Minggu, 25 November 2012

Hasil Penelitian " PONPES " TUGAS KE 10

Laporan hasil penalitian dalam kehidupan sebuah Pondok Pesantren
NENDEN NELAWATI KPI 1 E
NIM (1112051000135)
"PONDOK PESANTREN AL WASHILAH JAKARTA"
 
 
 
1.      Latar belakang
 
Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan. Pada zaman dahulu pondok pesantren hanya menyelenggarakan pendidikan di bidang kaagamaan saja, namun seiring berjalannya zaman, pada saat  ini pondok pesantren menjadi sebuah lembaga pendidikan yang didalamnya  terdapat berbagai program seperti disebuah sekolah yang bertaraf nasional, dan mengikuti kurikulum DEPDIKNAS. Dan di sebut Pondok Pesantren Modern.
 
Ada beberapa pendapat yang mengtakan bahwa Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan agama islam yang tertua, berarti berasalnya Ponpes yaitu dari Agama Islam. Namun ada pula yang mengatakan bahwa Pondok Pesantren adalah  lembaga yang berasal dari Agama Budha, yaitu Pondok Pesantren adalah tempat pendidikan untuk para-para pendeta. Sehingga timbullah keingintahuan seperti apakah kehidupan dalam Pondok Pesantren itu. Sebenarnya inti pembuatan hasil penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah yaitu study "Sosiolgi Agama".
 
Tapi di balik semua itu ada manfaatnya disaat kita melakukan sebuah penelitian kita dituntut untuk berpikir,  memperbanyak mengajukan pertannyan, sehingga kita terlatih, dan ikut serta merasakan seperti apa dan bagaimana, karena kita langsung turut ikut serta ke lapangan. Yayasan Pondok Pesantren Al Washilah adalah pondok pesantren yang saya  kunjungi, beralamatkan di Jl. Kampung Baru No. 20 Rt. 004/010 Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
 
 
 
 
2.      Pertanyaan pokok
 
·         Seberapa besarkah Yayasan Ponpes Al Washilah berpengaruh terhadap masyarakat disekitar?
 
 
3.      Metode Penelitian
Metode yang di gunakan adalah metode kualitatif. Sehingga kita bisa tahu lebih dalam tentang informasi yang kita dapatkan.
4.      Gambaran subjek
 
Bapak  H. Muhammad Sahidi Rahman, MA yaitu Lurah Pondok Pesantren Al Washilah Jakarta.  Memiliki sifat yang kritis tapi tenang dan netral dalam memandang dan mengahadapi sesuatu. Memiliki wibawa yang tinggi, gagah bahkan menjadi tokoh yang di takutin oleh para santri.
 
5.      Analisis
Pada pekan kemarin  20 november 2012, saya berkunjung kesebuah yayasan pondok pesantren yaitu  "Ponpes Al Washilah". Yang berdiri pada tahun 1988 di atas tanah seluas + 8000 m. Dengan alamat Jl. Kampung Baru No. 20 Rt. 004/010 Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.  Yang didirikan oleh Bapak Alm. DR. KH. AHMAD DASUKI ADNAN, SH, MA . Pada mulanya  hanya bergerak di bidang informal seperti majelis ta'lim, kuliah ramadhan, festival kosidah, serta kegiatan keislaman lainnya. Seiring berjalannya kemajuan zaman, maka Beliau  memandang penting untuk mendirikan pendidikan-pendidikan sekolah formal, sehingga tepatnya pada tahun 1989 dibukalah TK, TPA, MTS, SLTP, SMK (1 dan 2), dan Perguruan Tinggi.
Sehingga sampai akhirnya Beliau wafat, ponpes ini masih berdiri dan anak-anaknya beliaulah yang meneruskan, yaitu 10 bersaudara. Pada saat ini Yayasan Ponpes Al Washilah ini dipimpin oleh anaknya yang ke 3, yaitu Bpk. H. Moh. Hasyim Adnan, ST . dan Pengasuh pondok pesantrennya Nyai Hj. Siti Fuaedah (istri Alm. Bpk. DR. KH. Ahmad Dasuki Adnan, SH, MA) dan anaknya yang ke 5 yaitu Bpk. DR. KH. Ahmad Sanusi, Lc, MA. Dalam program yang terdapat dalam yayasan Ponpes ini ada 2 bidang, yaitu formal (sekolah umum) yang ke 2 adalah informal yaitu ( kegiatan pondok/ keagamaan islam).
 
Visi Ponpes Al Washilah  yaitu :
·         Mencetak generasi muslim siap pakai dan dinamis ilmiah amaliyah dan amaliyah ilmiah.
Misi Ponpes Al Washilah yaitu :
·         Mengkombinasikan kurikulum Pondok pesantren dengan kurikulum pendidikan  Nasional
·         Mempersiapkan kader-kader muslim yang menguasai  iptek, mampu berekreasi secara inovatif, aktif, dan dinamis berlandaskan iman dan taqwa
·         Meningkatkan kemampuan profesional dan tuntutan dinamika masyarakat
·         Menanamkan jiwa tauhid dan daya juang yang tinggi dengan landaskan Al Qur'an dan tauhid
Sarana dan prasarana Yayasan Ponpes Al Washilah :
Ø  Masjid jami
Ø  Auditorium / aula serba guna
Ø  Asrama putra 2 lantai dan 3 lantai
Ø  Asrama putri 2 lanatai
Ø  Sekolah ( 15 kelas/ruang)
Ø  Lapangan olah raga
Ø  Lab komputer
Ø  Lab bahasa
Potensi yang dimiliki dan telah dikembangkan :
Ø  Kopontren                              
Ø  Indomaret
Ø  Warnet
Ø  Isi ulang air mineral
Ø  Klinik 24 jam
Ø  Toko buku dan kitab
Ø  Kafe
Ø  Radio siaran
Ø  Tv komunitas Al Wahilah
Ø  Kursus-kursus
Ø  penyelenggaraan Festival Qosidah
Program kegiatan / aktifitas yang berada dalam Ponpes Al Washilah :
Ø  Shalat berjamaah shibuh
Ø  Sekolah formal
Ø  Kegitan kultum ba'da shalat dzuhur
Ø  Makan siang dan bersih-bersih lingkungan ponpes
Ø  Sekolah diniyah
Ø  Shalat berjamaah ashar
Ø  Makan sore, ro'an / kegiatan bersih-bersih lingkungan ponpes
Ø  Pengajian kitab kuning dilanjut shalat maghrib
Ø  Mengaji Qura'an
Ø  Berjamaah shalat isya
Ø  Kegiatan bahasa (B. Arab dan B.Inggris)
Ø  Istirahat
Ø  Eksrtakulikuler setiap minggunya ( PMR, PASKIBRA, TAEKWONDO, TARI SAMAN)
Ø  Futsal, voli, tennis meja.
Ø  Kerja bakti dilingkungan masyarakat sekitar
Ø  Pengajian bulanan setiap bulannya (yang diikuti oleh wali santri dan masyarakat sekitar
 
Menggunakan analisis durkheim, yaitu berdasrkan berbagai sarana ataupun prasaran bahkan kegiatan  yang terdapat dalam yayasan Ponpes Al Washilah, ponpes ini sangat berpengaruh dan mempengaruhi  besar terhadap kegitan atau kehidupan masyarakat sekitar. Bahkan hubungan antara masyarakat sekitar dengan keluarga besar Ponpes Al Washilah sangat harmonis. Tidak akan ada konflik jika antara Ponpes dengan masyarakat tidak mengusik satu sama lain.
 
Hubungan tersebut  bisa dilihat ketika kegiatan shalat berjamaah, masyarakt ikut serta shalat berjamaah di mesjid jami ponpes, pengajian bulanan masyarakat ikut serta,  ketika kerja bakti seluruh santri ikut serta turun ke masyarakat, masyarakat berbelanja,ke warnet, membeli buku, berobat, mendengarkan radio, menonton tv, mengisi air ulang, itu semua milik Yayasan Ponpes.
 

tugas lapangan ke 4, trisaka octarian KPI/E NIM : 1112051000130

Nama  :  Trisaka Octarian
NIM    : 1112051000130
 
Hubungan Pesantren dengan Lingkungan Masyarakat Sekitar
 
I.       Latar Belakang
 
      Banyak yang berpandangan bahwa pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang tidak terlalu diminati banyak orang, karena cenderung hanya dilihat cover umumnya saja, tanpa memperhatikan seberapa besar manfaat yang didapat. Sebenarnya pondok pesantren menggunakan dua sistem kurikulum, yang  pertama menggunakan sistem kurikulum sama seperti sekolah umum lainnya dan sistem kurikulum yang berikutnya menggunakan sistem kurikulum yang berbasis agama. Dengan metode seperti ini diharapkan para anak didiknya tetap mendapatkan pendidikan yang formal tetapi tetap mendapatkan nilai-nilai spiritual yang harus dituangkan dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan pondok pesantren Al-Wasilah yang beralamat di Jl.Kampung Baru No.12 Rt.004/10 Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat yang memiliki 2 kurikulum yang berbeda tetapi tetap menjunjung tinggi nilai keagamaan, dengan menyiapkan para santri yang memiliki akhlak yang mulia, memiliki prestasi yang membanggakan dan juga dapat berguna bagi bangsa dan negara yang berlandaskan iman dan taqwa. Di lingkungan masyarakat sendiri pondok pesantren Al-wasilah berperan aktif karena memberikan bantuan dikalangan masyarakat, jarang sekali di zaman seperti ini terdapat kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dengan lingkungan masyarakat sekitar.
 
II.    Pertanyaan Pokok
           
1.      Bagaimana pondok pesantren berelasi dengan lingkungan masyarakat sekitar?
 
III. Metode Penelitian
 
Metode yang digunakkan adalah kualitatif, metode ini digunakan agar mendapatkan data yang lebih mendalam dan langsung dari nara sumbernya. Lokasi penelitian berada di bilangan Kembangan, Jakarta Barat di Pondok Pesantren Al-Wasilah. Waktu penelitian pada kamis, 20 November 2012 pukul 14.00-16.00.
 
IV. Gambaran Subyek/Obyek Penelitian
      Tokoh sekaligus nara sumber kali ini merupakan Bapak H. Muhammad Sahidi Rahman, MA yang merupakan Lurah dipondok pesantren Al-Wasilah. Jika ada santri yang berkedapatan melanggar peraturan yang sudah dibuat, maka beliau yang menindak lanjuti para santri yang bermasalah.
V.    Analisis
 
      Pondok pesantren Al-Wasilah adalah lembaga pendidikan yang menggunakan sistem modern dengan salaf. Pesantren Al-wasilah berdiri sejak tahun 1988 diatas tanah +800 m, yang jumlah santrinya sekitar 270 orang. Kemudian pendidikan yang lebih ditekankan pada segi fiqh, karena segala sesuatunya dapat dituangkan kedalam kehidupan bermasyarakat. Sudah banyak prestasi yang dikiprahkan dari pesantren Al-Wasilah ini khususnya dalam bidang dakwah seperti lomba da'i. Untuk peraturan sendiri dibentuk sistem modern, sampai solat pun diabsen dan fasilitas sudah cukup lengkap hingga cirri salafnya pun masih dipertahankan hingga sekarang. Pada awalnya pesantren ini hanya bergerak pada bidang majelis ta'lim, festival kosidah dan kegiataan keagamaan lainnya. Dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan dunia pendidikan yang berkembang secara pesat, maka dibangunlah pesantren ini yang merupakan pendidikan rasulullah, yang didalamnya diajarkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab, tegas, memiliki ilmu yang mampu membangun jiwa dirinya sendiri agar bisa berkembang dengan baik, serta menjadi pemimpin yang berakhlak kharimah, karena zaman seperti ini tanpa adanya sesorang yang berakhlak kharimah bisa jadi masa yang akan datang tidak akan adanya sebuah kedamaian dan ketentraman didunia. Pola masyarakat dengan pondok pesantren pun baik-baik saja, namun sempat masyarakat menginginkan pesantren ini sama halnya dengan sekolah umum lainnya, namun setelah hampir sepuluh tahun menggunakan metode seperti ini, yang terjadi malah nilai-nilai keagamaan yang ada tidak seimbang dengan pendidikan yang berjalan. Namun kegiatan kepentingan masyarakat dengan pesantren dalam acara keagamaan hamper setiap sebulan sekali diadakan seperti acara pengajian yang dilakukan dimasjid Al-Wasilah. Tetapi, bagaimana pesantren berelasi dengan masyarakat sekitar? Pesantren Al-Wasilah sendiri ketika didalam masyarakat ada kegiatan kerja bakti, kemudian para masyarakat yang kurang mampu, maka pesantren ini sendiri mengirimkan para santrinya untuk terjun kelapangan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan. Hal ini dilakukan agar terciptanya hubungan yang harmonis antara pesantren dengan masyarakat sekitar. Pondok pesantren Al-Wasilah sendiri pun pernah mendapatkan penghargaan dari Kantor pos Indonesia, karena para alumni santrinya menuangkan nilai-nilai keagamaan didalam lembaga tersebut. Seperti solat berjamaah bersama, kemudian ketika berada dilingkungan mana saja, para santri tetap memakai kopiah karena sejak awal sudah diajarkan mengenai manfaat serta kegunaannya.

M.HIDAYATUL MUNIR KPI 1E(LAPORAN LAPANGAN PESANTREN)

AGAMA DALAM PANDANGAN PONDOK PESANTREN             
(AL-WASHILAH)
Nama               :M.Hidayatul Munir
NIM                :1112051000131
 
1.Latar Belakang
            Nabi Muhammad adalah Rosul Allah yang terakhir yang diutus di bumi untuk menyebarkan  Agama Islam di seluruh penjuru dunia.Dalam dakwahnya beliau sangat berjuang keras,tidak  putus asa,pantang menyerah untuk membebaskan umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman terang benerang dengan ilmu dan juga menyelamatkan akhlak manusia yang sangat buruk menjadi berakhlak karimah..
          Dakwah Nabi SAW pun tidak berhenti begitu saja meskipun beliau sudah wafat sekalipun namun karena  sahabat empat Nabi SAW atau  khufaur Rasyidin yaitu Abu Bakar,Umar bin Khattab,Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib yang setia melanjutkan dakwah  Nabi Saw,dan juga setelah empat sahabat meninggalpun Islam tetap dakwahnya tidak berhenti karena dilanjutkan lagi oleh tabin,tabiit tabiin,samapai sekarang oleh para ulama.
       Bahkan dakwah islam pun bisa sampai di Indonesia karena adanya ulama atau sering kita kenal dengan WALISONGO,mereka adalah tokoh-tokoh islam yang menyebarkan  islam di Indonesia.WALISONGO pun ketika menyebarkan islam tidak semudah begitu saja namun mereka mengenali dulu adat istiadat penduduk setempat agar bisa lebih  mudah islam menyebar di penduduk Indonesia.
      WALISONGO pun juga membangun pondok pesantren  di daerah  Indonesia agar  islam tetap bisa tersebar di Indonesia.Karena kalau tidak ada pondok pesantren mungkin islam tidak begitu luas tersebar di Indonesia.
       Pondok pesantren adalah suatu lembaga yang  menampung bagi kader-kader muda untuk meneruskan perjuangan Nabi Saw.Pesantren pun juga bisa menjadikan anak-anak muda terhindar dengan kehidupan luar yang sangat bahaya.
       
      Abdurrahman Wahid, memaknai pesantren adalah tempat  dimana santri tinggal untuk mencari pengetahuan agama Islam.Sedangkan Menurut Zamakhsyari Dhofir bahwa pesantren dikatakan kecil santrinya di bawah 1000 orang yang pengaruhnya sebatas untuk kabupaten. Pesantren sedang, memiliki santri antara 1000-2000 orang yang pengaruhnya meliputi beberapa kabupaten. Pesantren besar memiliki santri lebih dari 2000 orang dan biasanya berasal dari beberapa propinsi
       Maka dari itu kami memilih tema Pondok Pesantren karena pondok pesantren suatu  peninggalan dari walisongo sebagai tujuan agar Islam tetap  tersebar di indonesia
          
 
2.Pertanyaan Pokok
1.      Bagaimanakah hubungan pengasuh pondok dengan masyarakat?
 
   Pertanyaan ini pokok utama intraksi Pengasuh Pondok dengan masyarakat setempat    dari awal berdirinya pondok  bisa bertahan sampai sekarang.
 
 
    3.Metode Penelitian
Metode Penelitian       : kualitatif, metode ini digunakan untuk mengetahui atau menggali     tentang peran masjid dalam kegiatan agama dan sejauh mana sumbangan masyarakat yang diberikan dalam kegiatan yang berada dalam nilai-nilai keislaman.
Waktu                         : kamis 22 November 2012
Tempat                        : Pondok Pesantren AL-Washilah
 
4.Gambaran Subyek
H.Muhammad Syahidi Rahman,MA beliau adalah Lurah  pondok Al-Washilah sekaligus sebagai ustad di pondok, beliau juga sebagai juru bicara apabila ada tamu yang berkunjung di Pondok Al-Washilah .Maka apabila ada kepentingan pondok berurusan dengan beliau terlebih dahulu sebelum ke pengasuh pondok
 
 
 
 
 
5.Analisis
Setelah kami analisa bahwa pondok pesantren  sangat baik untuk mendidik anak-anak muda sekarang dari kehidupan luar yang sangat berbahaya.Salah satunya Pondok Al-Washilah yang bertempat di Jakarta.Pondok ini didirikan oleh DR.KH.Ahmad  Dasuki Adnan,SH,MA  pada tahun 1998 di  jl.kampung baru  kecamatan kembangan  Jakarta barat.beliau  juga dulunya pernah mondok di Babakan Cirebon.
Pondok ini mulanya bergerak di bidang pendidikan informal seperti Majlis Ta'lim,kuliah Ramadhan,festival Qasidah serta kegiatan islam lainnya.
Setelah beberapa tahun maka ada niatan untuk mendirikan  pendidian  formal  seperti TPA,TK,Mts,SLTP,SLTA(SKM I dan II) dan  Perguruan Tinggi).Pondok ini juga berbasis salafiyah dan modern.Pondok ini meski belum seperti pondok-pondok lainya tapi pondok ini systemnya sudah seperti pondok-pondok lainnya.
Pondok AL-Washilah bertujuan untuk mencetak generasi muslim siap pakai dan dinamis ilmiah amaliah dan amaliah ilmiah.Di  pondok Al-washilah santrinya tidak banyak hanya sekitar dua ratus santri,meskipun sedikit namun  banyak santri disitu berprestasi dalam  lomba baik dari tingkat sekolah dan pondok.Di pondok ini juga benar-benar menekankan anak untuk belajar dengan serius bahkan santri disini di bekali kursus-kursus untuk membekali mereka setelah keluar dari pondok.Seperti kursus bahasa Arab,inggris,berdagang,dan kursus computer.
Pondok Al-washilah juga mempunyai fasilitas yang memadai untuk santri-santrinya,ini bertujuan anak tidak perlu keluar hanya sekedar untuk membeli kebutuhan pokok.Fasilitas itu berupa indomart,warnet,klinik 24 jam,toko buku,Radio siaran,TV komunitas dan lain-lain.
Pengasuh Pondok Al-Washilah KH.Dasuki pun berhubungan sama masyarakat dengan baik dan jarang ada konflik.Sampai sebelum wafat KH.Dasuki kepemimpinan pondok diserahkan anaknya,hal ini bertujuan agar setelah beliau wafat,masyarakat tetap berhubungan baik dengan pondok.Dalam hal itu KH.Adnan juga mengadakan pengajian setiap minggu kedua untuk masyarakat setempat dan wali santri jadi ini tambah baik berhubungan dengan masyarakat.
Dalam hubungan pendidikan pondok dengan sekolah pun stabil tidak ada masalah,karena sekolah mengikuti aturan pondok jadi kegiatan belajarpun lancar.
Benar-benar pondok pesantren tempat belajar hidup mandiri tanpa bergantung dengan orang tua.Susah tidak ada uang pun sudah hal yang biasa,karena di pondok kita bisa tau kehidupan yang sesungguhnya jadi apabila sudah keluar dari pesantren hidup susah tidak jadi kendala.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 

Cari Blog Ini