Senin, 17 Maret 2014

Aditiya Awaludin Tugas 2 INOVASI DALAM AKSELERASI


INOVASI DALAM AKSELERASI AGROINDUSTRI PERDESAAN
Sebagian besar penduduk indonesia yang khususnya tinggal didesa bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini yang membuat pembangunan sangat penting dan strategis dalam perspektif pembangunan nasional.
Pada saat ini struktur pertanin yang ada di Indonesia, sulit untuk melakukan perbaikan untuk menuju peningkatan kesejahteraan. Karena itu para petani tidak memiliki modal untuk mengelola usaha taninya yang meemungkinkan mereka tumbuh dan berkembang. Seperti usaha perbaikan produksi dan penurunan harga input untuk menekan biaya tidak akan mampu memperbaiki kesejahteraan masyarakat desa dan petani secara khusus.
Keterbatasan tersebut mengharuskan dilakukan optimalisasi perolehan nilai tambah dari setiap komoditas pertanian pada tingkat produsen primer(petani). Upaca ini cukup signifikan, karena besar kontribusi ini dapat ditingkatkan secara lebih berarti dengan adanya inovasi yang memperbaiki nilai tambah produk atau evisiensi dan produktivitas usaha berbasis hasil pertanian.
Peran agroindustri sebagai wahana ekstraksi nilai tambah dan inovasi menjadi sangat sentral. Agroindustrialisasi pedesaan adalah wahana peningkatan perolehan nilai tambah hasil pertanian yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat jauh lebih besar daripada kemampuan produksi dengan keterbatasan kepemilikan lahan dan modal usaha.
Agroindustri pedesaan
Agroindustri adalah industri yang berbasis pertanian, yang meliputi atau mencakup: 1. Industri hasil pertaian, 2. Industri pengolahan perkebunan, 3. Industri hasil perikanan, 4. Industri hasil peternakan, 5. Industri hasil kehutanan, 6. Industri alat dan mesin pertanian, dan 7. Industri jasa pendukung. Agroindustri memiliki keunggulan karena :1. Berbasis pada potensi dalam negri 2. Industrilisasi sektor pertanian dalm rangka meningkatkan nilai tambah dan daya saing, 3. Sebagai srategi pemberdayaan ekonomi masyarakat, 4. Sektor pertanian yang bertumpu dengan memanfaatkan SDA dipedesaan, 5. Karasteriskik sektor pertanian sebagai bahan baku industri yakni kamba dan 7. Karakteristik sektor industri memiliki fleksibilitas tinggi.
Pengembangan Agroindustri mempunyai keterkaitan kedepan memenuhi permintaan pasar melalui pembuatan industri hilir dan memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian. Kesadaran bahwa di era globalisasi pembangunan pertanian dinilai tidak bermakna karena adanya peningkstan mobile capital dan adanya kebijakan investasi di pedesaan. Hal ini menyebabkan munculnya pemikiran yang berpihak pada sektor non pertanian justru yang lebih potensial untuk mengurangi kemiskinan.
UKM Agroindustri
Agroindustri memiliki UKM. Usaha dengann skala seperti ini memiliki berbagai kelebihan, yaitu :
1.      Tidak membutuhka modal besar
2.      Dapat mengembangkan fasilitas kesempatan kerja dengan investasi yang lebih kecil
3.      Lebih leluasa beradaptasi terhadap perubahan makro
4.      Memiliki keterkaitan suplementer atau komplementer dengan industri yang relatif besar
Agroindustri merupakan wahana pembangunan ekonomi pedesaan yang mampu mensinergikan antara sektor pertanian dengan sektor industri secara serasi. Agroindustri mensinergikan keuntungan berbanding sektor pertanian tropika dengan kekuatan UMKM.
Bantacut, et al. (2001) menegaskan bahwa UMKM selain memiliki banyak kelebihan dan potensi, juga banyak kendala yang dihadapi seperti masalah pembiayaan, teknologi, pemasaran, SDM, dan manajemen. Permasalahan tersebut dapat dapat dikelompokan menjadi 1. Infraktustur, 2. Keterampilan, 3. Teknologi dan 4.dukungan pelayanan.
UMKM  agroindustri enggan mengubah atau memakai teknologi karena banyak faktor, diantaranya : kekurangan modal, kurang pengetahuan, tentang teknologi, kekurangan tenaga untuk mencari teknologi, kekurangan waktu untuk menelusuri teknologi, dan puas dengan kondisi saat ini.
Berbagai kendala tersebut diperparah dengan terbatasnya dukungan layanan (support device) seperti uji coba dan pengembangan teknologi, pembiayaan dan komunikasi.
Inovasi dalam agroindustri perdesaan
Kesejahteraan harus diawali dengan perbaikan produktivitas, semakin tinggi produktivitas maka semakin baik daya saing usaha tersebut. Persaingaan produktivitas akan dapat dimenangkan melalui inovasi. Inovasi diperlukan untuk meningkatkan pendapatan (keuntungan).
Peran inovasi agrobisnis perdesaan  sangat jelas yakni untuk memperbaiki produktivitas dalam semua dimensinya. Sebagian besar UMKM agroindustri dilakukan dengan cara metode dan alat yang sangat sederhana dan terbatas, sehingga hanya mampu menghasilkan jumlah yang terbatas. Artinya tidak mungkin membangun kesejahteraan dengan kemaampuan yang terbatas.
Pengembangan kapasitas inovasi perdesaan
Inovasi tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi mmerlukan perhatian, upaya, dana, dan tenaga. Banyak pihak lain seperti pemerintah dan LSM terkait ranah tersebut. Dalam perspektif inilah diperlukan kolaborasi untuk membangun kapasitas melakukan inovasi khususnya bagi agroindustri perdesaan .
Tahap awal kolaborasi adalah melakukan pengamatan tentang situasi terkini dari kebutuhan inovasi UMKM agrindustri. Proses inovasi diawali dari identifikasi praktek terbaik dalam semua aspek produksi UMKM  agroindustri perdesaan. Tanpa informasi yang memadai inovasi dapat juga kurang bernilai bagi kemajuan yang diinginkan
Tahapan awal dari pelaksanaan pencarian inovasi adalah penataan hubungan kelembagaan dari pihak yang terlibat. Inovasi dapat melibatkan banyak pihak tetapi keterlibatan yang tidak  teroganisir akan mengurangi daya kapasitas lembaga yang terlibat. Dalam semua aspek pembangunan perdesaan, keberadaan penyuluh menjadi sangat penting. Tugas dan amanah yang harus diemban selain menyampaikan temuan yang dapat digunakan untuk perbaikan kinerja usaha, juga mencakup :
1.      Membangun rasa kebutuhan dan keinginnan untuk berinovasi dan mengembangkan ide baru dalam berusaha
2.      Menumbuhkan ras memiliki terhadap sumber inovasi
3.      Membangun kerjasama dengan sumber  inovasi
4.      Mengembangkan pemahaman kompenhensif
5.      Membangun daya kapasitas UMKM kearah inovasi
Daftar pustaka
Castle, E.N. 2002. Social capital: An Interdisciplinary concept. Rural Sociology, 67(3), 331-349.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini