Rabu, 17 Juni 2015

Tugas UAS Metlit kualitatif

Mujahidin
BPI
1111052000031
"Bimbingan agama islam terhadap pembentukan akhlak wanita tuna susila"


Terkirim dari Samsung Mobile

Tugas UAS Metlit kualitatif

Khoirul muslim mukhlisun 
1111052000032
"Bimbingan mental pada pasien di Layanan Kesehatan Cuma-cuma di ciputat"


Terkirim dari Samsung Mobile

tugas uas metlit kualitatif

NAMA : KOEN ARIEF P
NIM : 1111052000024
PRODI : BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

tugas uas metlit kualitatif

Nama : KOEN ARIEF PERMANA
Nim : 1111052000024



BIMBINGAN ROHANI PASIEN TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT PELNI JAKARTA BARAT.

 

A.    LatarBelakang

Sakitbukanhanyamasalahfisik semataakantetapiluasdaripadaitumenyangkutmasalahpsikologis. Dengandemikiankepedulianterhadapmereka yang sakitseharusnyaperludilihatsecarautuhdanmenyeluruhdarisegibilogis, psikologis, social, spiritual.Selainmemberikan support secaralangsungrumahsakitpelnijugamemberikanbimbinganrohaniterhadappasiendenganharapandenganaanyabimbinganrohaniterhadappasieninidapatmembantupenyembuhanpasiensecarafisikmaupunbatindandapatmembantupasienlebihberserahdirikepada Allah SWT, karena yang memberikesembuhanitusemata-matabukanlahdokter, atauuperawattatapikesembuhandatangnyahanyadari Allah SWT .

BimbinganRohaniPasienadalahsebuahperlengkapanpenyembuhandanpelayananpasien di rumahsakit yang di dalamyaterdapat proses bimbingandanpembinanaanrohanikepadapasien di RumahSakitsebagaiupayakepeduliankepadamereka yang sedangmendapatujian, tujuandarikedamaian, dankesejukanhatikepadapasien, memberikandorongandanmotifasiuntuktetapbersabar, tawakal, optimis, membantu proses penyembuhanpasien.Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarikuntukmenelitibimbinganrohanipasiendanreligiusitasnyadalambentukkaryailmiah (skripsi) yang berjudul"BimbinganRohaniTerhadapKesembuhanPasienStudiKasus RS. Pelni Jakarta Barat".

 

 

 

 

 

B.    BatasanPenelitian

Dalampenelitianini, penulismembatasipembahasanpadaStudiKasusBimbinganRohaniPasien, di RS.PELNI JAKARTA BARAT.Adapun yang akan di telitipadapembatasanmasalahinihanyapadasalahsatuprogram  sajayaitu program BimbinganRohaniPasien. Pembatasanmasalahtersebutdilakukankarnaadanyaketerbatasanwaktu, danadantenaga, penulis.

 

 

 

C.     RumusanMasalah&TujuanPenelitian

Metodeapadigunakanpembimbingrohanipasien?

Bagaimanapengaruhbimbinganrohanipasienterhadapkesembuhanpasien?

 

 

Tujuanpenelitianiniadalah : 1. Untukmengetahuimetode yang digunakanpembimbingrohaniterhadapkesembuhanpasien. 2. Untukmengetahuipengaruhbimbinganrohanipasienterhadapkesembuhanpasien.

 

 

 

 

 

 

 

D.    TehnikPengumpulan Data

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data  yang didasarkan pada  percakapan secara intensif dengan suatu tujuan (Marshall dan Rossman, 1989 :82). Dalam hal melakukan wawancara mendalam, pertanyaan yang kaku haruslah dihindari, sebaliknya disarankan membuat pertanyaan yang bersifat umum berdasarkan substansi setting atau berdasarkan keterangan konseptual.

 

 

 

 

E.     Kesimpulan

Agama islamsangatmemperhatikanmasalahkesehatan, baikkesehatanjasmanimaupunrohaniolehkarenaitumanusiatidakterlepasdaripenyakit. Penyakitadalahsalahcobaandari Allah SWT kepadahambanya.Sakitbukanhanyamasalahfisiksajaakantetapiluasdaripadaitumenyangkutmasalahpsikologis. Dengandemikiankepedulianterhadapmereka yang sakitseharusnyaperludilihatsecaramenyeluruhdarisegibiologis, psikologis, social, spiritual.Bimbinganrohanipasiensebuahpelayanpasien di rumahsakit yang di dalamnyaterdapat proses bimbingandanpembinaanrohanikepadapasien di rumahsakitsebagaiupayakepedulianterhadappasien yang mendapatujian. Tujuandaribimbinganrohanikepadapasienmemberikanmotivasiuntuktetapbersabar ,tawakal, optimis, membantu proses kesembuhanpasien.

F.     LampiranKerja

No

TahapPenelitian

WaktuPelaksanaan

1.

Perizinan

5 Mei - 10 Mei 2015

2.

Observasiawal

15 Mei - 20 Mei 2015

3.

Wawancara

7Mei - 25 Mei 2015

4.

Analisis data

27 Mei – 17 Juni 2015

5.

Laporan

14 Juli 2015

 

tugas uas, firda auliya rahmah,bpi 6

Perekonomian Masyarakat Dilihat dari Pendidikan Warga Desa Evakuasi

Oleh:

FIRDHA AULIYA RAHMAH

1112052000021

BAB I

Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya. Pendidikan juga merupakan instrumen penting dalam pembangunan Negara dan Bangsa. Ilmu ekonomi juga dinilai sebagai bentuk dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kesehariaannya terus mengalami perkembangan dalam berjalannya waktu. Perekonomian dari berbagai belahan dunia maupun dari negara Indonesia sendiri menunjukan perkembangannya dalam era globalisasi seperti saat ini, tujuannya tidak lain hanyalah untuk mensejahterakan masyarakat negara sendiri.

Pendidikan juga erat kaitannya dengan masalah perekonomian masyarakat. Karena perekonomian suatu masyarakat atau keluarga sangat menentukan tingkat, minat bahkan motivasi orang untuk berpendidikan. Terutama faktor biaya seringkali menjadi penghambat orang untuk mengenyam yang namanya pendidikan. Faktor perekonomian juga membuat kebanyakan anak bangsa harus mengorbankan pendidikan untuk membantu menafkahi keluargannya. Permasalahan yang dialami Indonesia turut berperan penting dalam kemajuan perekenomian Indonesia. Selain sumberdaya manusia itu sendiri, agama, kebudayaan, sumberdaya alam, letak geografis dan ideologi pun turut serta menjadi pendorong bagi kemajuan dan perkembangan perekonomian di Indonesia. Sehingga perekonomian menjadi salah satu faktor sanagat berpengaruh terhadap aktifitas pendidikan suatu masyarakat atau keluarga.

Identifikasi Masalah

          Dalam penelitian ini masalah yang perlu diidentifikasi adalah masyarakat desa evakuasi yang mempunyai latarbelakang status sosial keluarga berbeda beda sesuai pendidikan, pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas dan jenis pekerjaan. Rendahnya kesadaran keluarga akan pentingnya pendidikan menjadi salah satu acuan penelitian.

Rumusan Masalah

1.     Apa pengaruh perekonomian masyarakat desa evakuasi dilihat dari pendidikannya?

2.     Apa yang menjadi tolak ukur masyarakat desa evakuasi terhadap warga yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan dalam hal perekonomian keluargannya?

Tujuan Penelitian

1.     Mengetahui perekonomian masyarakat desa evakuasi

2.     Mengetahui sejauh mana perbandingan perbandingan antara warga yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan dalam hal perekonomian keluargannya

Manfaat Penelitian

1.     Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin pendidikan bahwa status sosial ekonomi keluarga mendorong terhadap kemajuan Bangsa dan Negara.

2.     Dengan adanya dukungan pendidikan masyarakat dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan Bangsa.

BAB II

Landasan Teori

A.   Kondisi Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi orang itu berbeda-beda dan bertingkat. Ada yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial dan ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jenis rumah tinggal, dan kekayaan yang dimiliki.

Menurut Soerjono Soekanto (2001) sosial ekonomi adalah posisi sesorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan  pergaulan, prestasinya, dan hak-hak kewajibannya dalam hubungannya denga sumber daya. Sedangkan menurut Bintaro (1977) dalam Fandi mengemukakan tentang pengertian kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup. Dengan lima parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, adapat disimpulkan pengertian keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau perbandingan antara keluarga yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan terhadap perekonomian keluargannya.

 

 

 

 

B.   Faktor-Faktor yang Menentukan Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Warga Desa Evakuasi

          Berdasarkan kodratnya manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajatnya, akan tetapi dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status kedudukan dan peranan. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya, merujuk pada hasil penelitian lorenzia (2003), diketahui bahwa proporsi pendapatan, persepsi pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga pengaruh positif terhadap tingkat pendidikan masyarakat, maka dalam kajian penelitian ini akan dibatasi tiga faktor yang melatarbelakangi kondisi sosial ekonomi masyarakat desa evakuasi yang berpengaruh terhadap tingkat pendidikan keluarga desa tersebut. Tiga faktor yang menjadi pengaruh perekonomian warga desa desa evakuasi meliputi latarbelakang pendidikan keluarga, pendapatan, dan pengeluaran keluarga serta kepemilikan kekayaan.

1.     Latar Belakang Pendidikan keluarga

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU RI NO.20 Tahun 2003 Pasal 1). Secara formal pendidikan yang ada di negara kita, sering disebut sebagai pendidikan nasional yang bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan warga Indonesia seutuhnya.

Pada keluarga desa evakuasi pada umumnya tingkat pendidikannya rendah yaitu lulusan SMP dan juga lulusan SMA. Tanpa menutup kemungkinan ada yang sekolah yang sampai tingkat perguruan tinggi bagi mereka yang tergolong mampu. Pada keluarga yang mampu dalam kondisi ekonominya biasanya termotivasi untuk menyekolahkan anaknya hingga pendidikan tinggi ataupun setidaknya lebih tinggi daripada pendidikan orang tuannya.

2.     Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga

·        Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan adalah jumlah penerimaan berupa uang atau barang yang dihasilkan segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi (BPS, 2006:8). Ada 3 sumber penerimaan rumah tangga:

1)    Pendapatan dari gaji dan upah yaitu balas jas aterhadap kesediaan orang yang menjadi tenaga kerja

2)    Pendapatan dari asset produktif yaitu asset yang memberikan pemasukan atas balas jasa penggunaannya

3)    Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang diberikan

Menurut Sunardi dan Evers (1982:20) menyebutkan bahwa pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa barang maupun uang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai dengan sejumlah uang atau harga yang berlaku saat ini. Uang atau barang tidak langsung kita terima sebagai pendapatan tanpa kita melakukan suatu pekerjaan baik baik itu berupa jasa atau produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga menurut Sunardi dan Evers (1982):

1)    Pekerjaan

2)    Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh akan berpengaruh pula pada pendapatan. Dalam jenis pekerjaan yang sama, yang memerlukan pikiran untuk mempekerjakannya, tentunya orang yang mempunyai pndidikan yang tinggi akan lebih cepat untuk menyelesaikan pekerjannya dibandingkan dengan orang yan berpendidikan rendah. Hal demikian tentunya akan berpengaruh pada penghasilan.

3)    Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap perolehan pendapatan keluarga. semakin banyak anggota keluarga yang bekerja semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh keluarga, namun akan terjadi sebaliknya. Besar kecilnya tingkat pendapatan akan berpengaruh pada kelangsungan pendidikan, karena pendidikan membutuhkan biaya. Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin besar biaya pendidikannya.

·        Pengeluaran Keluarga

Pengeluaran adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk semua jenis barang atau jasa yang diperoleh secara pembelian baik secara tunai atau kredit oleh rumah tangga tersebut. Tetapi tidak untuk keperluan usaha maupun investasi.

Bagi keluarga yang yang kemampuan ekonominya tinggi cenderung lebih mudah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Demikian pula dalam pemenuhan kebutuhan akan pendidikan. Setiap keluarga memiliki pengeluaran yang berbeda satu sama lain tergantung pada pendapatan yang diperolehnya. Semakin besar pendapatan biasanya semakin besar pula pengeluaran yang dikeluarkannya. Artinya besar pendapatan berbanding linier dengan besarnya pengeluaran. Hal ini dikarenakan semakin banyak pula yang diinginkan dalam pemenuhan kebutuhan.

Dalam masyarakat desa evakuasi umumnya berpenghasilan cukup tinggi karena tidak sedikit keluarga di desa evakuasi berpendidikan yang tinggi pula.

·        Pemilikan Kekayaan

Kekayaan dapat diartika sebagai pemilikan barang-barang yang bersifat ekonomis atau yang memiliki nilai jual dan sebagai salah asatu faktor yang melatarbelakangi pelapisan sosial ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat. Kekayaan keluarga dilihat dari besar kecilnya rumah, perhiasan yang dipakai fasilitas dalam kehidupannya, dan juga harta yang tak terlihat seperti tabungan atau investasi.

 

C.   Teori Pendidikan

Pendidikan dalam kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayatnya. Tanpa adanya pendidikan akan sangatlah mustahil lahirnya peradaban baru yang berkembang, sejahtera, bahagia dan maju. Berdasarkan pengertian sederhana pendidikan diartikan sebagai usaha sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi ;pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilaiyang ada didalam masyarakat kebudayaan. (ihsan:2008)

 

D.   Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Pendidikan Warga Desa Evakuasi

Kondisi sosial ekonomi suatu keluarga akan mencerminkan bagaimana tingkat kesejahteraan keluarga tersebut. Hal ini didasari oleh mampu atau tidaknya terhadap pemenuhan kebutuhan yang menjadi tolak ukur kesejahteraan keluarga. jika suatu keluarga dikatakan mampu untuk memenuhi kebutuhan, maka keluarga tersebut dikatakan sejahtera. Begitu pula sebaliknya.

Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang mana ditunjukan dengan tingkat pendidikan masyaraktnya. Pendidikan sangat membutuhkan dorongan ekonomi, maka akan sangat sulit sekali melepaskan pendidikan. Dengan faktor ekonomi. Keterkaitan inilah yang akan mendasari hubungan kondisi sosial ekonomi dengan pendidikan. Terkait dengan ekonomi suatu keluarga, kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam keluarga layak untuk diperhatikan. Dengan tingkat ekonomi keluarga yang bervariasi akan secara nyata pula berpengaruh pada tingkat pendidikan yang ditempuh.

 

 

 

 

 

BAB III

METODELOGI PENELETIAN

 

Metodologi peneletian ini menggunkan pendekatan kualitatif, jenis penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupunsuatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena.

·        Observasi kepada masyarakat desa evakuasi

·        Wawancara kepada dua narasumber warga desa evakuasi antara keluarga yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan

·        Forum-forum diskusi masyarakat

 

Waktu dan Tempat Penelitian

Desa evakuasi kota Cirebon, waktu penelitian adalah 4 kali observasi dalam kurun waktu 3 minggu pemberian tugas dari dosen

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

 

Pada keluarga desa evakuasi pada umumnya tingkat pendidikannya rendah yaitu lulusan SMP dan juga lulusan SMA. Tanpa menutup kemungkinan ada yang sekolah yang sampai tingkat perguruan tinggi bagi mereka yang tergolong mampu. Pada keluarga yang mampu dalam kondisi ekonominya biasanya termotivasi untuk menyekolahkan anaknya hingga pendidikan tinggi ataupun setidaknya lebih tinggi daripada pendidikan orang tuannya.

 

 

Nara sumber                  : Ibu Fajar

Umur                              : 40 tahun    

Pendidikan terehir  : SMP

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN

 

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU RI NO.20 Tahun 2003 Pasal 1). Secara formal pendidikan yang ada di negara kita, sering disebut sebagai pendidikan nasional yang bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan warga Indonesia seutuhnya.

Ilmu ekonomi juga dinilai sebagai bentuk dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kesehariaannya terus mengalami perkembangan dalam berjalannya waktu. Perekonomian dari berbagai belahan dunia maupun dari negara Indonesia sendiri menunjukan perkembangannya dalam era globalisasi seperti saat ini, tujuannya tidak lain hanyalah untuk mensejahterakan masyarakat negara sendiri.

Masyarakat desa evakuasi termasuk warga yang tingkat perekonomiannya rendah karena kurangnya kesadaran akan pendidikan. Tidak banyak yang melanjuti sekolah, rata-rata pendidikan warga desa evakuasi lulusan SMP maupun SMA. Dari situlah salah satu kekurangan dari segi perekonomian mereka.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Fandi. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Sosial Ekonomi Terhadap ketuntasan Wajib Belajar 9 Tahun Anak. Universitas Semarang.

Sunardi, M. Dan H.D. Evers. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: CV. Rajawali.

Ihsan, Fuad. 1995. Dasar-dasar Kependidikan.Rineka Cipta.

Hasbullah, 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

 

 

 

tugas uas, firda auliya rahmah

Perekonomian Masyarakat Dilihat dari Pendidikan Warga Desa Evakuasi

Oleh:

FIRDHA AULIYA RAHMAH

BAB I

Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya. Pendidikan juga merupakan instrumen penting dalam pembangunan Negara dan Bangsa. Ilmu ekonomi juga dinilai sebagai bentuk dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kesehariaannya terus mengalami perkembangan dalam berjalannya waktu. Perekonomian dari berbagai belahan dunia maupun dari negara Indonesia sendiri menunjukan perkembangannya dalam era globalisasi seperti saat ini, tujuannya tidak lain hanyalah untuk mensejahterakan masyarakat negara sendiri.

Pendidikan juga erat kaitannya dengan masalah perekonomian masyarakat. Karena perekonomian suatu masyarakat atau keluarga sangat menentukan tingkat, minat bahkan motivasi orang untuk berpendidikan. Terutama faktor biaya seringkali menjadi penghambat orang untuk mengenyam yang namanya pendidikan. Faktor perekonomian juga membuat kebanyakan anak bangsa harus mengorbankan pendidikan untuk membantu menafkahi keluargannya. Permasalahan yang dialami Indonesia turut berperan penting dalam kemajuan perekenomian Indonesia. Selain sumberdaya manusia itu sendiri, agama, kebudayaan, sumberdaya alam, letak geografis dan ideologi pun turut serta menjadi pendorong bagi kemajuan dan perkembangan perekonomian di Indonesia. Sehingga perekonomian menjadi salah satu faktor sanagat berpengaruh terhadap aktifitas pendidikan suatu masyarakat atau keluarga.

Identifikasi Masalah

          Dalam penelitian ini masalah yang perlu diidentifikasi adalah masyarakat desa evakuasi yang mempunyai latarbelakang status sosial keluarga berbeda beda sesuai pendidikan, pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas dan jenis pekerjaan. Rendahnya kesadaran keluarga akan pentingnya pendidikan menjadi salah satu acuan penelitian.

Rumusan Masalah

1.     Apa pengaruh perekonomian masyarakat desa evakuasi dilihat dari pendidikannya?

2.     Apa yang menjadi tolak ukur masyarakat desa evakuasi terhadap warga yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan dalam hal perekonomian keluargannya?

Tujuan Penelitian

1.     Mengetahui perekonomian masyarakat desa evakuasi

2.     Mengetahui sejauh mana perbandingan perbandingan antara warga yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan dalam hal perekonomian keluargannya

Manfaat Penelitian

1.     Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin pendidikan bahwa status sosial ekonomi keluarga mendorong terhadap kemajuan Bangsa dan Negara.

2.     Dengan adanya dukungan pendidikan masyarakat dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan Bangsa.

 

 

BAB II

Landasan Teori

A.   Kondisi Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi orang itu berbeda-beda dan bertingkat. Ada yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial dan ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jenis rumah tinggal, dan kekayaan yang dimiliki.

Menurut Soerjono Soekanto (2001) sosial ekonomi adalah posisi sesorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan  pergaulan, prestasinya, dan hak-hak kewajibannya dalam hubungannya denga sumber daya. Sedangkan menurut Bintaro (1977) dalam Fandi mengemukakan tentang pengertian kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup. Dengan lima parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, adapat disimpulkan pengertian keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau perbandingan antara keluarga yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan terhadap perekonomian keluargannya.

 

 

 

 

 

B.   Faktor-Faktor yang Menentukan Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Warga Desa Evakuasi

          Berdasarkan kodratnya manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajatnya, akan tetapi dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status kedudukan dan peranan. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya, merujuk pada hasil penelitian lorenzia (2003), diketahui bahwa proporsi pendapatan, persepsi pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga pengaruh positif terhadap tingkat pendidikan masyarakat, maka dalam kajian penelitian ini akan dibatasi tiga faktor yang melatarbelakangi kondisi sosial ekonomi masyarakat desa evakuasi yang berpengaruh terhadap tingkat pendidikan keluarga desa tersebut. Tiga faktor yang menjadi pengaruh perekonomian warga desa desa evakuasi meliputi latarbelakang pendidikan keluarga, pendapatan, dan pengeluaran keluarga serta kepemilikan kekayaan.

1.     Latar Belakang Pendidikan keluarga

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU RI NO.20 Tahun 2003 Pasal 1). Secara formal pendidikan yang ada di negara kita, sering disebut sebagai pendidikan nasional yang bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan warga Indonesia seutuhnya.

Pada keluarga desa evakuasi pada umumnya tingkat pendidikannya rendah yaitu lulusan SMP dan juga lulusan SMA. Tanpa menutup kemungkinan ada yang sekolah yang sampai tingkat perguruan tinggi bagi mereka yang tergolong mampu. Pada keluarga yang mampu dalam kondisi ekonominya biasanya termotivasi untuk menyekolahkan anaknya hingga pendidikan tinggi ataupun setidaknya lebih tinggi daripada pendidikan orang tuannya.

2.     Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga

·        Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan adalah jumlah penerimaan berupa uang atau barang yang dihasilkan segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi (BPS, 2006:8). Ada 3 sumber penerimaan rumah tangga:

1)    Pendapatan dari gaji dan upah yaitu balas jas aterhadap kesediaan orang yang menjadi tenaga kerja

2)    Pendapatan dari asset produktif yaitu asset yang memberikan pemasukan atas balas jasa penggunaannya

3)    Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang diberikan

Menurut Sunardi dan Evers (1982:20) menyebutkan bahwa pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa barang maupun uang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai dengan sejumlah uang atau harga yang berlaku saat ini. Uang atau barang tidak langsung kita terima sebagai pendapatan tanpa kita melakukan suatu pekerjaan baik baik itu berupa jasa atau produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga menurut Sunardi dan Evers (1982):

1)    Pekerjaan

2)    Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh akan berpengaruh pula pada pendapatan. Dalam jenis pekerjaan yang sama, yang memerlukan pikiran untuk mempekerjakannya, tentunya orang yang mempunyai pndidikan yang tinggi akan lebih cepat untuk menyelesaikan pekerjannya dibandingkan dengan orang yan berpendidikan rendah. Hal demikian tentunya akan berpengaruh pada penghasilan.

3)    Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap perolehan pendapatan keluarga. semakin banyak anggota keluarga yang bekerja semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh keluarga, namun akan terjadi sebaliknya. Besar kecilnya tingkat pendapatan akan berpengaruh pada kelangsungan pendidikan, karena pendidikan membutuhkan biaya. Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin besar biaya pendidikannya.

·        Pengeluaran Keluarga

Pengeluaran adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk semua jenis barang atau jasa yang diperoleh secara pembelian baik secara tunai atau kredit oleh rumah tangga tersebut. Tetapi tidak untuk keperluan usaha maupun investasi.

Bagi keluarga yang yang kemampuan ekonominya tinggi cenderung lebih mudah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Demikian pula dalam pemenuhan kebutuhan akan pendidikan. Setiap keluarga memiliki pengeluaran yang berbeda satu sama lain tergantung pada pendapatan yang diperolehnya. Semakin besar pendapatan biasanya semakin besar pula pengeluaran yang dikeluarkannya. Artinya besar pendapatan berbanding linier dengan besarnya pengeluaran. Hal ini dikarenakan semakin banyak pula yang diinginkan dalam pemenuhan kebutuhan.

Dalam masyarakat desa evakuasi umumnya berpenghasilan cukup tinggi karena tidak sedikit keluarga di desa evakuasi berpendidikan yang tinggi pula.

·        Pemilikan Kekayaan

Kekayaan dapat diartika sebagai pemilikan barang-barang yang bersifat ekonomis atau yang memiliki nilai jual dan sebagai salah asatu faktor yang melatarbelakangi pelapisan sosial ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat. Kekayaan keluarga dilihat dari besar kecilnya rumah, perhiasan yang dipakai fasilitas dalam kehidupannya, dan juga harta yang tak terlihat seperti tabungan atau investasi.

 

C.   Teori Pendidikan

Pendidikan dalam kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayatnya. Tanpa adanya pendidikan akan sangatlah mustahil lahirnya peradaban baru yang berkembang, sejahtera, bahagia dan maju. Berdasarkan pengertian sederhana pendidikan diartikan sebagai usaha sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi ;pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilaiyang ada didalam masyarakat kebudayaan. (ihsan:2008)

 

D.   Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Pendidikan Warga Desa Evakuasi

Kondisi sosial ekonomi suatu keluarga akan mencerminkan bagaimana tingkat kesejahteraan keluarga tersebut. Hal ini didasari oleh mampu atau tidaknya terhadap pemenuhan kebutuhan yang menjadi tolak ukur kesejahteraan keluarga. jika suatu keluarga dikatakan mampu untuk memenuhi kebutuhan, maka keluarga tersebut dikatakan sejahtera. Begitu pula sebaliknya.

Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang mana ditunjukan dengan tingkat pendidikan masyaraktnya. Pendidikan sangat membutuhkan dorongan ekonomi, maka akan sangat sulit sekali melepaskan pendidikan. Dengan faktor ekonomi. Keterkaitan inilah yang akan mendasari hubungan kondisi sosial ekonomi dengan pendidikan. Terkait dengan ekonomi suatu keluarga, kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam keluarga layak untuk diperhatikan. Dengan tingkat ekonomi keluarga yang bervariasi akan secara nyata pula berpengaruh pada tingkat pendidikan yang ditempuh.

 

 

 

 

 

BAB III

METODELOGI PENELETIAN

 

Metodologi peneletian ini menggunkan pendekatan kualitatif, jenis penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupunsuatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena.

·        Observasi kepada masyarakat desa evakuasi

·        Wawancara kepada dua narasumber warga desa evakuasi antara keluarga yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan

·        Forum-forum diskusi masyarakat

 

Waktu dan Tempat Penelitian

Desa evakuasi kota Cirebon, waktu penelitian adalah 4 kali observasi dalam kurun waktu 3 minggu pemberian tugas dari dosen

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

 

Pada keluarga desa evakuasi pada umumnya tingkat pendidikannya rendah yaitu lulusan SMP dan juga lulusan SMA. Tanpa menutup kemungkinan ada yang sekolah yang sampai tingkat perguruan tinggi bagi mereka yang tergolong mampu. Pada keluarga yang mampu dalam kondisi ekonominya biasanya termotivasi untuk menyekolahkan anaknya hingga pendidikan tinggi ataupun setidaknya lebih tinggi daripada pendidikan orang tuannya.

 

 

Nara sumber                  : Ibu Fajar

Umur                              : 40 tahun    

Pendidikan terehir  : SMP

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN

 

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU RI NO.20 Tahun 2003 Pasal 1). Secara formal pendidikan yang ada di negara kita, sering disebut sebagai pendidikan nasional yang bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan warga Indonesia seutuhnya.

Ilmu ekonomi juga dinilai sebagai bentuk dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kesehariaannya terus mengalami perkembangan dalam berjalannya waktu. Perekonomian dari berbagai belahan dunia maupun dari negara Indonesia sendiri menunjukan perkembangannya dalam era globalisasi seperti saat ini, tujuannya tidak lain hanyalah untuk mensejahterakan masyarakat negara sendiri.

Masyarakat desa evakuasi termasuk warga yang tingkat perekonomiannya rendah karena kurangnya kesadaran akan pendidikan. Tidak banyak yang melanjuti sekolah, rata-rata pendidikan warga desa evakuasi lulusan SMP maupun SMA. Dari situlah salah satu kekurangan dari segi perekonomian mereka.

UAS METODE PENELITIAN KUALITATIF

NAMA : Siti Nur Afriyanti
NIM     : 1112052000024
KELAS : BPI 6


PERSEPSI KELUARGA PEMULUNG TENTANG PENDIDIKAN, DI JALAN MOLEK III CIPUTAT KELURAHAN PISANGAN CIPUTAT TIMUR

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan adalah kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Pendidikan pun merupakan dasar pembangunan manusia. Pentingnya pendidikan harus dilihat dalam konteks hak-hak asasi manusia, artinya setiap manusai berhak untuk memperoleh pendidikan. Pada sisi lain pendidikan merupakan kebutuhan dasar dari keberhasilan dan kesinambungan pembangunan, karena pembangunan memerlukan sumber manusia yang berkualitas serta mampu memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. (Usman 2004:145)

Pengertian pendidikan itu dapat diartikan sebagai usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia (anak didik) kea rah yang diinginkan. Dalam hubungannya dengan pengembangan kebudayaan nasional, pendidikan merupakan suatu wadah untuk mengkrativitaskan kebudayaan. (Jakarsi, 1996:3-4)

Dalam budaya Indonesia, kepala rumah tangga terutama seorang ayah, memepunyai peranan yang sangat besar dalam rumah tangga termasuk dalam mengambil keputusan boleh atau tidaknya seorang anak untuk mendapat pendidikan. Untuk mengambil keputusan tertentu akan sangat tergantung kepada persepsi atau pandangan orang tua terhadap pendidikan.

Namun bagi keluarga miskin memilih untuk menyekolahkan anak adalah beban berat. ILO dan UNICEF juga menyatakan bahwa kesempatan mendapatkan pendidikan untuk anak-anak miskin terbatasa dan biayanya masih dirasakan mahal. Dan mutu yang rendah mengakibatkan anak-anak tidak mempunyai motivasi untuk tetap bersekolah. (Usman 2004: 16)

Sekalipun pengaruh kemiskinan sangat besar terhadap anak-anak yang tidak bersekolah, kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor yang berpengaruh. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah pola pikir yang pendek dan sederhana akibat rendahnya pendidikan.

Dibidang pendidikan, pemerintah berupaya mengadakan atau lebih menekankan program Pendidikan Wajib Belajar 9 tahun. Namun kenyataannya pendidikan tersebut hanya dapat dinikmati atau dilaksanakan oleh masyarakat golongan keluarga yang mampu, lain halnya dengan keluarga yang tidak mampu atau kurang beruntung (keluarga pemulung), bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka sudah kurang, apalagi harus untuk memikirkan biaya akan pendidikan bagi anaknya.

Anak merupakan salah satu golongan penduduk yang berada dalam situasi rentan, dalam kehidupannya di tengah masyarakat. Kehidupan anak dipandang rentan karena memiliki ketergantungan tinggi dengan orang tuanya. Jika orang tua lalai dalam menjalankan tanggungjawabnya maka anak akan menghadapi masalah .

Anak dalam setiap anggota masyarakat adalah anggota baru begitupun anak-anak yang hidup di lingkungan pemulung, karena usianya masih muda ia merupakan generasi penerus. Dalam kedudukannya demikian sangat penting bagi anak bertumbuh dan berkembang serta mendapat pendidikan secara maksimal sehingga kelak bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosialnya secara mandiri.

B.     Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalahnya antara lain:

1.      Bagaimana persepsi keluarga pemulung tentang pendidikan?

2.      Apa tujuan pendidikan menurut keluarga pemulung?

C.    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1.      Untuk mengetahui persepsi keluarga pemulung tentang pendidikan.

2.      Untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut keluarga pemulung.

D.    Batasan Masalah

Agar pembahasan yang akan dipaparkan oleh peneliti lebih terfokus, maka peneliti membatasi membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya pada mengetahui tentang persepsi dan tujuan keluarga pemulung terhadap pendidikan.

 

BAB II

LANDASAN TEORI

 

Landasan teori merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ilmu, karena landasan teori ini merupakan acuan berfikir yang fundamental. Selain itu landasan teori juga merupakan landasan utama suatu karya ilmiah. Pada landasan teori yang memuat tentang penelitian ini cukup banyak jumlahnya, tetapi rasanya tidak memungkinkan kalau semuanya ditulis.

Oleh karena itu penulis membatasi diri pada hal-hal yang paling relevan dalam penelitian yakni Persepsi Keluarga Pemulung Tentang Pendidikan, Di Jalan Molek Iii Ciputat Kelurahan Pisangan Ciputat Timur.

1.      Persepsi

a.       Pengertian Persepsi

Persepsi : merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera.

b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

 

1)      Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

-           Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

-          Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

-          Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

-          Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

-          Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

-          Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2)      Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

-          Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

-          Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

-          Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

-          Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

-          Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

2.      Keluarga

a.       Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).

b.      Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a)      Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.

b)      Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk satu rumah tangga.

c)      Memiliki satu kesatuan orang-orang  yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.

d)     Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.

c.       Fungsi Keluarga

Terdapat 5 fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat, yaitu :

a)      Fungsi Biologis

·         Untuk meneruskan keturunan

·         Memelihara dan membesarkan anak

·         Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi

·         Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanya

·         Memberi kesempatan untuk berekreasi

b)      Fungsi Psikologis

·         Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang

·         Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya

·         Perlindungan secara psikologis

·         Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat

c)      Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi

·         Meneruskan nilai-nilai budaya

·         Sosialisasi

·         Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga

d)     Fungsi Sosial

·         Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lainnya

·         Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan

·         Pengaturan ekonomi atau keuangan

e)      Fungsi Pendidikan

·         Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.

·         Persiapan untuk kehidupan dewasa.

3.      Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa. Pemulung

a.       Pengertian Pemulung

orang yg mencari nafkah dng jalan mencari dan memungut serta memanfaatkan barang bekas (spt puntung rokok) dng menjualnya kpd pengusaha yg akan mengolahnya kembali menjadi barang komoditas; orang yg memulung. Pendidikan

a.       Pengertian pendidikan

Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata 'didik' dan mendapat imbuhan 'pe' dan akhiran 'an', maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

b.      Fungsi Pendidikan

·         Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan watak dan emosi individu. Pengembangan watak dan emosi ini dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan dari pendidik. Eksitensi pendidik dapat dinafikan ketika problematika yang timbul dapat diseleseikan sendiri oleh peserta didikdan tidak membutuhkan peranan pendidik. Namun ketika problematika yang timbul yang tidak diseleseikan hanya oleh peserta didik maka keterlibatan pendidik sangat dibutuhkan.

·         Pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan individu dalam dinamika masyarakatnya. Jadi proses pendidikdn yang diciptakan diarahkan untuk memahami watak dan emosi individu, dan selanjutnya individu dituntut untuk berdinamika sesuai dengan kondisi sosial yang berkembang. Pendidikan seperti ini terjadi dalam rumah keluarga dan sosial, atau disebut dengan "pendidikan keluarga" atau "pendidikan masyarakat".

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis  dan akurat, mengenai sifat-sifat  populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini juga merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

B.     Tempat Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Jalan Molek III Ciputat merupakan salah satu lingkungan penduduk di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur.

C.    Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti atau sering disebut human instrument yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Karena dalam penelitian ini menggunawan metode wawancara, maka peneliti menyiapkan pedoman wawancara sebagai instrumennya.

D.    Sumber Data

Untuk mengumpulkan data lapangan, diperlukan :

1.      Data Primer

Data  primer  adalah  data  yang  diperoleh  secara  langsung  melalui pengamatan  dan  wawancara  dengan  informan  atau  responden.  Peneliti  akan wawancara  dengan  informan  untuk  menggali  informasi mengenai  strategi rekrutmen dan motivasi kerja tenaga pendidik dan kependidikan.

2.      Data Sekunder

Data  sekunder  merupakan  data  tambahan  berupa  informasi  yang  akan melengkapi  data  primer.  Data  tambahan  yang  dimaksud  meliputi  dokumen  atau arsip didapatkan dari berbagai sumber,  foto pendukung yang sudah ada, maupun foto yang dihasilkan sendiri, serta data yang terkait dalam penelitian ini.

 

E.     Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dan teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah:

1.      Wawancara

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah tahap penjajakan dimana peneliti mengumpulakn informasi tentang siapa saja atau keluarga yang akan menjadi informan kunci. Tahap kedua setelah mendapatkan informan kunci, dilakukanlah wawancara mendalam dan terbuka, tentunya peneliti harus sudah mempersiapkan daftar pertanyaan.

Yang menjadi informan adalah ketua lurah dan keluarga Pemulung. Dari lurah peneliti mendapatkan informasi terkait keadaan desa, data statistik penduduk, letak geografis, sejarah desa dan sebagainya. Kemudian untuk mencari data selanjutnya,maka dicarilah informan lain yaitu keluarga pemulung yang terlibat langsung dengan masalah penelitian.

Keluarga pemulung ini adalah informan kunci, dari informan kunci inilah didapatkan data mengenai persepsi keluarga pemulung tentang pendidikan. Dalam penelitian ini ada tiga keluarga pemulung yang bercerita tentang kehidupan mereka sehari-hari, persepsi mereka tentang pendidikan, tujuan dan apa harapan mereka tentang pendidikan. Suasana wawancara berjalan santai.

2.      Observasi

Observasi (pengamatan) ini bertujuan untuk mengamati suatua situasi sossial terkait: keadaan, peristiwa, kegiatan dan sebagainya yang berhubungan dengan kelaurga pemulung di Kelurahan Pisangan.

F.     Metode Analisa Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola. Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah melakukan pengamatan, pemahaman, kemudian menyimpulkan hasil pengamatan tersebut sehingga akan ditemukan suatu permasalahan atau gejala-gejala yang sedang dihadapi di lokasi penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk memberikan gambaran keadaan subyek dan obyek penelitian. Metode deskriptif kualitatif pada dasarnya memberikan gambaran mengenai kondisi dan kejadian secara umum sebagai akumulasi data dasar dan hasil penelitian. Metode deskriptif kualitatif yaitu analisis dengan pemaparan data-data dalam menyusun argument dan interpretasi dilakukan dengan alur berfikir deduktif dan induktif.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Usman, Hardius dan Nachrowi. 2004. Pekerja Anak Di Indonesia Kondisi, Determinan dan Eksploitasi (Kajian Kuantitatif). Jakarta: PT Gramedia.

Jakarsi. 1996. Peranan Pendidikan Dalam Pembinaan Kebudayaan Nasioanl Daerah Kalimantan Selatan. DEPDIKBUD.

Uma, Hamninee. 2013. Persepsi,Pengertian, Definisi dan Faktor Yang Mempengaruhi. http://www.kompasiana.com/hasminee/persepsi-pengertian-definisi-dan-factor-yang-mempengaruhi_552999136ea8349a1f552d01. Diunduh pada tgl 15 juni 2015 jam 15:57.

2012. http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html.  Diunduh 15 juni 19:06.

http://www.artikata.com/arti-374589-pemulung.html. Diunduh pada 15 juni 2015 19:36.

Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 2003. Pengantar dasar kependidikan. Usana Offset Printing. Surabaya.

 

Cari Blog Ini