Nama : Nurfi Laila
NIM : 1112052000006
Jurusan/ Semester : Bimbingan dan Penyuluhan Islam/ 6
Mata Kuliah : Metode Penelitian Kualitatif
Life History Hj. Haeronah, S.Pd.I
Objek penelitian saya kali ini adalah seorang Ibu Rumah Tangga sekaligus seorang guru Biologi di Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok.
Ibu Haeronah lahir di Cirebon, 24 November 1968. Beliau anak ke 3 dari 8 bersaudara dari pasangan bapak Eko Jarkoni dan ibu Siti Munawaroh. Walaupun lahirnya di Kuningan akan tetapi beliau besar di Citayam. Pada usia 10 tahun beliau di ajak untuk pindah ke citayam oleh kedua orang tuanya, tepatnya di belakang stasiun citayam dekat rel kereta jalur kota - bogor.
Waktu di kampung beliau sekolah di SD Dana Lampah - Kuningan. Beliau termasuk murid yang berprestasi di sekolahnya. Sepulang sekolah beliau membantu ibunya untuk membereskan rumah dan mencuci pakaiam di sungai belakang rumahnya. Biasanya beliau mencuci bareng dengan teman-teman sebayanya. Lalu malamnya beliau mengerjakan PR dari gurunya, terkadang teman-teman beliau datang ke rumah untuk meminta bantuan dan mengerjakan PR bareng.
Setelah 6 tahun beliau belajar di SD Dana Lampah – Kuningan, orang tua beliau mengajak anak-anaknya untuk pindah rumah ke daerah Citayam tepatnya di belakang stasiun Citayam. Di Citayam lah orang tua beliau mencari nafkah, dimulai dari menjual es balok dan minuman soda. Setiap hari pedagang membeli minuman ke rumah orang tua beliau untuk di jual kembali pada orang lain dengan cara menjualnya keliling kereta-kereta jurusan Citayam – Bogor dan Citayam – Kota.
Pada tahun 1983 beliau melanjutkan sekolahnya MTS YPPD (Yayasan Pondok Pesantren Depok) . Selama 3 tahun beliau menjadi murid berprestasi di sekolahnya, selalu mendapatkan peringkat dan penghargaan dari gurunya. Setiap hari beliau berangkat menggunakan kendaraan umum yang biasa lewat depan rumahnya, kadang-kadang beliau juga menggunakan kereta yang lewat di belakang rumahnya dan dilanjutkan dengan jalan kaki. Biasanya sebelum berangkat ke sekolah beliau membantu kedua orang tuanya untuk membersihkan rumah dan menyiapkan dagangan untuk di jual kembali pada orang lain dan di jual di kereta-kereta. Sepulang sekolah juga beliau membantu kedua orang tuanya untuk menjaga dan bermain dengan adik-adiknya
Setelah lulus MTS beliau melanjutkan study di SMEA / SMK Setia Negara Depok. Seperti biasa, sebelum sekolah beliau membantu kedua orang tuanya untuk beres-beres rumah dan mempersiapkan dagangan yang akan di ambil pada pedagang asongan. Sepulang sekolah juga beliau selalu menjaga dan bermain dengan adik-adiknya.
Selain sekolah formal beliau juga belajar mengaji dengan ustadz yang ada di kampungnya. Ba'da maghrib beliau dan teman-teman sebayanya berangkat ke rumah ustadz untuk menuntut ilmu. Dari situlah beliau mempunyai banyak teman dari kampung-kampung lain. Selain mengaji beliau juga aktif di beberapa oraganisasi pemuda seperti karang taruna, perkumpulan pemuda pemudi citayam, dll.
Pada tahun 1989 beliau kuliah D3 di ABI (Akademi Bank Indonesia) yang sekarang sering disebut dengan LPI AKP beliau mengambil jurusan Perbankan. Biasanya beliau berangkat kuliah berdua dengan sahabatnya yang bernama Maryati dengan menggunakan kereta yang lewat di belakang rumahnya. Sebelum kereta datang beliau dan sahabatnya menunggu kereta terlebih dahulu di stasiun citayam. Dari sana beliau bertemu seorang lelaki yang ingin berangkat kuliah juga akan tetapi beda arah, lelaki itu bernama Syamwari. Sambil menunggu kereta datang beliau biasanya ngobrol dengan sahabatnya dan lelaki yang bernama Syamwari. Akan tetapi mereka berpisah ketika kereta datang, dikarenakan mereka beda jalur. Sesampainya di kampus beliau selalu membaca buku terlebih dahulu sebelum memasuki kelas perkuliahan. Beliau juga murid berprestasi di kampusnya. Karena prestasinya, beberapa dosenpun suka dengan beliau dan ingin menjodohkan anaknya dengan beliau. Tapi, beliau selalu menjauh dengan alas an ingin focus belajar.
Seiring berjalannya waktu, karna beliau sering bertemu dan menunggu kereta bareng dengan temannya yang bernama Syamwari, ternyata temannya yang bernama Syamwari itu menyukai beliau. Akan tetapi Syamwari tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada beliau.
Setelah lulus kuliah beliau bekerja disalah satu Bank di Jakarta. Akan tetapi beliau agak sedikit risih, dikarenakan harus menggunakan rok di atas lutut. Setelah 7 bulan bekerja beliau di tawarkan untuk mengajar di MTS Qotrun Nada di daerah cipayung oleh Syamwari. Dan akhirnya beliau menerima tawarannya.
Akhirnya Haeronah menerima tawaran tersebut dan mendatangkan sekolah tersebut. Akan tetapi, beliau di perintahkan untuk mengajar mata pelajaran Biologi, padahal beliau sama sekali tidak ada basic di pelajaran itu. Beberapa hari kemudian akhirnya Haeronah menerima tawaran mengajar Biologi di sekolah tersebut dengan alasan untuk mencari keberkahan, ngajar sambil belajar.
Setahun setelah itu Haeronah di pinta untuk mengajar di MI Al-Ikhlasiyah. Selain mengajar beliau juga di amanatkan untuk menjadi bendahara di sekolah tersebut. Jadi, beliau mengajar di dua tempat yaitu, MTS Qotrun Nada dan MI Al-Ikhlasiyah. Karena ngajar di dua tempat itu akhirnya Haeronah semakin dekat dengan Syamwari.
Pada tahun 1992 akhir tepatnya bulan Desember, Haeronah dan Syamwari memutuskan untuk menikah. Lalu setelah menikah beliau ikut pindah ke rumah suaminya (Syamwari) yang tidak begitu jauh dari rumah orang tua beliau yaitu di daerah Cipayung Jaya – Cipayung – Depok. Setahun setelah pernikahan , pasangan Haeronah dan Syamwari di karuniai seorang putri cantik yang bernama Nurfi Laila. Setelah usia Nurfi beranjak 8 tahun pasangan Haeronah dan Syamwari di karunia anak perempuan yang ke dua yang di beri nama Afia Nur Ieda. Setelah Afia berusia 5 tahun pasangan tersebut dikaruniai anak perempuan lagi yang di beri nama Qonita Amelia. Setelah mendapatkan 3 orang putri, pasangan tersebut menginginkan seorang putra, tapi apa daya kehamilan selanjutnya galgal (keguguran) sampai dua kali.
Pada akhirnya tahun 2008 beliau mengandung lagi dan pada tahun ini pula Haeronah di angkat menjadi guru professional yang mendapatkan tunjangan sertifikasi dan memiliki sertifikat guru professional dari UNJ. Tahun 2009 pasangan Haeronah dan Syamwari dipanggil untuk menunaikan Rukun Islam yang terakhir yaitu Pergi Haji. Akan tetapi Haeronah belum melahirkan. Akhirnya Haeronah memutuskan untuk tidak berangkat pada tahun itu dan Suaminya berangkat haji tidak bersama Haeronah. Sehari setelah suaminya berangkat ternyata Haeronah melahirkan, tak di sangka dan tak di duga ternyata Haeronah melahirkan seorang putra tampan yang di beri nama Muhammad Faris Farhani. Nama itu di berikan oleh suaminya dari mekkah yang artinya pejuang yang memberi dua kebahagiaan. Kebahagiaan yang pertama ialah suami Haeronah berangkat untuk menjalankan rukun Islam yang terakhir, kebahagiaan yang kedua ialah lahirnya seorang putra yang selama ini telah di nantikan.
Saat ini Haeronah memiliki 4 orang anak yang bernama Nurfi Laila, Afia Nur Ieda, Qonita Amelia dan Muhammad Faris Farhani. Saat ini Nurfi Laila kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam semester 6. Afia Nur Ieda saat ini duduk di kelas 1 SMK Ponpes Ummul Quro Al-Islami Leuwiliang Bogor. Qonita Amelia di kelas 6 MI Al-Ikhlasiyah dan Muhammad Faris Farhani saat ini sekolah di TK Qolbu Insani Cipayung Jaya – Cipayung – Depok.
Pendidikan terakhir beliau saat ini S1 di STAISA Rawamangun Jakarta Timur. Dari tahun 91 sampai saat ini beliau mengajar Mata Pelajaran Biologi di Pondok Pesantren Qotrun Nada Ciapayung Jaya – Cipayung – Depok. Walaupun tidak sesuai dengan jurusan di perkuliahannya akan tetapi beliau tetap mencoba sambil belajar karena mengajar itu suatu pekerjaan yang mulia dan insyaAllah di berkahi Allah.
Terkirim dari Samsung Mobile
Tidak ada komentar:
Posting Komentar