Nama : Nur Fajrina (PMI 6)
Nim : 1111054000009
Gelombang Yang Berbalik
Pada abad kedua puluh, kita berada dalam suatu krisis global yang serius, yang mana suatu krisis komples dan multidimensional yang segi-seginya menyentuh setiap aspek kehidupan kesehatan dan mata pencaharian, kualitas lingkungan, hubungan sosial, ekonomi, teknologi, dan politik. Krisis ini merupakan krisis dalam dimensi-dimensi intelektual, moral, dan spiritual ini suatu krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan sejarah umat manusia. Untuk pertama kalinya kita dihadapkan dengan ancaman kepunahan ras manusia yang nyata dan semua bentuk kehidupan di planet ini.
Dua puluh lima tahun yang lalu tokoh-tokoh dunia memutuskan "atom untuk perdamaian", dan mengajukan atom sebagai sumber energi yang murah, bersih, dan terpercaya bagi masa depan. Akan tetapi kini kita menyadari bahwa kekuatan nuklir tidak lagi aman, bersih, dan tidak pula murah. Biaya kegilaan nuklir kolektif ini pun mengejutkan. Pada tahun 1978, sebelum terjadinya peningkatan biaya terbaru, pengeluaran militer dunia kira-kira 425 miliar dolar – lebih dari satu miliar dolar setiap harinya. Lebih dari seratus negara, sebagian besar diantaranya berada di Dunia Ketiga, berada dalam bisnis pembelian senjata, penjualan perlengkapan militer baik untuk perang nuklir maupun kenvensional lebih besar daripada pendapatan nasional dari semua negara kecuali sepuluh negara di seluruh dunia.
Di Amerika Serikat, sejumlah pekerja tambahan pun dipekerjakan dan ditambah dengan giliran kerja untuk meningkatkan produksi senjata yang kekuatan penghancurnya belum pernah tertandingi. Di negara ini kompleksitas industri militer telah menjadi bagian yang integral dari pemerintahan, Pentagon mencoba membujuk kita bahwa membangun lebih banyak senjata akan membuat negara menjadi lebih aman. Akan tetapi kenyataannya justru sebaiknya – semakin banyak senjata nuklir berarti semakin banyak bahanyanya. Elemen-elemen radioaktif yang dilepaskan oleh reaktor nuklir sama dengan elemen-elemen yang membentuk ledakan bom atom. Ribuan ton bahan beracun ini telah dilepaskan ke lingkungan oleh letusan-letusan nuklir dan tumpahan-tumpahan reaktor yang dapat mengakibatkan polusi-polusi udara yang berbahaya ini dapat mempengaruhi manusia serta mengganggu sistem ekologi. Pada manusia bahan-bahan beracun itu menumpuk dalam udara yang kita hirup, makan-makanan yang kita makan, dan air yang kita minum, hal ini dapat menimbulkan resiko terhadap perkembagan kanker dan penyakit-penyakit genetika semakin meningkat. Di lain pihak pada sistem ekologi polusi udara dapat melukai dan membunuh tumbuh-tumbuhan secara drastis. Dengan perkembangannya yang terus menerus, kemungkinan akan terjadinya kepunahan global itu setiap harinya semakin besar.
Melihat dari segi pembiayaan senjata nuklir akan berbanding terbalik dengan manfaat yang telah dilimbulkan oleh adanya senjata tersebut. Sementara itu lebih dari lima belas juta orang – sebagian besar diantaranya anak-anak meninggal karena kelaparan setiap tahun, lima ratus juta lainnya keurangan gizi dengan serius. Hampir empat puluh persen dari penduduk dunia tidak mempunyai peluang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan profesional, namun negara-negara berkembang menghabiskan biaya tiga kali lebih besar untuk persenjataan daripada untuk kesehatan. Namun demikian, telah jelas bahwa teknologi kita sangat mengganggu, dan bahkan merusak sistem ekologi yang menjadi gantungan eksistensi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar