Minggu, 28 September 2014

Tugas 2_Fathimah Azzahra (1112051000125) KPI 5D

               Etika terapan (applied ethics) sama sekali bukan hal yang baru dalam sejarah filsafat moral. Sejak Plato dan Aristoteles, etika merupakan filsafat praktis, artinya, filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan memperlihatkan apa yang harus dilakukan. Sifat praktis ini bertahan selama seluruh sejarah filsafat. Dalam abad pertengahan, Thomas Aquinas melanjutkan tradisi filsafat praktis ini dan menerapkannya di bidang teologi moral. Pada awal zaman modern muncul etika khusus (ethica specialis) yang membahas masalah etis suatu bidang tertentu seperti keluarga dan negara. Namun pada dasarnya etika khusus dalam arti sebenarnya sama dengan etika terapan.


A.     Bidang Garapan Etika Terapan

Banyak sekali bidang yang disoroti dalam etika terapan, akan tetapi di masa sekarang ada empat bidang yang perlu diperhatikan dalam etika terapan. Dua diantara nya menyangkut profesi dan dua lagi mengenai masalah


1.      Etika kedokteran

2.      Etika bisnis

3.      Etika tentang perang dan damai

4.      Etika lingkungan hidup

Dalam etika terapan dibagi beberapa cabang dalam pembagian nya:


1.      Makroetika: membahas masalah-masalah moral pada skala besar, artinya masalah ini menyangkut suatu bangsa seluruhnya atau bahkan seluruh umat manusia. Misalnya etika bisnis, etika kerja, etika politik, dst

2.      Mikroetika: membicarakan pertanyaan-pertanyaan etis dimana individu terlibat dengan memperhatikan kondisi objektif (norma, aturan, nilai, sikap orang dan budaya). Seperti kewajiban dokter kepada pasiennya atau kewajiban pengacara terhadap kliennya (kewajiban mengatakan yang benar, kewajiban menyimpan rahasia jabatan, dsb)

3.      Mesoetika: menyoroti masalah etis yang berkaitan dengan suatu kelompok atau profesi. Misalnya kelompok ilmuwan dan profesi wartawan

4.      Etika individual: membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri

5.      Etika sosial: memandang kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat

 


B.     Pendekatan Etika Terapan

1.      Pendekatan multidisipliner: Pendekatan multidisipliner adalah usaha pembahasan tentang tema yang sama oleh pelbagai ilmu, sehingga semua ilmu itu memberikan sumbangannya yang satu disamping yang lain. Setiap ilmuwan dari satu disiplin ilmu akan berusaha memberi penjelasan yang dapat dipahami juga oleh ilmuwan dari bidang lain. Multidisipliner merupakan usaha menyoroti suatu masalah tertentu dari berbagai seginya. Dalam melakukan hal ini perspektif setiap ilmu tetap dipertahankan dan tidak harus melebur dengan perspektif ilmiah yang lainnya.

2.      Pendekatan kasuistik: yang dimaksud adalah usaha memecahkan kasus-kasus konkrit dibidang moral dengan menerapkan prinsip-prinsip etika umum . Pembahasan kasus merupakan cara yang sangat cocok dalam etika terapan, dan mengungkapkan sesuatu tentang kekhususan argumentasi dalam etika.

C.     Metode Etika Terapan

1.      Menggunakan pendekatan yang bersifat multidisipliner

2.      Menggali informasi selengkap-lengkapnya

3.      Memperhatikan berbagai norma yang berlaku

4.      Menggunakan logika dalam analisanya

 


D.     Relasi Etika dan Filsafat

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya meliputi:

1.     Metafisika yaitu kajian dibalik alam yang nyata,

2.     Kosmologia yaitu kajian tentang alam,

3.     Logika yaitu pembahasa tentang cara berpikir cepat dan tepat,

4.     Etika yaitu pembahasan tentang tingkah laku manusia,

5.     Teologi yaitu pembahasan tentang ketuhanan,

6.     Antropologi yaitu pembahasan tentang manusia.

Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu yang pada mulanya merupakan bagian dari filsafat, tetapi karena ilmu tersebut kian meluas dan berkambang, akhirnya membentuk disiplin ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika, dalam proses perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, ia merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri. (Alfan: 2011)

Etika sebagai cabang filsafat dapat dipahami bahwa istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai ketentuan baik atau buruk. Etika memiliki objek yang sama dengan filsafat, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia. Filsafat sebagai pengetahuan berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya berdasarkan pikiran. (Yatimin: 2006) Jika ia memikirkan pengetahuan jadilah ia filsafat ilmu, jika memikirkan etika jadilah filsafat etika. (Ahmad Tafsir: 2005)

Daftar pustaka

Alfan, Muhammad. 2011. Filsafat Etika Islam. Bandung. Pustaka Setia.

Abdullah, M. Yatimin. 2006. Studi Etika. Jakarta. Rajawali Perss.

K. Bertens. 2004. Etika. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Tafsir, Ahmad. 1992. Filsafat Umum. Bandung. Remaja Rosdakarya.

tugas ke 2 Arif Syahrizal 1112051000133

--
dikirim dari Smartphone OPPO saya



-------- Pesan Asli --------
Subjek:tugas ke 2 Arif Syahrizal 1112051000133
Dari:Arif Sarizal <sarizal_arif@yahoo.com>
Kepada:kuliahtantan@gmail.com
CC:

Tugas 2_Etika Filsafat_Tiara Desta Arum_1112051000124_KPI5D

Nama : Tiara Desta Arum (1112051000124)
Kelas : KPI 5D_Etika dan Filsafat (TUGAS 2)
 
Etika Terapan
Etika terapan (applied ettichs) adalah studi etika yang menitikberatkan pada aspek teori etika atau norma yang ada. Etika terapan muncul akibat perkembangan yang pesat dari etika dan perkembangan ilmu lainnya. Sejak abad ke-20 etika terapan menjadi suatu studi yang menarik karena  terlibatnya berbagai ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu keperawatan dan sebagainya) dalam mengkaji etika.
a.    Bidang yang menjadi garapan etika saat ini
Etika profesi merupakan bidang yang sangat diperlukan dalam dunia kerja, khususnya yang berkaitan dengan kemajuan teknologi. Beberapa bidang garapan etika profesi diantaranya adalah : Profesi dokter, tidaklah mungkin seorang dokter melakukan sumpah jabatan (dokter) apabila ia belum menyelesaikan studinya secara penuh. Dengan keahliannya seorang dokter dapat bekerja disuatu tempat , membuka praktek, dan memberikan pelayanannya kepada khalayak.
Profesi hakim, seorang profesional hakim harus berlaku adil dan benar-benar melayani masyarakat. Memberi keputusan yang benar terhadap orang yang berlaku salah dan benar. Profesional hakim harus bersikap jujur tidak mau menerima suap.
Profesi Jurnalis, seorang profesional jurnalis haruslah mengikuti dan mentaati kode etik jurnalistik yang telah ditetapkan dalam UU Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999.
Profesi Pengacara, Seorang profesional pengacara berhadapan dengan kliennya yang memberi kepercayaan kepadanya untuk memberikan perlindungan atau menangani kasus yang sedang kliennya hadapi berdasarkan kontrak kerja atau kesepakan yang telah dibuat. Dan Klien wajib membayarkan honor yang telah disepakati atas jasa yang telah diberikan profesional.
b.   Pendekatan Etika Terapan
Praktis, etika terapan hendaknya dilihat sebagai ilmu yang bersifat praktis. Oleh karena itu kajiannya etika profesi tidak meninggalkan segi atau landasan teoritisnya. Etika profesi memiliki sifat yang mementingkan tujuan perbuatannyadan kegunaanya, baik secara pragmatis maupun secara utilitaristis dan deontologis.
Pragmatis, Prespektif pragmatis tentang komunikasi manusia didasarkan pada asumsi pokok sistem dan informasi . komponen-komponen khas dalam prespektif pragmatis dimulai dengan perilaku orang-orang yang terlibat dalam komunikasi. Karena itu satuan komunikasi yang paling mendasar adalah tindak perilaku atau tindak yang dijalankan secara verbal atau nonverbal oleh seorang peserta dalam peristiwa komunikatif. Tindakan kemudian dikategorikan dalam fungsi yang dilaksanakan dalam komunikasi.[1]
Contoh dalam etika terapan, seorang pengacara haruslah sering melakukan komunikasi dengan kliennya untuk mendapatkan informasi agar pengacara dapat melakukan tindakan yang sesuai.
Moralis, norma-norma moral tidak pernah mengwang-awang diudara, tapi tercantum dalam suatu sistem moral yang menjadi suatu kebudayaan. Terdapat banyak kebudayaan, dimana kebudayaan yang berbeda dapat mempunyai norma moral yang berbeda pula.[2] Seperti contohnya dalam etika terapan ini moral suatu profesi satu tidak mungkin dapat disamakan dengan moral profesi yang lain.
c.       Metode Etika terapan
Dalam metode etika profesi, pendekatan yang harus dipakai dan dipelajari adalah pendekatan kritis refleksif dan dialogis. Pendekatan (metode) tersebut digunakan oleh seseorang yang memiliki profesi tertentu (dokter, pustakawan, arsitek, dan sebagainya) dalam menilai apa yang tekah dilakukan (tindakan) terhadap bidang atau pekerjaan tertentu.
Contoh, seorang dokter yang berdialog dengan pasiennya tentang penyakit yang diderita pasien tersebut, lalu dokter menyarankan solusi yang terbaik untuk pasien tersebut kedepannya. Hasil saran dokter tersebut sudah direnungkan sebelumnya sebagai tindakan kedepannya.
d.      Relasi Etika dan Filsafat
Filsafat etika adalah untuk meneliti manusia dengan unsurkehendaknya untuk berbuat baik dan buruk. Etika atau juga sering disebut dengan 'filsafat perilaku' (Asmoto Achmadi, 2005:15). Etika adalah suatu cabang filsafat yang membicarakan perilaku manusia, dengan penekanannya pada hal yang baik dan buruk 'Filsafat Moral' (Jan Hendrik Rapar, 2005: 62)[3]. Contoh, seorang hakim harus mengetahui bahwa menerima suap untuk membela pihak yang bersalah adalah suatu perbuatan yang buruk.
 
 
 


[1] Ardianto, Elvinaro & Bambang Q. Aness, Filsafat Ilmu Komunikasi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, hlm. 41
[2] Widjayanti Sjafariah Rosmaria, SS. M.Si, Etika, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, Hlm. 174
[3] Drs. Susanto, A, M.Pd, Filsafat Ilmu, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Hlm. 163

TUGAS ETIKA II ETIKA TERAPAN, SUKMANA GALIH MAULANA KPI 5C

TUGAS ETIKA II ETIKA TERAPAN, A. BIDANG YANG MENJADI GARAPAN, B.PENDEKATAN, C. METODE, D. RELASI ETIKA TERAPAN DAN FILSAFAT

Teruskan: tugas ke 2 Arif Syahrizal 1112051000133

--
dikirim dari Smartphone OPPO saya



-------- Pesan Asli --------
Subjek:tugas ke 2 Arif Syahrizal 1112051000133
Dari:Arif Sarizal <sarizal_arif@yahoo.com>
Kepada:kuliahtantan.semangat@bloger.com
CC:

TUGAS ETIKA II ETIKA TERAPAN, SUKMANA GALIH MAULANA KPI 5C

tugas 2_Fadel Muhammad Anugrah_1112051000113

Tugas 2_Fadel Muhammad Anugrah_1112051000113

Etika terapan (applied ethics) kadang juga sering disebut dengan filsafat terapan. Etika terapan menggeluti masalah-masalah yang sangat konkret, tidak akan mengherankan bahwa disini telah berkembang berkembang kebiasaan untuk mempelajari kasus, seperti telah terjadi dalam disiplin ilmu lain yang berkaitan dengannya, khususnya ilmu kedokteran dan ilmu manajemen.

a.      Bidang yang menjadi garapan etika terapan saat ini

Sebagai contoh tentang etika terapan yang membahas profesi disebut; Dokter, etika kedokteran sekarang sering dimengerti dengan cara lebih luas sehingga mencakup semua masalah etis yang berkitan dengan kehidupan, misalnya seorang dokter tidak boleh salah dalam memberi obat untuk pasiennya. Hakim, seorang hakim harus menerima, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Jurnalis, seorang jurnalis harus menyampaikan dan meneruskan informasi yang factual kepada public serta harus mematuhi kode etik. Pengacara, seorang pengacara wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya karena hubungan profesinya.

b.      Pendekatan etika terapan

Pendekatan multidisipliner: usaha menyoroti suatu masalah tertentu dari berbagai seginya.

Pendekatan interdisipliner: dijalankan dengan lintas disiplin dimana semua ilmu ikut serta meninggalkan pandangan menyeluruh.

Pendekatan kasuistik: usaha memecahkan kasus-kasus konkret dibidang moral dengan menerapkan prinsip-prinsip etika umum.

c.       Metode etika terapan

1.      Menggunakan pendekatan yang bersifat multidisipliner

2.      Menggali informasi selengkap-lengkapnya

3.     Memperhatikan berbgai norma yang berlaku

4.      Menggunakan logika dalam analisisnya

d.      Relasi etika dan filsafat

Etika berhubungan dengan akhlak dan pribadi setiap individu, dan filsafat merupakan buah pemikiran manusia jadi kesimpulannya etika merupakan salah satu yang dihasilkan dari adanya filsafat.

ETIKA YANG PERLU DIKETAHUI SETIAP PEMIMPIN, John C. Maxwell.

tugas 2_Fadel Muhammad Anugrah_1112051000114

Tugas 2_Fadel Muhammad Anugrah_1112051000113

Etika terapan (applied ethics) kadang juga sering disebut dengan filsafat terapan. Etika terapan menggeluti masalah-masalah yang sangat konkret, tidak akan mengherankan bahwa disini telah berkembang berkembang kebiasaan untuk mempelajari kasus, seperti telah terjadi dalam disiplin ilmu lain yang berkaitan dengannya, khususnya ilmu kedokteran dan ilmu manajemen.

a.      Bidang yang menjadi garapan etika terapan saat ini

Sebagai contoh tentang etika terapan yang membahas profesi disebut; Dokter, etika kedokteran sekarang sering dimengerti dengan cara lebih luas sehingga mencakup semua masalah etis yang berkitan dengan kehidupan, misalnya seorang dokter tidak boleh salah dalam memberi obat untuk pasiennya. Hakim, seorang hakim harus menerima, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Jurnalis, seorang jurnalis harus menyampaikan dan meneruskan informasi yang factual kepada public serta harus mematuhi kode etik. Pengacara, seorang pengacara wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya karena hubungan profesinya.

b.      Pendekatan etika terapan

Pendekatan multidisipliner: usaha menyoroti suatu masalah tertentu dari berbagai seginya.

Pendekatan interdisipliner: dijalankan dengan lintas disiplin dimana semua ilmu ikut serta meninggalkan pandangan menyeluruh.

Pendekatan kasuistik: usaha memecahkan kasus-kasus konkret dibidang moral dengan menerapkan prinsip-prinsip etika umum.

c.       Metode etika terapan

1.      Menggunakan pendekatan yang bersifat multidisipliner

2.      Menggali informasi selengkap-lengkapnya

3.     Memperhatikan berbgai norma yang berlaku

4.      Menggunakan logika dalam analisisnya

d.      Relasi etika dan filsafat

Etika berhubungan dengan akhlak dan pribadi setiap individu, dan filsafat merupakan buah pemikiran manusia jadi kesimpulannya etika merupakan salah satu yang dihasilkan dari adanya filsafat.

ETIKA YANG PERLU DIKETAHUI SETIAP PEMIMPIN, John C. Maxwell.

RIZKY ARIF SANTOSO_Tugas 3_STRUKTUR DAN SISTEM SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN

NAMA            : RIZKY ARIF SANTOSO

KELAS           : PMI 3

NIM                : 1113054000001

STRUKTUR DAN SISTEM SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN

Struktur sosial merupakan keseluruhan jalinan yang menggambarkan keterkaitan antar unsur-unsur yang terdapat pada masyarakat baik itu kaidah, norma, nilai, serta lapisan sosial lainnya. Menurut Koentjaraningrat menjelaskan bahwa struktur sosial adalah kerangka yang dapat mewakili kaitan berbagai unsur dalam masyarakat. Disetiap kehidupan bermasyarakat, tak lepas namanya interaksi dan kontak sosial, sebab itu merupakan komponen yang mendasar dalam terbentukya keharmonisan sosial. Namun begitu, tetap didalam sebuah masyarakat tidaklah lepas dari konflik atau ketegangan sosial, maka dari itu perlu adanya struktur dalam masyarakat. Struktur dalam masyarakar bertujuan dalam rangka menjaga kestabilan hubungan antar lapisan masyarakat sesuia dengan nilai dan norma yang berlaku.

Sistem sosial merupakan relasi yang saling berkaitan antar masyarakat yang satu dengan lainnyadalam melaksanakan mekanisme kerja demi mencapai tujuan tertentu. Keharmonisan suatu masyarakat bisa diukur dengan sistem yang berlangsung dan diterapkan oleh masyarakat itu sendiri. Hubungan yang baik disertai mekanisme kerja yang baik akan  memperoleh tujuan yang dicapai. Dengan begitu, tercapainya tujuan sangat bergantung pada sistem yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

Dalam sistem sosial terdapat pendekatan fungsional sebagai rujukan atau referensi meneganai gejala-gejala sosial, yaitu bahwa kehidupan sosial terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan dan saling memengaruhi antar lainnya. Sistem sosial selalu mengarah keseimbangan yang dinamis, artinya menanggapi perubahan akibat dari datangnya pengaruh luar demi terwujudnya integrasi sosial. Integrasi sosial terbentuk karena adanya konsensus (kesepakatan) nilai dan norma yang merupakan prinsip dari tujuan yang ingin dicapai waga masyarakatnya.

Praktek lapangan :

1.      Apakah Anda kenal siapa Ketua RT 04 RW 02??

Yaa tentu saya mengenalnya, beliau bernama Nawawi.

 

2.      Sejauh apa Anda mengenal Pak Nawawi selaku Ketua RT 04??

Saya mengenal beliau sebagai sosok orang yang pendiam, aktif dalam bertugas ke Kelurahan, akan tetapi beliau kurang disukai warga teladan RT 04.

 

3.      Bagaimana bisa demikian, sosok orang yang rajin bertugas ke Kelurahan akan tetapi justru kurang disukai warganya, mengapa??

Penyebab mengapa Pak RT kurang disukai warga karena saat ini dan tahun ini merupakan periode kedua kalinya beliau menjabat sebagai ketua RT.

4.      Bukankah yang demikian justru baik, karena beliau rajin jadi wajar jika terpilih kembali menjabat sebagai ketua RT??

Tidak, sebab di era kepemimpinannya yang pertama kami selaku warga merasakan bahwa beliau tipe orang yang kurang bersosial dengan masyarakat, dengan kurangnya keakraban dan interaksi dengan warga menyebabkan kami tidak menyukainya lagi sebagai Ketua RT untuk kedua kalinya.

 

5.      Mungkin karena sifat beliau yang pendiam mencirikan bahwa beliau berkarakter pemalu?? Jadi, sepertinya bukan kurang sosial, bukan??

Bukan begitu, memang benar beliau pendiam akan tetapi diamnya beliau bukan mencirikan sifat pemalu. Sebab, beliau sering bertemu di jalan dengan warga, namun beliau hanya jalan tanpa penuh dengan salam atau minimal sapa terhadap warganya. Beliau juga sebenarnya bertempat tinggal di daerah Balai Rakyat yang barang tentu sudah berbeda RT dari tempat saat ini beliau menjabat.

 

6.      Mengapa bisa demikian, dapatkah Anda jelaskan mengapa beliau dapat menjabat di wilayah yang bukan tempat tinggalnya??

Jadi begini, Pa Nawawi memang bertempat tinggal bukan di wilayah ia bertugas akan tetapi orang tua beliau lah yang bertempat tinggal disini, orang tuanya merupakan sesepuh disini. Dan hampir semua anak-anaknya bertempat tinggal disini, kecuali beliau. Sehingga beliau tetap bisa menjabat disini karena faktor orang tuanya yang merupakan sesepuh disini.

 

7.      Oh jadi begitu. Lalu bagaimana dengan program kegiatan RT, apakah berjalan dengan baik atau tidak??

Program kegiatan RT seperti kerja bakti sosial tidak berjalan sama sekali selama ia menjabat. Berbeda dengan mantan RT sebelumnya, hampir tiap tahun diadakan kerja bakti sosial, membersihkan saluran air, sampah yang berserakan dan lain sebagainya. Selama Pa Nawawi menjabat, tidaklah berjalan dengan baik program kerja bakti sosial yang merupakan agenda yang sudah membudaya sebelumnya. Sebab jika kerja bakti sosialnya saja sudah tak berjalan, bagaimana program yang lain bisa berjalan dengan baik sebab dengan tidak adanya kerja bakti sosial menggambarkan bahwa ada kesenjangan sosial antara Pak RT dengan warganya. Maka itu, kesenjangan yang berasal dari hal yang kecil pun dapat berdampak besar pada kegiatan mendatang.

 

8.      Adakah kegiatan lain yang berjalan tidak sesuai harapan warga RT 04 yang Anda ketahui??

Ada, baru saja kemarin ada kegiatan Agustus-an yang merupakan agenda yang sudah menjadi tradisi disetiap wilayah Indonesia, dimana pun pasti mengadakan Acara Agustus-an. Akan tetapi, baru kali ini acara yang sudah menjadi tradisi tahun-an terasa gagal. Sebab, di waktu yang sama, di acara yang sama, di tempat (RT) yang sama, terdapat dua acara agustus-an. Ini menjadi masalah yang tidak bisa dianggap kecil, karna bagaimana mungkin terjadi dalam Satu RT terdapat dua kegiatan yang sama yang jarak antar keduanya tidaklah jauh, yaa bisa dibilang antar tetangga. Dengan adanya masalah tersebut, maka acara yang sudah ditetapkan dan disepakati panitia Agustus-an menjadi gagal, acara tasyakuran dan acara puncak terasa kaku dan tidak resmi dikarenakan tidak adanya sambutan Lurah, RW, RT dan tokoh Agama, hanya terdapat pengumunan bagi pemenang juara lomba saja. Hal ini terjadi karena, ibu-ibu PKK batal dan mengundurkan diri memberikan bantuan atau partisipasinya dalam acara puncak, dan disamping itu terdapat sedikit gesekan antar warga dalam satu RT disebabkan adanya Agustus-an di tempat yang tak jauh dari acara yang diadakan panitia, itu semua tanpa adanya konfirmasi terhadap Pa RT dan acara Agustus-an yang bisa dibilang "palsu" juga memungut dana warga sehingga mengakibatkan warga kecewa dengan adanya pungutan dua kali, dan akhirnya warga juga tidak berpartisipasi diacara puncak.

 

9.      Bagaimana saran Anda dalam menghadapi masalah tersebut??

Kami selaku warga hanya bisa terdiam, karena sifat beliau yang kurang berjiwa sosial juga menjadi halangan buat kami menegurnya. Berharap dengan mendiamkannya, beliau bisa sadar dan memperbaiki diri sehingga sistem sosial di RT 04 berjalan dengan baik sebagaimana mantan RT sebelumnya.

 

Kesimpulan dan Analisis :

Menurut Cohen, sistem sosial akan terbentuk jika adanya solidaritas dan kerjasama antara Ketua Masyarakat setempat dengan warganya. Setelah terbentuk adanya solidaritas dan kerjasama, maka dibutuhkan komitmen untuk mengikat satu sama lain agar suatu saat jika terjadi konflik bisa diatasi dengan bijak sesuai nilai dan norma yang disepakati bersama serta demi tercapainya integrasi sosial. Menurut Marx, ketegangan yang terjadi pada struktur sosial karena disebabkan tidak meratanya pembagian nilai ekonomi. Yaa benar sekali, karena disebabkan pemungutan dana Agustusan yang terjadi dua kali membuat warga merasa keberatan dan kecewa dengan program acara tersebut, apalagi warga kelas bawah yang pendapatannya bisa dibilang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja, Jadi, struktur sosial bisa dikatakan berlangsung dengan baik jika sistem sosial yang diterapkan sesuai dengan nilai dan norma yang terbentuk karena adanya kesepakatan (konsensus) antar pihak Kepala warga dengan warganya demi terwujudnya integrasi sosial yang harmonis.

 

 

 

 

Tugas2_SitiNur Rahmah_Demografidn Kesehatan Lingkungan_PMI5

Nama           : Siti Nur Rahmah

NIM             : 1112054000018

TUGAS MORTALITAS DAN FERTILITAS

 

1.      Mortalitas dan Fertilitas dan hubungkan dengan kesehatan

a.       Mortalitas

      Untuk jangka waktu yang sangat lama dimasa lampau fenomena mortalitas seperti halnya fertilitas pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang sama sekali berada diluar kontrol manusia. Dalam studi-studi kematian sebelum dikenal konsep angka atau Reit Kematian Kasar (CDR) dan konsep reit kematian khusus (Specific Death Rate), kematian diukur dengan membandingkan jumlah penduduk dan jumlah kematian.

      Ukuran Reit Kematian Kasar memberikan berbagai manfaat di samping hal-hal yang kurang menguntungka. Berbagai manfaat dapat diperinci sebagai berikut.[1]

a.       Mendeskripsikan reit kematian keseluruhan penduduk suatu wilayah atau negeri.

b.      Makna dari reit kematian kasar dengan mudah dapat dimengerti oleh khalayak umum.

c.       proses perhitungannya mudah dan cepat data yang dibutuhkan minimal.

d.      meskipun direncanakan untuk melakukan analisa terperinci dari tingkat-tingkat kematian, Reit kematian Kasar memberikan gambaran pendahuluan yang berguna baik mengenai tingkat maupun kecenderungan-kecenderungan kematian.

      Sebaliknya ada dua hal yang menyebabkan penggunaan penggunaan ukuran Reit Kematian Kasar kurang menguntungkan[2] yaitu:

a.       Reit Kematian Kasar merupakan angka campuran yang komponen-komponen penyusunannya adalah kelompok-kelompok penduduk yang angka-angka kematian spesifiknya sangat berbeda.

b.      Reit Kematian Kasar dipengaruhi oleh distribusi penduduk menurut kelompok.

2.      Fertilitas

            Fertilitas merupakan performan reproduksi aktual dari seorang wanita tau sekelompok individu, yang pada umumnya dikenakan pada seorang wanita atau sekelompok wanita, sedangkan paritas berarti jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita . kemampuan fisologis waita memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, strelitas atau infertilitas fisiologis. Istilah sub-fekunditas digunakan bila kemampuan fisiologis itu berada di bawah normal. Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proposi dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua wanita kawin[3], dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/pasagan untuk mempunyai anak, hanya sekitar satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak.[4]

            Tiga tahap penting dalam proses reproduksi sebagaimana yang dikenal dan digunakan dalam hidup bermasyarakat yaitu: Pertama, Hubungan kelamin, Kedua, Kosepsi,  dan Keriga, Kehamilan dan kelahiran. Semuanya ada 11 variabel antara yang dikelompokan sebagai berikut[5].

I.                   Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk variabel hubungan kelamin.

I.A. Faktor-faktor yang mengatur dan meniadakan hubungan kelamin dalam reproduksi

1. umur memulai hubungan kelamin

2. Selibat permanen: proposi wanita yang tak pernah mengadakan hubungan kelamin.

3. lamanya periode reproduksi sesudah atau diantara masa hubungan kelamin:

       a. Bila kehidupan bersuami-isteri itu berakhir karena perceraian, perpishan            atau salah seorang melarikandiri.

       b. Bila kehidupan bersuami-Isteri itu berakhir karena partner lelaki meninggal.

I.B. Faktor-faktor yang mengatur kemungkinan untuk hubungan kelamin di dalam perkawinan.

4. Abstinensi sukarela

5. Berpantang karena terpaksa (oleh Impotensi, sakit, berpisah semantara yang tak dapat dihindari).

6. Frekwensi hubungan seks (tidak termasuk masa abstinensi.

 

II.                 Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk konsepsi

7. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak disengaja.

8. menggunakan atau tak menggunakan metode-metode kontrasepsi.

            a. menggunakan cara-cara mekanis dan bahan-bahan kimia

            b. menggunakan cara-cara lain (seperti metode ritme dan senggama             terputus)

9. Keseburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disengaja (misalnya: Strelisasi).

 

III.               Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat.

10. mortalitas janin yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tak disengaja.

11. mortalitas janin oleh faktor-faktor yang disengaja.



[1] GW Barclay, Technique of population Analysis (New York: John Wiley & Son, 1985), hal. 134

[2] ibid, hal.135

[3] Studi yang secara khusus mempersoalkan frekuwensi perkawinan adalah studi nuptialitas.

[4] W.S. Thompson dan D.T. Lewis: Population problems (New York McGraw Hill, 1965), hal.240

[5] Ibid, Hal, 2-3


Tugas 1 demografi dan kesehatan lingkungan

Nama               : Muhammad Iqbal Salis

            Fak                  : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikas

            Jurusan            : Pengembangan Masyarakat Islam

            NIM                :1112054000016

            Matakuliah      : Demografi

            Telah selesai mengerjakan tugas. Berikut tugas yang saya buat :


DEFINISI DEMOGRAFI

Demografi

– Berasal dari bahasa yunani

– Demos: rakyat/penduduk; grafein: tulisan

• Demografi: tulisan2 mengenai penduduk

• Istilah pertama kali dipakai oleh: Achille Guillard (1885)

 

Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan, meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan (Wikipedia: 2009).

Demografi adalah ilmu statistik dan matematika yang mempelajari ukuran, komposisi dan persebaran penduduk serta perubahannya pada suatu kurun waktu melalui proses fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi serta perubahan penduduk (Boque: 1969).

Demografi merupakan studi ilmiah tentang kependudukan, utamanya yang berkaitan dengan jumlah/size penduduk, struktur serta perkembangannya (Kamus United Nations Multilingual Demographic).

Demografi adalah studi tentang interaksi tingkat perkembangan dari 3 komponen (kelahiran, kematian dan migrasi) dan studi tentang dampak dari perubahan komposisi dan perkembangan dari penduduk (Hawthorn,1970).

Demografi adalah  ilmu yg mempelajari jumlah, sebaran teritorial, dan komposisi penduduk; serta perubahan penduduk karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas social.[ Philip M. Hauser dan Duddley Duncan] .

 

Pengertian Teori Transisi Demografi

 Teori Transisi demografi adalah model yang menggambarkan perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat fertilitas dan  mortalitas yang tinggi) ke tingkat pertumbuhan rendah ( tingkat fertilitas dan mortalitas rendah) yang terjadi dari waktu ke waktuHal ini didasarkan pada interpretasi yang dimulai pada tahun 1929 oleh para ahli demografi (demografer),perubahan yang diamati adalah tingkat fertilitas dan mortalitas dalam masyarakat selama dua ratus tahun terakhir atau lebih.Transisi demografi istilah awalnya hanya menggambarkan pergeseran sosial yang terjadi dimasyarakat Barat dari abad sembilan belas ke 1930-an.Pada saat itu,masyarakat Eropa yang bertempat tinggal di luar negeri,bergerak dengan kecepatan yang cukup dari tingkat fertilitas dan mortalitas tinggi,ke tingkat fertilitas dan  mortalitas rendah,dengan konsekuensi sosial yang besar.Tren populasi penduduk  yang terjadi,seperti pasca-Perang Dunia II (1939-1945) disebut dengan istilah "baby boom," telah  menurunkan tingkat fertilitas dengan drastis yang terjadi di Eropa.Akan tetapi sekarang transisi demografi  merupakan fenomena global, bukan hanya tren Barat ataupun Eropa,bahkan sejak tahun 1960 sebagian besar dunia telah menunjukkan  penurunan tingkat  fertilitas,dengan pengecualian sub-Sahara Afrika yang mungkin terakhir menunjukkan penurunan tingkat fertilitas.Demografer yang memformulasikan teori Transisi Demografi,berikut adalah teori yang di kemukakanBlacker:

·         Blacker ( 1947 )

 Transisi demografi menurut Blacker di bedakan menjadi 5 tahapan yaitu:

Tahap

Tingkat fertilitas

Tingkat mortalitas

Pertumbuhan alami

Contoh

1.Stabil tinggi

Tinggi

Tinggi

Nol atau sangat rendah

Eropa,awal abad 14

2.Perkembangan awal

Tinggi

Turun pelan

Lambat

India,sebelum PD II

3.Perkembangan akhir

Turun

Turun lebih cepat

Pesat

Eropa Sltn&Tgh Sblm PD II,India stlh PD II

4.Stabil rendah

Rendah

Rendah

Nol,atau sangat rendah

Australia,NZ,AS,1930an

5.Menurun

Rendah

Lebih tinggi dp kelahiran

Negatif

Prancis sebelum PD II,Jerman 1970an

Sejarah Ilmu  Demografi

Dalam ilmu kependudukan untuk mengetahui demografi mengenai penduduk di suatu temapat atau daerah, maka ada beberapa sumber data yang di gunakan yaitu:

a. Sensus penduduk

Sejarah sensus penduduk di mulai pertama kali pertama dilakukan di Babilonia 4000 tahun SM, dilakukan di Mesir 2500 BC & di Cina 3000 BC. Pada abad ke 16 dan 17 sensus penduduk dan17 juga pernah dilakukan di Italia, Sisilia dan Spanyol . Tujuan Sensus di Spanyol saat itu untuk tujuan militer, pemungutan pajak dan perluasan teritorial kerajaan militer.

Sensus secara modern dilaksanakan di Quebec tahun 1666, di Swedia tahun 1749, di Amerika Serikat sensus mulai dilakukan tahun 1790 & di Inggris tahun 1801 yg diikuti oleh masing masing negara jajahannya masing-masing. Di Indonesia, Raffles melakukan sensus pada tahun 1815, selanjutnya tahun 1920, 1930. Di Jawa sensus dilakukan secara de facto sedang di luar Jawa secara de jure. Sejak merdeka sampai tahun 2000 Indonesia telah melakukan sensus pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan tahun 2000.

Sensus Penduduk adalah Proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan penyajian , dan penilaian data penduduk yg menyangkut penyajian ciri ciri demografi , sosial ekonomi , dan lingkungan hidup. Untuk mengetahui itu semua maka di tentukan karakter pelaksana sensus.

tugas ke 1 demografi&kesehatan lingkungan PMI semester 5

DWIKI HANDIKA 1112054000031
PMI SEMESTER 5
Definisi demografi
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
            Sejarah             Istilah demografi pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli statistic Perancis yang bernamaArchile Guillard. Dalam kertas kerjanya berjudul "Elements do statistique Humaine au demographie Compare" tahun 1855, sehingga beberapa sarjana demografi pada decade berikutnya mengatakan pengertian demografi dengan lebih konkret dan logis.
Demografi adalah ilmu pengetahuan yang secara kuantitatif dan kualitatif manganalisis penduduk mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya. Data yang diperoleh untuk keperluan demografi ini digunakan untuk menyusun perencanaan, dengan memberi gambaran penduduk atau masa yang akan datang dibandingkan dengan pada masa lampau. Data yang diperoleh juga digunakan untuk pembangunan disegala bidang seperti: bidang pendidikan dan bidang-bidang lain yang memerlukan data khusus demografi ini. Data demografi tentang jumlah penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin yang sangat diperlukan dalam kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah pusat, dan daerah.
 
Sejarah ilmu kependudukan
            Demografi telah berkembang sejak abad ke tiga. Ilmu ini dikenalkan oleh John Graunt, ia juga disebut sebagai bapak demografi.
Dalam sejarah perkembangannya, demografi timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu. Methorst dan Sirks membedakan masalah penduduk menjadi dua yaitu yang bersifat kuantatif (demografi) dan kaulitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan biologis. Pada tahun 1937 di Paris selama kongres masalah kependudukan dilangsungkan, Adolphe Laundry telah membuktikan secara matematik adanya hubungan antara unsur-unsur demografi seperti kelahiran, kematian, jenis kelamin, umur dan sebagainya. Ia menyarankan penggunaan istilah Pure Demography untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitik-matematik dan lain dari ilmu demografi yang bersifat deskriptif.
   Teori Transisi Demografi
Teori Transisi demografi adalah model yang menggambarkan perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat fertilitas dan  mortalitas yang tinggi) ke tingkat pertumbuhan rendah ( tingkat fertilitas dan mortalitas rendah) yang terjadi dari waktu ke waktu Umumnya ada empat tahap dalam proses transisi, yaitu:
Tahap 1: Masyarakat pra-industri, di mana angka kelahiran tinggi dan angka kematian tinggi menghasilkan laju pertambahan penduduk rendah;
Tahap 2: Tahap pembangunan awal, di mana kemajuan dan pelayanan kesehatan yang lebih baik menghasilkan penurunan angka kelahiran tak terpengaruh karena jumlah penduduk naik.
Tahap 3: Tahap pembangunan lanjut, di mana terjadi penurunan angka kematian balita, urbanisasi, dan kemajuan pendidikan mendorong banyak pasangan muda berumah tangga menginginkan jumlah anak lebih sedikit hingga menurunkan angka kelahiran. Pada tahap ini laju pertambahan penduduk mungkin masih tinggi tetapi sudah mulai menurun.
Tahap 4: Kemantapan dan stabil, di mana pasangan-pasangan berumah tangga melaksanakan pembatasan kelahiran dan mereka cenderung bekerja di luar  rumah. Banyaknya anak cenderung hanya 2 atau 3 saja hingga angka pertambahan neto penduduk sangat rendah atau bahkan mendekati nol.

tugas ke 2 demogrfi&kesehatan lingkungan PMI semester 5

DWIKI HANDIKA 1112054000031
PMI SEMESTER 5
 
MORTALITAS
Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.
Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas adalah:
a. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu bulan.
b. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
c. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan kurang dari satu tahun.
d.      Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun.
1.      FAKTOR PENGARUH
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Faktor langsung (faktor dari dalam)
a. Umur,
b. Jenis kelamin,
c. Penyakit,
d. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.
2. Faktor tidak langsung (faktor dari luar)
a. Tekanan, baik psikis maupun fisik,
b. Kedudukan dalam perkawinan,
c. Kedudukan sosial-ekonomi,
d. Tingkat pendidikan,
e. Pekerjaan,
f. Beban anak yang dilahirkan,
g. Tempat tinggal dan lingkungan,
h. Tingkat pencemaran lingkungan,
i. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,
j. Politik dan bencana alam.
 
Pengertian Fertilitas
Fertilitas merupakan kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk (actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan.
Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.
Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas atau infertilitas fisiologis.
 
 

Cari Blog Ini