Rabu, 19 September 2012

biografi dan sosiologi menurut Email Durkheim

     David Emile Durkheim lahir pada tanggal 15 April 1858 di Epinal, ibukota Vosges, Lorraine, Perancis Timur. Ia berasal dari keluarga Rabi (di mana ayah, kakek dan buyutnya) adalah  rabi, Imam Agama Yahudi, yang bekerja di Perancis sejak tahun 1784. sebetulnya, jika mengikuti kebiasaan tradisional, Emile Durkheim dididik untuk menjadi seorang rabi Yahudi. Pada usia 10 tahun, ia menolak untuk menjadi rabi, dan karena sebuah pengalaman mistik maka ia beralih keyakinan menganut agama Khatolik. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama, karena Emile Durkheim kemudian menganut agnostisisme (bersikap apatis terhadap agama).
    Meskipun baru berusia 12 tahun waktu Perancis kalah perang oleh Prusia, pengalaman tersebut sangat mengesankan bagi Durkheim dan menumbuhkan semangat patriotik dalam dirinya. Semangat patriotik tidak dalam arti militer, melainkan kepekaan dan rasa prihatin terhadap dekadensi moral yang melanda Perancis. Pada usia 21 tahun (1879), Durkheim melanjutkan studinya di Paris dan diterima di Ecole Normale Superieur. Ada dua orang profesor di Ecole Normale Superieur yang mempengaruhi Durkheim, yakni Fustel de Coulanges dan Emile Boutroux. Dari kedua orang inilah Durkheim belajar memanfaatkan perspektif historis terhadap konsensus-konsensus sebagai dasar solidaritas sosial dan klasifikasi tingkatan-tingkatan kenyataan yang berbeda dan tingkatan-tingkatan kenyataan yang lebih tinggi dapat memperlihatkan sifat-sifat yang muncul yang tidak dapat dijelaskan hanya dalam hubungannya dengan gejala sosial yang lebih rendah tingkatannya. Rasa solidaritas yang tinggi dan kritiknya terhadap agama juga dipengaruhi oleh agama tradisional yang menurutnya menyediakan standar moral bersama yang membantu mempersatukan masyarakat pada masa lampau. Kematian salah seorang sahabatnya, Victor Hommay, akibat bunuh diri sangat memukul perasaan Durkheim, hingga ide bunuh diri ini nantinya menjadi salah satu unsur dalam teorinya mengenai masyarakat.
    Salah seorang filosof yang mempengaruhi Durkheim adalah Auguste Comte (lahir 1789), secara khusus perluasan sikap ilmiah terhadap studi tentang masyarakat. Namun berbeda dengan Comte, Durkheim mengembangkan basis akademi yang kokoh untuk kemajuan karirnya. Pada usia 24 tahun (1882), segera setelah menamatkan studinya di Ecole Normale Superieur, Durkheim mengajar filsafat di sekolah-sekolah menengah di Paris, dan pada usia 29 tahun (1887), Durkheim mengajar filsafat di Universitas Bordeaux. Pada usia 35 tahun (1893), Durkheim menerbitkan disertasi doktoralnya, yang berjudul The Division of Labor In Society (sebagai salah satu karya yang paling monumental dari Durkheim). Pada usia 38 (tahun 1896), Durkheim dikukuhkan sebagai profesor Perancis pertama dalam bidang ilmu sosial dan tahun (1906), Durkheim dikukuhkan menjadi profesor untuk ilmu pendidikan di Universitas Sorbone (universitas paling terkenal di Perancis). Durkheim wafat pada usia 59 tahun (15 November 1917).
 
 
Karya Emile Durkheim
 Sepanjang masa hidupnya Emile Durkheim menghasilkan sejumlah karya (buku). Dimulai pada tahun 1893 ketika ia menerbitkan disertasi doktoralnya yang berjudul The Division of Labor In Society dan tesisnya dalam bahasa latin tentang Montisquieu, tahun 1895: The Rules of Sociological Method, 1897: Suicide, 1912: The Elementary Formsof Religious Life. 1898, ia menerbitkan jurnal L'annee Sociologique yang berpengaruh terhadap pengembangan sosiologi.
 Salah satu karya terbesar dan terpenting yang diberikan oleh Durkheim adalah pemisahan sosiologi dari filsafat, dalam hal ini merintis Sosiologi sebagai salah satu disiplin akademis, dan memberikan batasan cakupan yang jelas dengan ilmu Psikologi.
 
Emile Durkheim sebagai Pendiri Sosiologi – Integrasi Sosial
Durkheim mengakui bahwa sosiologi sudah berkembang sejak Auguste Comte, bahkan pada masa St. Simon. Menurut Durkheim, keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasarkan pada prinsip-prinsip fundamental yaitu "realitas objektif" dan "kenyataan/fakta sosial".
Gagasan Durkheim tentang solidaritas dan integritas sosial sebagai fakta sosial sangat dipengaruhi oleh situasi yang terjadi saat itu. Akibat dari revolusi Perancis dan kekalahan Perancis dari Prusia, membuat goyah keteraturan sosial dan situasi politik. Meskipun situasi politik dan sosial goyah, namun revolusi industri tetap maju, dan membawa perubahan dalam struktur ekonomi, hubungan sosial, serta orientasi budaya. Dalam bidang pendidikan, terjadi pergeseran berdasarkan sikap antiklerikal, maka kebanyakan sistim pendidikan Khatolik diganti dengan sistim pendidikan sekuler. Oleh karena itu, dalam masa peralihan ini, Durkheim yang tidak bernostalgia dengan keberhasilan masa lalu, merasa perlu untuk mengembangkan satu alternatif lain pendidikan (secara khusus pendidikan moral). Durkheim memandang bahwa pendidikan moral merupakan salah hal yang amat penting untuk memperkuat dasar-dasar masyarakat dan meningkatkan integrasi serta solidaritas sosialnya.
Konsep Fakta Sosial
 Emile Durkheim mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi menjadi penting dan kemudian diujinya melalui studi empiris. Secara singkat, Pokok bahasan dari sosiologi adalah studi atas fakta sosial. Fakta sosial didefenisikan sebagai.
Fakta sosial adalah seluruh cara bertindak, baku maupun tidak, yang dapat berlaku pada diri individu sebagai sebuah paksaan eksternal; atau bisa juga dikatakan bahwa fakta sosial adalah seluruh cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat, dan pada saat yang sama keberadaannya terlepas dari manifestasi-manifestasi individual.
Asumsi dasar dari pendefenisian Durkheim tersebut adalah bahwa gejala sosial itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu serta perilakunya. Gejala sosial (seperti aturan legal, beban moral, bahasa dan konsensus sosial) sebagai seuatu yang riil/faktual, maka gejala-gejala tersebut dapat dipelajari dengan metode-metode empirik. Oleh sebab itu, dimungkinkan untuk dikembangkannya metode keilmuan dengan gejala/fakta sosial sebagai objek material ilmu tersebut, yaitu ilmu sosiologi.
Kenyataan/fakta sosial tersebut terjadi dalam satu kehidupan bersama/komunitas. Komunitas yang dimaksud di sini adalah komunitas dalam pengertian abad XIX-XX, yang meliputi segala bentuk hubungan yang ditandai oleh tingkat keakraban yang sangat tinggi, kedalaman memosi, komitmen moral, kohesi sosial. Komunitas dibangun atas dasar manusia dalam keutuhannya, bukan peranan-peranannya yang terpisah-pisah.
Jenis-jenis Fakta Sosial
Durkheim membedakan dua tipe ranah fakta sosial, yakni fakta sosial material dan fakta sosial non material. Pertama, fakta sosial material, seperti gaya arsitektur, bentuk teknologi, serta hukum dan perundang-undangan, mempunyai kecenderungan untuk lebih mudah dipahami karena dapat diamati secara langsung. Kedua, fakta sosial non material, merupakan kekuatan moral, seperti nilai dan norma. Meskipun fakta sosial ini bersifat individual (internal) namun dalam interaksi-interaksi individu (masyarakat) maka bentuk dan substansi fakta sosial nonmaterial  ini akan "mematuhi" dan tunduk pada interaksi tersebut, bukan oleh individu per individu (pada titik inilah fakta sosial bersifat eksternal). Durkheim memberikan perhatian yang besar terhadap fakta sosial nonmaterial. Fakta sosial nonmaterial ini terdiri dari, paling kurang, empat jenis, yakni: moralitas, kesadaran kolektif, representasi kolektif dan arus sosial. Moralitas sebagai fakta sosial tidak terlepas dari masyarakat. Pada konteks hidupnya, Durkheim menilai bahwa masyarakat terancam kehilangan ikatan moral (ini disebut "patologi"). Hal ini dimungkinkan karena setiap individu memiliki kecenderungan untuk memuaskan nafsu kegilaan untuk mencapai kepuasan (setiap manusia ingin lebih!). Tanpa ikatan moral (moralitas kolektif) maka individu-individu akan menjadi budak dari kesenangan yang selalu meminta lebih!. Moralitas kolektif dapat tercapai melalui fakta sosial nonmaterial lainnya, seperti kesadaran kolektif yang merujuk pada struktur umum pengertian, norma, dan kepercayaan bersama, kesadaran kolektif ini bersifat terbuka dan dinamis. Representasi kolektif, dimengerti sebagai gagasan/ daya sosial yang memaksa individu, seperti simbol agama, mitos, dan legenda populer. Hal mana merupakan  cara individu merepresentasikan kpercayaan, norma, dan nilai kolektif. Arus sosial yang berhubungan dengan luapan-luapan semangat, amarah, dan rasa belas kasihan yang terbentuk dalam kumpulan publik.
Karakteristik Fakta Sosial
Durkheim mengemukakan tiga karakteristik fakta sosial (yang membedakannya dengan gejala-gejala psikologis), yakni gejala sosial bersifat eksternal terhadap individu, fakta sosial memaksa individu, dan fakta sosial bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam masyarakat.
Dalam setiap karyanya Perhatian Durkheim yang utama adalah masyarakat,karena terdapat tanda tanya besar apakah masyarakat dapat mempertahankan integritasdan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan danetnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiahpertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer,Durkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakatsuatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih dari pada sekadar jumlah dari seluruh bagiannya. Durkheim lebih memusatkan perhatiannya bukan dilihat dari apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi masyarakat melainkan lebih kepada penelitian terhadap"fakta-fakta sosial", istilah yang di ciptakannya untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta social mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif dari pada tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial.Selain itu Emile Durkheim mengkategorikan sosiologi menjadi tujuh yaitu :
 
a.       sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia
b.      sosiologi agama
c.       sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan   dan keluarga.
d.       Sosiologi tentang kejahatan.
e.       Sosiologi ekonomi yang mencakup unuran-unuran penelitian dan kelompok kerja.
f.       Demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan.
g.      sosiologi estetika.
 
Jadi jelaslah bahwa metodologis yang diperkenalkan Durkheim merupakan penguraian yang deskriptif  bahwa realitas tindakan manusia berasal dari individu bukan keilahian.
 
 
 
 
 
                                                                                Nama                  : Nur Fajri Rahmawati
                                                                                Faskultas             : Ilmu dakwah dan ilmu komunikasi 
                    Jurusan                : Jurnalistik A
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

my biodata

My Biodata ..
 
 
Perkenalkan nama saya Nur Fajri Rahmawati,saya beragama islam dan saya lahir di Jakarta, 11 April 1995, saya anak pertama dari 2 bersaudara. Saya mempunyai adik laki – laki yang masih duduk di bangku SMP kelas 1 sekarang dia berada di pesantren Darul mutaqien di tangerang yang bernama Reza Firmansyah dan saya juga memiliki adik perempuan yang masih kecil  berumur 4 tahun yang bernama Kyla Elsa Putri.
          Dan saya sendiri sekarang duduk di bangku mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah yang alhamdulillah saya masuk di perguruan negri tersebut yang fakultasnya bernama Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi dan saya memilih studi Jurnalistik. Dari dua pilihan yang saya pilih saya memilih pilihan pertama jurnalistik dan pilihan kedua yang saya pilih adalah Manajemen.
Salah satu alasan saya memilih jurnalistik itu karena saya tertarik dengan salah satu reporter penyampaian berita  seperti Putra Nababan yang karena kegigihan, tekad, keberanian dan sikap dia yang membuat saya tertarik menjadi seperti dia. Dia adalah salah satu aktor yang bagi saya memiliki wawasan menarik dan berdedukasi tinggi karena beliau telah memenangkan beberapa penghargaan menjadi reporter di salah satu stasiun televisi di indonesia. Selain karena saya tertarik dengan salah satu tokoh Putra Nababan sayapun juga mempunyai hobi traveling saya lebih suka berjelajah dan mencari – cari berita yang saya cari dan saya juga ingin seperti ayah saya yang berkerja di salah satu media pertelevisian swasta. Karena pekerjaan ayah saya, saya jadi tertarik juga untuk bekerja di pertelevisian. Pekerjaan ayah saya menarik minat saya dan membuat saya penasaran atas apa yang diperkerjakan ayah saya yaitu sebagai switcher operator di salah satu stasiun pertelivisian swasta RCTI. Karena penasaran saya dengan pekerjaan ayah saya, saya menjadi tertarik dan bertanya APAKAH SAYA BISA SEPERTI AYAH SAYA?
Dari pertanyaan itu saya berfikir untuk menjadi seperti ayah saya dan orang lain yang bekerja didunia pertelevisian  dan saya sempat mencoba di beberapa perguruan tinggi swasta tes beasiswa sebelum saya mengikuti tes di universitas negri. Dan alhamdulillah setelah saya mengikuti tes di universitas swasta tersebut saya masuk dan  saya memilih studi broadcasting, Namun orangtua saya terus gigih agar saya tidak mengambil beasiswa di universitas swasta tersebut karena orangtua saya menyuruh saya untuk tes di universitas negri. Awalnya saya terus gigih untuk mengambil beasiswa di universitas itu sebagai salah satu cadangan saya apabila saya tidak masuk di universitas negri. Tetapi batas waktu untuk peresmian beasiswa di swasta itu cukup cepat dan  saya juga harus mengeluarkan beberapa biaya untuk masuk diswasta. Awalnya saya baru akan menerima persetujuan peresmian beasiswa itu setelah saya tahu jawaban atas tes saya di universitas negri saya masuk negri atau tidak? ,Tetapi batas waktunya tidak cukup sampai pemberitahuan hasil ujian itu. dan apa boleh buat saya harus membatalkan beasiswa dari universitas negri tersebut dan saya pesimis karena saya tidak bisa menjadi seperti ayah saya. Akhirnyapun saya megikuti tes di negri dan mengambil jurnalistik dan manajemen.
Setelah saya ikut tes di universitas negri saya menunggu hasil tes pertama di negri yaitu tes SNMPTN tetapi dari tes itu setelah hasilnya keluar saya tidak masuk dan akhirnya saya ikut tes ke dua di UIN yaitu jalur SPMB sebelum saya mengikuti tes SPMB itu saya mengikuti BIMTES di fakultas syariah. Saya mengikuti BIMTES itu selama 3 hari. Hari pertama dan kedua di BIMTES itu saya diberi beberapa pembelajaran namun setelah hari ketiga BIMTES tersebut mengadakan tryout atas pembelajaran yang diberikan di BIMTES tersebut. Proses pembelajaran di BIMTES tersebut dibuat berdasarkan pemilihan paket yang saya pilih. Paket yang saya pilih itu paket B jalur pemilihan soal IPS dan saya mencari soal yang tidak ada bahasa arabnya karena saya kurang mengerti dengan bahasa arab hehe.
Setelah saya melakukan BIMTES yang terakhir, sehari setelah saya libur BIMTES saya langsung tes SPMB di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya tes SPMB selama dua hari disana. Setelah saya selesai melaksanakan tes SPMB saya menunggu hasil dari tes saya di UIN. Saya menunggu hasil itu sangat lama saya menunggu hasil dari tes itu selama sebulan. Saya terus menunggu dan menunggu. Dan di samping penungguan saya selama sebulan saya mengingat pesan dari kedua orangtua saya "Berdo'alah nak sesungguhnya dengan do'a hati kamu tenang dan optimislah kamu atas hasil yang di terima nanti janganlah pesimis bangkitlah kamu demi masa depanmu" karena pesan dari kedua orang tua sayapun akhirnya berdoĂ¡ dan memohon do'a dari kedua orangtua, saudara dan kerabat saya dan saya harus tetap optimis.
Berapa minggu setelah saya menuggu hasil SPMB yang alhamdulillah  akhirnya sayapun masuk di pilihan pertama saya yaitu jurnalistik.  Dari pemilihan saya memilih jurnalistik saya bisa mewujudkan hobi saya, saya bisa menjadi reporter kebanggaan saya dan sayapun bisa menjadi ayah saya yang bekerja di pertelevisian. Dari jurnalistik itu setelah saya mendapatkan informasi dari kakak kelas dan kerabat saya ternyata saya bisa menjadi seperti ayah saya disini saya bisa diajarkan bekerja dipertelevisian itu seperti apa.
Dan dari pembelajaran saya di universitas sayapun bisa diimbangi juga pembelajaran dari ayah saya.
          Dan alasan saya memilih manajemen di pilihan kedua saya itu berhubung  saat saya SMK saya sekolah di sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen di SMK YADIKA 4 disana saya bersekolah dengan pemilihan kejuruan manajemen atau sering disebut administrasi perkantoran . Sayapun juga sudah mempunyai bekal menjadi sekretaris selama saya di SMK saya di bekali pembelajaran dan PRAKERIN di suatu perusahaan supaya mengerti bagaimana dunia kerja sekretaris.
          Dari proses pembelajaran saya di SMK saya menjadi mengerti akan dunia bisnis di perusahaan itu seperti apa dan sayapun juga ingin mewujudkan hobi  saya dan membahagiakan kedua orangtua saya, saya ingin membuat kedua orangtua saya tersenyum saya akan membuktikan iniloh saya anak yang dulu di timang sekarang tumbuh menjadi sukses seperti apa yang didamkan kedua orangtua saya. Dan apabila saya sukses nanti saya ingin membahagiakan ibu saya orang pertama yang melahirkan saya yang juga menjadi teman curhat saya. Mengingat keinginan ibu dan ayah saya yang ingin pergi haji ke Baitullah saya ingin memberangkatkan kedua orangtua saya jika saya mempunyai penghasilan yang cukup kelak.
Bismillah SAYA PASTI BISA.
 
 
Sesungguhnya tidak akan ada hasil yang optimal kelak  jika kita tidak memulainya dari sekarang dan jadilah dirimu sendiri. Optimislah dan maju demi niatmu BISMILLAH J

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                                                                   Nur Fajri Rahmawati
                                                                   Jurnalistik 1a
                                                                   FIDKOM

tugas demografi 1, anisa fathonah pmi 5

BAB 1
Ilmu Kependudukan dan Demografi
Studi kependudukan (Population Studies) merupakan istilah lain bagi ilmu kependudukan yang digunakan di sini. Studi kependudukan terdiri dari analisis-analisis yang bertjuan dan mencangkup:[1]
1.      Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan-perubahannya
2.      Menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut, dan
3.      menganalasis sebagai konsekuensi yang mungkin sekali terjadi di masa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu.
Introduksi istilah ilmu kependudukan sesungguhnya dimaksud untuk memberi pengertian lebih luas tentang demografi, karena sejumlah ahli telah menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni atau kadang-kadang demografi teoretis.[2] Kata Demografi berasal dari Greek (Yunani) yang untuk pertama kali digunakan oleh Guillard lebih dari seabad yang silam, digunakan sebagai sinomin bagi Population Study. Sedangkan kata Population bersumber dari bahasa latin.
Demografi adalah studi ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah, struktur , dan perkembangannya.[3] Sementara Bogue memberikan batasan sebagai berikut:
Demografi adalah studi matematika dan statistic terhadap jumlah, komposisi, dan distribusi spasial dari penduduk manusia, dan perubahan dari aspek-aspek tersebut yang senantiasa terjadi sebagai akibat berkerjanya lima proses, yaitu: fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.[4]
Batasan formal dari demografi telah pula diberikan oleh Hauser dan Duncan[5] yang menyatakan:
Demografi dapat dilihat dalam makna yang sempit, yang dalam hal ini sama dengan analisa demografi atau dalam makna yang luas yang mencangkup baik analisa demografi maupun studi kependudukan.[6]
Pemisahan antara studi kependudukan dan analisa demografi umpamanya telah dilakukan oleh Hauser[7] yang menyatakan bahwa:
·         analisa demografi merupakan analisa statstik terhadap jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk, serta komponen-komponen variasinya dan perubahan; sedangkan
·         studi kependudukan mempersoalkan hubungan-hubungan antara variabel demografi dan variabel dari sistem lain.
Demografi formal hanya mempersoalkan hubungan antara variabel demografi; baik yang diperlakukan sebagai variabel indenpenden maupun variabel dependen.[8] Ilmu kependudukan mungkin meliahat variabel dependen, atau sebaliknya.
Studi kependudukan dapat pula dilihat sebagai mencakup penelitian makro demografi dan mikro demografi.[9] Penelitian makro demografi terdiri dari penelitian unit skala besar, agregat orang dengan keseluruhan sistem dengan kebudayaan dan masyarakat. Sedangkan penelitian mikro demografi mmerupakan penelitian unit skala kecil yang umunya bersifat internal.
Robert Thomas Malthus dan Teori-teori Alamiah
Robert Thomas Malthus (1766-1834) terkenal sebagai pelopor Ilmu Kependudukan (Population Studies) sebagai bagian dari pertengahan abad ke-17. Tulisan monumentalnya An Essay on The Principle of Population as it Affects Future Improvement of Socienty, With remaks on the Speculation of Mr Godwin, Mr Condorce, and Oher Writerts atau lebih populer dengan sebutan Prinsip Kedudukan untuk perama kali terbit di tahun 1798.
Malthus mulai dengan merumuskan dengan dua postulat yaitu:
1.      bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia; dan
2.      bahwa kebutuhan nafsu seksuil antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.
Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, bahwa jika tidak ada pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusi akan pengekangn, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari subsisten (pangan).
Menurut Malthus, pengekangan perkembangan penduduk dapat berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Pengekangan hakiki adalah pangan, sedangkan Pengekangan segera dapat berbentuk pengekangan prefentif dan pengekangan positif. pengekangan prefentif adalah faktor-faktor yang berkerja mengurangi angka kelahiran. Sedangkan pengekangan positif merupakan factor-faktor yang mempengaruhi angka; kematian; dapat berupa epidemik; penyakit-penyakit kemiskinan.
Kritik-kritik terhadap teori kependudukan Malthus yang juga sering dipandang sebagai kelemahan-kelemahan dari teori tersebut antaranya berkaisar pada:
a.       Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia adalah salah seorang pengajur industrialisasi dan penggunaan tanah secara lebih efisien.
b.      Dia kurang memperhitungkan bahwa penemuan-penemuan baru, tekhnologi unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada peningkatan tingkat hidup
c.       Dia berpandangan bahwa pengontrolan kelahiran tidak bermoral dan tidak pernah meramalkan penggunaan alat-alat kontrasepsi yang meluas
d.      Dengan majunya sistem transportasi dan berlangsungnya perdagangan internasional membuka pasaran baru bagi barang-barang hasil pabrik/industri, sumber-sumber bahan mentah tambahan, dan mempermudah emigrasi.
Teori Transisi Demografi dan Aliran-aliaran Pemikiran
Teori transisi demografi merupakan teori kependudukan yang dominan meskipun bukan dengan tanpa kritikan-kritikan. Teori ini merupakan salah satu di antara teori-teori kependudukan yang tergolong social theoris. Teori transisi demogrsfi menyatakan bahwa stetiap masyarakat memulai dengan fase angka kelahiran-kematiian yang tinggi, kemudian disusul oleh fase menurunya angka kematian sementara angaka kelagiran masih tetap tinggi dan fase menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan hingga berada pada angka kelahiran dan kematian yang rendah.
Fase kelahiran dan kematian tinggi sejajar dengan fase perkembangan masyarakat tradisional agraris; dicirikan oleh ekonomi berlandaskan pertanian dengan pendapatan rendah.
Kritik-kritik terhadap teori demografi antara karena terdapat kenyataanya bahwa turunya angka-angka kematian di berbagai Negara berkembang dapat berlangsung lebh cepat daripada yang dialami Negara-negara industry di masa lampau.
BAB 2
Beberapa Ukuran Dasar Teknik Analisa Kependudukan
Angka Mutlah dan Relatif
Dalam beberapa hal dan untuk tujuan tertentu angka-angka, mutlsk berguna secara langsung, bahkan sangat penting. Namun bagi tujuan-tujuan perbandingan, pengunaan angka-angka mutlak saja sering tidak memadai dan bahkan sering tidak banyak memeberi arti. Umpanya sama dari dua penduduk yang cukup banyak jumlahnya, tidak akan me mberikan gambaran yang jelas perbandingan strutur umum umum yang bersangkutan.lebih jauh, peristiwa-peristiwa demografi kelahiran bertalian dengan jumlah penduduk.
Dengan menggubakan angka-angka atau ukuran-ukuran relative dapat membantu dalam membandingkan keadaan berbagai demografi dan penduduk-penduduk yang jumlahnya sangat berbeda.
Rasio dan Reit
Angka-angka mutlak tersedia dari daftar-daftar statistik yang dipelihara atau dipubliskasikan oleh berbagai instansi/ badan yang memuat jumlah orang peristiwa-peristiwa demografi.
Rasio merupakan besaran hasil perbandingan antara dua angka. Rasio adalah ukuran relative, sehingga tidak merupakan indicator besarnya angka-angka yang diperbandingkan. Dalam berbagai studi terhadap berbagai peristiwa demografi, pengukuran dengan menggunakan rasio yang tanpa memasukkan unsur waktu dipandang kurang memuaskan. Rasio yang dihitung dengan dasar interval waktu tertentu, biasanya dengan interval satu tahun disebut sebagi Reit.
 
 
Distribusi Frekuensi
Dalam Ilmu Kependudukan Distribusi Frekuensi merupakan alat untuk menggambarkan profil penduduk menurut karakteristik tertentu. Karakteristik ini umpanya umur, jenis kelamamin, daerah tempat tinggal, lapangan perkerjaan, agama, dan kewarnegaraan.
Teknik Pro-rating
Dalam tabel-tabel hasil sensus penduduk mengenai jumlah penduduk menurut golongan umur kadang-kadang di jumpai suatu katagori yang "tak terjawab" (not stated). Jika jumlah penduduk tergolong katagori ini relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan, penerapan teknik Pro-rating dipandang memadai. Melakukan Pro-rating terhadap penduduk katagori itu berarti mendistribusikan mereka ke dalam struktur umum penduduk yang ada dari penduduk yang bersangkutan.
Teknik Perhitungan Umur Median
Biasanya umur median dipakai sebagai salah satu petunjuk untuk melihat struktur umur penduduk suatu Negara wilayah tertentu dalam suatu Negara. Umur median adalah umur yang berada pada titik tengah yang membagi penduduk suatu suatu wilayah dalam jumlahyang sama. Meskipun sampai rataf tertentu, yang disebut umur median rendah dan umur median tinggi bersifat relative, suatu katagori yang dapat dipakai adalah dengan penggolonggan: umur median rendah kurang dari20 tahun, umur median sedang atau "intermediate" 20-29 tahun, dan umue median tinggi 30 tahun keatas.
Cara-cara Pengukuran Perkembangan Penduduk
Jika suatu daerah mempunyai suatu sistem pencatatan pendudukan berjalan dengan baik,[10] jumlah pada akhir suatu priode waktu dari daerah yang bersangkutan dapat diperkirakan dengan menggunakkan persamaan.
Pertumbuhan penduduk alami, semata-mata merupakan selisih jumlah kelahiran terhadap jumla kematian. Jika angka-angka kematian dan kelahiran tersedia,[11] dan yang tersedia hanya angka jummlah penduduk pada waktu-waktu  tertentu seperti pada waktu-waktu sensus, perkembangan penduduk dapat diperkirakan antara lain dengan menggunakan rumus-rumus geometric dan eksponensial.


[1] Thomlison R, Population Dynamics (New York: Random House, 1965), hal. 5.
[2] United Nations, Multilingual Demographic Dictionary (New York: United Nations, 1958), hal. 3.
[3] Ibid
[4] D.J. Bogue, Principles of Demograraphy (New York: John Wiley & Sons, 1969).
[5] P.M. Hauser dan O.D. Duncan (eds.), The Study of Population (Chicago: The Chicago University, 1959), hal. 31
[6] Ibid., hal. 34.  Analisa demografi sering dipakai sebagai pengganti dari demografi sosial,
[7] .M. Hauser dan O.D. Duncan (eds.), Population Studies (Chicago Rand McNelly,1969), hal. 9.
[8] Variabel-variabel demografi yang poko adalan kelahiran, kematian, dan migrasi yang juga sering dikenal sebagai komponen-komponen atau determinan-determinan pertumbuhan pemduduk
[9] R. Thomlison, up. cit., hal ,6.  
[10]  Berupa sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan registrasi penduduk pada umumnya.
[11] Kalau tersedia tak lengkap dan kurang dapat dipercaya

Cari Blog Ini