Selasa, 29 Maret 2016

Arnol_Arif_Pesantren Modern Ummul Quro Al-islami_Tugas 4

Tugas 4

Matakuliah

Metodologi Penelitian Dakwah

 

Disusun oleh:

·         Arnol Rinaldi: 11140530000033

·         Arif Budiman: 11140530000059

 

Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami secara geografis terletak di kampung Banyusuci desa Leuwimekar. Meskipun berdiri di lahan bekas pesawahan, lokasi pesantren yang biasa disingkat menjadi UQI cukup strategis. Pintu gerbang pesantren yang sedang dibangun langsung menghadap ke jalan kecamatan. Kemudahan akses transportasi tersebut membuat UQI sangat mudah dijangkau. Santri juga wali santri bisa mengunjungi pesantren kapanpun dengan kendaraan apa saja. Karena jarak pintu gerbang pesantren dengan jalan provinsi – jalan raya yang menghubungkan provinsi Jawa Barat dan Banten – hanya sekitar 800 M. Rute pesantren dan pasar kecamatan bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 15 menit.Pasar Leuwiliang merupakan pasar terbesar di wilayah Bogor Barat. Segala macam barang kebutuhan hidup dari yang primer sampai yang tertier bisa dibeli di pasar yang selalu ramai 24 jam tersebut. Menurut penelitian kami itulah salah satu hal yang menjadi alasan mengapa pesantren ini mendapat respon yang lumayan positif dari lingkungan sekitar sehingga pesantren ini tiap tahunnya dapat menerima santri ataupun santriwatinya mencapai angka ribuan sekitar 3000 santri pada saat ini yang bermukim di pesantren ini.

Namun menurut yang kami teliti tidak hanya respon positip saja yang pesantren ini dapatkan dari lingkungan sekitar melainkan adapula respon negative nya, salahsatu penyebabnya ialah karna terlalu membludaknya jumlah santri dan kurangnya tenaga pengajar professional di pondok ini yang menyebabkan kurang terkontrolnya tingkah laku dan kegiatan sehari-hari para santri, bahkan tak jarang kami mendapati beberapa santri yang berlalu lalang di luar lingkungan pesantren tanpa seizin pihak pesantren sehingga masyarakat sekitar pun menanggapi hal tersebut dengan tanggapan bahwa di pesantren ini kurang peraturan yang ketat.

Dengan biaya pendaftaran sekitar 5 juta rupiah dan uang SPP 500 ribu rupiah yang menurut kami termasuk dengan biaya yang terjangkau kami rasa turut mempengaruhi kualitas pembelajaran di pesantren ini, kedisiplinan selalu menjadi dasar pada pesantre ini akan tetapi ada beberapa hal yang membuat kami sebagai peneliti merasa janggal, contohnya ialah di pesantren ini melarang keras bagi santrinya untuk merokok akan tetapi para dewan guru di sini bebas bermain asap dimana pun mereka berada, sungguh hal yang cukup ironis mernurut kami karena bagaimana mungkin seorang guru yang sejatinya ialah panutan bagi para muridnya justru mencontohkan suatu hal negative yang bertentangan dengan peratutan yang berlaku.

Proses kami dalam meneliti pesantren ini terbilang susah-susah gampang dikarnakan lokasi pesantren ini yang lumayan jauh dari tempat kami tinggal butuh waktu cukup lama menuju pesantren ini, kurang lebih dua jam perjalanan kami sampai dilokasi dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua, beberapa saat setelah kami sampai dipesantren ini kami langsung mencari beberapa narasumber dari luar linggukan pesantren untuk kami wawancarai salah satunya ialah bapak daus, ia menjelaskan bahwa akhir-akhir ini saya atau mungkin masyarakat lainpun merasakan akan rasa resah dan rishi kami mengenai santri yang sering berkeliaran diluar pondok yang berkelakuan kurang sopan dan tidak sesuai dengan julukan santri yang mereka miliki, mereka merokok menginap di masjid warga tanpa izin, bahkan tak jarang saya mendapati santri menginap di warung internet tanpa alasan yang jelas.

Kami meneliti pesantren ini dengan tujuan bahwa kedepannya lembaga pendidikan berbasis dakwah khususnya di Indonesia dapat lebih memikirkan matang-matang segala aspek aturan yang berlaku di lingkungan nya jangan sampai ada diantara guru ataupun muridnya tidak memahami bahkan tidak menjalani aturan yang telah dibuat sebelumnya.

 

Semoga bemanfaat, trimakasih…

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini