Minggu, 28 September 2014

Tugas etika dan filsafat komunikasi 2

Nama              : Luthfi Achmad Alfarisi
NIM                : 1112051000073
Kelas               : KPI 5/E 
PEMBAHASAN
 ETIKA TERAPAN
Tampilan etika yang baru di dalam bentuk etika terapan yang sekarang ini mempunyai konsekuensi juga untuk etika umum. Perdebatan tentang masalah-masalah kongkrit akhirnya akan memperjelas, menguji dan mempertajam juga prinsip-prinsip moral yang bersifat umum. Disini akan digunakan prinsip-prinsip dan teori moral yang diharapkan sudah mempunyai  dasar yang kuat. Apa yang dihasilkan oleh etika terapan tidaklah bisa diandalkan jika teori etika yang ada dibelakangnya cenderung tidak bermutu dan kurang berbobot.
A. Bidang yang menjadi garapan etika terapan
1.      Profesi Dokter
Didalam etika kedokteran sekarang ini, banyak anggapan lebih luas dari pada pembahasan tentang dokter itu sendiri, sehingga semuanya sudah mencakup beberapa masalah yang berkaitan dengan kehidupan. Kemudian didalam kedokteran mereka juga memilki kode etik, diantaranya :
·        Kewajiban umum seorang dokter ialah senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi.
·        Kewajiban dokter terhadap pasien ialah senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insane.
·        Kewajiban dokter terhadap teman sejawat ialah menjunjung tinggi asas Declaration of Geneva yang telah diterima oleh Ikatan Dokter Indonesia.
·        Kewajiban dokter terhadap diri sendiri ialah memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik.
2.      Profesi Hakim
Seperti yang kita ketahui hakim merupakan satu dari sekian banyak aparat penegak hukum yang sudah jelas pasti sudah memiliki kode etik yang berfungsi sebagai standar moral atau kaedah seperangkat hukum formal. Namun pada kenyataannya tidak sedikit dari mereka yang belum bisa mengaplikasian kode etik tersebut, hal itu dapat dilihat dengan banyaknya kode etik profesi yang terabaikan, sehingga akbatnya ada saja penilaian negative masyarakat tentang profesi ini. Khususnya yang berkenaan dengan memutuskan suatu kasus atau perkara di pengadilan yang dirasa saat pengambilan keputusan tidak adil makan hakim lah yang menjadi sasaran, dan hakim akan mendapat sanjungan apabila dapat memenuhi haarapan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat menilai profesi ini dengan sifat dan prilaku dari pelaku profesi ini..
      3.      Profesi Jurnalis
            Pada etika terapan pada yang berfokus pada profesi pastilah berkaitan dengan komunikasi, baik komunikasi verbal ataupun non verbal. Didalam kegiatan jurnalis untuk memperoleh berita, pasti dilakukan kegiatan wawancara. Di dalam mewawancara narasumber, jurnalis memili beberapa metode wawancara. Agar proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab bias berjalan dengan lancer dan baik. Diantaranya bisa dengan melakukan perbincangan disuatu tempat atau bisa menggunakan alat bantu didalam mewawancarai narasumber
     4.      Profesi Pengacara
Seorang pengacara yang profesional adalah orang yang melakukan apa yang menjadi kewajibannya dengan maksimal agar mendapat hasil yang memuaskan karena pengacara memiliki tanggung jawab. Jika pengacara didalam menyelesaikan suatu kasus dia salah membela maka dia bekerja hanya demi uang dan agar mendapatkan nama saja. Namun hal itu akan berdampak orang yang tidak  
     B. Pendekatan etika terapan
·        Praktis
Didalam melihat etika profesi hendaknya melihatnya sebagai ilmu yang memeliki sifat praktis. Dengan demikian sebagai ilmu praktis maka etika profesi memiliki sifat yang mementingkan tujuan perbuatan dan kegunaannya, baik kegunaan secara pragmatis maupun secara utilitaristis dan deontologis.
·        Pragmatis
Didalam melihat bagaimana kegunaanetika profesi secara pragmatis yaitu memiliki makna bagi seorang profesional melalui tindakan positif berupa pelayan yang baik kepada klien, pasien dll. Misalkan, Seorang progamer akan mendapatkan kepuasan tersendiri apabila program yang dia buat, bermanfaat oleh orang banyak.       
·        Moralis
Didalam pengaplikasian dari profesinya, haruslah ada norma moral yang membimbing seorang profesional, yaitu norma yang mewajibkan tanpa syarat (begitu saja) tanpa disertai pertimbangan lain.
     C. Metode etika terapan
·        Sikap Awal
Sikap awal merupakan sikap tertentu seseorang terhadap suatu hal atau masalah yang dihadapinya. Sikap moral berupa sikap awal ini bisa saja pro atau kontra atau juga netral, masalah bisa tak acuh, terhadap sesuatu. Sikap awal ini pada umumnya merupakan sikap yang Belum direfleksikan. Artinya, orang masih belum memikirkan menganai dia bersikap demikian terhadap masalah itu. Sikap awal ini terbentuk oleh berbagai faktor yang ikut turut serta memainkan peranan dalam hidup seorang manusia, seperti: pendidikan, agama, kebudayaan, watak seseorang, pengalaman pribadi, media massa, kebiasaan, dan lain-lain. 
·        Informasi
Kemudian ketika pemikiran etis sudah tergugah, unsur kedua yang dibutuhkan adalah informasi, yang tentu mempunyai kaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. Kita butuh informasi penting dan obyektif mengenai sesuatu hal, dengan demikian kita bisa mengetahui lebih baik tentang sesuatu yang sedang kita hadapi. Tanpa informasi yang memadai, maka sikap moral kita terhadap sesuatu sulit untuk dipertanggung jawabkan. Kita butuh informasi yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya, yang memiliki keahlian dan punya wawasan yang luas. Kalau informasi penting tidak kita dapatkan, maka sikap moral hanya didasarkan atas asumsi-asumsi pribadi, diatas pemikiran subyektif dan bahkan sangat emosional saja. Pentingnya mendapatkan informasi yang memadai merupakan salah satu alasan mendasar mengenai etika terapan harus dijalankan dalam konteks verja sama multidisipliner, berbagai infornasi penting yang Sangat kita butuhkan sebagai landasan obyektif pembentukan sikap yang dapat kita pertanggungj awabkan, dapat kita peroleh.
·        Norma-norma moral
Didalam ilmu terapan norma-normal moral tidak dapat untuk kita sangkal karena merupakan unsurterpenting. Penerapan norma-norma tidak berlangsung seperti penerapan prinsip-prinsip teori mekanika dalam teknik. Karena itu nama "etika terapan" sebetulnya bisa menyesatkan dan ada etikawan yang tidak begitu senang dengan nama itu karena alasan tersebut. Tidak boleh diberi kesan seolah-olah norma sendiri sudah siap sedia dan tinggal diterapkan saja. Didalam penelitiannya tentang etika terapan sering ditemukan norma itu harus tampak terlebih dahulu. Norma bersangkutan harus diterima oleh semua orang sebagai berlaku untuk kasus atau bidang tertentu.
·        Logika
     Proses pembahasan suatu masalah yang sedang dihadapi harus mematuhi tuntutan berpikir logis. Hal ini sangat diperlukan bagi setiap pembahasan untuk menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggungj awabkan secara moral. Penerapan prinsip logis ini dapat memperlihatkan antara hubungan kesimpulan dengan premis-premis yang mendahuluinya, dan apakah kesimpulan yang diambil dapat tahan uji jika diperiksa secara kiritis menurut aturan-aturan logika.Diskusi tentang topik-topik etis seringkali menjadi kacau karena tidak dirumuskan dengan jelas apa yang dimaksudkan dengan topik tersebut, sehingga para peserta diskusi mungkin memaksudkan beberapa hal yang berbeda.
      D. Relasi etika dan filsafat
        Etika itu erat hubungannya dengan akhlak dan kepribadian manusia, selain itu etika juga bersifat sebagai sesuatu yang seharusnya lazim ada didalam diri manusia itu sendiri.. Manusia yang tidak memiliki etika cenderung akan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal itu terjadi disebabkan etika didalam kehidupan sehari – hari diperlukan sebagai salah satu pembatas dalam pergaulan. Kemduian hubungan antara Etika dan Filsafat adalah filsafat merupakan penyebab dari etika itu muncul. Filsafat berkaitan dengan pandangan hidup manusia akan suatu kebenaran. Dan dalam definisi etika dikatakan bahwa etika berhubungan dengan tingkah laku, moral dan sopan santun manusia. Jadi filsafat dan etika penting ada didalam setiap diri manusia untuk dijadikan pedoman didalam kehidupannya sehari – hari.  
Sumber:
Bertens, K. Etika. Gramedia Pustaka Utama. Ciputat: 1993.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini