1.Etika kedokteran
2.Etika bisnis
3.Etika tentang perang-damai
4.Etika lingkungan hidup
5. Etika profesi
Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
NATASHA ANISSA
1112051000114
KPI 5D
TUGAS_2
ETIKA II
Etika terapan adalah sikap awal yang bisa pro atau kontra atau juga netral , malah bisa tak acuh, tapi bagaimanapun mula – mula sikap ini dalam keadaan belum di refleksikan.
Sikap awal ini terbentuk karena bermacam – macam factor yang memainkan peranan dalam hidup seorang manusia seperti pendidikan, kebudayaan, agama, pengalaman pribadi, media massa dan lain- lain.
Dua wilayah besar yang disoroti etika terapan
Dua wilayah besar yang disoroti atau mendapat perhatian khusus dan serius di dalamnya, yakni wilayah profesi dan wilayah masalah. Etika kedokteran, etika politik, etika bisnis, dan sebagainya, merupakan wilayah profesi. Penggunaan tenaga nuklir, pembuatan, pemilikan, penggunaan senjata nuklir, pencemaran lingkungan hidup, diskriminasi ras merupakan wilayah masalah. Cabang etika terapan yang paling banyak mendapat perhatian dalam zaman kita sekarang ini dapat disebut dari sudut/wilayah profesi, yakni: etika kedokteran dan etika bisnis. Dari wilayah masalah masalah dapat disebut: etika tentang perang dan damai dan etika lingkungan hidup
Kode etik profesi
Profesi adalah suatu moral community yang memiliki cita – cita dan nilai – nilai bersama. Kode etik ibarat kompas yang menunjukan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat. Kode etik bisa dilihat sebagai produk etika terapan sebab dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu yaitu profesi.
A. Sumpah Hippokrates : dokter Yunani kuno yang digelari "bapa ilmu kedokteran" dan hidup dalam abad ke-5 SM.
Sebagai contoh konkret dibeberapa Negara hubungan para dokter dan industry farmasi diatur dengan kode etik.
Etika terapan mesti bekerjasama dengan disiplin-disiplin ilmu-ilmu lain. Kerjasama ini mutlak diperlukan, karena dia harus membentuk pertimbangan tentang bidang-bidang yang sama sekali diluar keahliannya.
1. Pendekatan multidisipliner
usaha pembahasan tentang tema yang sama oleh pelbagai ilmu, sehingga semua ilmu itu memberikan sumbangannya yang satu disamping yang lain. Setiap ilmuwan dari satu disiplin ilmu akan berusaha memberi penjelasan yang dapat dipahami juga oleh ilmuwan dari bidang lain. Multidisipliner merupakan usaha menyoroti suatu masalah tertentu dari berbagai seginya.
2. Pendekatan indisipliner
dijalankan dengan lintas disiplin dimana semua ilmu yang ikut serta meninggalkan pandangan yang menyeluruh. Hasil yang diperoleh dari kerjasama ini adalah suatu produk yang melampaui segi ilmiah masing-masing peserta.
Pentingnya pendekatan kasuistik
Pendekatan kasuistik yang dimaksud adalah usaha memecahkan kasus-kasus konkrit dibidang moral dengan menerapkan prinsip-prinsip etika umum . Pembahasan kasus merupakan cara yang sangat cocok dalam etika terapan, dan mengungkapkan sesuatu tentang kekhususan argumentasi dalam etika.
Metode Etika Terapan
Etika terapan bukanlah suatu pendekatan ilmiah yang pasti seragam. Etika terapan tidak menyediakan metode siap pakai yang biasa dimanfaatkan begitu saja oleh setiap orang yang berkecimpung di bidang ini. siapa saja yang ingin membentuk suatu pendirian yang beralasan tentang problem-problem etis – juga di luar kerangka etika terapan yang resmi – akan mempunyai empat unsur ini. Kempat unsur yang dimaksud adalah:
a. Sikap awal merupakan sikap tertentu seseorang terhadap statu hal atau masalah yang dihadapinya.
b. Setelah pemikiran etis tergugah, unsur kedua yang dibutuhkan adalah informasi, yang tentu mempunyai kaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. Kita butuh informasi penting dan obyektif mengenai sesuatu hal, dengannya kita bisa mengetahui dengan lebih baik tentang sesuatu yang sedang kita hadapi.
c. Proses pembahasan suatu masalah yang sedang dihadapi harus mematuhi tuntutan berpikir logis-rasional. Ini diperlukan bagi setiap usa pembahasan untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral.
Etika dan Filsafat menurut saya adalah bahwa etika merupakan salah satu hal yang dihasilkan dari adanya filsafat. Filsafat berkaitan dengan pandangan hidup manusia akan suatu kebenaran. Dan dalam definisi etika dikatakan bahwa etika berhubungan dengan moral manusia dan tingkah laku yang sopan dan santun.
Daftar pustaka :
kelompok-e.freetzi.com/utscb.doc
K.Bartens,Jakarta;Gramedia,1993:EtikaNama : Thabitha N Dhiraja
NIM : 1112051000141
Kelas : KPI 5E
Tugas 2 Etika dan Filsafat Komunikasi
A. Bidang yang Menjadi Garapan Etika Terapan
Banyak topik yang dibahas dalam etika terapan dan sebagai salah satu yang menyoroti nya adalah etika terapan pada profesi. Sebagai contoh tentang etika yang membahas profesi dapat disebut seperti: Etika kedokteran, Etika politik, Etika bisnis, dsb. Etika kedokteran sering dimengerti dengan cara yang lebih luas daripada pembahasan tentang pekerjaan dokter saja, cakupan lebih luas ini tercemin dalam nama nama baru untuk cabang etika terapan tersebut, seperti "etika biomedis" dan "bioetika"
Cara lain untuk membagikan etika terapan adalah membedakan antara makroetika dan mikroetika. Makroetika membahas masalah masalah moral pada skala besar, artinya masalah masalah ini menyangkut suatu bangsa seluruhnya atau bahkan seluruh umat manusia. Mikroetika membicarkan pertanyaan pertanyaan etis dimana individu terlibat, seperti kewajiban dokter terhadap pasiennya atau kewajiban pengacara terhadap rahasia kliennya. Kadang kadang di antara makroetika dan mikroetika disisipkan lagi jenis etika terapan yang ketiga yaitu mesotika, yaitu menyoroti masalah masalah etis yang berkaitan dengan suatu kelompok atau profesi misalnya kelompok ilmuwan, profesi wartawan, dsb.
Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyrakat dengan ketertiban penuh dengan keahlian sebagai pelayan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
B. Pendekatan Etika Terapan
Praktis
Etika terapan hendaknya dilihat sebagai ilmu yang bersifat praktis. Oleh karena itu kajiannya etika profesi tidak meninggalkan segi atau landasan teoritisnya. Etika profesi memiliki sifat yang yang mementingkan tujuan perbuatannya dan kegunaannya, baik secara pragmatis maupun secara utilitaristis dan deontologis.
Pragmatis
Pendekatan pragmatis ialah tentang komunikasi manusia didasarkan pada asumsi pokok sistem dan informasi. Komponen komponen khas dalam perspektif ini dimulai dengan perilaku orang orang yang terlibat dalam komunikasi. Karena itu satuan komunikasi yang paling mendasar adalah tindak perilaku atau tindak yang dijalankan secara verbal atau nonverbal oleh seorang peserta dalam peristiwa komunikatif.
Moralis
Di dalam penerapannya atau dalam dunia kerja, seorang profesional harus dibimbing oleh norma moral, yaitu norma yang mewajibkan tanpa syarat (begitu saja) tanpa disertai pertimbangan lain.
C. Metode Etika Terapan
Etika terapan merupakan pendekatan ilmiah yang pasti tidak seragam. Dalam etika terapan, variasi metode dan variasi pendekatan pasti besar sekali. Terdapat empat unsur yang dengan salah satu cara selalu berperan dalam etika terapan. Empat unsur tersebut adalah berikut:
1. Dari sikap awal menuju refleksi
2. Informasi
3. Norma-norma moral
4. Logika berfikir
D. Relasi Etika dan Filsafat
Etika dapat diartikan sebagai "Sesuatau hal yang sejatinya dimiliki oleh setiap manusiam, yang melekat dalam diri manusia, yang bersifat sebagai sesuatu sikap atau tingkah laku manusia yang sopan dan sesuai dengan moral kehidupan, dan menjadi salah satu pedoman manusia dalam kehidupnannya. Filsafat adalah suatu ilmu tentang pandangan hidup manusia yang bertujuan dalam pencarian kebenaran yang didalamnya mengandung unsur kebijaksanaan, dan menjadi dasar dari setiap ilmu-ilmu yang lain.
Jadi, hubungan antara etika dan filsafat menurut saya adalah bahwa etika merupakan salah satu hal yang dihasilkan dari adanya filsafat. Seperti definisi sebelumnya, filsafat berkaitan dengan pandangan hidup manusia akan suatu kebenaran. Dan dalam definisi etika dikatakan bahwa etika berhubungan dengan moral manusia dan tingkah laku yang sopan dan santun. Jadi filsafat menghasilkan etika dan dibenarkan bahwa etika itu ada dalam diri manusia dan seharusnya dimiliki oleh setiap manusia dalm kehidupannya sebagai pedoman dalam pergaulan. Jadi hubungan antara etika dan dengan filsafat sangat erat. Jika tidak ada filsafat maka etika pun juga tidak akan terbentuk.
Nama : Syifa Fauziah Syukur
NIM : 1112051000105
Kelas : KPI 5 D
Etika Terapan Profesi Jurnalistik
Pada pembahasan kali ini saya akan membahas etika terapan profesi jurnalistik. Etika jurnalistik adalah standar aturan perilaku dan moral yang mengikat para jurnalis dalam melaksanakan pekerjaannya. Etika jurnalistik ini penting. Pentingnya bukan hanya memelihara sdan menjaga standar kualitas pekerjaan si jurnalis yang bersangkutan, melainkan juga untuk melindungi atau menghindarkan khalayak masyarakat dari kemungkinan dampak yang merugikan mereka dari tindakan atau perilaky keliru jurnalis yang bersangkutan.[1]
Di Indonesia, Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), sebagai salah satu organisasi profesi jurnalis, telah merumuskan Kode Etik sendiri. AJI bersama sejumlah organisasi jurnalis lain bersama-sama telah menyusun Kode Etik Jurnalistik, yang diharapkan bisa diberlakukan untuk seluruh jurnalis Indonesia. Adapun beberapa Kode Etik yang harus dipatuhi jurnalis diantaranya adalah sebagai berikut :
· Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.
· Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.
· Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya.
· Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya.
· Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat.
· Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto, dan dokumen.
· Jurnalis menghormati hak nara sumber untuk memberi informasi latar belakang, off the record, dan embargo; dsb.[2]
Pendekatan Etika Terapan
Etika terapan dibagi menjadi: makroetika, mikroetika dan mesoetika.
1. Makroetika: membahas masalah moral skala besar (etika bisnis, etika kerja kerja, etika rekayasa teknologi, etika social, etika politik, dsb).
2. Mikroetika: etika yang membahas tentang kasus-kasus dengan memperhatikan kondisi obyektif, (norma, nilai, aturan, sikap orang, dan budaya).
3. Mesoetika: membahas tentang maslah etika kelompok/profesi (dokter, pengacara, jurnalis, dll).
Hubungan Filsafat dan Etika
Filsafat ialah seperangkat keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap, cita-cita, aspirasi-aspirasi dan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan norma-norma, aturan-aturan dan prinsip etis. Menurut Sidney Hook, filsafat juga pencari kebenaran, suatu persoalan nilai-nilai dan pertimbangan-pertimbangannilai untuk melaksanakan hubungan-hubungan kemanusiaan secara benar dan juga berbagai pengetahuan tentang apa yang buruk atau baik untuk memutuskan bagaimana seorang harus memilih atau bertindak dalam kehidupannya.
Florence Kluckholn, mengidentifikasikan sejumlah orientasi nilai yang tampaknya berkaitan dengan masalah kehidupan dasar:
1. Manusia berhubungan dengan alam atau lingkungan fisik, dalam arti mendominasi, hidup dengan atau ditaklukan alam.
2. Manusia menilai sifat/hakikat manusia sebagai baik, atau campuran antara baik dan buruk.
3. Manusia hendaknya bercermin pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating.
4. Manusia lebih mwnyukai aktivitas yang sedang dilakukan, akan dilakukan atau telah dilakukan.
5. Manusia menilai hubungan dengan orang lain, dalam kedudukan yang langsung, individualistis, atau posisi yang sejajar.[3]
Metode Etika Terapan
1. Menggunakan pendekatan yang bersifat multidisipliner.
2. Menggali informasi selengkap-lengkapnya.
3. Memperhatikan berbagai norma yang berlaku.
4. Menggunakan logika dalam analisanya.