Minggu, 18 Mei 2014

Deshinta Ria Liany_Tugas7_TOR3 dan Hasil Penelitian 3

UPAYA MASYARAKAT SODONG UNTUK BERSEKOLAH

DI SDN 01 KLAPANUNGGAL

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.       Latar Belakang

                Dewasa ini, penting bagi setiap warga negara beserta pemerintah untuk saling bekerjasama memfokuskan perhatian mereka dalam memberantas kemiskinan yang terjadi terutama pada masyarakat pedesaan dimana mereka banyak menghadapi dan dihadapi oleh beragam masalah yang terjadi, diantaranya adalah kurangnya peran serta pemerintah secara nyata dalam 'mengurus' kepentingan dan kebutuhan masyarakat pedesaan, wilayah tempat tinggal mereka yang terisolasi baik terhadap dunia luar maupun terhadap akses-akses yang seharusnya mereka nikmati sebagai fasilitas negara terutama akses akan sumber daya terlebih pendidikan, sehingga berdampak pada pertumbuhan dan kemajuan desa menjadi relatif lambat. Selain itu, mereka berpandangan sempit bahwa pendidikan bukanlah segalanya. Hal ini, menyebabkan mereka mengalami krisis motivasi dan keinginan akan kebutuhan pendidikan yang berujung pada rendahnya kualitas dan kuantitas pendidikan di tingkat masyarakat pedesaan.

                Maka dari itu, diperlukan pula usaha dalam meningkatkan kesadaran masyarakat pedesaan akan pentingnya pendidikan dalam menyiapkan generasi yang berkualitas untuk kepentingan masa depan desa yang terkait dengan eksistensi serta keberlangsungan hidup dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan yang berkelanjutan baik bagi masyarakat di pedesaan pada khususnya maupun bangsa pada umumnya, hingga menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan mereka dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi.

                Dalam usaha memberantas kemiskinan yang terjadi, terlebih yang dialami oleh masyarakat pedesaan selama ini menimbulkan suatu cambukan dasyat bagi seluruh masyarakat Indonesia dan pemerintahan untuk melakukan berbagai upaya-upaya dalam rangka memberantas kemiskinan dan meningkatkan kesadaran mereka akan kebutuhan pendidikan. Pemerintah pun tampaknya sudah mulai sadar bahwa salah satu yang menjadi kendalanya adalah kesenjangan dan ketidakadilan. Sehingga, upaya-upaya penanggulangan dalam mengentaskan kemiskinan pada masyarakat pedesaan ini dapat diselesaikan melalui upaya pendidikan dan pelatihan, yaitu dengan mendidik dan memberdayakan masyarakat baik miskin maupun tidak miskin.

                Peranan bidang pendidikan merupakan salah satu upaya pembangunan dalam memberantas kebodohan dan diharapkan mampu memberantas kemiskinan yang terjadi serta dapat meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakatnya, terlebih masyarakat di pedesaan yang tingkat kesejahteraan hidupnya cukup rendah dibandingkan masyarakat disekitar perkotaan yang mudah dan serba cepat dalam mengakses sumber daya yang tersedia. Dalam pencapaiannya, upaya lain yang dilakukan untuk mendukung tercapainya pemberantasan kemiskinan melalui partisipasi masyarakat untuk bergotong royong dan saling membantu dalam melakukan pemberdayaan secara terpadu, berkelanjutan dengan sasarannya yang jelas.

                Pada kenyataannya, masih banyak masyarakat Indonesia khususnya mereka yang berada di pedesaan belum mengenyam pendidikan. Padahal, secara bersama-sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya mencerdaskan bangsa.

                Pentingnya penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui bagaimana upaya masyarakat di desa Sodong untuk meraih pendidikan. Saya sangat tertarik dengan upaya yang mereka lakukan demi meraih pendidikan. Masyarakat desa Sodong sangat mementingkan pendidikan demi memperbaiki kehidupannya kelak di masa yang akan datang. Mereka percaya bahwa jika anak-anaknya menjadi anak yang pandai dan rajin, maka mereka tidak akan malas untuk bekerja.

2.       Teori

                Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu  tindakan  individu sepanjang  tindakan  itu mempunyai makna atau arti subjektif  bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975).  Suatu  tindakan  individu  yang  diarahkan  kepada  benda  mati  tidak  masuk  dalam  kategori tindakan sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika  tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada   orang  lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan  sosial  dapat  berupa  tindakan  yang  bersifat membatin  atau  bersifat  subjektif  yang mungkin terjadi  karena  pengaruh  positif  dari  situasi  tertentu.  Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali  dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu (Weber dalam Turner 2000).

 

3.       Metode

                Metode kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang matematis meskipun kejadian itu nyata dalam masyarakat. Beberapa metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah sebagai berikut.

Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisisperistiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.

Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat pada masa lalu dan masa mendatang.

Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner (questionaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diamati (participant observer technique).

4.       Pertanyaan Penelitian

1.       Bagaimana upaya masyarakat Sodong dalam meraih pendidikan di SDN Klapanunggal 01?

2.       Bagaimana motivasi orang tua kepada anak-anak agar mau bersekolah?

 

5.       Area Riset

        Lokasi penelitian di salah satu rumah warga di desa Sodong, Kec.Klapanunggal, Kab.Bogor. obyek/subyeknya adalah salah satu kelurga di desa Sodong, yaitu keluarga Bapak Suryana. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Mei 2014.

BAB II

PEMBAHASAN

 

1.       Pertanyaan Lapangan

1.       Sudah berapa lama bapak tinggal di desa ini?

2.       Siapa saja anggota keluarga di rumah ini?

3.       Siapa saja anak bapak yang masih bersekolah?

4.       Apakah profesi/pekerjaan bapak?

5.       Adakah kendala dalam upaya menyekolahkan anak-anak bapak?

6.       Apakah solusi dan upaya dalam menghadapi kendala untuk tetap dapat menyekolahkan anak anak bapak?

7.       Adakah bantuan dari pemerintah daerah setempat atau bantuan beasiswa untuk sekolah anak-anak bapak?

8.       Bagaimana semangat anak-anak bapak dalam bersekolah?

9.       Bagaimana cara bapak mendidik anak-anak agar tetap bersemangat sekolah?

10.   Hingga jenjang tingkat berapakah anak-anak bapak akan disekolahkan?

 

2.       Jawaban Penelitian

Nama saya Suryana, saya tinggal disini sudah sejak lahir, sekitar 55 tahun. Anggota keluarga di rumah ini ada 5 orang. Saya, istri dan 3 orang anak. Anak saya ada 2 orang yang masih bersekolah, anak kedua dan anak ketiga. Kalau anak pertama saya sudah lulus SMK sekarang bekerja di PT. JS Jakarta. Anak kedua dan ketiga masih sekolah di SDN Klapanunggal 01.

Saya bekerja sebagai petani disini, karena disini masih banyak sawah. Kendala dalam menyekolahkan anak-anak saya yaitu untuk keperluan sekolah. Keperluan sekolahnya itu seperti beli buku setiap pergantian semester, beli sepatu, beli seragam, dan alat-alat tulis. Solusinya ya kadang saya meminjam uang ke atasan saya (yang punya sawah), nah uangnya saya gantikan dengan gaji saya. Hutang saya dipotong dari gaji saya.

Kalau bantuan dari pemerintah cuma buku BOS sama SPP gratis, buku BOS kan cuma dikasih buku-buku paket aja yang tebal-tebal, nah kalau LKS nya beli. Beasiswa di SDN 01 Klapanunggal jarang, karena biaya sekolah saja sudah gratis.

Anak-anak saya sangat bersemangat untuk sekolah. Saya sering memotivasi mereka untuk selalu belajar, belajar, dan belajar. Saya selalu mendorong mereka untuk menuntut ilmu hingga akhir hayat. Karena agar mereka juga belajar beretika (sopan santun) agar selalu menghormati orang tuanya.

Sebenarnya saya ingin sekali menyekolahkan anak saya hingga jenjang S1. Namun, saya tidak ada biaya. Tetapi saya pernah dengar "kalau untuk menuntut ilmu, rezeki pasti ada aja yang datang". Saya ingin sekali kuliahkan anak pertama saya, namun karena sekarang sudah kerja, dia lebih memilih bekerja terlebih dahulu.

 

3.       Kesimpulan

Upaya yang dilakukan oleh Bapak Suryana dalam menyekolahkan anak-anaknya sangatlah berat. Dalam menyekolahkan anak-anaknya sudah pasti kendala itu ada, sehingga beliau harus meminjam uang demi membeli peralatan sekolah anak-anaknya. Beliau tak pernah letih mencari uang untuk menyekolahkan anak-anaknya. Beliau pun selalu memotivasi anak-anaknya agar tetap bersemangat meraih pendidikan hingga akhir hayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini