KONFLIK SOSIAL DAN PEREBUTAN SUMBER DAYA
Nama : Risha Shafira Deskhansa
Kelas : KPI 1/A
NIM : 11150510000002
A. Konflik Sosial Menurut Prospektif Sosiologi
Pada hakikatnya, teori konflik sosial muncul sebagai bentuk reaksi atas tumbuh suburnya teori fungsionalisme stuktural yang dianggap kurang memperhatikan fenomena konflik sebagai salah satu gejala di masyarakat yang perlu mendapat perhatian. Teori konflik adalah salah satu prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian atau komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda di mana konponen yang satu berusaha menaklukan kepentingan yang lain guna memenuhi kepentingannya.
Menurut Marx, pendekatan konflik sosial ini dapat dilakukan dengan cara memandang masyarakat berdasarkan kelas borjuis (yang memiliki sarana lengkap) dan proletar ( yang hanya dapat menjual tenanganya). Dengan begitu terjadinya konflik antarkelas sosial ini terjadi karena pengekploitasian terhadap kelompok proletar. Perubahan sosial ini berdampak buruk pada kelompok proletar karena akan semakin banyaknya jumlah penduduk yang akan menyulitkan kehidupan kelompok ini akan tuntutan lapangan pekerjaan yanag tidak sesuai dengan pertumbuhan penduduk. Gejala inilah yang menyebabkan ketimpangan sosial.
Menurut Dahrendorf, dalam setiap kehidupan masyarakat selalu ada asosiasi seperti; Negara, industri, partai, agama klub-klub dan sebagainya. Dalam setiap asosiasi akan selalu ada dua kelas, yaitu kelas yang mempunyai kewenangan (dominasi) dan yang tak memiliki wewenang (subjeksi).
Setiap kehidupan sosial selalu berada dalam proses perubahan dan terdapat konflik di dalam dirinya sendiri, sehingga perubahan merupakan gejala yang bersifat permanen dan mengisi setiap perubahan kehidupan sosial. Dan setiap elemen dalam kehidupan sosial memberikan andil perubahan dan konflik sosial yang saling berpengaruh. Serta setiap masyarakat akan terintegrasi diatas penguasaan atau dominasi kekuatan secara sepihak yang menimbulkan konsiliasi.
Ada banyak akibat konflik sosial, akan tetapi para sosiolog sepakat menyimpulkannya dalam 5 poin penting berikut ini:
1. Bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok.
2. Hancurnya kesatuan kelompok.
3. Adanya perubahan kepribadian individu.
4. Hancurnya nilai-nilai dan norma sosial yang ada.
5. Hilangnya harta benda dan korban manusia.
B. Sumber Daya Menurut Prospektif Sosiologi.
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik
Dalam pembangunan kualitas sumber daya masyarakat indonesia tentunya tidak luput dari fakta sosial, tindakan sosial, Khayalan sosilogis, dan realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat indonesia secara umum ataupun khusus untuk membuat suatu pemecahan terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kualitas sumber daya masyarakat. Perubahan masyarakat dapat dipelajari muali dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasrkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh.
Dengan adanya suatu research mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang terjadi dimasyarakat melalui pendekatan-pendekatan sosial maka akan terlihat perubahan pada masyarakat secara keseluruhan guna mengetahui aspek-aspek sosiologis pada masyarakat akan bisa menjadi suatu pemecahan terhadap penghambat pembangunan kualitas sumber daya masyarakat indonesia.
Maka dari itu untuk melakukan researh terhadap fakta-fakta sosial di butuhkan pemahaman terhadap ilmu sosiologi guna meningkatkan pembangunan kualitas masyarakat indonesia.
C. Contoh Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
- Anti-Malaysia akibat kekerasan TKI di Malaysia.
- Perang antara Irak dan Iran
- Kasus kemelut antara karyawan dan monopoli yang dilakukan oleh direktur utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI)
- Persengketaan tanah
- Perusahaan besar Indonesia yang lebih mempercayakan pekerja asing yang bekerja di perusahaannya dibandingkan pekerja lokal.
Referensi : Setiadi, Elly M & Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi. Bandung ; kencana, 2011