Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Sabtu, 18 Oktober 2014
Muhammad Arif Fathurrahman_KPI 5E_Etika dan Filsafat Komunikasi Tugas ke-4
Giovanni_KPI 5/E_Tugas Etika 4
Nama : Giovanni
Kelas : KPI 5/E
NIM : 1112051000142
Tugas : Etika dan Filsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
Onong U. Effendi dalam bukunya Ilmu, Teori dan FIlsafat Komunikasi mendefinisikan filsafat komunikasi sebgai suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secar fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya.
Apabila mengacu kepada paradigma Lasswell yang mengemukakan definisi komunikasi dengan lima unsurnya yaitu komunikator, pesan, komunikan, media dan efek tentunya tidaklah cukup untuk mengupas komunikasi secara mendalam. Ada banyak hal yang mempengaruhi proses komunikasi dengan melibatkan ke lima unsure tersebut. Misalnya berkaitan dengan tempat, waktu, gangguan (noise), dan lain sebagainya.
Joseph A. Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia (1997) menyebut adanya lingkungan komunikasi. Menurutnya lingkungan (konteks) komunikasi sedikitnya mempunyai tiga dimensi, diantaranya:
1. Dimensi Fisik
2. Dimensi Sosial-Psikologis
3. Dimensi Temporal
Dimensi fisik artinya lingkungan nyata atau berwujud (tangible). Dimensi fisik ini berkaitan dengan tempat, dimana komunikasi berlangsung. Apa pun bentuk tempat tersebut, pastilah mempunyai pengaruh tertentu atas kandungan pesan kita (apa yang ingin kita sampaikan) selain juga bentuk pesan (bagaimana kita menyampaikan). Adapun dimensi fisik dapat dicontohkan sebagai berikut: dalam ruangan (bangsal) baik ruang rapat, runag sekolah, ruang keluarga, ataupun di luar ruangan baik di taman, di jalan dan lain sebagainya
Dimensi sosial-psikologis artinya lingkungan hubungan kejiwaan antara komunikator dan komunikan. Dimensi sosial-psikologis berkaitan dengan suasana dimana komunikasi berlangsung. Suasana baik pada diri komunikator maupun komunikan akan berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Suasana formalitas maupun informalitas, suasana serius atau senda gurau pastilah kn berbeda komunikasinya. Komunikasi yang berlangsung di tempat pesta berbeda dengan di tempat orang berduka cita, yang satu suasana gembira yang lainnya suasana sedih. Contoh dari dimensi sosial-psikologis adalah status pendidikan, status ekonomi, norma agm, norma budaya, rasa persahabatan, rasa permusuhan, rasa gembir, rasa duka, dan sebaginya.
Dimensi temporal (waktu) mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah dimana komunikasi berlangsung, seperti pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, abad sebelum masehi, abad pertengahan, dan sebagainya. Dimensi temporal jelas berkaitan dengan waktu. Sebagian orang menggunakan waktu pagi hari sebelum berangkat kerja untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Sebagian orang lain menggunakan waktu sore hari tu malam hari setelah selesai tugas-tugas kantor untuk berkomunikasi dengna keluarganya. Demikian pula waktu dalam hitungan sejarah tidak kalah pentingnya, karena kelayakan dan dampak dari suatu pesan bergantung sepenuhnya atau sebagian pada waktu pesan tersebut dikomunikasikan, yang lebih penting adalah bagaimana suatu pesan tertentu disampaikan dengan rangkaian temporal peristiwa komunikasi.
Hal lain dalam proses komunikasi yang perlu mendapat perhatian adalah unsur gangguan (noise). Noise adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Dalam suatu sistem komunikasi ada gangguan apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang diterima oleh komunikan. Gangguan ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut
1. Gangguan fisik, adanya suara dari selin komunikator. Misalnya, desingan mobil yang lewat, dengungan komputer, dan sebagainya.
2. Gangguan psikologis, pemikiran yang sudah ada di kepala komunikator-komunikan. Misalnya, prasangka dan bias pada sumber penerima, pikiran yang sempit.
3. Gangguan semantik, kesalahan dalam mengartikan makna. Misalnya, orang berbicara dengan bahasa yang berbeda, menggunakan jargon atau istilah yang terlalu rumit yang dipahami pendengar.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa fisafat komunikasi merupakan studi yang menelaah tentang proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan secara lebih mendalam.
Sumber :
Sumarno AP, Kisyanti EL Karimah, Ninis Agustini Damayanti, Filsafat dan Etika Komuniksi, (Jakarta: Universtitas Terbuka, 2007).
Fahmi, KPI 5 E, 1112051000129 | Tugas 4 Etika dan Filsafat Komunikasi
MUDILLAH/1112051000132/KPI5E/ETIKA&FILSAFAT/TUGASKE-4
Nama: Mudillah
NIM: 1112051000132
Kelas: KPI 5E
Tugas: ke-4
Apa itu filsafat komunikasi?
Setelah mempelajari "apa itu komunikasi?" terdahulu, maka sampailah untuk pada pengertian filsafat komunikasi. Filsafat sebagai cara berpikir yang radikal dan menyeluruh untuk mengupas sesuatu yang sedalam-dalamnya. Untuk itu seseorang harus berusaha mengupas komunikasi sedalam-dalamnya, artinya mencoba menemukan hakikat/inti/esensi dari komunikasi.
Onung U, Effendi dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya.
Mengacu pada paradigma Lasswell dengan 5 unsur komunikasi; komunikator, pesan, komunikan, media, dan efek, tidaklah cukup untuk mengupas komunikasi secara mendalam. Ada banyak hal yang mempengaruhi proses komunikasi dengan melibatkan kelima unsur terasebut. Misalnya berkaitan dengan tempat, waktu, gangguan (noise), dan lain sebagainya.
Joseph A. Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia, menyebutkan adanya lingkungan komunikasi. Lingkungan (konteks) komunikasi mempunyai tiga dimensi:
1. Dimensi fisik
Dimensi ini artinya lingkungan nyata atau berwujud. Contoh: dalam ruangan (bangsal) baik ruang rapat, ruang sekolah (kelas), ruang keluarga atau di luar ruangan baik di taman, di jalan dan lain sebagainya.
Dimensi fisik berkaitan dengan tempat, dimana komunikasi berlangsung. Apa pun bentuk tempat tersebut, pastilah mempunyai pengaruh tertentu atas kandungan pesan (apa yang disampaikan) selain juga bentuk pesan (bagaimana pesan disampaikan)
2. Dimensi sosial-psikologis
Dimensi ini artinya lingkungan hubungan kejiwaan antara komunikator dan komunikan. Contoh: status pendidikan, status ekonomi, norma agama, norma budaya, rasa persahabatan, rasa permusuhan, rasa gembira, rasa duka, dan sebagainya.
Dimensi sosial-psikologis berkaitan dengan suasana dimana komunikasi berlangsung. Suasana baik pada diri komunikator maupun komunikan akan berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.
3. Dimensi temporal (waktu)
Dimensi ini mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah dimana komunikasi berlangsung. Contoh: pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, abad sebelum Masehi, abad pertengahan, dan lain sebagainya.
Ke tiga dimensi lingkungan komunikasi di atas akan selalu berinteraksi, masing-masing dimensi akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Contoh : A berjanji kepada B akan datang jam 7 malam (konteks temporal) tetapi ia terlambat, keterlambatannya dapat mengakibatkan berubahnya suasana persahabatan A dan B menjadi permusuhan (konteks sosial-psikologis), dan kemudian dapat mengakibatkan kedekatan fisik yang berubah (dimensi fisik).
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah unsur noise. Noise adalah gangguan dalam komunikasi yg mendistorsi pesan. Dalam suatu sistem komunikasi ada gangguan apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang diterima komunikan. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik, psikologis, serta gangguan semantik. Misalnya saja gangguan semantik, dimana komunikator dan komunikan memberi makna yang berlainan. Contoh orang berbicara dengan bahasa yang berbeda atau menggunakan istilah yang sulit dipahami, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, seorang komunikator harus memperhatikan pesan apa yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya kepada komunikan agar terjadi komunikasi yang efektif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fisafat komunikasi adalah studi secara mendalam tentang pernyataan manusia yang disampaikan pada manusia lain menuju kemengertian bersama.