Pandangan Hidup Mekanik )
Iis Sudiyanti_1111054000006_PMI6
Dalam ilmu biologi, pandangan Descartes tentang organism hidup sebagai sebuah mesin yang terbangn atas bagian-bagian yang terpisah memiliki kerangka konseptual yang dominan, kepercayaan bahwa sema aspek organism hidup dapat dipahami dengan mereduksinya hingga unsur-unsr pokoknya yang terkecil dan dengan meneliti mekanisme yang digunakan untuk berinteraksi masih tetap menjadi landasan kuat bagi pemikiran biologi yang paling konteporer sekalipun. Fenomena biologis yang tidak bisa dielaskan dalam pengertian reduksionis ini dianggap tidak berharga dalam penyelidikan ilmiah. Konsekensinya, para biolog telah mengembangkan cara-cara yang aneh untuk menghadapi organisme hidup. Masalah-masalah yang tak terpecahkan oleh para biolog dewasa ini, yang tampaknya disebabkan oleh pendekatan mereka yang sempit dan terpecah-pecah, tapak berkaitan dengan fungsi sistem hidup sebagai sebuah keseluruhan dan interaksi sistem hidup tersebut dengan lingkungannya.
Model biologi Crtesian telah menemi banyak kegagalan dan keberhasilan sejak abad ke tujhbelas. Descartes menciptakan suat gabaran yang kuat tentang organime yang hidup sebagai sebah sistem mekanik dan menetapkan suat kerangka konseptual yang kaku bagi penelitian berikutnya dala fisiologi, tetapi tidak banyak menghabiskan waktu untuk observasi dan percobaan fisiologis serta meninggalkan karangan tersebut pada para pengikutnya untuk menyelesaikan rincian dari pandangan hidup mekanistik tersebut.
Karena diilhami oleh keberhasilan Harvey, para fisiolog pada masa itu mencoba menerapkan metode mekanistik itu untuk menggabarkan fungsi-fngsi tubuh lainnya, semacam metabolisme, tetapi usaha-usaha tersebut semuanya gagal. Fenomena yang ingin dijelaskan oleh para fisiolog ini sering kali dengan bantuan analogi mekanism yang ganjil melibatkan proses-proses kimiawi dan listrik yang belum dikenal pada waktu itu dan tidak dapat diungkapkan dalam pengertian mekanik.
Pada abad ke tujuh belas fisiologi terbagi menjadi dua kubu yang paling berlawanan. Pada kubu pertaa terdapat para pengikut Paracelsus, yang menamakan diri "iatrokemis" dan percaya bahwa fungsi-fungsi fisiologis itu dapat dijelaskan dalam pengertian kimia. Pada kubu lain terdapat orang-orang yang dikenal sebagai "iatromekanis", yang mengikti pendekatan Descartes dan percaya bahwa prinsip-prinsip mekanik merupakan dasar dari semua fungsi tubuh. Tentu saja mayoritas adalah iatromekanis dan mereka harus membangn model=model mekanik yang luas, yang seringkali salah tetapi lekat pada paradigm yang mendoinasi pemikiran ilmiah abad ketujuh belas.
Teori evolusi merupakan sumbangan penting ilm biologi pada sejarah pemikiran abad ke Sembilan belas. Teori ini memaksa para ilmuan untuk meninggalkan gambaran dunia Newton sebagai sebuah mesin yang telah muncul sepenuhnyau dalam keadaan jadi dari tangan sang pencipta, dan menggantikannya dengan konsep sistem yang berevolsi dan berbah selamanya.
Pada abad kedua puluh, saat perubahan penting teradi dalam penelitian biologi yang mungkin menjadi langkah terakhir dalam pendekatan reduksionis terhadap fenoena kehidupan, yang mengarah pada kemenangannya yang besar tetapi pada yang saat juga merupakan keamtiannya. Sementara sel dianggap sebagai balok-balok bangunan dasar dari organisme hidup selama abad ke sebilan belas, perhatianpun bergeser dari sel ke molekul pada menjelang pertengahan abad kedua puluh, ketika para ahli genetika lain meneliti struktur molekul gen.
Dalam ilmu biologi, pandangan Descartes tentang organism hidup sebagai sebuah mesin yang terbangn atas bagian-bagian yang terpisah memiliki kerangka konseptual yang dominan, kepercayaan bahwa sema aspek organism hidup dapat dipahami dengan mereduksinya hingga unsur-unsr pokoknya yang terkecil dan dengan meneliti mekanisme yang digunakan untuk berinteraksi masih tetap menjadi landasan kuat bagi pemikiran biologi yang paling konteporer sekalipun. Fenomena biologis yang tidak bisa dielaskan dalam pengertian reduksionis ini dianggap tidak berharga dalam penyelidikan ilmiah. Konsekensinya, para biolog telah mengembangkan cara-cara yang aneh untuk menghadapi organisme hidup. Masalah-masalah yang tak terpecahkan oleh para biolog dewasa ini, yang tampaknya disebabkan oleh pendekatan mereka yang sempit dan terpecah-pecah, tapak berkaitan dengan fungsi sistem hidup sebagai sebuah keseluruhan dan interaksi sistem hidup tersebut dengan lingkungannya.
Model biologi Crtesian telah menemi banyak kegagalan dan keberhasilan sejak abad ke tujhbelas. Descartes menciptakan suat gabaran yang kuat tentang organime yang hidup sebagai sebah sistem mekanik dan menetapkan suat kerangka konseptual yang kaku bagi penelitian berikutnya dala fisiologi, tetapi tidak banyak menghabiskan waktu untuk observasi dan percobaan fisiologis serta meninggalkan karangan tersebut pada para pengikutnya untuk menyelesaikan rincian dari pandangan hidup mekanistik tersebut.
Karena diilhami oleh keberhasilan Harvey, para fisiolog pada masa itu mencoba menerapkan metode mekanistik itu untuk menggabarkan fungsi-fngsi tubuh lainnya, semacam metabolisme, tetapi usaha-usaha tersebut semuanya gagal. Fenomena yang ingin dijelaskan oleh para fisiolog ini sering kali dengan bantuan analogi mekanism yang ganjil melibatkan proses-proses kimiawi dan listrik yang belum dikenal pada waktu itu dan tidak dapat diungkapkan dalam pengertian mekanik.
Pada abad ke tujuh belas fisiologi terbagi menjadi dua kubu yang paling berlawanan. Pada kubu pertaa terdapat para pengikut Paracelsus, yang menamakan diri "iatrokemis" dan percaya bahwa fungsi-fungsi fisiologis itu dapat dijelaskan dalam pengertian kimia. Pada kubu lain terdapat orang-orang yang dikenal sebagai "iatromekanis", yang mengikti pendekatan Descartes dan percaya bahwa prinsip-prinsip mekanik merupakan dasar dari semua fungsi tubuh. Tentu saja mayoritas adalah iatromekanis dan mereka harus membangn model=model mekanik yang luas, yang seringkali salah tetapi lekat pada paradigm yang mendoinasi pemikiran ilmiah abad ketujuh belas.
Teori evolusi merupakan sumbangan penting ilm biologi pada sejarah pemikiran abad ke Sembilan belas. Teori ini memaksa para ilmuan untuk meninggalkan gambaran dunia Newton sebagai sebuah mesin yang telah muncul sepenuhnyau dalam keadaan jadi dari tangan sang pencipta, dan menggantikannya dengan konsep sistem yang berevolsi dan berbah selamanya.
Pada abad kedua puluh, saat perubahan penting teradi dalam penelitian biologi yang mungkin menjadi langkah terakhir dalam pendekatan reduksionis terhadap fenoena kehidupan, yang mengarah pada kemenangannya yang besar tetapi pada yang saat juga merupakan keamtiannya. Sementara sel dianggap sebagai balok-balok bangunan dasar dari organisme hidup selama abad ke sebilan belas, perhatianpun bergeser dari sel ke molekul pada menjelang pertengahan abad kedua puluh, ketika para ahli genetika lain meneliti struktur molekul gen.
Terkirim dari Samsung Mobile
Tidak ada komentar:
Posting Komentar