Rabu, 17 Juni 2015

UAS METODELOGI PENELITIAN KUALITATIF

NAMA           : WIDYANTI AGUSTINA
NIM                : 1112052000028
PRODI           : BPI/6
 
METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian: "Kehidupan Pengangguran Masyarakat Desa Bojong Indah"
 
 
 
BAB I
PENDAHULUAN
 
A.      Latar Belakang
Pengangguran bukanlah masalah yang baru bagi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir jumlah pengangguran pada Agustus 2014 sebanyak 7,24 juta jiwa, atau berkurang sebanyak 170.000 jiwa dibanding jumlah pengangguran pada Agustus 2013. Namun, menurunnya jumlah pengangguran pada Agustus tahun 2014 ini dikontribusikan karena adanya event pemilu. Meski tidak tetap, tetapi ada pekerjaan pendukung, pekerjaan lepas. Adanya pemilu menyebabkan penyerapan di IKM seperti percetakan, sablon dan lainnya.
Pada setiap negara masalah pengangguran ini pasti menjadi isu utama yang harus diselesaikan secepatnya oleh pemerintah, dan bahkan disaat kampanya capres cawapres masalah pengguran selalu menjadi topik utama. Pengangguran merupakan salah satu cermin dari pencitraan kondisi kesejahteraan suatu negara. Hal ini untuk membuktikan apakah program perekonomian dan kesejahteraan sosial yang dicanangkan pemerintah berhasil tidaknya.
Hal ini merupakan salah satu permasalahan dalam ekonomi yang paling sulit diselesaikan sampai detik ini, apalagi untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Bila kita lihat dari tahun ke tahun, jumlah pengangguran justru semakin banyak bukannya semakin sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang sudah ada tidak sanggup untuk menciptakan kesempatan kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang makin pesat. Sehingga sangat sulit untuk menemukan solusi yang tepat.
Pengangguran terjadi karena berbagai macam faktor sehingga cukup sulit untuk dikendalikan. Seandainya pengangguran terjadi akibat satu faktor saja, maka pemerintah akan lebih mudah dalam mengatasinya. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan menyebarnya pengangguran:
1.         Terbatasnya lapangan kerja sementara Tingginya jumlah penduduk
2.         Pendidikan dan keterampilan yang rendah
3.         Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
4.         Teknologi yang semakin modern
5.         Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing)
6.         Adanya pemutusan kerja dari perusahaan
7.         Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang
8.         Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan yang seharusnya. Selanjutnya pengangguran juga akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Selain itu pengangguran akan menyebabkan Kemiskinan. kemiskinan terjadi karena ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kabutuhan dasar seperti makanan, kesehatan, pakaian dan lain-lain. Ketidakmampuan ini disebabkan kerana tidak adanya sumber penghasilan dari  anggota keluarga akibat dari menganggur atau tidak bekerja sehingga sulit untuk membeli atau mencukupi kehidupan sehari-hari.
Selain dampak pengangguran terhadap perekonomian, pengangguran juga berdampak pada kehidupan sosial yaitu berkembangnya kejahatan serta premanisme dimana-mana. Keadaan terdesak karena tidak ada uang dan tidak ada pekerjaan atau jalan yang baik untuk mencari uang atau penghasilan menimbulkan pikiran buruk bagi seseorang melakukan apapun untuk memenuhi hidupnya meskipun perbuatan itu adalah perbuatan tidak terpuji atau membahayakan orang lain termasuk merampok, membunuh, dan sebagainya.
Dampak pengangguran terhadap pendidikan sebenarnya penyebabnya adalah sama dengan dampak-dampak pengangguran di sektor-sektor lain seperti sosial dan ekonomi yaitu tidak adanya pemasukan atau penghasilan tetap dari suatu keluarga sehingga mereka tidak mampu untuk membiayai putra putri mereka dalam melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan sampai putus sekolah atau bahkan tidak menginjak sistem pendidikan samasekali sehingga melahirkan anak bangsa yang buta huruf, yang menjadi calon pekerja yang tidak memiliki kemampuan dibidang materi ataupun tidak memiliki bakat atau keterampilan dibidang-bidang usaha tertentu.Selain akibat kekurangan biaya, banyaknya pengangguran dari kalangan terpelajar seperti para lulusan sarjana yang tidak memperoleh pekerjaan atau menganggur membuat masyarakat awam berfikir bahwa para sarjana saja nganggur apalagi yang tidak, sehingga masyarakat berpendapat bahwa jadi sarjana sama saja dengan jadi orang biasa karena akhir-akhirnya juga menjadi pengangguran. Dengan pendapat ini maka masyarakat awam tidak tertarik untuk menyekolahkan putra putri mereka yang mengakibat banyaknya anak putus sekolah, anak jalanan yang menandakan rendahnya swadaya serta tingkat pendidikan masyarakat.
Oleh karena itu, saya sebagai peneliti tertarik untuk mengupas masalah ini. Karena saya yakin tidak ada satu masalahpun yang tidak bisa diselesaikan. Sehingga mendorong saya untuk menganalisis secara lebih mendalam mengenai permasalahan mengenai pengangguran, khususnya di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor yang diketahui warganya memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi.  Dalam penelitian ini saya akan menganalisa penyebab dari pengangguran itu sendiri dan bagaimana pengaruhnya terhadap keluarga dan lingkungan mereka
 
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka masalah dalam hal ini dirumuskan sebagai berikut :
1.         Apa faktor yang melatar belakangi pengangguran masyarakat Desa Bojong Indah?
2.         Apa dampak pengangguran bagi keluarga dan lingkunganpada masyarakat Desa Bojong Indah?
 
C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi pengangguran pada masyarakat Desa Bojong Indah
2.      Untuk mengetahui dampak pengangguran bagi keluarga dan lingkungan padamasyarakat Desa Bojong Indah
 
D.    Manfaat
1.      Membantu kita dalam memahami penyebab dari pengangguran itu sendiri, khususnya pengangguran di Desa Bojong Indah.
2.      Membantu kita dalam memahami dampak dari pengangguran bagi keluarga dan lingkungan, khusunya pada masyarakat Desa Bojong Indah.
 
E.     Metode Penelitian
1.      Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan kualitataif, yaitu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskriptif ditunjukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah, memeriksa kondisi atau praktek-praktek yang berlaku.Sedangkan penelitian kualitataif menurut Bodgan dan Taylorseperti dikutip Lexy J Moleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
2.      Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian lapanagan (field research) dimana peneliti berangkat atau langsung ke lapangan (objek) penelitian untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu.dalam hal ini mengenai kehidupan pengangguran warga Desa Bojong Indah.
3.      Subjek Penelitian
Subjek yang menjadi informan adalah terdiri dari tiga keluarga yang anggota keluarganya menjadi pengangguran (tidak memiliki pekerjaan) di usia yang seharusnya mereka memiliki pekerjaan.
4.      Objek Penelitian
Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah bagaimana warga Desa Bojong Indah menjalani kehidupan disaat mereka menjadi penganguran.
5.      Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada tanggal 12 Juni sampai dengan 14 Juni 2015. Adapun lokasi penelitian ini di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
6.      Teknik Pengumpulan Dta
Untuk memperoleh dan menghimpun data yang objektif , maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
a.       Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana warga Desa Bojong Indah menjalani kehidupan disaat mereka menjadi pengangguran (tidak memiliki pekerjaan), dengan wawancara penulis mendapatkan penjelasan langsung serta alasan yang menjadi faktor yang melatar belakangi pengangguran itu sendiri. Hasil wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama.
Wawancara dilakukan secara terus-menerus hingga penulis mendapatkan data yang akurat. Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara terbuka yaitu suatu wawanara yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui apa maksud dan tujuan diadakannya wawancara itu.
b.      Observasi
Observasi sebagaimana disebutkan oleh E.Kristi Poerwandari adalah suatu kegiatan mengumpulkan data yang dilakuakn melalui pengamatan danmnecatat fenomena yang muncul dan memepertimbangkan hubungan natara aspek dalam fenomena tersebut.
Guna mendukung hasil wawancara yang dilakukan sebelumnya, maka penting bagi penulis melakukan observasi langsung terhadap objek penelitian. Observasi yang dimaskud adalah dengan melakukan pengamatan pada warga Desa Bojong Indah yang menjadi pengangguran dan bagaimana mereka menjalani kehidupan.
c.       Dokumentasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melengkapi penelitian dengan merekam dan mencatat semua kegiatan yang berlangsung selama penelitian dilakukan, dokumentasi yang dimaksud adalah mengambil gambar atau foto yang berhubungan dengan penelitian, adapun yang berupa catatan, transkip buku untuk dijadikan bukti bahwa penelitian ini benar-benar dilakukan.
 
F.     Teknik Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka analisis data yang penulis lakukan adalah menelaah seluruh data yangtersedia dari berbagai sumber, menyusun dalam suatu satuan mengadakanpemeriksaan data (Moleong, 2001: 190). Setelah terkumpul kemudiandikelompokkan dalam suatu kategori dan dianalisis secara kualitatif.Adapun metode yang digunakan metode analisis kualitatif deskriptif.Metode ini bertujuan melukiskan secara sistemetis, fakta dan karakteristikbidang-bidang tertentu secara cermat dengan menggambarkan keadaanstruktur dan fenomena (Arikunto, 1996:243).
 
G.    Sistematika Penulisan
Dalam menguraikan masalah diatas, agar dalam pembahasan nanti lebih terarah dan mudah dipahami, sehingga tujuan-tujuan yang ditetapkandapat tercapai. 
BAB I                   Bab ini berisilatar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,metodelogi penelitian, teknik analisis data, sistematika penulisan.
BAB II                  Bab ini menerangkan tentang kerangka dasar teotitik yang membahas kajian mengenai fenomena pengangguran, jenis pengangguran, dampak pengangguran. Setelah itu dilanjutkan dengan kajian mengenai warga desa dan karakteristiknya.
BAB III                Bab ini membahas gambaran umum Desa Bojong Indah yaitutentang, letak geografis, kondisi sosial ekonomi, pendidikandan keagamaan masyarakat, pekerjaan, sarana prasaran di Desa Bojong Indah.
BAB IV                Bab ini membahas analisis dan hasil penelitian, tentangfaktor yang melatar belakangi pengangguran beserta dampak dari pengangguran it sendiri bagi warga Desa Bojong Indah.
BAB V                  Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB II
TINJAUAN TEORI
 
A.      Pengangguran
1.         Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguranadalah orang yang masukdalamangkatankerja (15 sampai 64 tahun) yang sedangmencaripekerjaandanbelummendapatkannya. Orang yang tidaksedangmencarikerjacontohnyasepertiiburumahtangga, siswasekolah SD, SMP, SMA, mahasiswaperguruantinggi, dan lain sebagainya yang karenasesuatuhaltidak/belummembutuhkanpekerjaan.Definisipengangguransecarateknisadalahsemua orang dalamreferensiwaktutertentu, yaitupadausiaangkatankerja yang tidakbekerja, baikdalamartimendapatkanupahataubekerjamandiri, kemudianmencaripekerjaan, dalamartimempunyaikegiatanaktifdalammencarikerjatersebut.
Adapundefinisipengangguranmenurutparaahli:
a.         Ida Bagoes Mantra, pengangguranadalahbagiandariangkatankerja yang sekaranginitidakbekerjadansedangaktifmencaripekerjaan. Konsepiniseringdiartikansebagaikeadaanpengangguranterbuka.
b.         Dumairy, pengangguranadalah orang yang tidakmempunyaipekerjaanlengkap. Lengkapnya orang yang tidakbekerjadanmasihatausedangmencaripekerjaan.
c.         SadonoSukirno, pengangguranadalahsuatukeadaandimanaseseorang yang tergolongdalamangkatankerjainginmendapatkanpekerjaantetapibelumdapatmemperolehnya.
d.        Payman J. Simanjuntak, pengangguranadalah orang yang tidakbekerjaberusiaangkatankerja yang tidakbekerjasamasekaliataubekerjakurangdariduahariselamaseminggusebelumpencacahandanberusahamemperolehpekerjaan.
e.         Pusatdanlatihantenagakerja, pengangguranadalah orang yang tidakmampumendapatkanpekerjaan yang menghasilkanuangmeskipundapatdanmampumelakukankerja.
f.          Menakertrans, pengangguranadalah orang yang tidakbekerja, sedangmencaripekerjaan, mempersiapkansuatuusahabaru, dantidakmencaripekerjaankarenamerasatidakmungkinmendapatkanpekerjaan.
2.         Jenis-jenis Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu persoalan dalam pembangunan. Menurut Sukirno (1994) terdapat beberapa cara pengelompokan pengangguran. Pengangguran dapat dikelompokkan menurut sumber atau penyebab pengangguran. Menurut cara ini terdapat empat jenis pengangguran yaitu:
a.         Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi antara pencari kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, jumlah pengangguran rendah dan pekerjaan mudah diperoleh. Sedangkan pengusaha sulit memperoleh pekerja. Untuk itu pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal inilah yang akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari kerja baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari pekerjaan baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur.
b.         Pengangguran siklikal (cyclical unemployment)
Pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan hal ini mendorong pengusaha menaikkan produksi untuk itu lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat mengalami penurunan. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan lain yang mempunyai hubungan juga akan mengalami kemerosontan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaa-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah.
c.         Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang akibatkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju sebagian akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor yaitu munculnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri sangat menurun karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur.
d.        Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya. Contohnya racun rumput telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian lainnya. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubah, memotong rumput, membersihkan kawasan, dan memungut hasil. Di pabrik ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia.
 
Pengangguran dapat juga dikelompokkan menurut ciri pengangguran yang berlaku. Menurut cara ini terdapat empat jenis pengangguran yaitu:
a.         Pengangguran terbuka
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena pertambahan lowongan pekerjaan lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu. Pengangguran terbuka dapat pula dikarenakan kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga manusia, atau akibat kemunduran perkembangan suatu industri.
b.         Penganggur tersembunyi
Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja sampai jumlah tertentu tidak akan mengurangi jumlah produksi. Pengangguran ini terutama terjadi di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan agar ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contohnya keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang sangat sempit. Contoh lain pengangguran tersembunyi adalah orang yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginannya atau tidak sepadan dengan kemampuannya.
c.         Pengangguran musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun. Bentuk pengangguran terutama terjadi di sektor pertanian dan perikanan. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada waktu-waktu di mana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan masa menanam berikutnya dan periode di antara sesudah menanam bibit dan masa menuai hasilnya adalah masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian. Pada periode tersebut banyak di antara para petani dan tenaga kerja di sektor pertanian tidak melakukan suatu pekerjaan. Berarti mereka sedang dalam keadaan menganggur. Jenis pengangguran ini hanya sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu.
d.        Setengah menganggur (under employment)
Kelebihan penduduk di sektor pertanian di negara-negara berkembang disertai pertambahan penduduknya yang cepat telah menimbulkan percepatan dalam proses urbanisasi. Salah satu tujuan dari urbanisasi tersebut adalah untuk mencari pekerjaan di kota-kota. Tidak semua orang yang hijrah ke kota-kota dapat memperoleh pekerjaan. Banyak di antara mereka yang terpaksa menganggur sepenuh waktu. Disamping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka lebih rendah dari jam kerja normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari.
 
3.         Faktor Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Sebenarnya kesulitan lapangan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama: faktor Pribadi dan faktor sosial ekonomi.
a.         Faktor Pribadi
Dalam hal ini penyebab pengangguran bisa disebabkan oleh kemalasan, cacat/udzur dan rendahnya pendidikan dan ketrampilan. Penjelasannya sebagai berikut :
a)        Faktor kemalasan Penganguran yang berasal dari kemalasan individusebenarnya sedikit. Namun, dalam sistem materialis dan politik sekularis, banyak yang mendorong masyarat menjadi malas, seperti sistem penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian. Banyak orang yang miskin menjadi malas bekerja karena berharap kaya mendadak dengan jalan menang judi atau undian.
b)        Faktor cacat /uzur Dalam sistem kapitalis hukum yang diterapkan adalah 'hukum rimba'. Karena itu, tidak ada tempat bagi mereka yang cacat/uzur untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
c)        Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan Saat ini sekitar 74% tenaga kerja Indonesia adalah mereka yang berpendidikan rendah, yaitu SD dan SMP. Dampak dari rendahnya pendidikan ini adalah rendahnya keterampilan yang mereka milki. Belum lagi sistem pendidikan Indonesia yang tidak fokus pada persoalan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja. Pada akhirnya mereka menjadi pengangguran intelek.
b.         Faktor sistem sosial dan ekonomi
Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya:
a)        Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
Tahun depan diperkiraan akan muncul pencari tenaga kerja baru sekitar 1,8 juta orang, sedangkan yang bisa ditampung saat ini dalam sektor formal hanya 29%. Sisanya di sektor informal atau menjadi pengangguran.
b)        Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru, Menurut Menakertrans, kenaikan BBM kemarin telah menambah pengangguran sekitar 1 juta orang.Kebijakan Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran. Banyaknya pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada. Akibatnya, rakyat di sana menjadi orang-orang miskin dan penganggguran.
c)        Pengembangan sektor ekonomi non-real
Dalam sistem ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai komoditas yang di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem ribawi maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa mencapai 10 kali lipat daripada sektor real.Pertumbuhan uang beredar yang jauh lebih cepat daripada sektor real ini mendorong inflasi dan penggelembungan harga aset sehingga menyebabkan turunnya produksi dan investasi di sektor real. Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan perusahan dan PHK serta pengangguran. Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan moneter di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997. Peningkatan sektor non-real juga mengakibatkan harta beredar hanya di sekelompok orang tertentu dan tidak memilki konstribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan.
d)       Banyaknya tenaga kerja wanita
Jumlah wanita pekerja pada tahun 1998 ada sekitar 39,2 juta. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita ini mengakibatkan persaingan pencari kerja antara wanita dan laki-laki. Akan tetapi, dalam sistem kapitalis, untuk efesiensi biaya biasanya yang diutamakan adalah wanita karena mereka mudah diatur dan tidak banyak menuntut, termasuk dalam masalah gaji. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya pengangguran di pihak laki-laki.
 
4.         Dampak Pengangguran
Bagi perekonomian negara
a.         Penurunan pendapatan perkapita;
b.        Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak;
c.         Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
 
Bagi masyarakat
a.         Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis;
b.        Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja;
c.         Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
 
B.       Masyarakat/Warga Desa
1.      Pengertian Masyarakat/Warga Desa
Istilah "masyarakat" merupakan terjemahan dan kata society (Inggris). Sedangkan istilah society berasal dan societas (Latin) yang berarti "kawan".Pengertianmasyarakatadalahsejumlahbesar orang yang tinggaldalamwilayah yang sama, relatifindependendan orang orang di luarwilayahitu, danmemilikibudaya yang relatifsama. DefinisiMasyarakatadalah orang orang yang berinteraksidalamsebuahwilayahtertentudanmemilikibudayabersama.
Adapunpengertianmasyarakatmenurutparaahli:
a.         Adam smith menulisbahwasebuahmasyarakatdapatterdiridariberbagaijenismanusia yang berbeda, yang memilikifungsi yang berbeda (as among different merchants), yang terbentukdandilihathanyadarisegifungsibukandari rasa sukamaupuncintadansejenisnya, danhanya rasa untuksalingmenjaga agar tidaksalingmenyakiti "may subsist among different men, as among different merchants, from a sense of its utility without any mutual love or affection, if only they refrain from doing injury to each other."
b.        PengertianMasyarakatMenurut An-Nabhani, bahwamasyarakatadalahsekelompokindividusepertimanusia yang memilikipemikiranperasaan, sertasistem/aturan yang sama, danterjadiinteraksiantarasesamakarenakesamaantersebutuntukkebaikanmasyarakatitusendiridanwargamasyarakat.
Sedangkanpengertiandesa berdasarkan istilah di Indonesia desa memiliki definisi yang berbeda-beda menurut daerahnya masing-masing yaitu Aceh (Gampong), Minangkabau (nagari), Batak (Huta) Minahasa (Wanua), Bali (Banjar), Lampung (Dusun/Wanua), Jawa (Desa) Sunda (Kampung). Sedangkan pengertian secara administrative, desa adalah kesatuan administrative yang disebut kelurahan.
AdapunpengertianDesamenurutparaahli:
a.           Bintarto, desaadalahperwujudanataukesatuangeografis yang ditimbulkanolehunsur-unsurfisiografis, sosial, ekonomi, politikdankultural yang terdapat di situ (suatudaerah) dalamhubungannyadanpengaruhnyasecaratimbal-balikdengandaerah lain.
b.           SutardjoKartohadikusumo, desaadalahkesatuanhukum yang didalamnyabertempattinggalsuatumasyarakat yang berhakmenyelenggarakanpemerintahansendiri.
c.           Paul Landis
Desamerupakanwilayah yang berpendudukkurangdari 2500 jiwadenganciri-ciripergaulanhidup yang salingmengenal, mempunyaipertalianperasaan, carapenghidupannyaagraristerpengaruhalamdaniklimdanmemilikipekerjaansambilan non agraris.
 
2.    Ciri-ciriMasyarakat/Warga Desa
Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut:
a.              Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya;
b.             Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban).
c.              Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
d.             Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
 
 
 
 
BAB III
GAMBARAN UMUM DESA BOJONG INDAH
 
A.    Gambaran Umum Desa Bojong Indah
1.      Kondisi Geografi
Desa Bojong Indah merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat, dengan luas wilayah ±147,302 ha, 200 m di atas permukaan laut dan tinggi curah hujan 74 m2. Desa Bojong Indah merupakan daerah dataran rendah dengan suhu udara rata-rata 30˚ s/d 32˚ C, yang terbagi dalam 2 Dusun, 4 RW (Rukun Warga) dan 16 RT (Rukun Tetangga).
 
Batas Wilayah Desa Bojong Indah adalah sebagai berikut:
-            Sebelah Utara                        : Berbatasan dengan Desa Cogreg
-            Sebelah Timur                       : Berbatasan dengan Desa Waru Jaya
-            Sebelah Barat                        : Berbatasan dengan Desa Bojong Sempu
-            Sebelah Selatan                     : Berbatasan dengan Desa Cihowe dan Ciseeng
 
Orbitasi (JarakdariPusatPemerintahanDesa/Kelurahan)
a.         JarakdariDesakeKecamatan                          :  4       Km
b.        JarakdariDesakeKabupaten Bogor               :  40     Km
c.         JarakdariDesakeProvinsiJawa Barat             :  100   Km
d.        JarakdariDesakeIbu Kota Negara                             :  30     Km
 
2.      Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Desa Bojong Indah terdiri dari ±4.275 laki-laki dan ±4.022 perempuan, jadi jumlah keseluruhan warga Desa Bojong Indah adalah ±8.297 jiwa dengan jumlah KK ±2.560 dan kepadatan penduduk per Km adalah 1.500 jiwa.
                       
Jumlah Penduduk  menurut Agama:
-            Islam                         : 8.251             Orang
-            Katholik                    : 8                    Orang
-            Protestan                   : 4                    Orang
-            Budha                       : 6                    Orang
-            Hindu                        : 4                    Orang
-            Konghucu                 : --                    Orang
 
Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian
-            Petani                                    : 216                Orang
-            Pedagang                  : 401                Orang
-            Pegawai Negeri         : 55                  Orang
-            TNI Polri                   : 11                  Orang
-            Pensiunan                  : 16                  Orang
-            Wiraswasta                : 1.350             Orang
-            Buruh Pabrik             : 189                Orang
-            Pengrajin                   : 108                Orang
-            Tukang Bangunan     : 45                  Orang
-            Penjahit                     : 38                  Orang
-            Tukang Las               : 19                  Orang
-            Tukang Ojeg             : 60                  Orang
-            Bengkel                     : 35                  Orang
-            Sopir Angkutan         : 17                  Orang
 
Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Lulusan Pendidikan Umum
-            Taman Kanak-kanak             : 108    Orang
-            Sekolah Dasar                       : 880    Orang
-            SMP                                      : 468    Orang
-            SMA                                     : 432    Orang
-            Akademi/D1-D2                   : 23      Orang
-            Sarjana/S1-S2                        : 82      Orang
Lulusan Pendidikan Khusus
-            Pondok Pesantren                 : 52      Orang
-            Madrasah Diniyah                 : 210    Orang
-            Sekolah Luar Biasa (SLB)    : 2        Orang
-            Kursus Keterampilan            : 53      Orang
 
 
3.      Kondisi Sosial
Perangkat Desa/Kelurahan
-            Kepala Desa              : 1        Orang
-            Sekretaris Desa         : 1        Orang
-            Kepala Urusan          : 5        Orang
-            Kepala Dusun           : 2        Orang
-            Staf                           : 7        Orang
-            Pengurus BPD          : 11      Orang
 
4.      Status Ekonomi
-            Mampu                      : 742                Orang
-            Tidak Mampu            : 1.099             Orang
-            Miskin                       : 251                Orang
 
5.      Sarana Prasarana Sosial/Ekonomi/Olah Raga/Kesenian
Sarana Prasarana Peribadatan
-            Masjid                       : 8        Buah
-            Musholla                   : 16      Buah
-            Majelis Taklim           : 17      Buah
-            Gereja                        : --        Buah
-            Vihara                       : --        Buah
-            Pura                           : --        Buah
Sarana Prasarana Kesehatan
-            Puskesmas                             : --        Buah
-            BKIA            /Rumah Bersalin          : 1        Buah
-            Poliklinik                               : 3        Buah
-            Posyandu                              : 7        Buah
-            Apotik/Toko Obat                 : --        Buah
Sarana Olahraga dan Kesenian
-            Lapangan Sepak Bola           : 2        Buah
-            Lapangan Bulu Tangkis        : 3        Buah
-            Lapangan Bola Volley          : 3        Buah
-            Lapangan Tenis Meja            : 2        Buah
6.      Tenaga Medis
-            Dokter Puskesmas                 : 1        Orang
-            Dokter Praktek Swasta         : 4        Orang
-            Bidan Desa                           : 1        Orang
-            Bidan Praktek Swasta           : 2        Orang
-            Dukun Beranak                     : 2        Orang
-            Dukun Beranak Terlatih        : 1        Orang
-            Kader Posyandu                   : 42      Orang
 
7.      Fasilitas Perekonomian/Perdagangan
-            Bank Pemerintah                               : 0        Buah
-            Kios/Warung/Toko                            : 320    Buah
-            Material/Toko Bahan Bangunan       : 2        Buah
-            Wartel/Warnet                                   : 1        Buah
-            Pom Bensin                                       : 0        Buah
-            Restaurant/Rumah Makan                : 5        Buah
-            Obyek Wisata                                   : 1        Buah
-            Pemotongan Ayam                           : 3        Buah
 
8.      Sarana Pendidikan
-            PAUD                                               : 2        Buah
-            Taman Kanak-kanak                         : 6        Buah
-            Sekolah Dasar                                   : 2        Buah
-            SMP                                                  : 2        Buah
-            SMA                                                 : 0        Buah
-            Madrasah Ibtidaiyyah                       : 1        Buah
-            Madrasah Tsanawiyah                      : 1        Buah
-            Madrasah Aliyah                               : 0        Buah
-            SMK                                                 : 3        Buah
-            Kejar Paket A/B/C                            : 1        Kelompok
-            Pondok Pesantren                             : 3        Buah
-            Kursus                                               : 0        Buah
 
9.      Lembaga-lembaga Sosial Kemsayarakatan
-            Orsospol                                            : 5        Kelompok
-            Orsos Kemasyarakatan                     : 3        Kelompok
-            LSM                                                  : 3        Kelompok
-            Kelompok Tani                                 : 1        Kelompok
-            Sosial Kematian                                : 9        Kelompok
-            Kelompok Yasinan                           : 16      Kelompok
-            Kelompok Arisan                              : 4        Kelompok
 
 
 
 
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
 
A.      Deskripsi Informan
1.      Informan 1
Informan pertama adalah Ibu Eti Mulyati, lahir di Bogor, 16 Juni 1972. Bertempat tinggal di Gang Muhajir Rt.04/01 Desa Bojong Indah, Parung. Ibu Eti tinggal bersama seorang suami dan 3 orang anaknya disebuah kontrakan, ia tergolong kedalam keluarga tidak mampu di Desanya. Menurut pengakuannya, Ibu Eti hanya menamatkan sekolah sampai tingkat SMP saja. Sang suami bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan Ibu Eti sendiri bekerja sebagai tukang cuci baju di rumah tetangga yang tidak jauh dari rumahnya. Ibu Eti memiliki 3 orang anak, 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Anak pertama Ibu Eti adalah seorang anak laki-laki berusia 20 Tahun dan sama sekali belum memiliki pekerjaan, anak kedua duduk di bangku sekolah menengah atas, sedangkan anak ketiganya masih duduk dibangku sekolah dasar.
2.      Informan 2
Informan kedua adalah Ibu Siti Muniroh, lahir di Bogor, 20 Desember 1983. Bertempat tinggal di Gang Muhajir Rt.04/01 Desa Bojong Indah, Parung. Ibu Muniroh tinggal bersama seorang suami dan kedua orang anaknya disebuah kontrakan. Ibu Muniroh adalah tetangga dari informan pertama, Ibu Eti. Ibu Muniroh membuka warung kecil didepan rumahnya. Dengan bermodalkan meja kayu besar, Ibu Muniroh menjajakan dagangannya berupa makanan ringan dan beberapa kebutuhan rumah tangga lainnya.Suami dari Ibu Muniroh ini sudah dua bulan tidak memiliki pekerjaan dan kehidupannya saat ini hanya bergantung pada pendapatan warung kecilnya itu. Ibu Muniroh saat ini memiliki satu orang anak perempuan yang berusia 4 tahun.
3.      Informan 3
Informan ketiga adalah Ibu Dewi Rahayu, lahir di Bogor, 25 Mei 1979. Bertempat tinggal di Gang H.Mukhlis  Rt.03/01 Desa Bojong Indah, Parung. Ibu Dewi tinggal bersama orangtuanya dan seorang suami beserta kedua anaknya yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Ibu Dewi bekerja sebagai karyawan di salah satu toko baju di Pasar Parung yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Sedangkan sang suami saat ini tidak memiliki pekerjaan. Sebelumnya sang suami bekerja sebagai tukang cukur rambut, namun karena minimnya permintaan, usaha yang sudah digelutinya selama 4 tahun yang bertempat di pasar Parung itu akhirnya gulung tikar.
 
B.       Kehidupan Pengangguran Warga Desa Bojong Indah
Seperti yang kita ketahui bahwa pengangguran atau tuna karya merupakan suatu istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran pada umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Kehidupan seorang yang menjadi pengangguran tentu saja akan terasa lebih sulit karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga akan menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Dalam penelitian yang penulis lakukan pada masyarakat Desa Bojong Indah mengenai kehidupan pengangguran masyarakat di desa tersebut. penulis melakukan sebuah wawancara dengan mengajukan pertanyaan mengenai "Faktor" yang melatarbelakangi pengangguran yang terjadi pada mereka dan "Dampak" dari pengangguran itu sendiri bagi kehidupan keluarga maupun lingkungan mereka.
Seperti yang dialami Informan pertama, Ibu Eti, yang tergolong kedalam keluarga tidak mampu di Desanya. Kemiskinan memaksa Ibu Eti dan sang suami untuk bekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, apalagi Ibu Eti masih memiliki dua anak yang masih duduk di bangku sekolah. Sedangkan anak laki-laki  Ibu Eti yang pertama masih belum memiliki pekerjaan, hal tersebut tentunya menjadi beban tersendiri bagi keluarga Ibu Eti. Anak yang seharusnya bisa membantu orangtua meringankan beban mereka, malah masih menjadi tanggungan. Menurut pengakuan Ibu Eti, anaknya itu sudah melamar ke berbagai tempat namun belum juga mendapat panggilan pekerjaan. persaingan dunia kerja yang semakin ketat membuat banyak orang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, apalagi bagi seorang anak yang hanya bermodalkan ijazah SMA, butuh keterampilan lain untuknya agar bisa diterima bekerja.
Pada informan kedua, Ibu Siti Muniroh, dimana sudah dua bulan sang suami tidak memiliki pekerjaan. Menurut pengakuannya, sang suami sebelumnya bekerja sebagai buruh pabrik di Bogor, namun karena ada pemutusan kerja dari pihak perusahaan, ia harus kehilangan pekerjaannya. Saat ini, keluarganya hanya bergantung pada pendapatan warung kecilnya tersebut. Hal ini tentu saja mempengaruhi kehidupan mereka, khsusunya dari segi ekonomi. Apalagi mereka masih memiliki seorang putri yang masih balita yang membutuhkan asupan gizi yang cukup bagi tumbuh kembangnya. Bahkan terkadang, jika pemasukan warung sedang minim, mereka terpaksa meminjam kesana kemari demi memenuhi kebutuhan hidup mereka, khusunya sang anak.
Sedangkan pada informan ketiga, Ibu Dewi Rahayu, dimana menurut pengakuannya usaha sang suami sebagai tukang cukur rambut terpaksa harus gulung tikar karena permintaan pelanggan yang minim. Keadaan tersebut memaksa Ibu Dewi harus bekerja demi memenuhi kehidupan keluarganya. Pendapatan yang Ibu Dewi peroleh sebagai karyawan di salah satu toko pakaian tentu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal tersebut, selain berdampak pada perekonomian keluarga mereka, juga akan berdampak pada pendidikan anak-anaknya kelak yang saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar.
Dari gambaran diatas tentunya menunjukkan bahwa pengangguran merupakan masalah serius yang harus segera diselesaikan. Karena dampaknya bukan hanya akan terjadi pada sebuah keluarga saja, tapi akan meluas dan menganggu pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Begitupun dengan kondisi kesejahteraan rakyatnya yang akan sangat terpuruk bila masalah ini tetap dibiarkan.
 
 
 
 
BAB V
PENUTUP
 
A.      Kesimpulan
Ada berbagai faktor yang menyebabkan munculnya masalah pengangguran, seperti terbatasnya lapangan kerja sementara Tingginya jumlah penduduk, pendidikan dan keterampilan yang rendah, angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja, teknologi yang semakin modern, pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing), adanya pemutusan kerja dari perusahaan, penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang, dan rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain. Akan tetapi, dari penelitian yang penulis lakukan mengenai "Kehidupan Pengangguran Warga Desa Bojong Indah" diperoleh bahwa yang menjadi inti dari masalah pengangguran ini adalah perosalan sumber daya manusia yang tidak sejalan dengan perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Sumber daya manusia (SDM) merupakan segala potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif, mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Dinamika perkembangan masyarakat melaju sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menuntut semua pihak untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma baru dalam mencapai keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut kita untuk siap dalam hal teknologi, informasi, intelektual maupun mental.
Sumber daya manusia yang rendah tentu saja menjadi penghambat dalam pertumbuhan suatu negara. Sumber daya manusia yang rendah menjadi sumbangsih bagi munculnya pengangguran dan masalah-masalah lainnya. Angka kemiskinan, kriminalitas dan lainnya akan terus menigkat selama masalah sumber daya manusia yang rendah ini belum terselesaikan.
 
 
 
 
B.     Saran
1.      Meningkatkan sumber daya manusia harus menjadi persoalan utama yang harus diperhatikan, baik oleh pemerintah maupun individu itu sendiri sebagai pelaku utama dalam kehidupannya. Jika sumber daya manusianya baik, maka mereka akan mampu bersaing menghadapi dunia kerja di era globalisasi ini.
2.      Pemerintah perlu meningkatkan perhatian terhadap pendidikan masyarakat karena tingkat pendidikan pengangguran yang didonimasi tamatan SMA ke bawah mengindikasikan sulitnya penyerapan angkatan kerja. 
3.      Pemerintah harus lebih kreatif lagi dalam menciptakan lapangan pekerjaan serta harus konsisten dalam pelaksanaannya.
 
 
DAFTAR PUSTAKA 
Irawan dan M.Suparmoko. 2010. Ekonomika Pembangunan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sajogyo dan Pudjiwati Sajogya. 2011. Sosiologi Pedesaan Jilid 1. Yogyakarta: GMUP (Gadjah mada).
Sukidin. 2009. Sosiologi Ekonomi. Yogyakarta: LAKSBANG PRESS.
Sukirno, Sadono.1994. PengantarEkonomiMakroEdisiKetiga. Jakarta: RajawaliPress.
Suryana.2000. Ekonomi Pembangunan ProblematikadanPendekatan. Jakarta: SalembaEmpat.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini