Rabu, 30 Maret 2016

Tugas 3

Yeyet Rohilah (1113053000086)

Gita Harfiyani (1113053000082)

Fitri Arifah      (1113053000071)

 

 

TUGAS 3

Narasi Hasil Observasi Kami

(Masjid Attaqwa)

 

Dari awal kami memang sudah tertarik pada Masjid untuk dijadikan objek observasi kami. Nah kenapa kami lebih memih masjid yang untuk kami tetiliti? Karena, Masjid itu ialah sebagai pusat kegiatan peribadatan terutama shalat lima waktu sehari semalam, akan tegak dan makmur jika diisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka mewujudkan pembangunan bidang spiritual/ruhani bagi jamaah masjid. Kegiatan pembangunan bidang spiritual/ruhani bagi jamaah masjid. Kegiatan pembangunan bidang spiritual harus menjadi prioritas pengurus masjid agar masjid dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat pembinaan umat.

            Bila kapasitas masjid besar dan luas, tentu jamaah akan banyak. Tetapi bila kapasitas masjid itu kecil dan tidak luas, tentu jamaahnya sedikit. Bila masyarakat disekitar masjid tidak suka beribadah, masjid itu akan kurang jamaahnya. Jumlah jamaah saja belum otomatis menjadi ukuran kemakmuran masjid. Disamping jumlah jamaah, kemakmuran masjid juga ditentukan oleh semaraknya berbagai kegiatan yang diadakan oleh sebuah masjid.

Kemudian masjid yang kami pilih ialah masjid Attaqwa Bekasi, Masjid Attaqwa merupakan sebuah masjid yang terletak dikelurahan Ujung Harapan dan masjid itu sendiri tepat berada di depan pondok pesantren Attaqwa putra, Kecamatan Babelan, Kota Bekasi. Dahulu kala Masjid Attaqwa merupakan Mushalla yang didirikan oleh Kiai H. Noer Alie (Almarhum) dan saat ini dipimpin oleh Kiai Nurul Anwar, Lc (Ketua Dewan Kerja Masjid) Attaqwa saat ini.

Kami melakukan penelitian ke masjid Attaqwa itu pada hari minggu tepatnya kami mulai yaitu pada jam 10.00 WIB, dan kami disana sampai dzuhur dan melaksanakan sholat dzuhur disana agar kami bisa melihat sendiri seberapa banyak jamaah yang dating untuk shalat berjamaah disana, ketika itu tidak lupa pula kami mulai bertanya-tanya kepada beberapa jamaah tentang kinerja Masjid Attaqwa apakah sudah optimal kegunanaannya untuk masyarakat sekitarnya atau belum. 

Menurut keterangan jamaah yang kami tanyakan di Masjid Attaqwa bahkan tidak hanya digunakan untuk shalat berjamaah saja akan tetapi juga digunakan untuk acara-acara besar seperti isra' dan mi'raj dan mauli Nabi Muhammad SAW. Kemudian karena Masjid Attaqwa letaknya tepat berapa di depan pondok pesantren Attaqwa putra maka Masjid Attaqwa pun pada setiap malamnya ada kajian yang membahas tentang kitab kuning seperti Tafsir Al-Qur'an, Ihya Ulumuddin dll. Maka dari itu masyarakat sekitar maupun masyarakat yang sekedar singgah di msjid attaqwa yang singgah di masjid ini untuk menunaikan ibadah sangat senang dengan masjid Attaqwa.

Nah kemuadian setelah kami banyak menanyakan kepada jamaah tentang optimalisasinya terhadap masyarakat (jamaah) kemudian kami meminta untuk dibuatkan sebuah denah lokasi atau social mapping, yang merupakan mengapa masjid attaqwa ini mempunyai jamaah yang banyak. Ketika itu kami mengerti mengapa masjid Attaqwa bisa mendapatkan jamaah yang banyak karena lokasinya yang strategi, karena selain masjid itu tepat berada di depan pondok pesantren Attaqwa Putra Masid itu pula berdekantan dengan pusat jajanan dan jalan pusat untuk akses ke berbagai lokasi maka sebagian jamaah yang ada pada setiap harinya ialah jamaah yang sengaja singgah untuk beristirahat dan beribadah. Kami lama mengobrol- ngobrol seputar tentang lingkungan masjid dan masjid sekitar satu jam setengath lamanya.

Tiba-tiba dipertengahan kami mengobrol seputar optimalisasi masjid itu, ada seorang remaja perempuan yang dating dan ternyata dia ingin mengajar ngaji, yang dimana kegiatan mengaji rutin setian hari untuk anak-anak pada jam dua siang hingga selesai, ternyata biasanya bahkan kegiatan disana tidak hanya mengaji saja akan tetapi ada kegiatan-kegiatan rutin lainnya yang dilaksanakan di masjid Attaqwa tersebut. 

Maka kemudian setelah kami selesai bmengobrol-ngobrol dengan jamah beberapa lama, kami lantas meminta izin untuk  menemui ketua DKM untuk meminta informasi kegiatan di masjid ini dengan jelas, karena ternyata banyaknya kegiatan yang ada di masjid Attaqwa tersebut.

Pada awalnya sebetulnya kami ingin menemui ketua DKM  lebih awal akan tetapi ketika kami sampai di kediaman beliau ternya beliau sedang mengajar di area pesantren dan baru selesai sekitar jam dua siang dan kami akhirnya membuat janji untuk bertemu pada pukul dua siang, ketika kami menemui ketua DKM, kami pun langsung mengutakan apa maksud dari kedatangan kami dan ternyata beliau menyambut kedangan kami dengan sangat gembira.  Lalu kemudian beliau mulai bercerita dari awal masjid ini didirikan dengan bentuk surau hingga menjadi masjid yang sebesar sekarang ini.

Masjid ini besar pun ternyata karena besarnya bantuan masyarakat dan donator yang mendorong, lalu ternyata yang mendorong mengapa masjid ini pun setiap hari ramai jamaah ialah karena masyarakat di sekitar masjid Attqwa sangat kental akan ibadah dan ternyata letak (lokasi) dari masjid Attaqwa itu tersebut di juluki dengan kampong santri, karena setiap maghrib sampai isya' dan samapai malam biasanya para masyarakat sekitar lebih senang shalat berjamaah dan beribadah di masjid dari pada di rumah mereka masing-masing.

Adapun kegiatan-kegiatan  yang ada dimasjid ini ialah seperti: pengajian malam dan sore untuk anak-anak, pengajian malam rabu untuk remaja, pengajian malam sabtu untuk ibu-ibu, pengajian malam senin untuk bapak-bapak, shalat shubuh berjamaah dan pembacaan asmaul husna yang kemudian di smabung dengan tadarus Al-Qu'an atau kajian kitab. Dan dapun kegiatan yang incidental itu seperti mengadakan Isra dan Mi'raj, Mulid Nabi Muhammad SAW, Buka puasa bersama, I'itikaf, tabligh akbar, santunan anak yatim dan janda seminggu sebelum lebaran, dan shalat tahajud bersama dan tadarus bersama ketika bulan ramadhan.

Setelah sekiranya sudah cukup informasi tentang optimalnya masjid Attqwa menurut kami maka kami pun mohon undur diri, dan kami pun tidak lupa pula menyampaikan rasa terima kasih kami kepada ketua DKM dan jamaah yang mau kami mintai informasi tentang seputan masjid Attaqwa. Setelah itu kami pun pulang kerumah masing-masing kami membagi tugas untuk menyusun ulang hasil penelitian kami.

Abu Bakar Batubara (1113054000031), Irsyadi Farhan (1113054000028), Mughni Labib (1113054000003)

Potensi Bencana dari Pabrik Celana Jeans

Aldi, orang Kampung Baru asli, dari kecil memang dia lahir di daerah tersebut, dan ayahnya pun Betawi asli. Aldi beralamat rumah di Kampung Baru, Gg Haji Redi Rt 10 Rw 4 Kec. Kebon Jeruk Kab. Sukabumi Selatan-JakBar perbatasan JakSel.

Di Kampung Baru diperkirakan terdapat kurang lebih 10 Pabrik Celana Jeans di setiap gangnya.

Setiap selokan rumah penduduk itu berdekatan dengan pabrik-pabrik, yang menjadi permaslahan adalah air yang dibuang dari limbah pabrik-pabrik Celana Jeans itu jalurnya menyatu dengan saluran air penduduk. Di rumah penduduk ini banyak yang memanfaatkan air tanah, resapan air dari limbah pabrik, menurut Aldi, mungkin akibat yang ditimbulkan bukan sekarang. Namun, pasti terjadi dampak negatif berupa penyakit, entah penyakit apa namanya, yang jelas disebabkan oleh limbah pabrik-pabrik tersebut. Ini merupakan dampak yang sangat besar mengancam bagi kesehatan warga sekitar. Memang sebagian warga ada yang menggunakan air pam. Akan tetapi warga yang memanfaatkan air tanah jangan pula dipandang sebelah mata. Resapan air dari limbah pabrik mau tidak mau dikonsumsi oleh penduduk yang memanfaatkan air tanah.

Selain limbah, asap hitam dari cerobong pabrik pun perlu diperhatikan. Menurut Aldi, cerobong asap itu kurang tinggi. Ketika proses produksi barang berlangsung; dicuci, digosok/disetrika, asapnya itu benar-benar mengenai rumah warga. Aldi menceritakan bahwa saat dirinya mengendarai sepeda motor hendak pulang ke rumah, persis dibelakang rumahnya ada pabrik Celana Jeans, tidak ada yang dilihatnya selain gelap. Ternyata "kegelapan" itu berasal dari asap pabrik yang menjelma awan hitam. Bau asapnya pun menyengat, tak sedap dihirup. Mengundang polusi udara. Merusak bagi kesehatan warga.

Respon warga sekitar terhadap kehadiran Pabrik Celana Jeans

Dahulu, seingat Aldi, pernah terjadi peristiwa unjuk rasa alias demo para warga terhadap pabrik Celana Jeans tersebut. Tetapi, 'hilang' begitu saja. Demo yang tidak berkelanjutan, seakan ada semacam kongkalikong antara seorang pembesar ('yang punya duit') dengan bos pabrik. Ditambah sikap kebanyakan warga yang masa bodoh akan hal itu. Tak peduli akan adanya potensi bencana yang bakal ditimbulkan pabrik. Sikap tersebut agaknya muncul, menurut Aldi, karena mayoritas warga Kampung Baru merupakan pendatang. Aldi mengkritik sikap masyarakat Kampung Baru dengan menyatakan mereka tak berpikir panjang bakal menimbulkan apa ke depannya. Karena suatu saat jika terjadi bencana berupa penyakit yang berbahaya misalnya, warga sekitar juga yang kena. Warga juga yang terzhalimi. Bahkan bukan terzhalimi 'aja', tapi terzhalimi 'banget'.

Bentuk pabriknya pun, kalau kita melewatinya, akan mengundang kecurigaan. Hingga Aldi pun menduga bahwa pabrik itu ilegal, tidak membayar biaya izin berwirausaha. Bagi yang tak tahu daerah Kampung Baru, paling tidak akan mengira pabrik itu rumah sembako, warung biasa. Padahal didalamnya tempat industri besar, ada aktifitas kerja.                        

Di akhir kesimpulan bahwa, kehadiran pabrik-pabrik Celana Jeans yang berlokasi di Kampung Baru hanya berpotensi pada bencana lingkungan (Dampak Kesehatan), pada sektor Dampak Religius-Dampak Sosial-Dampak Budaya dan lain-lain tidak ada kemungkinan terjadinya bencana.

Milva susanti, Abidin, Rafi fajrin_Tugas 4_Dampak Kehadiran Pariwisata di kawasan Lembang Bandung, Jawa Barat

Dampak Kehadiran Pariwisata di kawasan Lembang Bandung, Jawa Barat.

 

Lembang merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam kabupaten Bandung Barat Jawa Barat Indonesia, dan lokasinya berada pada ketinggian antara 1.312 hingga 2.084 di atas permukaan laut dimana puncak atau titik tertinggi tepat berada di puncak gunung Tangkuban Perahu karena lokasinya yang cukup tinggi, dan bahkan bisa dikatakan berlokasikan di pegunungan, suhu rata-rata di Lembang berkisar antara 17°-24°C.

Untuk menuju kawasan Lembang, wisatawan yang berasal dari Jakarta, Bekasi dan sekitarnya dapat melewati tol pasteur bandung, setelah keluar tol terus menuju jalan Setiabudi, nanti melewati pasar ledeng terus menuju ke atas maka suasana khas Lembang sudah mulai terasa. Wisatawan akan di manjakan oleh jalan yang berkelok-kelok, pemandangan yang indah serta udara yang segar. Selainitu, disepanjang jalur menuju Lembang juga terdapat banyak rumah makan, penginapan, dan kebun-kebun strowbery yang indah.

Lembang memang merupakan salah satu tujuan wisata favorit di Indonesia, karena Lembang memiliki banyak tempat wisata di antaranya ada Dusun Bambu Family Leasure Park; De Ranch; Floating Market; Taman Bunga Begonia; Farmhouse Susu Lembang dan lain sebagainya. Lembang dengan sejuta keindahannya ternyata dapat memberikan banyak potensi positif maupun negatif dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan teknologi bagi masyarakat di sekitarnya. Di antara potensi positif maupun negatif dari kehadiran pariwisata di kawasan Lembang adalah sebagai berikut:

Bidang Lingkungan

Lembang yang notabene-nya adalah pegunungan, sekarang telah berubah menjadi kawasan pariwisata yang ramai bangunan dan ramai orang yang berurusan di dalamnya. Hal ini terlihat dari banyaknya hotel, penginapan, villa, restoran dan sebagainya yang makin banyak dibangun di Lembang. Hal ini tentunya cukup berpotensi merusak lingkungan kawasan Lembang yang dulunya asri, sekarang sudah mulai tercemari polusi. Begitu juga dengan transportasi, Lembang yang dulunya sepi transportasi sekarang justru dibanjiri berbagai transportasi seperti motor, mobil yang tidak jarang membuat kemacetan di saat masa liburan tiba. Bukan hanya itu, kawasan Lembang yang dahulu dominan dengan pertanian jenis palawija dan sayur-sayuran, sekarang beralih menjadi pertanian srowbery maupun pertanian bunga dan tanaman hias (karena lebih menarik bagi para wisatawan), hal ini berpotensi mematikan pertanian jenis palawija dan sayuran yang dahulu menjadi pertanian utama kawasan Lembang.

Bidang Sosial Budaya

            Kawasan Lembang yang sekarang memiliki banyak objek wisata, hotel, penginapan, serta restoran yang membawa perubahan besar pada masyarakatnya. Masyarakat yang dahulunya cenderung tradisional (tertutup) sekarang menjadi masyarakat yang cukup terbuka dan mudah menerima; dari nilai-nilai yang bersifat homogen menjadi pluralisme (beragam). Selain itu beberapa masyarakat ada yang menyadari bahwa kehadiran objek-objek pariwisata di kawasan ini juga menyebabkan tergerusnya nilai-nilai budaya atau penurunan eksistensi nilai-nilai budaya yang sebelumnya sudah melekat pada masyarakat Lembang.

Bidang Ekonomi

            Kehadiran objek-objek pariwisata di kawasan Lembang tentunya juga membawa potensi pada perekonomian masyarakatnya, diantaranya yaitu perubahan jenis pekerjaan (atau disebut alih profesi) oleh masyarakat di kawasan Lembang. Masyarakat yang dahulu berprofesi sebagai petani sekarang sudah banyak yang beralih profesi menjadi penjaga hotel, tour guide, penyedia jasa parkir, pengrajin cendera mata, pedagang makanan dan sebagainya. Perubahan pekerjaan atau alih profesi ini secara umum memang meningkatkan penghasilan masyarakat di kawasan ini, namun bagi para petani justru menurunkan pendapatan.

Bidang Teknologi

            Potensi kerusakan atas kehadiran objek pariwisata di kawasan Lembang dapat terjadi jika dibangunnya pabrik-pabrik industri di kawasan wisata tersebut. Sebagaimana kita ketahui, pariwisata juga merupakan bidang yang cukup dekat hubungannya jika dikaitkan dengan tumbuhnya industri-industri dalam berbagai bidang. Biasanya karena ramainya sebuah kawasan pariwisata membuat banyak industri baik industri makanan, keperluan rumahan, dan sebagainya yang juga tumbuh demi memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung disana.

Namun sebenarnya, ada juga beberapa potensi positif di bidang teknologi, salah satunya yaitu tumbuh pesatnya tempat wisata yang berbasis edukasi yang bermanfaat bagi anak-anak maupun orang tua. Sebagaiman kita ketahui, biasanya anak-anak lebih suka belajar sambil bermain, sehingga jika tersedia tempat wisata yang berbasis edukasi orang tua juga akan lebih mudah mengajak anaknya untuk belajar di tempat pariwisata tersebut.


Nama anggota kelompok:

1.      Abidin (1113054000005)

2.      Rafi fajrin azhari (1113054000034)

3.      Milva susanti (111305400015)

Suryo Widodo_Aditya Awaludin_Rosa Juni Andri_Masalah sosial yang terjadi di Parangtritis_Tugas ke -4

Fenomena Sosial pada Masyarakat Sekitar Pantai Parangtritis

            Pantai parangtritis merupakan salah satu tujuan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara garis besar untuk pengembangan pariwisata di kawasan Pantai Parangtritis perlu penataan dan pengaturan tempat-tempat pemukimam penduduk, penginapan-penginapan, warung atau rumah makan dan lain sebagainya. Dengan dibukanya obyek wisata Parangtritis tersebut menyebabkan adanya fenomena sosial, fenomena sosial yang terjadi di pantai parangtritis diantaranya ada penyimpangan sosial,konflik sosial,  interaksi, perubahan sosial.

            Pantai Parangtritis yang hingga saat ini dibenahi oleh pemerintah daerah agar pantas dan menarik, selalu mendapat kunjungan dari wisatawan. Terutama pada hari-hari liburan ,pantai parangtritis ramai pengujung, apalagi dengan selesai dibangunya Jembatan Kretek yang melintasi kali Opak dengan adanya jembatan kali opak ini akan mempermudah kunjungan wisata ke objek wisata Pantai Parangtritis.

            Ramainya kawasan wisata Pantai Parangtritis itu didukung oleh pengembangan penginapan dan rumah-rumah makan, penyediaan fasilitas seperti kuda tunggangan, kolam renang dan transportasi yang mudah dari kota Yogyakarta ke pantai parangtritis. Dampak perkembangan Pantai Parangtritis sebagai kawasan wisata memiliki dampak negatif maupun positif khususnya untuk masyarakat sekitar obyek wisata.

            Dampak positif dibukanya objek wisata Pantai Parangtritis banyak dimanfaatkan oleh beberapa golongan masyarakat sebagai lahan bisnis, karena terdapat banyak orang yang mencari nafkah dengan berjualan di sekitar pantai Parangtritis. Mulai dari menjual makanan, minuman, baju, kaos, pernak-pernik, hingga mengamen, dan mengemis. Selain itu, di pantai Parangtritis juga banyak orang yang menyediakan fasiltas seperti mushola, kamar mandi, penginapan, serta lahan parkir baik motor maupun mobil. Pantai parangtritis merupakan pantai yang landai dengan bukit berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai. Sehingga hal ini sangat menarik wisatawan baik asing maupun lokal. Di kawasan pantai ini, wisatawan dapat berkeliling pantai untuk menikmati pemandangan dengan menggunakan bendi dan kuda yang disewakan oleh penduduk. Wisatawan yang berkunjung ke pantai parangtritis kebanyakan tertarik karena keindahan alamnya serta untuk menghilangkan penat atau sebagai tempat hiburan.

            Sedangkan dampak negatif dari perkembangan Pantai Parangtritis sebagai kawasan wisata itu tampak pada erosi nilai-nilai budaya. Apalagi dengan munculnya hotel-hotel yang memiliki fasilitas yang cukup bagus yang kebanyakan didirikan oleh para pendatang, Interaksi yang terjadi antara warga pribumi dan para pendatang terjalin kurang erat. Hal ini karena terkadang para pendatang mendirikan tempat penginapan tanpa seijin warga dan mereka tidak memiliki identitas yang jelas sehingga interaksi yang terjalin di antara mereka kurang baik bahkan terkadang warga sekitar sama sekali tidak mengenal para pendatang tersebut. Hal inilah yang kemudian menimbulkan sikap tidak peduli antar warga pribumi dan para pendatang. Faktor tersebut menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya dampak negatif yaitu penyimpangan sosial dari adanya obyek wisata Parangtritis, hal ini muncul karena kebebasan para pengujung hotel yang memanfaatkan untuk kepentingan dan kepuasan pribadi.

Kebebasan untuk berperilaku itu dalam hal-hal tertentu nampak adanya sikap tak peduli terhadap kepentingan masyarakat yang lain. Seperti adanya hotel-hotel dengan segala fasilitasnya dan munculnya para pramunikmat yang siap melayani para tamu yang menginap. Sikap yang tak peduli itu tidak begitu diperhatikan oleh masyarakat kawasan wisata pantai parangtritis. Sehingga seakan-akan dari sikap tak peduli menumbuhkan sikap individu-individu yang hanya mementingkan kebutuhan pribadi. Untuk mengatasi penyimpangan sosial tersebut diperlukanlah suatu pengendalian sosial untuk mengurangai atau menghilangkan dampak dari penyimpangan sosial tersebut. Dampak perkembangan pariwisata dikawasan wisata parangtritis terhadap perilaku masyarakat  hanya terbatas pada masyarakat yang tinggal di pantai.

            Penduduk sekitar yang masih apatis dengan obyek wisata Pantai Parangtritis, ini mengakibatkan hanya sebagian masyarakat saja yang merasakan dampak yang timbul dari obyek wisata tersebut, dalam bidang ekonomi khususnya. Kurangnya partisipasi masyarakat itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :

1.      Kurangnya SDM di masyarakat sekitar pantai.

2.      Tingkat pedidikan yang rendah.

3.      Kurangnya pemuda atau Karangtaruna yang dilibatkan untuk mengurus obyek wisata.

4.      Kurangnya sosialisasi di masyarakat akan pentingnya obyek wisata untuk perekonomian.

5.       Masyarakat yang masih tradisional dan masih menyepelekan obyek wisata.

            Faktor-faktor itu menyebabkan obyek wisata Parangtritis belum bisa dimaksimalkan, akan tetapi sekarang sudah mulai banyak masyarakat yang berjualan dan mendirikan penginapan di sekitar pantai. Menurut narasumber, yang memajukan perdagangan adalah para pendatang karena mereka memiliki bekal dan SDM yang tinggi. Hal ini membuat mereka bisa memaksimalkan peluang untuk melalukan mibilitas sosial di daerah obyek wisata. Rata-rata yang menjadi pedagang-pedagang besar dan pemilik penginapan besar adalah para pendatang.

            Dengan adanya para pendatang yang mulai sukses di bidang ekonomi ini mengakibatkan masyarakat sekitar mulai sadar untuk mengadakan upaya peningkatan ekonomi. Seperti dengan berdagang di sekitar obyek wisata Pantai Parangtritis.  Dengan banyaknya pedagang dari masyarakat pribumi maupun pendatang, hal ini memberikan pengaruh positif maupun negatif di antara mereka.

            Perubahan sosial yang terjaadi di masyarakat Pantai Parangtritis cukup signifikan, ini bisa dilihat dari segi mata pencaharian mereka. Dahulu kebanyakan masyarakat di sekitar pantai parangtritis bermatapencaharian sebagai petani, tetapi dengan dibukanya pantai parangtritis sebagai obyek wisata membuat para masyarakat sekitar membuka warung-warung makan, tempat parkir maupun hotel.

            Ditinjau dari adanya konflik, memang pernah terjadi konflik antara pedagang dengan pihak Kraton Yogyakarta. Tanah di sekitar Pantai Parangtritis adalah tanah yang dimilki pihak Kraton. Di situlah para pedagang mendirikan toko di tanah Kraton tanpa ijin, sehingga menimbulkan konflik. Pada saat itu toko pedagang yang tidak berijin itu digusur oleh pihak Kraton dan kemudian diberi ganti rugi atasnya. Tetapi ganti rugi tersebut dianggap tidak sesuai dengan keinginan para pedagang. Tidak hanya sampai di situ, setiap waktu-waktu tertentu pihak Kraton meminta pajak kepada para pedagang. Tetapi penarikan pajak tersebut akan diberitahukan terlebih dahulu agar para pedagang bisa melakukan persiapan uang pajak terlebih dahulu. Rata-rata para pedagang yang sudah memiliki surat tanah masih saja dipertanyakan legalitas hukumnya maupun keabsahannya oleh pihak Kraton. Menurut narasumber, kepengurusan surat pemilikan atas tanah di daerah Parangtritis sangat rumit.

                Sumber : http://nicofergiyono.blogspot.co.id/2013/10/sosiologi-pariwisata-observasi-tentang.html

Analisis

Meningkatnya popularitas Pantai parangtritis sebagai destinasi wisata sebenarnya patut disyukuri, karena membawa efek positif bagi perekonomian warga setempat. Meskipun demikian, ada dampak negatif yang ditimbulkan. Kualitas ekologi Pantai parangtritis mulai menurun yang diakibatkan oleh banyaknya wisatawan yang berkunjung. Salah satunya adalah Banyaknya Bangunan hotel-hotel  yang didirikan tanpa seijin warga dan mereka tidak memiliki identitas yang jelas. Bukan hanya itu saja karena adanya hal itu juga menimbulkan salah satu penyebab terjadinya penyimpangan sosial dari adanya obyek wisata Parangtritis,Yaitu persaigan antara masyarakat lokal dengan dengan para pendatang  yang malah membuat pemadangan di daerah sekitar parangtritis menjadi tidak asri lagi  karena adanya  warung-warung dan tempat makan juga dengan ijin yang tidak jelas

Hal tersebut menghambat kelestarian alam. Padahal apabila Pantai parangtritis dirusak keindahannya dengan banyaknya pedagang-pedagang dan warung-warung di sekitar sehingga pemadangan tidak lagi asri maka daripada itu harus adanya pariwisata berkelanjutan.

Berikut Butler menjelaskan dalam Subadra dan Nadra mengenai pariwisata berkelanjutan sebagai berikut:

"Sustainable tourism is a tourism which concerns with management of the sustainable development of the natural, built, social and cultural tourism resources of the host community in order to meet the fundamental criteria of promoting their economic well-being, preserving their nature, culture, social life, intra and inter-generational equity of costs and benefits, securing their life sufficiency and satisfying the tourists' needs."[1]

Dari permasalahan di atas, maka penting untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang berwawasan lingkungan atau yang lebih sering disebut pariwisata berkelanjutan. Pasal 4 huruf e UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyebutkan bahwa kepariwisataan bertujuan untuk melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya. Industri pariwisata tidak boleh hanya melihat aspek bisnis saja, namun juga aspek pelestarian alam. Masalah ini membutuhkan peran aktif dari berbagai stakeholder. Dari sisi organisasi sektor publik, Pemerintah Pusat memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan ini. Selain pihak Pemerintah, pariwisata berkelanjutan juga membutuhkan partisipasi dari masyarakat dan pihak swasta.



[1] Subadra, I Nengah dan Nyoman Mastiani Nadra. 2006. Dampak Ekonomi, Sosial-Budaya, dan Lingkungan Pengembangan Desa Wisata di Jatiluwih-TabananJurnal Manajemen Pariwisata, Juni 2006, Volume 5, Nomor 1. Hlm.50

Aulia Ulfa, Sarah Fauziah Audina, Mir'atun Nisa_Ekologi Manusia_PMI 6

Aulia Ulfa (1113054000020)

Sarah Fuziah Audina (1113054000010)

Mir'atun Nisa (1113054000038)

 

Berkurangnya Lahan Terbuka Hijau Akibat Pembangunan Ruko dan Industri Makanan oleh Perusahaan Swasta di Cipayung Jakarta Timur

 

            Pada tugas kali ini, kami melakukan pengamatan secara langsung didaerah Cipayng Jakakarta Timuur mengenai persoalan ubah fungsi lahan hijau menjadi ruko dan pusat wisata kuliner ditempat tersebut. Kebetulan lokasi tersebut tidak terlalu jauh dari tempat tingal salah satu dari kami, yaitu Aulia Ulfa.

            Dulunya pada tahun 2009, lokasi ini merupakan sebuah tanah kosong dengan banyak pepohonan yang lebat. Banyak juga anak-anak bermain dilokasi tersebut. Tanah kosong itu adalah milik seseorang penduduk asli daerah tersebut, dengan luas tanah mencapai ± 1200 m². Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2013, lahan tersebut telah dibeli oleh perusahaan swasta yaitu PT Rekso Nasional Food atau yang lebih dikenal dengan Mc Donald's. Juga didirikannya ruko-ruko yang kemudian disewa oleh PT Dom Pizza atau Domino's Pizza dan PT Sari Melati Kencana atau Pizza Hut Delivery (PHD).

            Potensi dan kerusakan yang kami amati terdiri dari 4 bagian yakni lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya. Berikut ini adalah ulasan dari materi diatas

1.      Potensi dan kerusakan bidang lingkungan

Sejauh ini jika kami lihat dari segi lingkungannya, kami tidak menemukan potensi. Tetapi yang kami lihat adalah kerusakannya yang diakibatkan dari pembangunan tersebut adalah berkurangnya lahan hijau, ketiadaan resapan air didaerah tersebut karena didominasi dengan aspal, jalan raya sering tergenang air karena lokasi pertokoan lebih tinggi dibandingkan jalan raya.

2.      Potensi dan kerusakan bidang ekonomi

Dalam hal ekonomi, dari kasus ini memiliki sedikit potensi yaitu tersedianya lapangan pekerjaan baru sebagai karyawan dari perusahaan tersebut atau pun tukang parkir. Sedangkan kekurangannya adalah memperkecil peluang pendapatan usaha menegah kebawah seperti pedagang kaki lima dan sejenisnya, jika sebelumnya tempat tersebt menjadi tempat pangkalan ojek, sekarang pangkalan ojek tersebut sudah tidak ada lagi.

 

3.      Potensi dan kerusakan bidang sosial

Potensi dalam bidang sosial dari didirikannya industri makanan dilokasi tersebut adalah menyediakan tempat untuk saling berinteraksi antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Sedangkan kekurangannya adalah lebih mencerminkan perbedaan status ekonomi antara menengah keatas dengan menengah kebawah, karena yang selama ini kita ketahui bahwa setiap orang yang datang dan mengunjungi sebuah restoran itu adalah orang-orang yang memiliki status ekonomi yang cukup tinggi.

4.      Potensi dan kerusakan bidang budaya

Tidak kami temukan potensi dalam hal ini, yang kami lihat hanya dengan adanya restoran cepat saji didaerah ini lebih condong ke perubahan budaya, dari yang tradisional menjadi kebarat baratan. Lebih menunjukan sifat manusia yang konsumtif dan modernis.

 

Dari tulisan kami diatas dapat disimpulkan bahwa memang betul jika dilihat dari segi ekonomi adanya pembangunan pertokoan dan pusat wisata kuliner memang penghasilannya sangat menjanjikan, tetapi tidaklah baik jika tidak memkirkan dampak dari pembangunan itu sendiri. Boleh saja membangun seperti hal-hal diatas, tetapi masih banyak yang harus dipertimbangkan lagi, baik itu dari segi lingkungan maupun masyarakat disekitar daerah tersebut.

 

 

              

tugas ke 3 ekologi manusia

TUGAS KE 3 (POTENSI BENCANA) EKOLOGI MANUSIA

JURUSAN PMI 6

NAMA KELOMPOK :

1.     RIZKY ARIF SANTOSO 1113054000005

2.     ALI NIDA ULHAQ 1113054000027

3.     M. FAHMI NURDIN 1113054000023

 

POTENSI BENCANA PEMBANGUNAN HOTEL BERKELAS DI JAKARTA

Seperti yang kita ketahui, Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Jakarta juga menjadi bagian kota yang ramai, sibuk, dan tak kunjung sepi dari pagi hingga malam sekalipun. Jakarta memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat desa maupun mancanegara, ada yang bertujuan untuk mengadu nasib, mencari pengalaman hidup, berekreasi maupun menetap untuk beberapa hari. Banyak tempat-tempat menarik di Jakarta yang bisa menjadi daya magnet bagi masyarakat luar Jakarta. Seperti Ancol, Dufan, Monas, Kebun Raya Ragunan, Kota Tua dan berbagai tempat hiburan lainnya. Namun hal ini dimanfaatkan bagi para investor dan pengusaha kaya raya untuk memeroleh keuntungan dengan bisnis pembangunan Hotel megah dan gagah di Jakarta.

Hotel yang sama-sama kita ketahui merupakan sebuah bangunan yang menjulang tinggi dengan sarana prasarana yang lengkap dan memuaskan pengunjungnya untuk menginap beberapa hari lamanya. Hotel di Jakarta kini sudah sangatlah banyak dan mewah, sebut saja Hotel Ritz Carlton, JW Mariotz, Shangri Laa, dan berbagai macam hotel lainnya. Peminatnya juga bukan sebatas warga Indonesia saja, melainkan meliputi para tourist mancanegara yang sedang berlibur maupun keperluan bisnis di Ibukota.

Namun yang menjadi sorotan utama kami ialah Hotel yang dibangun gagah mewah disekitar pesisir maupun didekat area laut seperti layaknya Hotel Pluit, Jakarta Utara. Hotel Pluit di Jakarta menginovasi dari trendy dan fashion Hotel layaknya di Singapura. Kedua hotel tersebut memiliki model yang bisa dikatakan mirip dan sama dengan keberadaan posisi kapal diatas gedungnya. Sungguh megah dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan local maupun mancanegara yang ingin menginap beberapa malam di Hotel tersebut. Tidak perlu mengeluarkan uang banyak ke Singapura, Hotel Pluit pun juga menyediakan pemandangan laut yang indah dan menyejukkan mata.

Akan tetapi bukan kemegahan dan kemewahan yang kami akan bahas pada pembangunan hotel di pluit ini, melainkan persoalan ekologis dan potensi-potensi bencana yang akan ditimbulkan akibat pembangunan Hotel di area yang persis laut Jakarta Utara.

 

Berikut potensi-potensi bencana yang bisa Kami analisa akibat pembangunan hotel didekat area Laut :

·         Potensi Kerusakan Lingkungan :

Air

Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen pencucian linen hotel) dan limbah padat(sisa makanan tamu). Limbah-limbah itu mencemari laut, danau dan sungai. Air juga mendapatkan polusi dari buangan bahan bakar minyak alat transportasi air seperti dari kapal pesiar. Akibat dari pembuangan limbah, maka lingkungan terkontaminasi, kesehatan masyarakat terganggu, perubahan dan kerusakan vegetasi air, nilai estetika perairan berkurang (seperti warna laut berubah dari warnabiru menjadi warna hitam) dan badan air beracun sehingga makanan laut (seafood) menjadi berbahaya.Wisatawan menjadi tidak dapat mandi dan berenang karena air di laut, danau dan sungai tercemar. Masyarakat dan wisatawan saling menjaga kebersihan perairan.Guna mengurangi polusi air, alat transportasi air yang digunakan, yakni angkutan yang ramah lingkungan, seperti : perahu dayung, kayak, dan kano.

2. Atmosfir

Perjalanan menggunakan alat transportasi udadra sangat nyaman dan cepat. Namun, angkutan udara berpotensi merusak atmosfir bumi. Hasil buangan emisinya dilepas di udara yang menyebabkan atmosfir tercemar dan gemuruh mesin pesawat menyebabkan polusi suara. Selain itu, udara tercemar kibat emisi kendaraan darat (mobil, bus) dan bunyi deru mesin kendaraan menyebabkan kebisingan. Akibat polusi udara dan polisi suara, maka nilai wisata berkurang, pengalaman menjadi tidak menyenangkan dan memberikandampak negatif bagi vegetasi dan hewan. Inovasi kendaraan ramah lingkungan dan angkutan udara berpenumpang massal (seperti pesawat Airbus380 dengan kapasitas 500 penumpang) dilakukan guna menekan polusi udara dan suara. Anjuran untuk mengurangi kendaraan bermotor juga dilakukan dan kampanye berwisata sepeda ditingkatkan.

 

 

·         Potensi Kerusakan Sosial :

Potensi bencana yang kemungkinan akan terjadi akibat pembangunan hotel di area dekat laut yakni masyarakat sekitar kehilangan tempat tinggal, terjadi kesenjangan sosial, masyarakat lokal terpinggirkan oleh lingkungan kaum elite sehingga menciptakan kondisi yang berkelas kelas.

 

 

·         Potensi Kerusakan Ekonomi :

·         Dampak Positifnya

1.      Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour guide, waiter, bell boy, dan lain-lain.

2.      Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.

3.      Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing (foreign exchange).

4.      Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang kerajinan, penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.

5.       Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.

6.      Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restaurant. Contohnya, wisatawan yang pergi berwisata bersama keluarganya memerlukan kamar yang besar dan makanan yang lebih banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan oleh pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap barang/bahan makanan akan bertambah.

Dampak negatifnya

1.      Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap pariwisata.

2.      Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal.

3.      Meningkatkan impor barang dari luar negri, terutama alat-alat teknologi modern yang digunakan untuk memberikan pelayanan bermutu pada wisatawan dan juga biaya-biaya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada.

4.      Produksi yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingkat pengembalian modal awal

5.      Terjadi ketimpangan daerah dan memburuknya kesenjangan pendapatan antara beberapa kelompok masyarakat.

6.       Hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi.

Naisbitt dalam "Global Paradox" menjelaskan bahwa pariwisata merupakan penyumbang bagi ekonomi global yang tidak ada tandingannya di masa yang akan datang. Adapun pertimbangannya adalah:

·         Potensi Kerusakan Budaya :

Penggunaan yang berlebihan untuk kunjungan wisata menyebabkan situs sejarah, budaya dan keagamaan mudah rusak. Kepadatan di daerah wisata, alterasi fungsi awal situs, komersialisasi daerah wisasta menjadi beberapa contoh dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan fisik. Situs keagamaan didatangi oleh banyak wisatawan sehingga mengganggu fungsi utama sebagai tempat ibadah yang suci. Situs budaya digunakan secara komersial sehingga dieksploitasi secara berlebihan (contoh Candi menampung jumlah wisatawan yang melebihi kapasitas). Kapasitas daya tampung situs sejarah, budaya dan keagamaan dpat diperkirakan dan dikendalikan melalui manajemen pengunjung sebagai upaya mengurangi kerusakan pada situs sejarah, budaya dan keagamaan. Upaya konservasi dan preservasi serta renovasi dapat dilakukan untuk memperpanjang usia situs-situs tersebut.

 

Analisis Masalah :

Dari beberapa masalah dan potensi bencana yang tertulis di atas, jelas dikatakan yang namanya pembangunan infrastruktur seperti hotel. Di sisi lain meningkatkan pendapatan negara. Namun di sisi lain ada beberapa hal yang perlu di tanggapi dengan bijaksana dan arif bagi para pembangun hotel dan pemerintah. Usahakan apa yang di bangun dalam hal ini hotel harus memperhatikan dampak ekologinya, baik ekonomi, budaya, sosial, dan lingkungan sekitar. Karena jika tidak diperhatikan akan menimbulkan potensi  bencana yang besar. Apalagi tanah di jakarta per tahunya naik, karena banyaknya pembangunan-pembangunan gedung-gedung tinggi. Alam kita Indonesia sudah banyak yang rusak, walaupun kita tidak bisa mengembalikan keasrian alam dengan cepat. Namun kita bisa mencegah tambah parahnya lingkungan hidup di sekitar kita dengan cara cintai alam ini.

Selasa, 29 Maret 2016

NUR SYAMSIYAH, DAUATUS SAIDAH_PMI 6_EKOLOGI MANUSIA_DAMPAK PEMBANGUNAN APARTEMEN EAST CASABLANKA DI TANAH PT WONDERFUL JAKARTA TIMUR_TUGAS 4

Lingkungan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupuan manusia. Hal ini dikarenakan dimana seseorang hidup maka akan tercipta suatu lingkungan yang berbeda dan sebaliknya. Akhir-akhir ini sering kali ditemukannya suatu pengrusakan lingkungan oleh manusia dengan alasan pemanfaatan untuk menghasilkan materi yang lebih, secara tidak langsung tindakan ini akan mengakibatkan terkikisnya lingkungan dan mengancam pada kelangsungan hidup manusia. Banyak pembangunan di setiap kota yang di lakukan untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Pembangunan apartemen menimbulkan suatu dampak, baik terhadap makhluk hidup maupun terhadap lingkungan. Dampak terhadap lingkungan antara lain adalah terjadinya bencana banjir, kekeringan, erosi tanah, pencemaran lingkungan, matinya beberapa jenis tumbuhan dan hewan. Pembangunan apartemen tersebut erat kaitannya dengan perubahan penggunaan lahan. Apabila terjadi perubahan penggunaan lahan, misalnya di daerah hulu/atas berupa hutan lindung digunakan untuk permukiman atau perumahan sedangkan daerah hilir digunakan untuk industri dan permukiman, maka akan berdampak besar untuk daerah itu sendiri maupun daerah di bawahnya. Terjadi erosi atau longsor di bagian atas/hulu karena terjadi penggundulan hutan yang dialihfungsikan untuk perumahan bahkan apartemen. Selain itu karena terjadi perubahan penggunaan lahan, juga terjadi kerusakan suatu ekosistem yang menyebabkan habitat tanaman atau binatang rusak. Hal tersebut sangat berdampak kepada beberapa tumbuhan atau hewan yang punya karakter khusus, yaitu hanya dapat bertahan hidup pada daerah dengan keadaan tertentu. Dibagian hilir dapat terjadi banjir karena di bagian hulu telah terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung menjadi permukiman, sehingga daerah diatas akan mengirimkan limpasan sedangkan daerah hilir. Karena daerah hilir juga mengalami perubahan penggunaan lahan, dari kebun menjadi industri maupun permukiman untuk kegiatan ekonomi, sehingga daerah resapan air semakin sedikit. Potensi banjir juga semakin besar.

Kekeringan juga mungkin dapat terjadi akibat pembangunan, dengan penggunaan air tanah yang dieksploitasi kedalamannya, karena kebutuhan yang berlebihan  karena pembangunan besar-besaran maka persediaan air tanah semakin sedikit, sementara air hujan yang masuk kedalam tanah lebih lambat dari air yang digunakan. Padahal jika air yang disedot terlalu banyak maka bisa menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah.

Kelebihan kondisi fisik dari apartemen, kelengkapan fasilitasnya sangat lengkap, dan  juga menjadi daya tarik tersendiri. Sarana kebugaran seperti fitness center, kolam renang, jogging track, taman bermain, minimarket, restoran, cafe, dan fasilitas lainnya akan membuat penghuni apartemen tidak perlu pergi terlalu jauh untuk memenuhi kebutuhannya. Dan juga penataannya yang lebih bagus di bandingkan rumah susun.

Tingkat keamanan dari apartemen juga lebih baik karena adanya penjagaan 24 jam dan CCTV yang memantau, sehingga penghuni dapat lebih tenang ketika harus meninggalkan unitnya. Ini merupakan hal yang penting karena sebagian besar masyarakat perkotaan yang bekerja akan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, baik untuk bekerja, makan atau rekreasi.

Penurunan kualitas lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta dorongan pertumbuhan ekonomi telah memacu kegiatan yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan telah dipelajari oleh berbagai pakar ekonomi kependudukan, bahwa tekanan pertumbuhan penduduk hanyalah salah satu kunci yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang terjadi saat ini.

Disisi ekonomi juga adanya dampak dari pembangunan apartemen ini, yakni tanah yang tadinya milik PT Wonderful yang bergerak dalam bidang produksi pakaian telah dirubah menjadi bangunan tinggi. Adanya penurunan penghasilan bahkan adanya pemberhentian hubungan kerja (phk) para pekerja. Terbangun nya apartemen ini diakibatkan PT tersebut mengalami kebangkrutan, sehingga perlahan para staff, dan karyawan di berhentikan kerjanya. Setelah kebangkrutan PT tersebut, suasana di sana sepi dikarenakan sudah tidak digunakan lagi sebagai pabrik. Akhirnya tanah yang berdiri pabrik tersbut didirikan apartemen. Berdirinya apartemen tersebut mengakibatkan perekonomian orang-orang yang bekerja di PT Wonderful mengalami penurunan pendapat.

Fauzia Nurul Khotimah, Vikron Fahreza, Ade Fauzan_ Tugas ke 4

Fauzia Nurul Khotimah (1113054000007)

Vikron Fahreza (1113054000025)

Ade Fauzan (1113054000036)

 

Kurangnya lahan terbuka hijau akibat berkembang pesatnya pembangunan rumah kos diwilayah kukusan Depok Jawa Barat

         

  Seperti pada tugas yang minggu lalu, pada kali ini kami melakukan pengamatan terhadap wilayah pemukiman warga yang berada di salah satu daerah teman kami yaitu Vikron Fahreza, wilayah itu ialah Kukusan, yang merupakan salah satu wilayah yang berada di Depok Jawa Barat. Pada awalnya wilayah Kukusan ini merupakan sebuah pemukiman warga yang bisa dikatakn sangat asri, sejuk dan masih memiliki banyak pepohonan, semua itu seakan sirna ketika pembangunan kampus UI dilakukan yaitu pada tahun 1987. Pembangunan kampus UI yang dilakukan di area seluas 320 hektare, pembangunan itu dilakukan ditempat yang dahulunya merupakan hutan-hutan dengan pepohonan yang sangat amat tinggi dan hijau, walaupun pemanfaatan lahan itu hanya sekitar 25% untuk sarana akademik dan 75% nya merupakan area hijau berwujud hutan kota, tetapi pembangunan itu juga memiliki sebuah dampak yang cukup brkepanjangan bagi ekosistem yang berada di wilayah sekitar kampus UI tersebut, termasuklah wilayah Kukusan yang merupakan salah satu tempat kami tinggal.

            Oleh karena itu untuk mengerjakan tugas kali ini kami memutuskan untuk berangkat menuju rumah temen kami yaitu Reza yang menurut pengakuan nya mengalami perubahan yang cukup signifikan, untuk  mendapat sebuah data yang cukup akurat, kami menemui beberapa narasumber yang notabene orang-orang yang berkompeten untuk memberi informasi tersebut, orang-orang itu adalah Bapak Jaya selaku ketua RT 01/02 yang wilayahnya sedang brmasalah akibat pembangunan kos-kosan yang mana pembuangan limbah nya sedang disoroti akibat tidak memimkirkan kondisi saluran air yang cukup sempit dilingkungan ini, selain itu kami juga mewawancarai ibu Mulham. Ibu Mulham ini merupakan salah seorang warga asli kukusan yang tahu perubahan yang terjadi di wilayah sana dari tahun ke tahun. Kami mulai mewawancarai mereka berdua pada hari Senin 28 Maret 2016. Kebetulan rumah bapak Jaya dan ibu Mulham sangat berdekatan dengan rumah teman kami Vikron Fahreza. Dasn kebetulan juga bapak Jaya adalah seorang menantu dari ibu Mulham, ada awalnya kami menemui dan mewawancarai Ibu Mulham terlebih dahulu karena pak Jaya belum pulang kerja, hal-hal yang ingin kami dapatkan dari ibu Mulham adalah gambaran dari wilayah Kukusan ini ketika zaman Dahulu. Ibu Mulham mengataka bahwa kukusan dulunya dapat dikatakan sebagai daerah "tempat jin buang anak", maksud dari sitilah itu adalah daerah yang sangat amat sulit untuk dijamah oleh manusia, wilayah yang sangat pelosok dan sangat sulit untuk diakses, itu sekitar tahun 60-an menurut pengakuan beliau. Lalu beliau bercerita bahwa wilayah rumah kami yang sekarang ini dahulunya adalah sebuah lahan yang tidak ada yang punya, lahan hijau itu ditumbuhi oleh pohon-pohon karet yang luar biasa besar, lalu juga ada beberpa pohon jati, pohon belimbing dan berbagai macam jenis spesies pohon lainnya. Selain bermacam-macam jenis pohon dan tumbuhan yang sangat banyak, wilayah Kukusan juga dulunya merupaka sebuah rawa-rawa yang merupakan tempat hidupnya spesies biota air yang  beraneka ragam dimulai dari belut, ikan-ikanan dan bahkan Ular pun banyak hidup di wilayah ini pada dahulunya, lalu kami menanyakan berapa banyak jumlah rumah/ penduduk yang tinggal di wilayah ini pada dahulunya, ibu Mulham mengatakan bahwa jumlah penduduk yang tinggal diwilayah ini pada zaman dahulunya masih sangat sedikit bahkan dapat dihitung dengan jari. Terhitung hanya beliau lah yang tinggal lalu ada beberapa sanak saudaranya juga yang mendiami wilayah ini, akan tetapi mreka tidak tinggal berdekatan satu sama lain. Jadi dapat dikatakan untuk wilayah tempat teman kami tinggal ini hanya ada satu rumah yaitu rumah ibu Mulham dan sisanya adalah sebuah lahan lepas yang ditumbuhi bermacam-macam jenis pohon dan rawa-rawa yang sangat amat liar, bahkan beliau mengatakan bahwa ketika sudah maghrib tidak ada satupun manusia yang berani  keluar rumah, dikarenakan kondisi yang sangat amat gelap dan suasana liar yang begitu kental diwilayah ini.

            Dari penggambaran ibu Mulham ini kami sudah dapat gambaran sperti apa wilayah kukusan pada zaman dahulu, tentunya kami sangat rasakan berbeda dari Kukusan yang sekarang,sejumlah pohon-pohon yang dulunya menghiasi wilayah ini seakan sudah tidak berbekas lagi, bahkan rawa-rawa yang dahulunya mrupakan tempat spesies dari bermacam-macam biota air sekarang sudah berganti menjadi cluster-cluster yang di diami oleh spesies manusia. Selain dari perumahan-perumahan/cluster yang makin menjamur diwilayah ini, pembanguna rumah kos akibat berdirimya kampus UI merupakan salah satu penyebab berkurangnya lahan-lahan hijau diwilayah Kukusan ini. Kami pun diajak berkeliling oleh Reza untuk mengetahui seberapa parah hancur nya ekosistem dan tatanan alam yang berada dilingkungan ini. Benar saja setelah kami berjalan selama menit dengan mengendarai motor maka kami melihatlah sebuah wilayah yang tadinya mrupakan sebuah empang, rawa-rawa dan kebun, telah disulap menjadi rumah kos yang ,megah dilengkapi dengan berbagai fasilitas sperti AC dan lahan parkir yang begitu luas, lalu kemana lahan hijau yang asri beserta empang dan raw tempat para hewan-hewan air tumbuh dan hidup ? semuanya sudah hilang dan tidak mninggalkan bekas apapun, akan tetapi alam tidak begitu saja terima atas perlakuan kasar manusia, termasuk juga pada kasus pembangunan rumah kos diatas empang dan rawa-rawa ini. Menurut pengakuan beberapa mahasiswa yang kami temui yang kebetulan juga mengekos disana  kualitas air dari kosan yang mereka tinggali sangatlah jelek, terasa berbau dan terkadang keruh, oleh karena itu untuk kepentingan mencuci baju, masak dan lainnya air dikosan mereka tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu ketika hujan turun wilayah kosan mereka smpat tergenang air hingga sebatas betis orang dewasa, hal itu nampaknya wajar karena wilayah yang mereka tinggali itu merupakan tempat air hujan ditampung dan diresap kedalam tanah.

            Setelah berjalan mengelilingi lingkungan sekitar rumah Reza kami, satu orang narasumber yang kami tungu-tunggu datang yaitu bapak Jaya yang merupakan ketua RT 01 diwilayah kukusan tepatnya lingkungan tempat kami Reza tinggal, tanpa basa-basi kamipun langsung menanyai beberapa hal seputar permasalahan rumah kos yang baru dibangun lingkungan RT 01 itu, memang benar kos-kosan itu sedang ada masalah, masalahnya adalah pembuangan limbah dari rumah kos tersebut yang spertinya tidak tertampung lagi di saluran air yang brada diwilayah RT 01 ini, sebab memang betul bila kami melihat kondisi saluran air diwilayah tersebut sangat kecil dan nampaknya tidak bisa menampung jumlah limbah dari rumah kos yang memiliki hamper 125 kamar tersebut. Dulu sang pemilik rumah kos itu sempat diajak diskusi mengenai permasalahan ini akan tetapi sepertinya dia tidak mau mengeluarkan dana lebih untuk memperlebar saluran air tersbut, dan bila demikian maka dapat dipastikan ketika hujan turun rumah teman kami reza akan tergenang air sebab tidak mampunya aluran air menahan jumlah debit air yang begitu besar dari limbah rumah kos dan juga air hujan tersebut.

            Sebagai penutup akhirnya dapat kami simpulkan bahwa industri rumah kos yang sangat amat menjanjikan secara materi di wilayah ini ternyata memiliki dampak yang sangat buruk bagi alam sekitar, rusaknya ekosistem untuk kepentingan pribadi seharusnya sudah tidak terjadi lagi. Alam merpakan ciptaan Allah SWT mereka juga mempunyai hak untuk hidup seperti kita manusia, oleh karena itu ketika kita mecintai Alam maka kita juga mencintai yang mencipatakannya pun sebaliknya begitu. Manusia sepertinya lupa bahwa ketika alam sudah marah dan mereka mulai murka kepada kita manusia, bahkan tidak satu pun tekhonologi manusia yang dapat melawannya.

Icha, Nufus_MUSOLAH AL-MUHAJIRIN_Tugas 4

ICHA, NUFUS_MUSHOLLA AL-MUHAJIRIN_Tugas 4

Nama kelompok      : Khoirunnisa     (11140530000006)

                                : Ilmiyati Nufus (11140530000017)

Kelas                       : MD 4A

                               

Dalam kesempatan ini, kelompok kami yang terdiri dari dua orang khoirunnisa dan Ilmiyati nufus akan menyampaikan suatu laporan obyek dakwah yakni Musholla Al-Muhajirin. Garis besar yang kami ambil dalam laporan kali ini  adalah "DAMPAK BERDIRINYA MUSHOLLA AL-MUHAJIRIN". Musholla al-Muhajirin ini bertempat di jalan penganten ali , gg.palem 1 ciracas Jakarta timur. Musholla ini berdiri cukup terbilang baru, yaitu sekitar 4 tahun silam ialah akhir tahun 2011. Luas dari musholla ini sekitar 130 meter. Untuk mendapatkan informasi lebih dalam, kami menghadirkanrkan beberapa narasumber dari eksternal maupun internal musholla yakni dari DKM Musholla dan penduduk sekitar,

Dari internal musholla kami dapati dari pendiri musholla yaitu Bpk Sailan, beliau mengatakan bahwa tujuan dari pendirian musholla adalah untuk meningkatkan lingkungan yang lebih religius dan berakhlak serta tempat memudahkan masyarakat melaksanakan shalat secara berjama'ah dan tepat waktu. Karena kebetulan lokasi musholla ini cukup strategis, karena sebelumnya kebanyakan masyarakat sholat di masjid sekitar 50m-100m dari pemukiman cukup jauh jika dibandingan dengan musholla al muhajirin ini yang letaknya sekitar 10-40meter. Jadi dibangunlah musholla ini atas dasar memudahkan akses masyarakat dalam beribadah dan tepat waktu.

Musholla ini awalnya didirikan atas kondisi masyarakat sekitar dan hanya untuk tempat beribadah sholat saja, namun walaupun baru dibangun musholla ini juga memiliki kegiatan yang rutin dilakukan terdiri; pengajian anak-anak setiap sore hari, lalu pengajian bulanan khusus ibu-ibu dan remaja perempuan sekitar kemudian pengajian mingguan khusus kaum bapak yang dilakukan setiap malam jum'at. Kegiatan rutin tahunan yang selalu dilaksanakan seperti hari-hari besar maulid, muharraman,dll. Bpk sailan juga menegaskan bahwa musholla ini sudah menjadi wakaf dan masyarakat berhak beribadah di musholla ini kapan saja. Ada sekitar paling banyak 20 orang yang setiap hari sholat berjama'ah 5 waktu dimusholla ini.

Kondisi musholla ini terletak dipemukiman, persis dibelakang musholla itu sungai Jakarta , lalu tepat disebrang musholla adalah pemukiman cukup padat penduduk yang dapat dikatakan banyak dari non muslim tinggal disana. Sebelum menjadi musholla tanah ini awalnya adalah sebuah persawahan yang didalamnya terdapat pohon-pohon besar serta tanaman sayuran. Kemudian sedikit demi sedikit direlokasikan menjadi pemukiman, lalu dibuatlah jalan penyebrang antara kampong satu ke kampong sebrang. Maka didirikannya musholla agar mudah akses masyarakat dalam beribadah walaupun hanya sebuah bangunan musholla yang kecil. Menurut salah satu pengurus, "kami selaku pelaku pengembangan musholla ini selalu berharap agar kerukunan umat beragama terus terjalin sesama muslim ataupun dengan non muslim." Kemudian dari narasumber eksternal ini kami dapati dari keluarga non muslim yang tepat rumahnya disebrang musholla. Mereka mengatakan, dengan adanya musholla ini berdampak baik pada umat Islam disekitar itu sendiri. Keluarga mereka juga mengakui tidak adanya hal-hal negativ  yang terjadi selama didirikannya musholla ini.

Hanya saja, disayangkan hari demi hari seoring kemajuan teknolgi dan perkembangan zaman tidak jama'ah semakin maju ke depan alias semakin sedikit, tidak dipungkiri bagi musholla itu sendiri diakui berkurangnya kesadaran masyarakat setempat yang lebih dalam sholat berjama'ah. Jadi dapat dikatakan musholla ini krisis akan jama'ah dalam keseharian sholat berjamaah, padahal komunitas muslim disekitar musholla itu lebih banyak dari yang non muslim yang letaknya di sebrang musholla ini.

Arnol_Arif_Pesantren Modern Ummul Quro Al-islami_Tugas 4

Tugas 4

Matakuliah

Metodologi Penelitian Dakwah

 

Disusun oleh:

·         Arnol Rinaldi: 11140530000033

·         Arif Budiman: 11140530000059

 

Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami secara geografis terletak di kampung Banyusuci desa Leuwimekar. Meskipun berdiri di lahan bekas pesawahan, lokasi pesantren yang biasa disingkat menjadi UQI cukup strategis. Pintu gerbang pesantren yang sedang dibangun langsung menghadap ke jalan kecamatan. Kemudahan akses transportasi tersebut membuat UQI sangat mudah dijangkau. Santri juga wali santri bisa mengunjungi pesantren kapanpun dengan kendaraan apa saja. Karena jarak pintu gerbang pesantren dengan jalan provinsi – jalan raya yang menghubungkan provinsi Jawa Barat dan Banten – hanya sekitar 800 M. Rute pesantren dan pasar kecamatan bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 15 menit.Pasar Leuwiliang merupakan pasar terbesar di wilayah Bogor Barat. Segala macam barang kebutuhan hidup dari yang primer sampai yang tertier bisa dibeli di pasar yang selalu ramai 24 jam tersebut. Menurut penelitian kami itulah salah satu hal yang menjadi alasan mengapa pesantren ini mendapat respon yang lumayan positif dari lingkungan sekitar sehingga pesantren ini tiap tahunnya dapat menerima santri ataupun santriwatinya mencapai angka ribuan sekitar 3000 santri pada saat ini yang bermukim di pesantren ini.

Namun menurut yang kami teliti tidak hanya respon positip saja yang pesantren ini dapatkan dari lingkungan sekitar melainkan adapula respon negative nya, salahsatu penyebabnya ialah karna terlalu membludaknya jumlah santri dan kurangnya tenaga pengajar professional di pondok ini yang menyebabkan kurang terkontrolnya tingkah laku dan kegiatan sehari-hari para santri, bahkan tak jarang kami mendapati beberapa santri yang berlalu lalang di luar lingkungan pesantren tanpa seizin pihak pesantren sehingga masyarakat sekitar pun menanggapi hal tersebut dengan tanggapan bahwa di pesantren ini kurang peraturan yang ketat.

Dengan biaya pendaftaran sekitar 5 juta rupiah dan uang SPP 500 ribu rupiah yang menurut kami termasuk dengan biaya yang terjangkau kami rasa turut mempengaruhi kualitas pembelajaran di pesantren ini, kedisiplinan selalu menjadi dasar pada pesantre ini akan tetapi ada beberapa hal yang membuat kami sebagai peneliti merasa janggal, contohnya ialah di pesantren ini melarang keras bagi santrinya untuk merokok akan tetapi para dewan guru di sini bebas bermain asap dimana pun mereka berada, sungguh hal yang cukup ironis mernurut kami karena bagaimana mungkin seorang guru yang sejatinya ialah panutan bagi para muridnya justru mencontohkan suatu hal negative yang bertentangan dengan peratutan yang berlaku.

Proses kami dalam meneliti pesantren ini terbilang susah-susah gampang dikarnakan lokasi pesantren ini yang lumayan jauh dari tempat kami tinggal butuh waktu cukup lama menuju pesantren ini, kurang lebih dua jam perjalanan kami sampai dilokasi dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua, beberapa saat setelah kami sampai dipesantren ini kami langsung mencari beberapa narasumber dari luar linggukan pesantren untuk kami wawancarai salah satunya ialah bapak daus, ia menjelaskan bahwa akhir-akhir ini saya atau mungkin masyarakat lainpun merasakan akan rasa resah dan rishi kami mengenai santri yang sering berkeliaran diluar pondok yang berkelakuan kurang sopan dan tidak sesuai dengan julukan santri yang mereka miliki, mereka merokok menginap di masjid warga tanpa izin, bahkan tak jarang saya mendapati santri menginap di warung internet tanpa alasan yang jelas.

Kami meneliti pesantren ini dengan tujuan bahwa kedepannya lembaga pendidikan berbasis dakwah khususnya di Indonesia dapat lebih memikirkan matang-matang segala aspek aturan yang berlaku di lingkungan nya jangan sampai ada diantara guru ataupun muridnya tidak memahami bahkan tidak menjalani aturan yang telah dibuat sebelumnya.

 

Semoga bemanfaat, trimakasih…

 

Cari Blog Ini