Selasa, 29 Maret 2016

Eliza_Desi_Social Mapping_MD 4B

 

Oleh              : Desi Nuryani               (11140530000051)

                        Eliza Rahmawati         (11140530000046)

Jurusan          : Manajemen Dakwah 4 B

Mata Kuliah  : Metodologi Penelitian Dakwah

 

 

Optimalisasi Kapasitas Rumah Yatim Yayasan Nurul Aitam

Pada awalnya kami ingin memilih Masjid sebagai objek penelitian kami, tetapi karena bapak Tantan Hermansyah selaku Dosen Mata kuliah Metodologi Penelitian dakwah telah memberi contoh objek penelitiannya Masjid, jadi kami membatalkan memilih objek penelitian pada Masjid.

Kami memulai wawancara tugas kali ini pada Ahad, 27 Maret 2016, ba'da ashar. Diawali dengan mendatangi salah satu pengurus dari Yayasan Nurul Aitam. Bapak Abdullah sebagai koordinator dari salah satu pengurus yang aktif di Yayasan Nurul Aitam. Mulanya kami wewawancarai beliau di sekretariat Yayasan tersebut, tetapi kami diminta oleh Bapak Abdullah sebagai Narasumber untuk melihat langsung lokasi Yayasan Nurul Aitam. Padahal awalnya kami tidak berniat untuk mendatangi asrama tersebut karena alasan lokasi yang kurang strategis. Setelah itu, Kami pun langsung menuju lokasi asrama tersebut yang letaknya tidak jauh dari Sekretariat Yayasan Nurul Aitam. Kami memilih objek yayasan ini karena menurut kami Yayasan Nurul Aitam sangat bagus untuk dijadikan objek penilitian, disamping berbedanya yayasan ini dari yayasan-yayasan yang lainnya.

            Yayasan Nurul Aitam adalah salah satu organisasi Islam yang berbentuk rumah yatim. Berawal dari kegiatan rutin tahunannya yang dilakukan oleh Tokoh Agama, Tokoh pemuda, dan Tokoh Masyarakat setempat yang bertempat tinggal di sekitaran Masjid Jami Al-Khoir/ Kelurahan Pangkalan Jati Baru Cinere. Kegiatan yang setiap tahunnya yang memerhatikan anak-anak yatim piatu (khususnya santunan pada acara bulan  Ramadhan dan Muharram) serta dari niat yang ikhlas dan ketulusan bersama, bahwa kewajiban semua umat muslim untuk mengasihi dan menyantuni serta mengangkat derajat dan martabat anak yatim piatu maka para Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Tokoh Masyarakat sepakat membentuk suatu wadah organisasi Islam yang didirikan pada November 1991 lengkap dengan akta notaris dari Notaris Lindasari Bachroem, SH di Bogor.

Dengan dibuatnya akta notaris maka diresmikan juga sebuah kantor yang yayasan sekertariat yang beralamat di Jalan Andara Dalam Kav. No.1. Desa Pangkalan Jati Baru Cinere-Depok. Yayasan Nurul Aitam atau yang biasa disingkat YANUTA didalamnya membantu dari segi moril dan materil dan sekaligus membina akhlak anak-anak yatim dari segi agama yang berlandaskan keislaman. Yayasan ini berbeda dari yayasan yatim piatu lainnya, yayasan ini mempunyai kantor sekertariat dan asrama tersendiri. Namun, untuk anak-anak atau santri yang tergabung didalamnya tidak menetap atau bertempat tinggal di asrama itu, melainkan mereka tetap tinggal bersama keluarganya dirumah masing-masing.

Saat ini jumlah santri yang berada di yayasan Nurul Aitam terbagi menjadi 5 RW dalam 1 Kelurahan, yang berjumlah kurang lebih 110 orang anak. Terdiri dari 54 santri laki-laki dan 56 santri perempuan. Berdasarkan tingkat jenjang pendidikan santri, bahwa TK berjumlah 10 orang. SD/MI berjumlah 38 orang. SMP/MTS berjumlah 26 orang. SMA/SMK/MA berjumlah 31 orang dan yang Perguruan Tinggi berjumlah 5 orang. selanjutnya santri yang sudah lulus dari yayasan mereka dinyatakan telah selesai menyelesaikan pendidikannya.

Yayasan Nurul Aitam berusaha menanamkan nilai-nilai akhlak Islami kepada anak-anak yatim piatu untuk bisa bersama-sama menyeimbangkan hablum minallah (hubungan dengan Allah SWT) dan hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia) agar tetap terwujud umat muslim yang bermanfaat bagi orang-orang sekitar. Memang ada tiga aspek yang sangat di dahulukan dan diperhatikan oleh yayasan, yaitu aspek pendidikan, aspek keagamaan dan aspek keterampilan.

Walaupun begitu, metode pembinaan akhlak islami santri dilakukan dengan kegiatan bimbingan mental yang memang sudah rutin dilaksanakan, seperti pada malam jum'at diadakan Shalat Maghrib berjamaah, Dzikir, Tahlil, Yasinan, Tasbih, Tahmid, dan Doa, pada hari sabtu pembinaan pengetahuan seperti pelajaran Akhlak, Fiqih, dan Bimbingan Agama Islam lainnya, dan pada hari minggu diadakan pengajian membaca dan memahami isi Al-Qur'an. Tak hanya itu, pada saat waktu-waktu luang banyak kegiatan yang membangun kreatifitas anak-anak yatim piatu, seperti pembinaan Qasidah, Marawis, Hadrah, dan berbagai Seminar Motivasi.

Aspek pendidikan, di Yayasan Nurul Aitam aspek pendidikan menjadi prioritas utama, Yanuta memprioritaskan anak-anak yatim agar sekolah sampai ke Perguruan Tinggi, karena melihat banyaknya anak yatim diluar sana harus putus sekolah hanya sampai pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Dalam hal ini pendidikan juga menjadi bukti bahwa seseorang yang memiliki pola pikir dan komunikasi yang terdidik akan bisa menempatkan dirinya di lingkungan tersebut.

Selanjutnya, Aspek keagamaan juga menjadi syarat bahwa anak yatim yang dahulunya sebelum dibina oleh yayasan hidupnya tidak beraturan dan sangat bebas. Kemudian setelah pembianaan dilakukan di yayasan ini, banyak terjadi perubahan-perubahan yang signifikan dari segi akhlak yakni dengan aklak Ialmi yang sudah ditentukan dalam Al-Qur'an dan Hadist. Anak-anak di yayasan juga menyadari bahwa mereka mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar  untuk menjadi tiang berdirinya kaidah-kaidah Islam yang pada zaman ini sudah mulai pudar dan bergesernya norma agama dan masyarakat.

Kemudian yang terakhir Aspek keterampilan, keterampilan sangat berperan penting untuk para santri yang telah lulus dari Yayasan Nurul Aitam. Bakat yang dimiliki harus bisa dikembangkan lebih jauh lagi agar mereka lebih percaya diri atas kemampuannya yang telah diberikan Allah SWT, dengan berlatih melalui kegiatan non formal yang diberikan pada yayasan dan tiap-tiap sekolah mereka. Dan harapan mereka pun sangat besar untuk menjadi seorang yang sukses kelak di masa yang akan datanng dan bersaing di era globalisasi ini.

            Beberapa faktor yang menjadi permasalahan dari pembinaan santri atau yayasan itu sendiri terdapat dua penghambat, yakni dari Intern dan Ekstern. Yang pertama, penghambat dari dalam atau intern ialah waktu. Faktor Waktu, merupakan kendala yang dimiliki para pengurus dan santri dalam proses pembinaan akhlak islami. Mengingat bahwa para pengurus yayasan yang mayoritas utamanya merupakan tenaga pengajar atau guru disekolah. Jadi waktu yang dimiliki oleh para pengurus sangatlah terbatas. Jikapun ada kegiatan yang mendadak dan ingin melakukan pertemuan, maka komunikasi yang terjadi tidak berlangsung dengan baik. Selain itu, dari pihak santri juga memiliki keterbatasan waktu karena pada umumnya para santri bersekolah di sekolah formal yang mempunyai peraturan yang berbeda-beda.

Selanjutnya, Faktor Sarana dan Prasarana, biasanya jika ada pertemuan rutin akan diadakan di rumah Badan Pendiri, karena dahulu yayasan belum mempunyai asrama. Selain itu, ternyata beberapa daerah sekitar lingkungan yayasan di Pangkalan Jati Baru terkena penggusuran lahan karena akan dibangunnya sebuah ruas jalan tol Depok-Antasari (Desari) yang saat ini sedang diberlangsungkan. Namun sekarang yayasan sudah mempunyai tanah seluas kurang lebih 510 meter yang dibangun untuk sebuah asrama. Permasalahan Yang Kedua, penghambat dari luar atau ekstern ialah lingkungan. Faktor Lingkungan, merupakan hal yang paling krusial yang menjadi penghambat santri dalam proses pembinaan akhlak islaminya. Salah satunya adalah lingkungan tempat tinggal pergaulan mereka, kurangnya pengawasan secara penuh dari orangtua dan pengurus yayasan mengakibatkan terjadinya beberapa penyimpangan prilaku.

Menurut salah satu sumber yang kita wawancarai sekaligus Bendahara Yayasan Nurul Aitam, yaitu Bapak Wasiman memberikan contoh kasus saat sedang diwawancara seperti; "contoh kita juga pernah ada anak yang 2-3 hari tidak masuk sekolah, karena faktor dari lingkungan teman-temannya." Selain itu seringnya para santri yang bermain dan tidak ingat waktu berakibat sulitnya mereka untuk berfikir ketika diadakan ceramah interaktif. Selanjutnya, Faktor Sumber Dana, setiap program yang dilakukan yayasan membutuhkan bantuin/dana dari para donatur. Sumbangan yang diterima yayasan berasal dari donatur tetap dan donatur tidak tetap. Bahwa pada setiap tahunnya, biaya pendidikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi sumbangan dari para donatur yang statis mengakibatkan kekurangan dana untuk pembiayaan pendidikan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini