Jumat, 21 September 2012

tugas demografi 2, anisa fathonah pmi 5

Bab 3
Sejarah Perkembangan Penduduk
Dunia dan Indonesia
Yang dimaksud dengan keseimbangan yang lama dari perkembangan penduduk adalah, ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk suatu wilayah masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan jumlah penduduk sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar periode, jummlah kelahiran tak banyak berbeda dengan kematian. Fluktuasi reit kematian yang besar sering terjadi sementara reit kelahiran relative stabil pada tingkat yang tinggi. Keseimbangan yang lama penduduk suatu negeri pada hakekatnya menunjukkan fase sebelum mulainya transisi demografi dari penduduk negeri yang bersangkutan.
Keseimbangan baru berarti keadaan dimana reit kelahiran dan kematian berada pada tingkat yang rendah. Sehubung dengan reit kematian dan kelahiran, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengklasifikasikan penduduk-penduduk dalam tipe-tipe: kelahiran tinggi-kematian tinggi, kelahiran tinggi-kematian cukup tinggi/sedang menurun, kelahiran tinggi kematian rendah, kelahiran sedang menurun-kematian rendah, dan kelahiran rendah-kematian rendah.
Dalam pada itu Borrie[1]membedakan masyarakat ke dalam tiga tipe yaitu: masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas atau mortalitas secara efisien, masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas akan tetapi sedang mangalami penurunan reit kematian, dan masyarakat yang mengontrol fertilitas dengan cara yang efisien dan mempunyai harapan hidup rata-rata yang panjang. Proses menuju keseimbangan baru setelah tertanggungnya keseimbangan reit kematian (adalah mulai turunnya reit kematian) adalah mulai turunnya reit kelahiran (lihat juga tentang "Teori Transisi Demografi dan Aliran-a;iran pemikiran").
Suatu masyarakat yang berada pada keseimbangan baru (kelahran rendah-kematian rendah) berarti masyarakat yang bersangkutan telah melalui fase transisi demografi.[2] Sejumlah negeri telah mencapai reit kelahiran sekitar 15,0per seribu dan reit kematian sekitar 20,0 perseribu per tahun dalam tahun-tahun 1930-an.
Angka-angka Perkembangan Penduduk Dunia pada Berbagai Periode
Fase perkembangan penduduk dunia yang sangat lambat berjalan untuk jangka waktu yang sangat lama. Sejak munculnya manusia hingga masa permulaan sejarah, reit perkembangan penduduk tahunan dunia mungkin hanya sekitar 0,002 persen per tahun atau 20 per juta per tahun, suatu reit perkembangan yang memerlukan waktu sekitar 35.000 tahun agar penduduk dunia pada masa itu menjadi lipat dua.
Fenomena perkembangan penduduk cepat (ledakan penduduk) merupakan fenomena yang muncul dalam abad-abad terakhir. Dengan reit perkembangan tahunan seperti pada masa sekarang (sekitar 1,7 persen pertahun) penduduk dunia akan menjadi dua kali lipat hanya dalam waktu 41 tahun.
Kemajuan pesat dalam perkembangan manusia paralel dengan penemuan-penemuan besar yaitu penemuan sistem pertanian, mulai kehidupan perkotaan dan perdagangan, pengendalian kekuatan-kekuatan non-manusiawi, dan revolusi teknologi.
Perkembangan Penduduk Jawa Abad ke-19
Di Indonesia, sekalipun untuk di pulau jawa, informasi atau data demografi abad ke-19 yang tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti angka-angka  jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan.
Para ahli pada umunya berpendapat adanya under enumeration bagi angka-angka jumlah penduduk resmi awal abad ke-19. Namun angka-angka tersebut seperti angka "sensus" Raffles masih dipandang bermanfaat. Bahkan ada penulis-penulis yang walaupun mengakui angka Raffles terlalu rendah sebagai penduduk Jawa dipermulaan abad ke-19, telah mengambil data "Sensus" Raffles tersebut sebagai starting point.[3]
Breman,[4] berpendapat bahwa angka-angka pertambahan penduduk Jawa abad ke-19 atas dasar angka-angka resmi lebih tinggidaripada kenyataan yang sesungguhnya walaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya dan dengan masyarakat praindustri lainnya, jawa mengalami pertambahan penduduk yang cukup cepat.   
Reit perkembangan penduduk tahunan sepanjang abad ke-19 yang reasonable untuk diterima menurut Breman adalah sekitar 1,6 persen.
Kemudian reit perkembangan tahunan sepanjang abad ke-19 adalah tidak lebih lambat dari pada reit perkembangan tahunan dalam bagian pertama abad tersebut.
Beberapa Raffles telah mencoba untuk mengoreksi angka "sensus" penduduk Raffles yang di antaranya Breman (1971) dan paper (1970). Dalam periode ini menurut Paper, reit perkembangan penduduk tahunan Jawa berkisar antara 0,5 hingga 1,5 persen. Paper merupakan orang pertama yang berani mengemukakan reit perkembangan penduduk tahunan serendah itu untuk periode di atas.
Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk cepat di Jawa berkisae pada[5]
1.      Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi;
2.      Meluasnya pelayanan kesehatan; kongkritnya adalah introduksi vaksinasi cacar; dan
3.      Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda.
Perkembangan penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh sistem pemerintahan kolonial Belanda terhadap berbagai lapangan kehidupan. Ungkapan-ungkapan seperti ekspansi statis[6] dan kemiskinan berbagi[7] patut pula disebut dalam rangka memahami perkembangan penduduk di Jawa. Perkembangan penduduk dan angkatan kerja yang luar biasa sebagai reaksi terhadap western know how dibarengi oleh perluasan sistem pertanian ke daerah yang belum diusahakan.
Pandangan ini berinti pada teori permintaan-penawaran tenaga kerja yang nampaknya terlalu sederhana untuk mampu menerangkan fenomena perkembangan penduduk jawa dalam abad yang telah silam itu.[8]   
Penduduk Indonesia di Abad ke-20
Seperti telah disebutkan pada bagian sebelumnya, jumlah penduduk Jawa diperkirakan sekitar 28,5 juta pada akhir abad ke-19. Sedangkan untuk lain-lain daerah atau pulau-pulau Indonesia, bagi priode sampai tahun 1905 informasi demografi yang tersedia secara terbatas diragukan kemanfaatannya karena kurang reabilitasnya.
Dalam masa 60 terakhir antara 1930-1990 jumlah penduduk Indonesia hampir menjadi tiga kali lipat. Suatu percepatan perkembangan penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka waku 5 dekade terakhir hingga tahin 1980.
Namun pada periode 1980-1990 reit perkembangan penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0 persen per tahun. Reit perkembangan penduduk tahunan yang sedang berlangsung dewasa ini lebih rendah di jawa dibandingkan dengan kebanyakan pulau-pulau lain di luar jawa.   


[1] W.D. Borrie, The Growthand Control of World Population (London: Weidenfeld and Nicolson,1997),
hal.18.  
[2] pertanyaaan yang dapat diajukan sehubungan dengan ini; dapatkah atau dalam keadaan bagaimanakah masyarakat yang bersangkutan dapat mengalami kembali kenaikan reit kelahiran? 
[3] Umpamanya Myrdal mengobservasi bahwa, sesuai dengan hasil suatu perkiraan, penduduk Jawa berjumlah 4,5 juta umumnya dipandang cukup reliable. Myrdal, Asian Drama Vol. II (New York: 1968), hal. 1395. Paper B. Population Growth in Java in the 19th Century, Population Studies (1970), hal 73.
[4] J.C. Breman, Jawa Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Demografis (Jakarta: Bharata Press, 1971), hal. 52
[5] Ibid.,hal 71
[6] Boeke, (1941).
[7] C. Geertz, Angriculture Involutions the Processes of Ecological Change in Indonesia (Berkeley: University of California Press, 1963)
[8] B. White,"Demand for Labor and Population and Population Growth in Colonial Java," dalam Human Ecology 1,3 (1793) hal. 217-236

BIOGRAFI_AnisaIndrianiJURNALISTIK1B_Tugas1

Autobiografi


Hallo! Perkenalkan Nama saya Anisa Indriani. Saya anak ke-3 dari 5 bersaudara, saya lahir di Kota Tangerang tepatnya di RS. Bhakti Asih pada tanggal 24 September  1994. Saya lahir dari perpaduan orang tua sunda dan jawa (Bandung&Yogyakarta), ibu saya seorang wanita dahsyat yang mampu mengasuh 5 anak tanpa menggunakan jasa pembantu, ayah saya adalah pensiunan Peruri yang sehari – harinya di isi dengan kegiatan melukis. Saya tinggal di Komp. Peruri Jl. Yunus Muter I Blok BB 12 Ciledug – Kota Tangerang.  Sebelum saya masuk kuliah dengan jurusan Konsentrasi Jurnalistik di UIN Syarif Hidayatullah saya pernah bersekolah di MI Fatahillah untuk jenjang SD/MI, SMPN 3 Tangerang untuk jenjang SMP/MTs, dan  SMK Bina Informatika Bintaro jurusan Multimedia untuk jenjang pendidikan SMA/SMK saya lulusan tahun 2012. Saya senang bermain, mencari teman baru dan mencari pengalaman. Saya senang dengan kata – kata "I do what I love and I love what I do" kata – kata tersebut yang selalu saya ingat ketika saya mulai mengeluh pada apa yang saya kerjakan dan kata tersebut dapat mensugesti saya untuk selalu menyukai apapun hal yang harus saya lakukan dan mulai saat itu, itulah motto hidup saya.

Pada saat saya memilih jurusan yang ada di UIN, pilihan pertama saya yaitu jurusan Teknik Informatika dan pilihan kedua saya Konsentrasi Jurnalistik. Untuk memilih jurusan tersebut saya memiliki alasan tersendiri. Khususnya jurnalistik, mengapa saya memilih jurnalistik karena saya tipe orang yang suka pergi dan jalan-jalan maka saya lebih suka pekerjaan yang lebih banyak di luar/outdoor. Selain itu saya ingin menjadi orang yang pertama tahu tentang berita yang sedang terjadi dan terlibat dalam situasi dan kondisi yang belum pernah saya rasakan.

Tokoh di bidang jurnalistik yang menginspirasi saya adalah Andy F. Noya, beliau adalah seorang tokoh yang dapat mengubah cara pandang seseorang kepada berita yang beliau sampaikan, mengispirasi sekaligus memotivasi audience/masyarakat untuk tidak mudah putus asa dan selalu bersyukur. Tidak jarang pula beliau menampilkan konsep berita yang out of the box sehingga menampilkan suguhan berita yang berbobot untuk masyarakat.

Sekian, terima kasih dan selamat melanjutkan aktivitas andaJ

BIOGRAFI_HAFIZHFATHURRIZQIjnr1B_Tugas 1

Asssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Saya dilahirkan dengan nama Hafizh Fathur Rizqi. Teman-teman biasa memanggil saya Fathur, saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan suami isteri, bapak saya bernama zaini dan ibu saya bernama muniroh. Saya  lahir di Tangerang, 9 Mei 1994. Jadi saya sudah hidup di dunia ini selama lebih dari 18 tahun. Sekilas tentang keluraga saya, saya sangat bahagia dengan keadaan keluarga yang sangat sayang kepada saya. Saya tinggal bersama keluarga di jl. H. Mencong Rt/02 Rw/08 No.57 Ciledug. Saya menjalani sekolah dasar di MI Mazro'atul ulum tahun 2001-2006, kemudian saya melanjutkan SMP di SMPN 3 Tangerang tahun 2006-2009 dan melanjutkan ke jenjang berikutnya di SMK Telkom Sandhy Putra Jakarta tahun 2009-2012.

Sekarang saya melanjutkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, alasan saya memilih Universitas ini karena saya menginginkan pendidikan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Saya berada di fakultas dakwah dengan jurusan jurnalistik, saya pun tidak tahu mengapa saya masuk jurnalistik, awalnya saya ingin masuk TI (Teknik Informatika), tetapi saya ditolak. seiring berjalan waktu saya tidak terlalu menyesal masuk jurnalistik karena teman-teman yang cowok ganteng dan yang ceweknya cantik. Di sini teman-temannya asik-asik, rajin solat,rajin belajar dan senang bekerja secara tim. Hobby saya bermain futsal, karena persamaan hobby ini saya tambah senang masuk jurnalistik, tokoh idola futsal saya Sean.

Tokoh yang menjadi inspirator saya dalam menggeluti bidang kejurnalistikan adalah Jeremy Teti karena menurut pendapat saya beliau adalah sosok yang sangat saya tunggu-tunggu saat menyampaikan berita, cara beliau menyampaikan berita sangat berbeda dari presenter-presenter lainnya itu yang membuat dia menjadi inspirator bukan hanya saya, mungkin menjadi inspirator bagi banyak orang.

Moto hidup saya jadilah diri sendiri.

Sekian biografi singkat tentang diri saya, semoga kita menjadi anak bangsa yang berguna kelak.

Sukses teman-teman!

Wassalaamu'alaikum Wr. Wb

sosiologi menurut Karl Marx (Nur Fajri Rahmawati,jrnls1A)

KARL MARX DAN SOSIOLGINYA
Karl Marx sebenarnya bukannlah seorang sosiolog. Bahkan istilah sosiolog tidak pernah muncul dalam karya – karyanya. Namun demikian jelas bahwa ia bisa ditempatkan diantara sekian tokoh klasik dari disiplin ilmu ini. Sekalipun demkian, membuat semacam neraca pengukur karyanya secara "Objektif" merupakan satu pekerjaan rumit dan berbahaya. Disebut berbahaya karena syarat warisannya polotik dalam marxisme dan mustahil bagi kita untuk memisahkan sama sekali analisis ilmiah dan ideologi politiknya. Disebut pekerjaan rumit yang membutuhkan ketelitian karena sebagaimana semua naskah sakral lainnnya, tulisan – tulisan Marx selalu bisa ditafsirkan dengan berbagai makna dan mengandung banyak penafsiran. Akan halnya muatan sosiologi, setidak – tidaknya ada empat tema besar dalam karyanya yang menjadi pokok pemikiran yaitu konsepsi umum mengenai masyarakat, teori kelas, teori pemerintahan dan teori ideologi.
 
TEORI TENTANG KELAS SOSIAL
Analisis tentang masyarakat dalam masalah kelas sosial sebenarnya tidak ditemukan olek Marx, bahkam para penulis dari kalanga "Borjuis" seperti Adam Smith atau Alexis de Tocqueville juga mengakui sebelumnya bahwa asyarakat memang terbagi atas kelas – kelas yang ditentukan oleh posisi ekonomi, status, penghasilan, posisi kekuasaan yang berbeda dan memiliki kepentingan yang berkelindan. Sesudah Marx-pun sosiolog – sosiolog lain dari Marx Weber hinga Vilfredo Pareto, dari Joseph Schumpeter hingga Reymond Aron belakangan mempergunakan analisis masyarakat dengan istilah kelas – kelas sosial.
Perkembangan kapitalisme pernah mengacu balaukan masyarakat feodal yang terstruktur pada tiga aturan besar yaitu kaum petani, kaum aristokrat atau bangsawan dan pendeta. Dengan perkembangan perdagangan, industri dan pusat – pusat urban munculllah dua kelas baru pertama kelas borjuis (bourgeois) yang telah mendestabilisasikan rezim (tatanan) lama dan memegang tempat yang dominan dan kemudian kalangan proletar atau rakyat jelata yang miskin dan terdiri dari sekumpulan tukang dipabrik – pabrik dan para petani yang terusir dari tanahnya dan kemudian menjadi tenaga kerja utama di bengkel kerja dan firma – firma industri besar.
Proyek yang dilakukan Marx kurang mengungkapkan eksitensi kelas – kelas sosial atau mendeskripsikan situasinya dibanding memahami dinamika pergulatan kelas. Prtama ia mendefinisikan kelas – kelas itu lewat situasi yang dikaitakan dengan hubungan produksi. Kaum borjuis menjadi pemilik modal. Para "borjuis kecil" yang merupakan kategori yang tidak terlalu tajam terdiri dari para tukang atau pengrajin, pedagang, notaris, pengacara dan seluruh "birokrat". Sedangkan kaum proletar adalah mereka yang "menjual tenaga dalm bekerja". Ketika Marx masih hidup orang bisa membandingkan istilah proletar dengan para buruh jadi 90% dari jumlah seluruh pekerja adalah buruh. Selain itu juga Marx juga mendeskkripsikan dinamika sebuah masyarakat yang menurut pendapatnya bergerak dalam satu konflik sentral yaitu perjuangan kelas yaitu antara kelas borjuis dengan kelas proletar. Kaum borjuis yang didorong oleh persaingan dan haus akan keuntungan bergerak untuk semakin lama semakin mengeksploitasikan kaum proletar. Karena terperangkap dalam kemelaratan dan pengangguran yang bersifat akademk maka kelas proletar hanya memiliki satu – satunya jalan keluar yaitu pemberontakan sporadis atau melakukan revolusi.
Marx membedakan " kelas sebagaimana kondisi dirinya sendiri" dari "kelas bagi dirinya sendiri". Kelas sebagaimana kondisi dirinya sendiri di definisikan sebagai keseluruhan individu yang secara umum memiliki kondisi kerja yang sama, namun tidak harus terorganisasikan dalam suatu proyek atau rencana bersama. Sedangkan kelas bagi dirinya sendiri merupakan sebuah kelas yang karena telah menyadari akan adanya kepentingan bersama, lalu mengorganisasikan diri menjadi gerakan sosial berbentuk sindikat dan partai, yang berarti menempa diri untuk mencari identitas.
Marx menyadari sepenuhnya eksitensi dan peran berbagai kelas dalam masyarakat. Dalam Les Luttes de sclasses en France  (Perjuangan Kelas – kelas Sosial di Perancis) ia secara tajam mendesripsikan sekurang – kurangnya tujuh belas dan fraksi kelas yang berbeda yaitu kelas aristokrasi finansial, borjuis industrial, borjuis kecil proletar, petani kecil, tuan – tuan tanah besar dan sebaginya. Namun menurutnya dinamika kapitalisme, konsentrasi produksi dan kriis – krisi yang terjadi secara periodik cenderung meradikalkan pertentangan antara dua golongan diantara mereka yaitu kaum proletar dan borjuis.
 
AGAMA MENURUT  KARL MARX
Menurut Karl Marx agama itu merupakan alat penindasan. Marx mendefinisikan agama merupakan suatu gejala sosial yang berupaya meyakinkan masyarakat kelas bawah yang kemudian berdampak pada kelanggengan kekuasaan kelas atas atau kelompok yang berkuasa. Dengan jelas ia katakan bahwa "agama adalah candu rakyat." Pernyataan Marx ini menyatakan dan diartikan sebagai tuduhan bahwa agama hanya menjanjikan kebahagiaan di alam sesudah kematian, di dunia lain dari kehidupan manusia, membuat orang miskin dan tertindas semakin tertindas serta menerima nasib mereka.Penindasan yang dipahami oleh Marx adalah suatu perilaku eksploitatif-ekonomistik, di mana manusia dijadikan objek yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Marx yakin bahwa orang jatuh dalam kemiskinan karena tindakan-tindakan penindasan "kelas atas, para pemilik modal" terhadap mereka yang dikategorikan dalam "kelas bawah, para buruh".
Agama pada titik ini dijadikan sebagai tempat perlindungan yang aman bagi penguasa untuk melanggengkan kekuasaan mereka agama menjadi instrumen kekuasaan. Dengan kata lain, kemiskinan itu disebabkan oleh struktur-struktur ekonomi masyarakat yang menindas, yang diciptakan oleh para kapitalis demi memperbesar modal mereka.
Inilah yang disebut oleh Marx sebagai alienasi bahwa dalam agama alienasi itu terjadi karena manusia tunduk dan berada di bawah entitas suci yang diciptakannya sendiri. Dengan menciptakan Tuhan, dengan sendirinya manusia merendahkan martabatnya sendiri sehingga ia semakin asing dengan dirinya sendiri. Dengan demikian, agama tidak lain adalah instrumen penindas yang diciptakan manusia sendiri.

IDEOLOGI
Marx menempatkan ideologi sebagai keseluruhan ide yang dominan dan diusung oleh sebuah masyarakat sebagai kelompok sosial dalam bingkai suoerstruktur masyarakat. Ideologi ini dikondisikan oleh bingkai atau batas ekonomi dan menjadi semacam refleksi atas bingkai itu. Dengan demikian kaum borjuis yang semakin menanjak telah menentukan pemikiran – pemikira tentang kebebasan, hak asasi manusia, kesetaraan dihadapan hukum (hak) dalam bingkai pergulatan menghadapi orde atau tantanan lama.
Dalam beberapa naskah karya Marx pemerintah (Negara) ternyata terbatas pada satu peran saja yang sifatnya langsung dan brutal bahwa Negara adalah instrumen atau alat ditangan kelas yang dominan (kaum borjunis) da di tujukan untuk mendominasi kelas proletar. Dalam naskahnya yang lain Marx memberi nuansa terhadap analisisnya. Untuk mempertegas dominasinya, kaum borjuis mempercayakan pengaturan kepentingan umum kepada Negara, tetapi mereka mendapatkan sejumlah keuntungan darinya. Kebanyakan negara meninggikan diri di atas kelas – kelas sosial untuk menegankkan tantanan sosial yang tengah terancam.
Para penulis Marxis mengeritik pandangan bahwa negara adalah alat (instrumen) agar setuju dengan "otonomi relatif" yang dimilikinya. Dengan menjadikan negara sebagai mesin domianasi, yaitu sebuah superstruktur yang berfungsi sebagai tatanan ekonomi, Karl Marx (menurut Claude Lefort) menahan diri untuk memikirkan otonomi politik, terutama sifat dasar rezim yang demokratis atau totaliter.
 
MODAL PRODUKSI
Karl Marxian dalam sebuah ekonomi klasik dengan jelas menterhantugkannya pada kapitalis yang berupaya untuk mengubah jumlah atau nilai profit dan mengubah ekspetasi profit dalam kaitannya dengan krisis bisnis. Karl Marx memakai hukumnya itu untuk menjelaskan fluktusi dalam jangka pendek dalam aktifitas ekonomi. Untuk memperoleh profit yang besar, aliran kapitalis menambah komposisi modal.
Kaum kapitalis secara periodik akan berusaha menanggulangi jatuhnya nilai profit dengan mengurangi infestasi secara berlebih yang dapat menyebabkan aktivitas ekonomi mengalami fluktuasi yang nantinya bisa menyebabkan krisis.
Karl Marx mengatakan bahwa fakor yang menyebabkan fluktuasi dalam aktifitas bisnis, yaitu: jatuhnya nilai profit, faktor teknologi baru yang tidak sama, dan tidak proporsionalnya pengembangan dalam suatu sektor ekonomi yang nantinya dapat menyebabkan penurunan dalam level kegiatan ekonomi. Fluktuasi menurut Marx terjadi dalam suatu system karena pada dasarnya kebanyakan dari aktifitas kapitalis cenderung ingin mencari jumlah profit sebanyak mungkin.
Meskipun model Karl Marx memberi asumsi mengenai adanya pasar persaingan sempurna dengan jumlah yang besar untuk perusahan-perusahan kecil dalam tiap – tiap industri, namun karena ketatnya persaingan maka akan mengarah pada jatuhnya industri – industri  kecil sehingga akan mengurangi persaingan.
Untuk mengurangi adanya persaingan salah satunya dengan pemusatan modal. Pemusatan modal ini terjadi melalui sebuah redistribusi pada modal. Menurut Karl Marx perusahaan yang besar lebih biasa mencapai skala ekonomi yang lebih baik ketimbang perusahaan yang kecil, hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar itu dapat memproduksi dengan biaya yang rendah. Persaingan diantara perusahaan yang besar dan yang kecil menghasilkan pertumbuhan monopoli. Penambahan modal secara lebih jauh dengan mengembangkan sistem kredit dan kerja sama dalam bentuk organisasi bisnis.
 
 
 

 
Nama               : Nur Fajri Rahmawati
Fakultas           : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan            : Jurnalistik 1a

Biografi_Lilis Yuniarsih JNR IB_Tugas I

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam kenal nama saya Lilis Yuniarsih. Saya adalah mahasiswi fakultas ilmu dakwah dan komunikasi jurusan jurnalistik semester pertama. Saya anak pertama dan satu-satunya dari seorang ayah yang bernama Muhammad Rokip dan seorang ibu rumah tangga yang sangat saya banggakan bernama Sumarnih. Bukan berarti saya tidak bangga dengan ayah saya. tentu saya sangat bangga karena beliau adalah lelaki pekerja keras. Saya tinggal disebuah rumah yang kecil nan indah dan pastinya menyimpan banyak kebahagiaan bagi keluarga kami sejak saya dilahirkan sampai saat ini yaitu di daerah Ciputat berada dekat dengan rumah sakit ibu dan anak yang lumayan terkenal (katanya) yaitu RSIA Buah Hati di kedaung. Saya mempunyai seorang adik angkat yang sekarang baru berusia 4 tahun. Dia masih saudara dekat dengan saya namun karena orang tuanya tidak mampu membiayai ketiga anaknya kemudian orang tua saya berniat untuk mengadopsinya sebagai anak dan teman bagi saya tentunya.Saya selalu berpikir bahwa Hidup ini Indah Jika Kita Nikmati, jadi apapun keadaan saya, suasana hati saya, suka dan duka saya selalu berusaha untuk menikmatinya. karena menurut saya Allah tidak akan memberikan kita kebahagiaan terus menerus ataupun kesedihan terus menerus. tapi ada saatnya kita menangis dan ada juga saatnya kita bahagia. jadi sebisa mungkin saya menikmati hidup saya yang sebentar ini dengan cara selalu bersyukur dan berbuat baik pada banyak orang. 
alasan saya mengapa memilih jurnalistik yaitu pertama, saya berpikir bahwa pekerjaan sebagai seorang jurnalis adalah mulia karena bermanfaat bagi banyak orang. kedua, saya hobi jalan-jalan. dan yang ketiga, menurut saya orang-orang yang bekerja di bidang kejurnalistikan adalah orang-orang yang hebat. jadi saya sangat ingin menjadi orang yang hebat selain itu juga bermanfaat juga untuk banyak orang dan yang pasti akan lebih sering jalan-jalan mencari hal-hal baru yang sebelum orang lain tahu tapi kita sudah tahu terlebih dahulu he..he.. Harapan saya setelah lulus nanti saya bisa menjadi seorang jurnalis yang hebat dan bisa menjadi kebanggan bagi keluarga maupun negara.
aamiin
inspirator dalam hidup saya adalah ketika saya melihat orang-orang yang memiliki kekurangan fisik tapi dia mau berusaha dan bekerja keras untuk bertahan hidup. hati saya tergetar melihat orang-orang tersebut. apalagi banyak yang bisa mengharumkan nama negara. Saya berpikir kalau mereka bisa mengapa saya tidak ?
saya masih belum banyak pengetahuan tentang kejurnalistikan apalagi orang-orang hebat didalamnya. saya rasa cukup sekian perkenalan saya ini. Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.










BIOGRAFI_EVAFAUZIAHJNR1B_TUGASKE1

BIOGRAFI


            Nama saya Eva Fauziah, lahir di Bogor pada tanggal 15 Agustus 1994. Usia saya sekarang 18 tahun. Saya tinggal di Jalan Swadaya No. 47 II RT 01 RW 01 Kecamatan Limo Kota Depok Jawa Barat . Saya lahir dari pasangan Nur Laila dan Muji . Ibu saya hanya Lulusan SMP dan ia bekerja sebagai ibu rumah tangga, Bapak saja Muji lulusan SMA dan ia bekerja sebagai buruh. Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Adik saya bernama Farhan Usianya 11 tahun dan sekarang duduk dibangku kelas 6 SD. Saya sangat Senang lahir dari kedua orangtua yang begitu menyayangi saya dan sangat mencintai saya. Sekarang dan selamanya saya bersyukur karena sampai sekarang saya dapat merasakan kasih sayang dari mereka. Terutama ibu saya, meskipun dulu saya sempat berfikir ibu saya membenci saya karena hampir setiap hari saya mendapat omelan dari beliau. Tetapi waktu dan pengalaman mengubah cara berfikir dan pandangan saya tentang siapa sosok ibu. Beliau selama ini mendidik bukan memarahi saya, karena kami adalah bukan keluarga kaya. Jadi kami sekeluarga mempunyai prinsip, langkah pertama untuk  keluar dari jerat kemiskinan adalah semangat dan pendidikan yang memadai. Jadi sekarang orang tua saya sangat bekerja keras untuk menyekolahkan adik saya dan membiayakan saya tamat sampai Sarjana.

            Saat TK saya menjadi murid TPA Al- Furqan di Depok pada tahun 1999-2000, lalu melanjutkan ke MI Hayatul islamiyah (Depok) pada tahun 2000-2006, setelah tamat SD saya melanjutkan ke SMPI Yapkum (Depok) pada tahun 2006-2009. Setelah itu saya masuk ke sebuah sekolah menengah kejuruan atau SMK yaitu SMK Prisma depok pada tahun 2009-2012 mengambil jurusa Administrasi Perkantoran. Dan setelah lulus SMK saya melanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) di UIN syarif Hidayatullah Ciputat, memilih Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi, Jurusan Jurnalistik 2012. Mengapa saya memilih jurnalistik, sejujurnya saya sempat merasa bingung setelah saya lulus SMK saya ingin kuliah atau bekerja. Tetapi setelah saya pertimbangkan dan mengikuti apa kata hati saya. Saya memilih untuk melanjutkan study ke Universitas. Saya pun dilema lagi mau kuliah dimana, jurusan apa dan masuk melalui jalur apa. Lalu saya bertanya-tanya kepada teman-teman, saudara, sampai guru saya. Jawaban mereka sama 'ikuti kata hati kamu dan pilih bidang yang kamu sukai', Baiklah setelah UN , saya mencari-cari info kuliah dan target saya adalah Universitas Negeri dan Alhamdulillah sekarang tercapai. Sebelumnya, karena saya tidak suka matematika dan akutansi saya memastikan saya tidak akan memilih jurusan akutansi, management, apalagi Matematika. It's like nightmare for me. Meskipun sebenarnya Matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.Saya sempat berfikir ingin terjun ke dunia perfilman atau broadcasting. Menjadi Sutradara, Produser, Kameraman adalah Passion saya . Tetapi di UIN hanya terdapat jurusan KPI dan jurnalistik. Dan saya mengambil jurnalistik, karena setelah saya melihat materi kuliah ada beberapa matakuliah yang saya sukai, seperti jurnalistik foto, dasar-dasar broadcasting, dll.

            Visi dalam hidup saya salah satunya membuat film dengan crew anak Indonesia yang dapat bersinar di bioskop-bioskop internasional, tanpa ada penghinaan rasis, agama, budaya, idealisme, ideology dll dalam film tersebut. Dan mempunyai nilai-nilai yang positif dan berpengaruh. Well, saya berfikir keras dari sekarang. Tidak ada impian yang terlalu besar. Tetapi upaya yang terlalu kecil untuk meraihnya dan Banyak jalan menuju mekkah. Setelah saya memutuskan saya mengambil jurnalistik , saya berfikir lama. Kenapa jurnalistik dan apa kontribusi saya jika saya menjadi seorang jurnalistik ? baik pertanyaan ini jika saya jawab mungkin agak panjang . "Pena lebih tajam daripada senjata" Goenawan Muhammad. Itu salah satu kutipan yang saya sangat sukai dari jurnalis Indonesia dan pemimpin redaksi Tempo . Dan beliau ada salah satu tokoh inspiratif saya dalam bidang jurnalistik. Setalah mendengar kutipan dari Goenawan Muhammad saya berpendapat bahwa, Untuk mengubah dunia kita tidak harus membuat sebuah penemuan besar dengan biaya milyaran atau triliyunan,  menhancurkan sesuatu. Dengan tulisan, lagu, film atau sesuatu yang sederhana kita pun dapat mengubah cara pandangan dunia dan pola berfikir masyarakat . Itu adalah salah satu kontribuasi saya dengan membuat hal-hal sederhana yang dapat mengubah cara pandangan Dunia. Itu mungkin satu dari banyak kontribusi saya .

            Saya ingin kontribusi terbesar saya melalui film. Semoga kedepannya itu dapat tercapai . Amin 

 

 

                                                    -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

            

Trs: biografi_Hilda Dziah Jrn 1B_tugas1


----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: Dziah Azkia <dziahazkia@yahoo.com>
Kepada: "kuliahtantan.posting@blogger.com" <kuliahtantan.posting@blogger.com>
Dikirim: Sabtu, 22 September 2012 10:27
Judul: biografi_Hilda Dziah Jrn 1B_tugas1

Assalamu`alaikum warohmatullahii wabarokaatuh

    Sebuah biografi   singkat dari seseorang wanita yang berbaik hati. Saya bernama Hilda Dziah Azqiah Septi Manzilah, dia dilahirkan tepat didaerah Bogor pada tanggal 5 September 1993. Saya dilahirkan di keluarga besar yang kehidupannya penuh kebahigaan, walaupun saya kesusahan tapi dia selalu membawa kehidupannya dengan enjoy. Orangtuanya sangat sayang dengannya. Sekarang saya masih tinggal bersama orangtuanya di Jl.Radar Auri Gg.H.Ramin Rt 03 Rw 09 No.16 Cimanggis-Depok 16952. Saya memiliki 7(tujuh) saudara yang terdiri dari 6(enam) saudara laki-laki dan seorang saudara wanita. Saya anak yang terakhir dikeluarganya, saya memiliki sikap yang agak pemalu, tapi saya sebenarnya cerewet, saya tak terbuka dengan orangtuanya tapi saya lebih terbuka dengan kakaknya, karena saya berpikir tidak ingin menceritakan hal yang menyedihkan kepada orangtuanya. Saya selalu berpesan untuk dirinya sendiri bahwa "Kita harus baik kepada orang lain,dan be yourself. Motto saya  "All is well, langkahmu adalah masa depanmu dan sesungguhnya setiap kesulitan itu selalu ada kemudahan". Saya aga takut dengan suara yang keras karena saya mengalami sesuatu yang membawa kementalan saya aga berkurang.
   
    Saya tak menyangka saya bisa masuk di jurusan jurnalistik, walupun saya pernah berkata saya ingin menjadi detektif. Jurusan jurnalistik ini pilihan kedua saya, saya tetap mengambil jurusan ini karena saya yakin "Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan". Dan saya ingin menuruti kata-kata kakak saya untuk menjadi jurnalistik karena mereka menyayangi saya dan orangtua selalu mendukng dengan apa yang saya lakukan.
   
    Tokoh Jurnalistik yang saya jadikan panduan saya yaitu "Robert Doisneau" karena dia terkenal dengan fotografinya yang sederhan tapi dia selalu peduli dengan anak jalanan walaupun dia seorang pemalu. Saya senang dengan beliau karena dengan sedikit biografi tentangnya yang saya baca tapi kisah kehidupannya perlu kita jadikan pacuan untuk kehidupan kita juga.
   
    InsyaAllah jika saya menjadi orang, saya ingin lebih terjun terhadap orang disekitar saya dan orang-orang yang membutuhkankan. Dan sebagai warga negara Indonesia, kita harus memberikan yang terbaik, dan kita sebagai jurnalis harus bisa lebih tau informasi yang mendalam tentang negara kita dan negara lain dan melakukan sesuatu yang bisa menguntungkan kebersamaan.

    Demikian sekilas biografi dari diri saya.

Wassalamu`alaium warahmatullahi wabarokaatuh.
.


                                                                                                           


Cari Blog Ini