereka sampai salah jalan. Apalagi mereka yang mulai memasuki dunia remaja dimana mereka sedang mencari jati diri.
VIII.            KESIMPULAN
   Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada kenyataannya merupakan suatu periode yang rentan munculnya masalah. Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di jenjang kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan. Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, dan sempurna.

   Maka wajib bagi tiap remaja harus mampu menginfiltasi terhadap budaya globalisasi, yakni dengan  membedakan mana kegiatan positif dan negatif agar mendapat manfaat yang bisa menunjang masa depan. Zaman era globalisasi sekarang ini banyak sekali hal yang menarik, sesuatu yang masih baru, maka kita pun harus bisa memilih yang terbaik, jangan sampai terpengaruh hal negative.  Apabila sudah ada yang terjerumus kedalam hal negative, maka cepatlah sadar diri karena masih banyak kesempatan untuk merubah masa depan. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
 
Narasumber :
 Nama : Rahmat Hidayat
 Usia   : 17 Tahun
Status : Pelajar SMAN 74 Kelas XII
 
Nama : Muhammad Khoiruddin
Usia   : 16 Tahun
Status : Pelajar SMAN 74 Kelas XI
 
Nama  : Imam Romadhon
Usia    :  16 Tahun
Status  :  Pelajar SMAN 74 Kelas XI
 
Nama  : Agung Laksono Wibowo
                                                                                     NIM    : 1113054100004
                                                               Kelas   : Kessos 2A

Cari Blog Ini