Sabtu, 18 Oktober 2014

MUDILLAH/1112051000132/KPI5E/ETIKA&FILSAFAT/TUGASKE-4

Nama: Mudillah

NIM: 1112051000132

Kelas: KPI 5E

Tugas: ke-4 

 

Apa itu filsafat komunikasi?

Setelah mempelajari "apa itu komunikasi?" terdahulu, maka sampailah untuk pada pengertian filsafat komunikasi. Filsafat sebagai cara berpikir yang radikal dan menyeluruh untuk mengupas sesuatu yang sedalam-dalamnya. Untuk itu seseorang harus berusaha mengupas komunikasi sedalam-dalamnya, artinya mencoba menemukan hakikat/inti/esensi dari komunikasi.

Onung U, Effendi dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya.

Mengacu pada paradigma Lasswell dengan 5 unsur komunikasi; komunikator, pesan, komunikan, media, dan efek, tidaklah cukup  untuk mengupas komunikasi secara mendalam. Ada banyak hal yang mempengaruhi proses komunikasi dengan melibatkan kelima unsur terasebut. Misalnya berkaitan dengan tempat, waktu, gangguan (noise), dan lain sebagainya.

Joseph A. Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia, menyebutkan adanya lingkungan komunikasi. Lingkungan (konteks) komunikasi mempunyai tiga dimensi:

1.      Dimensi fisik

Dimensi ini artinya lingkungan nyata atau berwujud. Contoh: dalam ruangan (bangsal) baik ruang rapat, ruang sekolah (kelas), ruang keluarga atau di luar ruangan baik di taman, di jalan dan lain sebagainya.

Dimensi fisik berkaitan dengan tempat, dimana komunikasi berlangsung. Apa pun bentuk tempat tersebut, pastilah mempunyai pengaruh tertentu atas kandungan pesan (apa yang disampaikan) selain juga bentuk pesan (bagaimana pesan disampaikan)

2.      Dimensi sosial-psikologis

Dimensi ini artinya lingkungan hubungan kejiwaan antara komunikator dan komunikan. Contoh: status pendidikan, status ekonomi, norma agama, norma budaya, rasa persahabatan, rasa permusuhan, rasa gembira, rasa duka, dan sebagainya.

Dimensi sosial-psikologis berkaitan dengan suasana dimana komunikasi berlangsung. Suasana baik pada diri komunikator maupun komunikan akan berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.

3.      Dimensi temporal (waktu)

Dimensi ini mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah dimana komunikasi berlangsung. Contoh: pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, abad sebelum Masehi, abad pertengahan, dan lain sebagainya.

 

Ke tiga dimensi lingkungan komunikasi di atas akan selalu berinteraksi, masing-masing dimensi akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Contoh : A berjanji kepada B akan datang jam 7 malam (konteks temporal) tetapi ia terlambat, keterlambatannya dapat mengakibatkan berubahnya suasana persahabatan A dan B menjadi permusuhan (konteks sosial-psikologis), dan kemudian dapat mengakibatkan kedekatan fisik yang berubah (dimensi fisik).

 Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah unsur noise. Noise adalah gangguan dalam komunikasi yg mendistorsi pesan. Dalam suatu sistem komunikasi ada gangguan apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang diterima komunikan.  Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik, psikologis, serta gangguan semantik. Misalnya saja gangguan semantik, dimana komunikator dan komunikan memberi makna yang berlainan. Contoh orang berbicara dengan bahasa yang berbeda atau menggunakan istilah yang sulit dipahami, dan lain sebagainya.  Oleh karena itu, seorang komunikator harus memperhatikan pesan apa yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya kepada komunikan agar terjadi komunikasi yang efektif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fisafat komunikasi adalah studi secara mendalam tentang pernyataan manusia yang disampaikan pada manusia lain menuju kemengertian bersama.



 
Sent from Windows Mail
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini