Selasa, 07 April 2015

H. Salim oleh Lilisokviyani_PMI6

Nama : Lilis Okviyani ( 1112054000002)
Pengembangan Masyarakat Islam ( VI)

Laporan Observasi Ekologi Manusia
Perlindungan Ekosistem Tanaman Mangrove (Bakau)

Nama Tokoh                  : Bapak Hj. Salim
Usia                               : 58 tahun
Lokasi Observasi           : Kepulauan Seribu – Pulau Pramuka
Waktu                            : Sabtu, 28 Maret 2015 – pukul 21.00 WIB
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem penting yang mendukung keanekaragaman hayati di kawasan Kepulauan Seribu. Ekosistem ini tidak memiliki hamparan secara dominan dan hanya terdapat di beberapa perairan pulau yang secara historis telah ada sebelumnya. Kondisi ini disebabkan karena media tumbuh mangrove di kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu masih sedikit, yang hanya berupa substrat pasir putih dan pecahan-pecahan karang.  
Ekosistem mangrove di kawasan Kepulauan Seribu terdapat 7 jenis tanaman mangrove seperti ; Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba ( Pedada), Bruguiera exarista ( tajang ), Avicenia marina ( api-api putih ), Exoecaria agallocha ( buta-buta) dan Sonneratia spp ( perepet). Namun, untuk kawasan Pulau Pramuka sendiri hanya terdapat 3 jenis ekosistem mangrove yaitu ; Rhizophora stylosa, Rhyzophora mucronata, Avicenia marina ( api-api putih).
Bapak Hj. Salim adalah seorang sosok yang sejak tahun 2000 sudah peduli dengan lingkungan sekitar, beliau tinggal dan asli penghuni Pulau Pramuka. Dengan kepeduliannya sejak lama itu hingga sekarang, sudah banyak sekali tanaman magrove yang ditanam dan tersebar diberbagai wilayah perairan Indonesia.
Apa motivasi beliau menanam mangrove ? karena menanam mangrove merupakan simbiosis mutualisme yang artinya  menguntungkan antara sesama makhluk hidup baik berupa hewan, tumbuhan dari mangrove itu sendiri maupun manusia. Menanam mangrove merupakan suatu kewajiban setiap masyarkaat pesisir karena dengan menanam mangrove akan dapat menjaga hayati Pulau itu sendiri.
Apa dampak yang dihasilkan dari ekosistem mangrove ?
Banyak sekali dampak positif  dari ekosistem mangrove yang ada di Kepulauan Seribu , terutama di Pulau Pramuka seperti sebagai berikut:
-   Untuk menyarap  atau mengfilter air laut yang asin menjadi air tawar yang nantinya dapat digunakan sebagai keperluan rumah tangga.
-   Mencegah abrasi laut, karena semakin lama usia tanaman mangrovenya atau semakin lebat tanamannya akan semakin menjadi penyelamat bagi Pulau.
-   Sebagai tempat pemijahan ikan atau bersarangnya ikan-ikan kecil ( telur) dan biota –biota hewan laut lainnya.
-   Mencegah Global Warming
-   Sebagai estetika Pulau, karena Pulau Pramuka merupakan Pulau wisata dengan adanya ekosistem tanaman mangrove dapat menjadi estetika tersendiri bagi pengunjung Pulau.
-   Tempat berlindungannya burung-burung , dan ada 123 jenis burung yang singgah di tanaman bakau tersebut.
Hingga saat ini keadaan bakau masih berkembang baik dan dijaga oleh sebagian masyarakat sekitar untuk kelestarian hayati Pulau.   Sebagian masyrakat sudah  menyadari betapa pentingnya menanam tanaman yang satu ini sebagai paru-paru di Pulaunya. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini