Sabtu, 20 September 2014

KHAIRUL ANAM-PMI-5

1.      Demografi

Adalah ilmu tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk; ilmu yang memberikan uraian atau gambaran statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut sosial politik; ilmu kependudukan.[1]

 

2.      Sejarah Kependudukan Dunia

Para Ahli memperkirakan pada sekitar 35.000 tahun yang lalu. Tepatnya Pada tahun 1 sesudah Masehi, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 250 juta. Jadi membutuhkan waktu 35.000 tahun untuk mencapai jumlah penduduk 250 juta orang.

Pada tahun 1650, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 500 juta. jadi diperlukan waktu sekitar 1650 tahun menjadikan penduduk dunia dua kali lipat.

Pada tahun 1850 penduduk dunia menjadi 1 milyar (1.000.000.000) jumlahnya. Dan masih diperlukan waktu sekitar 200 tahun untuk menjadikan penduduk dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.

Pada tahun 1930 penduduk dunia diperkirakan mencapai 2 milyar. Dengan demikian hanya diperlukan waktu kurang dari 100 tahun untuk menjadi penduduk dunia dua kali lipat sebelumnya.

Pada Tahun 1976 penduduk dunia telah mencapai sekitar 4 milyar. Jadi hanya diperlukan sekitar 36 tahun saja untuk melipatgandakan penduduk dunia dari jumlah sebelumnya

Pada tahun 1985 penduduk dunia sudah mencapai 4,845 milyar jiwa. Dalam tempo hanya 9 tahun saja pertambahan penduduknya mencapai 845 juta. Istilah population explotion menggambarkan betapa hebatnya angka pertumbuhan penduduk dunia dewasa ini sehingga sebuah ledakan bom yang dahsyat.

Berdasarkan perhitungan pada ahli, penduduk dunia mencapai 8 milyar. Para ahli dan orang awam sama-sama tercengang melihat fakta perkembangan yang demikian cepat itu. Sehingga mereka sering mereka-reka atau membuat semacam spekulasi, salah satu spekulasi menyebutkan bahwa pada masa 900 tahun mendatanghanya akan terdapat area tempat tinggal 1/32 inci persegi untuk setiap orang didunia (Nuveen, 1966).

 

3.      Teori Transisi Demografi

            Pertumbuhan penduduk di belahan dunia sebelah barat tidak dapat dijelaskan hanya oleh teori Malthus saja. Selama dan setelah revoluasi industri, banyak negara barat mengalami fenomena pertumbuhan yang terus berlangsung hingga abad ke-20 setelah perang Dunia Ke-1, beberapa diantara negara-negara itu seperti Perancis, Inggris dan Skandinavia menunjukkan bahwa pertumbuhannya telah terhenti atau adanya gejala akan berhenti. Oleh karena itu perlu adanya teori baru yang dapat menjelaskan pertumbuhan yang eksplosif sifatnya dan juga pertumbuhan yang terhenti-henti sifatnya. Observasi ini digarap secara sistematis oleh para ahli demografi berkebangsaan Amerika Warren Thompson pada tahun 1929 dan diberi nama hipotesis transisi demografi. Thompson dan kawan-kawannya terus menghaluskan hipotesisnya secara sistematis dan sekarang dikenal dengan nama "Theory Of The Demografic Transition" atau teori transisi demografi. Teori ini menggambarkan empat proporsi yang saling berhubungan yang dinyatakan menurut tahap-tahap sesuai dengan pertumbuhan dan berubahnya keadaan penduduk.

a.      Tahap 1: Jika Angka kematian tinggi sebanding dengan angka kelahiran, menghasilkan angka pertumbuhan nol.

b.      Tahap 2: Jika Angka kematian menurun tidak disertai dengan penurunan angka kelahiran, maka akan menghasilkan angka pertumbuhan yang positif dan meningkat terus.

c.       Tahap 3: Jika Angka kematian terus menerus dan disertai dengan menurunnya angka kelahiran, maka akan menghasilkan pertumbuhan yang positif akan tetapi menurun.

d.      Tahap 4: Jika Angka kematian dan angka kelahiran juga rendah, maka hasilnya adalah pertumbuhan yang semakin berkurang yang pada akhir akan mencapai nol..



[1] KBBI Offline

anam kh menambahkan Anda ke lingkarannya dan mengundang Anda untuk bergabung dengan Google+

anam kh menambahkan Anda ke lingkarannya dan mengundang Anda untuk bergabung dengan Google+.
Gabung dengan Google+
Google+ menjadikan berbagi di web semakin menyerupai berbagi di kehidupan nyata.
Lingkaran
Cara mudah untuk berbagi beberapa hal dengan teman kuliah, hal yang lain dengan orang tua, dan tidak berbagi apa-apa dengan atasan. Seperti halnya di kehidupan nyata.
Hangouts
Percakapan lebih baik dilakukan sambil bertatap muka. Gabung dengan Hangout video dari komputer atau ponsel Anda untuk bersosialisasi, menonton video YouTube bersama, atau bertukar cerita dengan maksimal 9 teman sekaligus.
Mobile
Chatting berkelompok secepat kilat. Foto yang diupload otomatis. Tampilan yang merangkum hal-hal yang terjadi di sekitar. Kami membuat Google+ dengan mempertimbangkan perangkat mobile.
Anda menerima pesan ini karena anam kh mengundang kuliahtantan.semangat@blogger.com untuk bergabung dengan Google+. Berhenti berlangganan email ini.
Google Inc., 1600 Amphitheatre Pkwy, Mountain View, CA 94043 USA

Giovanni_KPI 5/E_Etika dan Filsafat Komunikasi

Nama  : Giovanni

NIM    : 1112051000142

Kelas   : KPI 5/E

Tugas  : Etika dan Filsafat Komunikasi

 

Etika I : Seputar Istilah dan Kerancuan Istilah: Etika dan Moral, Amoral dan Immoral, Etika dan Etiket, Moralitas, Subyektif, dsb. Membedakan Antara: Etika Deskriptif, Etika Normatif, dan Metaetika; Hakikat Etika Filosofis.

 

Etika dan Moral

Etika berdasarkan istilah filsafat berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Moral menurut Hurlock (1990), adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Moral merupakan suatu keyakinan tentang benar salah, baik atau buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial dan mendasari tindakan atau pemikiran.

Dari kedua definisi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa etika merupakan ilmu yang mengkaji tentang moral, apakah moral itu baik atau buruk berdasarkan nilai yang dianut oleh suatu golongan masyarakat. Etika lebih condong ke arah ilmu tentang baik atau buruk. Sedangkan moral merupakan penilaian terhadap suatu perbuatan apakah baik atau buruk.

Amoral dan Immoral

Amoral artinya tidak berhubungan dengan konteks moral. Amoral juga sering diartikan dengan non moral yang berarti tidak memiliki keterkaitan dengan masalah moral. Sedangkan immoral merupakan tindakan yang bertentangan dengan moral. Immoral juga biasa diartikan dengan tindakan yang tidak bermoral.

Etika dan Etiket

Etika menyangkut cara perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu. Etiket memberikan dan menunjukan cara yang tepat dalam bertindak. Sementara itu etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut apakah suatu perbuatan itu bisa dilakukan antara ya atau tidak. Berdasarkan penggunaanya, etiket hanya berlaku dalam pergaulan sosial. Jadi etiket selalu berlaku ketika ada orang lain. Sementara itu etika tidak memperhatikan orang lain ada atau tidak.

Moralitas

Menurut W. Poespoprojo, moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik-buruknya perbuatan manusia. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan/atau nilai yang berkenaan dengan baik buruk.

Subyektif

Menurut KBBI, subyektif berarti mengenai atau menurut pandangan (perasaan sendiri), tidak langsung mengenai pokok atau halnya. Subyektif bersifat relatif. Penilaian yang di ambil dari hasil meduga-duga. Berdasarkan perasaan atau selera orang.

Membedakan antara: Etika deskriptif, Etika Normatif, dan MetaEtika.

Etika Deskriptif

Etika deskriptif adalah cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan, anggapan tentang baik atau buruk, tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan atau subkultur tertentu.

Etika Normatif

Etika normatif mendasarkan pendiriannya atas norma. Ia dapat mempersoalkan norma yang diterima seseorang atau masyarakat secara lebih kritis. Etika normatif juga bisa mempersoalkan apakah norma itu benar atau tidak.

MetaEtika

Metaetika merupakan kajian etika yang ditujukan pada ungkapan-ungkapan etis. Bahasa etis atau bahasa yang digunakan dalam bidang moral dikaji secara logis. Metaetika menganalisis logika perbuatan dalam kaitan dengan baik atau buruk.

Hakikat Etika Filosofis

Etika filosofis dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Etika merupakan bagian dari filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat. 

Ridho Falah Adli (KPI 5/E)_Etika dan Filsafat Komunikasi

Nama : Ridho Falah Adli (1112051000143)

Kelas : KPI 5/E

Tugas : ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Secara bahasa etika berasal dari kata bahasa Yunani yaitu ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kebiasaan, adat,  akhlak, perasaan, cara berfikir. Menurut istilah etika adalah ilmu yang ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok yaitu, ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Etiket adalah adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik. Lalu apa perbedaan antara etika dan etiket? Etika menyangkut cara perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu sedangkan etiket memberikan dan menunjukan cara yang tepat dalam bertindak. Etiket menyangkut segi lahiriah saja (yang nampak) sedangkan etika lebih menyangkut aspek internal manusia.

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.

Etika lebih condong kearah ilmu tentang baik atau buruk. Selain itu etika lebih sering dikenal sebagai kode etik. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas danatau nilai yang berkenaan dengan baik buruk.

Ada dua istilah filsafat yang berkaitan dengan moralitas suatu individu yaitu Amoral dan Immoral. Menurut Bertens dalam buku Etika karangannya, bahwa amoral artinya tidak berhubungan dengan konteks moral (2002:7). Maksudnya, bila anda melihat teman anda sedang memeluk pohon, apakah anda akan bilang bahwa itu berhubungan dengan moralitas? Tentu tidak, oleh karenanya anda bisa menyebut bahwa teman anda sedang melakukan hal amoral. Jadi amoral itu adalah suatu tindakan yang tidak berkaitan dengan masalah moral.

Sedangkan immoral adalah lawan dari sikap bermoral. Barulah benar jika anda mengatakan tindakan yang immoral bila anda melihat teman anda tiba-tiba memeluk wanita yang tidak dia kenal didalam bus. Karena itu merupakan hal yang tidak bermoral bagi pandangan anda yang melihatnya.

Subjektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya. Atau pengertian yang lain yaitu lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang.

Membedakan etika deskriptif, etika normatif dan metaetika.

Etika deskriptif adalah cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan, anggapaan tentang baik dan buruk, tindakan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Etika deskritif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan atau subkultur tertentu.

Etika normatif mendasarkan pendiriannya atas norma. Ia dapat mempersoalkan norma yang diterima seseorang atau masyarakat secara lebih kritis. Ia juga bisa mempersoalkan apakah norma itu benar atau tidak. Etika normatif berarti sistem-sistem yang dimaksud untuk memberikan petunjuk atau penuntun dalam mengambil keputusan yang menyangkut baik atau buruk (Lorens Bagus, kamus filsafat, 1996:217).

Metaetika adalah kajian etika yang ditujukan pada ungkapan-ungkapan etis. Bahasa etis atau bahasa yang digunakan dalam bidang moral dikaji secara logis. Metaetika menganalisis logika perbuatan dalam kaitan dengan baik atau buruk.

Hakekat Etika Filosofis bisa dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan filsafat atau berfikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu etika sebenarnya bagian dari filsafat.

kuliah_demografi_Drtantan

Nama: Muhammad Abdul Muhaeimin as'ad
Jurusan: PMI (Pengembangan Masyarakat islam)
Semester: 5
Nim: 1112054000033
 
 
(1).Defenisi Demografi :
1. Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).
2. Menurut Philip M. Hauser dan Duddley Duncan (1959), Demografi mempelajari jumlah, persebaran, territorial, dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas sosial.
Dari kedua definisi diatas dapatlah disimpulkan bahwa Demografi mempelajari Struktur dan Proses Penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk selalu berubah karena proses demografi : fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas sosial. Demografi adalah studi tentang penduduk khususnya mengenai kelahiran, perkawinan, kematian dan perpindahan. Studi ini menyangkut jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk dan perubahannya dari waktu ke waktu.
(2). Sejarah ilmu kependudukan demografi
 Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'Demos' adalah rakyat atau penduduk dan 'Grafein' adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan atau karangan mengenai penduduk. Istilah ini pertama kali dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guilard.
            Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Stuktur penduduk meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Stuktur ini berubah-ubah yang disebabkan oleh proses demografi yaitu kelahiran, kematian dan migarsi. Ketiga faktor ini disebut dengan komponen pertumbuhan penduduk. Selain ketiga faktor tersebut struktur penduduk ditentukan juga oleh faktor yang lain misal perkawinan, perceraian. Perubahan stuktur yaitu perubahan dalam jumlah maupun komposisi akan memberikan pengaruh sosial, ekonomi dan politis terhadap penduduk yang tinggal disuatu wilayah.
            Untuk mendapatkan data jumlah penduduk suatu negara atau daerah dibuat sistem pengumpulan data penduduk, yaitu Sensus Penduduk atau Cacah Jiwa digunakan untuk stuktur penduduk dan dilaksanakan pada waktu tertentu. Registrasi Penduduk digunakan untuk data penduduk yang dinamis dan dilaksanakan setiap saat dan Survei Penduduk digunakan untuk data khusus mengenai karakteristik penduduk dan dilaksanakan oleh instansi tertentu.  
          Pertumbuhan penduduk yang makin cepat dapat dimengerti apabila kiita melihat adanya penemuan penicilin dan pertumbuhan penduduk yang makin cepat dapat dimengerti apabila kiita melihat adanya penemuan Penicilin,perkembangan teknologi obat-obatan maka angka kematian menurun sedangkan angka kelahiran masih meningkat dengan program kesehatan masyarakat yang makin meningkat
 
(3). Teori transisi demografi
Konsep transisi demografi pada dasarnya meneliti tentang sebab mengapa hampir setiap negara baik negara berkembang maupun negara maju sama-sama melewati fase yang hampir sama yaitu:
1.      Kelahiran dan kematian tinggi
2.      Kelahiran masih tinggi, dan angka kematian turun
3.      Angka kematian dan angka kelahiran sama-sama turun dan mencapai pada angka yang rendah, dan kemudian stabil.
Walaupu Blacker mengajukan bahwa tahapan ini dibagi menjadi 5 tahap, tetapi pada dasarnya sama.
Sebelum membahas tentang teori  transisi demografi seperti di atas, dibahas dahulu tentang sedikit sejarah tentang riwayatperkembangan jumlah penduduk di duia dari masa ke masa. Pada awalnya, yaitu pada awal tahun masehi  jumlah penduduk di dunia diperkirakan sekitar 250 juta penduduk dengan angka pertumbuhan penduduk hanya sekitar 0,04% per tahun. Kehidupan pada zaman ini masih terbilang sangat sederhana. Belum tercipta dunia perindustrian dan pola hidup juga masih sangat sederhana dilihat dari segi kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya. Angka kelahiran pada saat itu tinggi dibarengi dengan tingginya angka kematian. Laju pertumbuhan penduduk yang sangat rendah ini bertahan hingga berabad-abad lamanya. Hingga terjadi revolusi industri yang terjadi sekitar tahun 1750 yang menyebabkan lonjakan jumlah peduduk yang cukup signifikan. Jumlah penduduk saat itu mencapai sekitar angka 790 juta jiwa penduduk.
Pada abad berikutnya  dampak dari revolusi industri mulai terasa. Revolusi industri tentu sangat berhubungan erat dengan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang yang mendukukung terjadinya perbaikan kualitas taraf hidup manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa melahirkan inovasi-inovasi baru dalam sejarah hidup manusia. Pada abad 19 ditemukannya obat-obatan seperti penicilin dan ditemukannya inovasi-inovasi dalam dunia kesehatan yang secara simultan akan mempengaruhi angka kematian manusia pada waktu itu. Angka kematian turun drastis tetapi tidak dibarengi dengan turunnya angka kelahiran atau fertilitas. Akibatnya adalah terjadi lonjakan jumlah penduduk dunia yang lebih signifikan pada waktu tersebut. Terlebih dengan berkembangnya sarana transportasi yang awalnya hanya untuk keperluan dagang beralih fungsi menjadi sarana transportasi untuk melakukan perpindahan penduduk dan untuk dilakukannya distribusi barang-barang dari suatu penjuru dunia ke tempat lainya. Dunia semakin maju, semakin terasa sempit dengan dibarengi dengan jumlah penduduk dunia yang kian membanyak dari waktu ke waktu. Pada tahun 1900an jumlah penduduk dunia sudah mencapai angka sekitar 1,7 milyar jiwa. Bukan hanya jumlah penduduk yang meningkat secara terus menerus tetapi juga laju pertumbuhanya juga terus meningkat. Jadi jika dilihat pertumbuhan penduduk mengalami kenaikan menyerupai deret ukur bukan deret hitung. Bukan hanya semakin bertambah, tetapi juga semakin cepat bertambahnya. Dari 1,7 milyar, jumlah penduduk dunia melonjak menjadi 2 milyar pada tahun 1930. Dengan semakin berkembangya teknologi kesehatan, angka harapan hidup juga semakin bertambah baik. Itu terbukti dengan meningkatnya jumlah penduduk tua yang masih hidup dibandingkan dengan waktu sebelum ditemukannya teknologi kesehatan yang semakin membaik. Jumlah penduduk dunia pada tahun 1950 naik lagi menjadi 2,5 milyar. Tetapi peningkatan mutu pelayanan kesehatan tidak dibarengi dengan dipikirkannya masalah kelahiran. Jadi angka kelahiran tetap saja tinggi dengan angka kematianyang semakin turun. Akibat nyata dari hal tersebut adalah jumlah penduduk yang semakin banyak.
Lonjakan jumlah penduduk cukup berarti pada tahun 1999  yaitu menjadi 6 milyar. Selang satu tahun saja yaitu pada tahun 2000 jumlah penduduk sudah bertambah sebesar 55 juta jiwa. Higga saat ini penduduk dunia sudah sekitar 7 milyar jiwa. Upaya untuk menngotnrol atau menekan angka kelahiran sudah dilakukan sejak beberapa puluh tahun lalu. Antara lain dengan program KB yang dilakukan di Indonesia. Bukan hanya di Indonesia program semacam ini juga dilakukan di berbagai negara lain. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain dengan penggunaan alat kontrasepsi. Upaya lain adalah dengan berubahnya gaya hidup orang yang semakin berubah ke arah modern, pada gaya hidup ini orang lebih mementigkan karir ketimbang menikah dan memiliki anak. Sehingga banyak pemuda-pemudi yang menikah pada usia lumaya tua. Biasanya hal seperti ini terjadi di negara maju, sedangkan untuk negara berkembang atau negara miskin masih banyak adat yang membuat mereka memiliki anak banyak. Itu mungkin disebabkan karena tidak adanya lapangan pekerjaan yang memadaiuntuk ibu-ibu rumah tangga dan juga karena adanya paham bahwa jika banyak anak maka semkin banyak kesempatan untuk menggantikan tenaga kerja orang tuanya. Akibat dari hal-hal ini adalah berhasil ditekannya angka kelahiran. Hal ini bisa disadari sebagai fenomena transisi demografi pada tahap kedua.
            Objek penelitian para demografer meneliti transisi demografi sama, yaitu fenomena pertumbuhan penduduk dari masa ke masa. Beberapa demografer adalah sebagai berikut
1.      Notestein (1945-1953)
Notestein berpendapat bahwa walaupun faktor utama dari pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk, hanya kelahiran dan kematian yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Jadi konsep transisi demografi hanya memandang pengaruh dari faktor alamiah kelahiran dan kematian.  Fertilitas yang tinggi diperlukan untuk mempertahankan keluarga. Transisi demografi bergerak dari suatu kondisi stabil dengan laju pertumbuhan penduduk nok ke kondisi stabil lainya, yaitu setelah melalui beberapa tahap.
2.      Caldwell (1976)
Caldwell berpendapat bahwa tingginya kelahiran tidak berpengaruh pada kematian, tidak juga berpegaruh pada adat istiadat, tetapi semata-mata karea pergeseran keutungan ekonomi. Jadi yang mempengaruhi transisi demografi adalah karena pergeseran sistem ekonomi yang berlaku, sebagai contoh karena sistem ekonomi menjadi modern maka keinginan untuk memiliki anak banyak akan terkurangi dan lebih memilih untuk konsenterasi pada karir pekerjaan. Hal itu dapat dilihat pada perbedaan sistem keluarga di negara berkembang dan negara maju. Pada negara berkembang, jumlah anak itu sedikit dan usia produktif banyak sedangakan pada negara berkembang jumlah anak banyak dengan pelayanan kesehatan tidak sebaik negara maju. Orang tua memperoleh keuntunungan ekonomis dari anak-anaknya dan penurunan fertilitas hanya akan terjadi ketika aliran kekayaan dari anak ke orang tua dibalik menjadi dari orang tua ke anak.
3.      Blacker (1947)
Blacker berpendapat bahwa transisi demografi terbagi menjadi 5 tahap, yaitu:
a.      High stationary
b.      Early expanding
c.       Late expanding
d.      Low stationary
e.      Declining
4.      Coale (1976-1989)
Pendapat Coale adalah perubahan spesifik terhadap perilaku reproduktivitas penduduk yang terjadi pada tranformasi penduduk tradisional menjadi modern.
5.      Teitelbum
Dia berpendapat bahwa angka kematian menurun lebih cepat disaat angka kelahiran masih tetap tinggi. Itu karena angka kematian lebih berhubungan erat dengan sosial ekonomi.
Berikut dijelaskan transisi demografi yang dijelaskan oleh Blackeryang membagi transisi demografi menjadi 5 tahapan. Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut
 
1.      Tahap  High stationary
Pada tahap ini angka kelahiran dan kematian sangat tinggi. Hal yang menyebabkan adalah karen pola hidup yang masih sederhana, belum ditemukannya obat-obatan dan alat-alat medis yang canggih. Wabah penyakit tidak dapat kdikendalikan seperti angka kematian dan kelahiran yang juga tidak terkendali tiap tahunya. Jadi pertumbuhan penduduk lambat dikarenakan angka kematian hampir sama dengan angka kelahiran. Contoh dari tahap ini adalah Eropa pada abad 14.
2.      Tahap  Early Expanding
Jumlah penduduk naik dengan pesat karena angka kelahiran masih saja tetap tinggi karena masih ada pandangan bahwa semakin banyak anak maka akan semakin banyak keuntungan yang didapat. Tingginya angka kelahiran dibarengi dengan dilaksanakannya revolusi industri yang menemukan obat-obatan dan alat-alat medis yang sudah lebih canggih sehingga berhasil menekan angka kematian. Pada awalnya, obat-obatan seperti penicili diciptakan untuk keperluan perang, tetapi selanjutnya dikonsumsi untuk umum. Dengan ditemukanya obat-obatan modern, dan pelayanan kesehatan yang lebih baik, maka angka harapan hidup pun meningkat. Hasilnya, jumlah penduduk dunia naik pesat. Contoh pada tahap ini adalah India sebelum perang dunia 2, dan Indonesia pada tahun 1980an angka pertumbuhan sebesar 2,32% per tahun.
3.      Tahap  Late Expanding
Pada tahap ini angka kelahiran sudah berhasil ditekan dengan ditemukannya alat kontrasepsi yang berhasil menekan angka kelahiran. Sementara itu, angka kematian menunjukkan penurunan yang lebih signifikan dikarenakan pelayanan medis sudah lebih bagus dan sistem ekonomi juga menunjukkan kondisi yang lebih baik. Dengan demikian gaya hidup manusia juga sedikit berubah menjadi manusia modern. Industri membaik dan banyak tenaga kerja terserap, sehingga angka kelahiran berhasil ditekan. Contoh dari tahap ini adalah India sesudah perang dunia 2.
4.      Tahap  Low Stationary
Angka kelahiran semakin bisa ditekan hasilnya angka kelahiran pada tahap ini berada pada angka yang rendah. Begitu juga dengan angka kematian yang sudah lebih dahulu berhasil ditekan sebelumnya. Selisih antara keduanya tidak begitu jauh yaitu pada angka yang relativ rendah. Contoh  : Australia, Selandia Baru, Amerika pada tahun 1930.
5.      Tahap  Declining
Pada tahap ini terjadi kebalikan yaitu angka kematian malah lebih tinggi daripada angka kelahiran. Hal ini bisa terjadi karena semakin berhasil ditekannya angka kelahiran dengan alat kontrasepsi ataupun karena gaya hidup masyarakat terkait memang sudah berubah. Contoh Jerman tahun 1975.
Transisi demografi sebenarnya menganalisis dan kemudian mengeneralisir gejala-gejala yang terjadi pada pertumbuhan penduduk masyarakat dunia per wilayah mereka tinggal, walaupu pada akhirnya juga ditemukan bahwa sebenanya tidak tepat juga teori itu digeneralisir di detiap wilayah. Ada wilayah atau negara atau suatu peradaban yang jika dikatakan itu melenceng dari teori yang telah dikemukakan. Pada umumnya teori transisi demografi menjelaskan perubahan kehidupan masyarakat dari agraris menjadi industrial. Tetapi pada kenyataanya ada negara yang sudah bisa menekan angka kelahiran walaupun proses industrialisasi masih dalam proses awal. Fenomena ini dapat ditemui di negara-negara di Eropa timur yang masih menjalankan sistem agraris. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa tidak hanya proses menuju industrialisasi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga kesamaan budaya dan kultur bahasa. Negara-negara di Eropa Timur dekat sekali dengan negara-negara Eropa yang sudah lebih awal beralih ke industri sebagai sektor utamanya dan sudah berhasil menekan angka kelahiran.
Faktor lain yang menyebabkan teori transisi demografi tidak dapat digeneralisir secara global adalah bahwa pembangunan dan kesejahteraan masing-masing wilayah itu berbeda. Itu menyebabkan kebudayaan dan proses sosialisasi atau gaya hidup berbeda. Contohnya saja pada negara berkembang atau negara miskin masih menganut banyak anak banyak rejeki, dan pada saat yang sama pada negara maju gaya hidup sudah lebih maju.
Proses transisi demografi juga tidak menunjukkan kecepatan yang sama antara negara maju dan negara berkembang. Di inggris proses transisi demografi memerlukan waktu antara 200 tahun, sedangkan di Indonesia hanya perlu waktu sekitar 30 tahun.
Pada intiya teori transisi demografi dapat digeneralisir di setiap negara itu tidak benar tetapi kenyataan bahwa setiap negara melalui tahapan-tahapan transisi demografi itu benar adanya, tetapi dengan keadaan dan kondisi yang berbeda sesuai adat, budaya, dan keadaan negara tersebut
 
 
Daftar pustaka
Ali, 2001. Dasar-dasar Demografi. Depok : Raflesia Press.
Mulyo, Tri. S.Pd., M.Pd, Demografi Kependudukan, CV. Artaguna, Boyolali, 2011

ImamRamadhan_PMI5

IMAM RAMADHAN
Pengembangan Masyarakat Islam (Semester 5)
1112054000 009
1. Definisi Demografi secara etymologi (bahasa) berasal dari bahasa
latin kata demograhie terdiri dari dua kata yaitu demos dan graphien,
demos yang artinya penduduk, sedangkan graphien yaitu catatan /bahasan
tentang sesuatu . jadi secara etymologi makna dari demografi yaitu
catatan atau bahasan mengenai penduduk suatu daerah pada waktu
tertentu.
Secara epistemology (berdasarkan ilmu pengetahuan) menurut M Hausser
dan Dudley Duncan (1959) definis diartikan sebagai berikut Demografi
memplajari jumlah , persebaran wilayah dan komposisi penduduk,
perubahan dan sebab perubahan itu yang biasanya timbul karena
kelahiran, perpindahan penduduk dan mobilitas sosial.
Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) sebagai
berikut yaitu Demografi adalah yang mempelajari tentang penduduk
terutama yang terkait dengan jumlah, struktur, komposisi dan
perkembangan atau perubahan penduduk.
Dari dua definisi tersebut menunjukan demografi sebagai ilmu yang
mempelajari penduduk yang berkenaan dengan struktur penduduk dan
prosesnya. Pada strukur penduduk tersebut meliputi jumlah, persebaran
dan komposisi penduduk.disuatu wilayah dapat berubah.
2. Masalah kependudukan merupakan masalah yang penting bagi semua
negara karena seluruh program pembangunan bagi mata bangsa berdasarkan
atas kenyataan kependudukan dari suatu negara.
Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah
Thomas Robert Malthus yang hidup pada 1776-1824 kemudian banyak
berbagai macam pandangan sebagai perbaikan teori malthus, dalam edisi
pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua
pokok pendapatnya yaitu : bahan makanan adalah penting untuk
kelangsungan hidup manusia, yang kedua nafsu manusia tidak dapat
ditahan. Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih
cepat dari bahan makanan, akibatnya akan terjadi suatu perbedaan yang
besar anatara penduduk dan kebutuhan hidup. Malthus mengemukakan ada
beberapa faktor yang dapat mencegah kepincangan terhadap perbandungan
antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan memperlambat kelahiran
yaitu dengan cara penundaan masa perkawinan, faktor yang lainnya yaitu
positive checks faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian seperti
Bencana Alam, Wabah Penyakit, Kejahatan, Peperangan.
3. Transisi demografi digunakan untuk perubahan yang terjadi pada
pertumbuhan penduduk seperti kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi) . transisi demografi
adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang tinggi ke
tingkat pertumbuhan penduduk rendah ( tingkat fertilitas dan
mortilitas rendah) yang terjadi pada waktu ke waktu.
Pasca perang dunia ke 2 (1939-1945) tren populasi terjadi ini disebut
dengan "baby boom" telah menurunkan tingkat fertilitas dengan drastis
yang terjadi di eropa . akan tetapi transisi demografi sekarang
menjadi fenomena global bukan tren barat maupun eropa bahkan sejak
1960 sebagian besar dunia telah melakukan penurunan tingkat
fertilitas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi negara memiliki transisi
demografi yang berbeda yaitu perbedaan pembangunan ekonomi penyebab
cukup untuk mempengaruhi perubahan demografi suatu negara, dengan
tingkat ekonomi yang tinggi negara cenderung tidak meningkatkan
kuantitas fertilitas tetapi lebih untuk kualitas anak contohnya
singapura.

tugasdemografi_zuyinarwani_PMI 5

NAMA                       : ZUYIN ARWANI
NIM                            : 1112054000020
JURUSAN                 : PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM / SEMESTER
5 (LIMA)
MATA KULIAH      : DEMOGRAFI
1.      DEFENISI DEMOGRAFI
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
Demografi, secara etimology (kebahasaan) berasal bahasa Latien, kata 'demograhie'2terdiri dari dua kata yaitu  demos dan graphien, demos artinya penduduk dan graphien berarti  catatan, bahasan tentang sesuatu. Secara etimology  makna demografi adalah catatan atau bahasan mengenai penduduk suatu daerah pada waktu tertentu
Secara epistemology (berdasarkan ilmu pengetahuan) , pengertian demografi  tidak sesederhana seperti dalam perspektif etimology, kata demorafi diberi  makna lebih spesifik tentang penduduk, menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan (1959) demografi didefinisikan sebagai berikut:
 ' Demographic is the study of the size, territorial distribution and composition         of population, changes there in and the components of such canges which may    be indentified as natality, territorial movement (migration) and social mobility'          (change of states)'
terjemahan dari  definisi tersebut  kurang lebih sebagai berikut:
            'Demografi mempelajari jumlah, persebaran wilayah, dan komposisi         penduduk,perubahan  dan sebab perubahan itu yang biasanya timbulkarena kelahiran perpindahan penduduk, dan mobilitas sosial'
Definisi kependudukan menurut Ananta (1993:22) tersebut  menunjukkan setidaknya terdapat dua variabel yang terkait dengan kependudukan yaitu (i) variabel demografi yaitu 
1.      mortalitas (mortality) 
2.      fertilitas (fertility) 
3.      migrasi (migration) yang saling mempengaruhi terhadap jumlah,  komposisi, persebaran penduduk; (ii) variabel non demografi yang dimaksud misalnya pendidikan, pendapatan penduduk, pekerjaan, kesehatan dll. Secara ringkas hubungan  demografi dan kependudukan tercatat dalam model berikut:
 Secara yuridis formal diungkapkan oleh UURI No.10, 1992:105. Menurut undang undang tersebut definisi kependudukan sebagai berikut:
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama,  pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi,        kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta   lingkungan penduduk tersebut.
 Berdasarkan  UURI  No.10 tahun 1992 tersebut  pengertian penduduk luas dan tegas yang   menyangkut faktor  demogafi  (jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran)  dan faktor faktor yang mengayangkut mutu kegiatan penduduk (politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta             lingkungan).
Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982)  definisi demografi sebagai berikut:
            ' Demography is the scientific study of human populations in primarily with             the       respect to their size, their structure (composition) and their    development    (change)'
terjemahan dari definisi IUSSP tersebut adalah:
            'Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk terutama yang           terkait dengan jumlah, struktur, komposisi dan perkembangan (perubahan) penduduk'
 
Menurut D.V. Glass  pengertian demografi adalah sebagai berikut:
            'Demography is generally limited to study of human  population as influenced by demographic process : fertility, mortality and migration'
Dua definisi tersebut menunjukkan demografi sebagai sebuah ilmu yang mempelajari penduduk yang berkenaan dengan struktur penduduk dan prosesnya. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk di suatu wilayah selalu berubah ubah dan perubahan tersebut disebabkan leh karena adanya proses demografi yaitu kelahiran (natalitas= natality), kematian (mortalitas = morality) dan perpindahan penduduk (migrasi= migration).            Demografi sering diidentifikasi menjadi beberapa bagian misalnya (i) demografi formal, demografi dengan analisis matematis tentu dengan pendekatan kuantitatif atau orang menyebut statistik penduduk. Analisis demografi ini dapat dengan mudah melakukan peramalan variabel variabel demografi berdasarkan data sensus penduduk. (ii) demografi sosial, analitisnya berdasarkan kualitatif.
     Demografi dan kependudukan sama-sama mempelajari penduduk sebagai suatu kumpulan  (agregates atau collection), bukan mempelajari  penduduk sebagai individu. Dengan demikian  yang dimaksud dengan penduduk adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah, seperti yang termaktub dalam Undang-undang RI No. 10 tahun 1992 yaitu   penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota  keluarga, anggota masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
Kependudukan sebagai studi (Population studies) memberikan informasi yang lebih komperhensif  mengenai sebab-akibat dan solusi pemecahan masalah dari munculnya fenomena demografi, oleh karena itu studi kependudukan membutuhkan disiplin ilmu lain  seperti: sosiologi, psikologi, sosial-ekonomi, ekonomi, geografi. Studi kependudukan  sebagai studi antar bidang  memungkinkan untuk dapat  beperan memecahkan persoalan pembangunan yang menyangkut penduduk sebagai subjek sekaligus sebagai objek pembangunan.
Berdasarkan pada ruang lingkup kependudukan tersebut pakar kependudukan memberikan definisi kependudukan antara lain Ananta (1993:22)  sebagai berikut:
 
KEPENDUDUKAN, studi kependudukan  mempelajari variabel-variabel DEMOGRAFI, juga memperhatikan hubungan (asosiasi) antara perubahan penduduk dengan berbagai variabel sosial, ekonomi, politik, biologi, genetika, geografi,lingkungan dan lain sebagainya
2.      Sejarah Ilmu Kependudukan Demografi
Sejarahnya untuk pencatatan kependudukan sudah dilakukan dalam ruang lingkup yang kecil dan digunakan secara terbatas, menurut John Graunt (1620-1674), seorang warga Negara inggris dikenal sebagai pelopor dalam bidang pencatatan statistik penduduk. Graunt 1662 dalam iskandar 1994 yang berisi analisis mortalitas, fertilitas. Migrasi, perumahan dan keluarga, perbedaan antara kota dan Negara, jumlah penduduk laki-laki yang berada pada kelompok militer. Data yang digunakan dalam analisis kematian dan kelahiran bersumber dari catatan kematian (The Bills Of Mortality), graunt mencetuskan "hukum-hukum" pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleg tiga komponen demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi (masuk/inmigration dan keluar/outmigration). Selisih antara fertilitas dan mortalitas disebut pertumbuhan  reproduktif  pertubuhan alamiah, selisih migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi neto.
Dari usaha graunt dalam bidang kependudukan yang mencakup topik-topik yang menarik, dapat dikatakan bahwa ilmu demografi lahir pada zamannya. Oleh karena itu, Graunt dikenal pula sebagai bapak demografi. Dalam studinya, Graunt memperoleh banayak dorongan dari William Petty, seorang ahli statistik. Karya Petty, political Arthmetic (1690), berpengaruh besar terhadap perkembangan demografi. William Petty (1623-1687) yang hidup sezaman dengan Graunt menganjurkan berdirinya Central Statistical office (biro pusat statistik). Selain itu, usaha memanfaatkan data statistik penduduk dilakukan pula oleh Edmund Halley (1656-1742), seorang astronom, dengan menyusun tabel kematian (life table) modern yang pertama dikota Breslau pada tahun (1687-1691).
Setelah era Graunt, perhatikan publik terhadap masalah kependudukan, baik mengenai pencatatan statistik maupun pertumbuhannya terus meningkat. Dalam sejarah perkembangan ilmu demografi, timbul masalah mengenai pembagian ilmu cabang ini. Awalnya, para pengamat berpendapat bahwa demografi lebih terfokus pada penyusunan statistik penduduk dan analisisnya. Pendapat ini memang dapat dimengerti karena pelopor-pelopor ilmu demografi, seperti Sussmilch dan Guillard menganggap demografi seabagai bio-social book-keeping, yang artinya kelahiran sebagai faktor penambah jumlah penduduk, sedangkan kematian sebagai faktor pengurang jumlah penduduk. Kemudian beberapa pengamat membedakan masalah penduduk menjadi dua, yaitu yang bersifat kuantitatif yang membahas tentang jumlah, persebaran, serta komposisi penduduk, dan yang bersifat kualitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan biologis. Gagasan ini kurang mendapat dukungan karena ternyata keduanya mengandung unsur kualitatif dan kuantitatif.   
Pada kongres masalah kependudukan di paris, Adolphe Landry (1945) secara matematis membuktikan adanya hubungan antara unsur-unsur demografi, seperti kelahiran, kematian, jenis kelamin, dan umur. Landry menyarankan penggunaan istilah demografi murni (pure demography) untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitis-matematis unutuk memebdakannya dengan analisis kependudukan, yang lebih luas sifatnya. Saran ini mendapat tanggapan posistif. Dalam demografi murnia atau disebut pula demografi formal, berbagai tekhnik perhitungan data kependudukan dikembangkan. Dengan menggunakan berbagai metode perhitungan dan estimatis, dapat diperoleh gambaran penduduk dan variabel-variabael demografi lainnya, baik pada waktu sekarang maupun pada massa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan pula disiplin ilmu lain untuk dapat menjawab atau menjelaskan "mengapa" terjadi perubahan-perubahan dalam variabel-variabel demografi.
Berdasarkan penegrtian dan sejarah perekembangan demografi maka demografi saat ini tidak saja dipelajari secara murni, tetapi juga dipelajari secara lebih luas dengan mengindahkan variabel-varibel nondemografi (sosial,ekonomi, budaya, lingkungan, dan politik), dengan kata lain, demografi bukan lagi meruapakan disiplin ilmu yang tersendiri, tetapi lebih merupakan ilmu yang bersifat interdisipliner.
 Dan adapun menurut Sussmilch dan Guillard demografi sebagai bio social book-keeping, yang artinya kelahiran sebagai penambah penduduk sedangkan kematian sebagai factor pengurang jumlah  penduduk. Dan menurut Edmund halley (1656-1742) seorang astronom dengan menyusun tabel kematian (life table) modern yang pertama dikota Breslau pada tahun 1687-1691.
3.    Teori Transisi Demografi
Teori transisi dalam istilah dipakai untuk menyatakan perubahan yang terjadi terhadap tiga komponen utama yaitu, penduduk, kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perpindahan penduduk (mobilitas/migrasi). Konsep transisi demografi yang dikenal secara umum hanya memeperhatikan perubahan pertumbuhan penduduk secara ilmiah yaitu factor kelahiran, kematian (netenstein, 1945).
Transisi demografi dibedakan menjadi empat tahapan:
1.      Tahap (pre-industrial)
Pertumbuhan penduduk sangat rendah yang dihasilkan oleh perbedaan angka kelahiran dan kematian yang tinggi  sekitar 40-50 per 1.000 penduduk. Jumlah kelahiran dan kematian yang sangat tinggi ini tidak terkendali setiap tahunnya. dan panen yang gagal dan harga-harga yang tinggi telah menyebabkan kelaparan sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit sangat lemah. Keadaan ini diperparah dengan meluasnya penyakit menular sehingga menyebabkan angka kematian tinggi.
2.      Tahap (Early industrial)
Angka kematian menurun dengan tajam akibat revolusi industry serta kemajuan teknologi dan mulai ditemukannya obat-obatan, tertama antibiotik, penisislin. sementara angka kelahiran menurunnya tingkat kematian dan masih tingginya tingkat kelahiran menurut amat lambat  dan masih tetap tinggi yang disebabkan karena kepercayaan atau pandangan mengenai jumlah anak banyak lebih menguntungkan. Menurunnya tingkat kematian dan masih tingginya tingkat kelahiran mengakibatkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat.
3.      Tahap (Industrial)
Angka kematian terus menurun dengan kecepatan yang melambat. Dipihak lain angka kelahiran mulai menurun dengan tajam sebagai akibat dari perubahan perilaku melahirkan dan tersedianya alat/cara kontrasepsi serta adanya peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat.
4.      Tahap (mature industrial)
Anka kelahiran dan kematian sudah mencapai angka yang rendah sehingga angka pertimbuhan pendudukan juga rendah yang dihasilkan dalam kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang maju.

Cari Blog Ini