Rabu, 19 September 2012

tugas demografi 1, anisa fathonah pmi 5

BAB 1
Ilmu Kependudukan dan Demografi
Studi kependudukan (Population Studies) merupakan istilah lain bagi ilmu kependudukan yang digunakan di sini. Studi kependudukan terdiri dari analisis-analisis yang bertjuan dan mencangkup:[1]
1.      Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan-perubahannya
2.      Menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut, dan
3.      menganalasis sebagai konsekuensi yang mungkin sekali terjadi di masa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu.
Introduksi istilah ilmu kependudukan sesungguhnya dimaksud untuk memberi pengertian lebih luas tentang demografi, karena sejumlah ahli telah menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni atau kadang-kadang demografi teoretis.[2] Kata Demografi berasal dari Greek (Yunani) yang untuk pertama kali digunakan oleh Guillard lebih dari seabad yang silam, digunakan sebagai sinomin bagi Population Study. Sedangkan kata Population bersumber dari bahasa latin.
Demografi adalah studi ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah, struktur , dan perkembangannya.[3] Sementara Bogue memberikan batasan sebagai berikut:
Demografi adalah studi matematika dan statistic terhadap jumlah, komposisi, dan distribusi spasial dari penduduk manusia, dan perubahan dari aspek-aspek tersebut yang senantiasa terjadi sebagai akibat berkerjanya lima proses, yaitu: fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.[4]
Batasan formal dari demografi telah pula diberikan oleh Hauser dan Duncan[5] yang menyatakan:
Demografi dapat dilihat dalam makna yang sempit, yang dalam hal ini sama dengan analisa demografi atau dalam makna yang luas yang mencangkup baik analisa demografi maupun studi kependudukan.[6]
Pemisahan antara studi kependudukan dan analisa demografi umpamanya telah dilakukan oleh Hauser[7] yang menyatakan bahwa:
·         analisa demografi merupakan analisa statstik terhadap jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk, serta komponen-komponen variasinya dan perubahan; sedangkan
·         studi kependudukan mempersoalkan hubungan-hubungan antara variabel demografi dan variabel dari sistem lain.
Demografi formal hanya mempersoalkan hubungan antara variabel demografi; baik yang diperlakukan sebagai variabel indenpenden maupun variabel dependen.[8] Ilmu kependudukan mungkin meliahat variabel dependen, atau sebaliknya.
Studi kependudukan dapat pula dilihat sebagai mencakup penelitian makro demografi dan mikro demografi.[9] Penelitian makro demografi terdiri dari penelitian unit skala besar, agregat orang dengan keseluruhan sistem dengan kebudayaan dan masyarakat. Sedangkan penelitian mikro demografi mmerupakan penelitian unit skala kecil yang umunya bersifat internal.
Robert Thomas Malthus dan Teori-teori Alamiah
Robert Thomas Malthus (1766-1834) terkenal sebagai pelopor Ilmu Kependudukan (Population Studies) sebagai bagian dari pertengahan abad ke-17. Tulisan monumentalnya An Essay on The Principle of Population as it Affects Future Improvement of Socienty, With remaks on the Speculation of Mr Godwin, Mr Condorce, and Oher Writerts atau lebih populer dengan sebutan Prinsip Kedudukan untuk perama kali terbit di tahun 1798.
Malthus mulai dengan merumuskan dengan dua postulat yaitu:
1.      bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia; dan
2.      bahwa kebutuhan nafsu seksuil antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.
Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, bahwa jika tidak ada pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusi akan pengekangn, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari subsisten (pangan).
Menurut Malthus, pengekangan perkembangan penduduk dapat berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Pengekangan hakiki adalah pangan, sedangkan Pengekangan segera dapat berbentuk pengekangan prefentif dan pengekangan positif. pengekangan prefentif adalah faktor-faktor yang berkerja mengurangi angka kelahiran. Sedangkan pengekangan positif merupakan factor-faktor yang mempengaruhi angka; kematian; dapat berupa epidemik; penyakit-penyakit kemiskinan.
Kritik-kritik terhadap teori kependudukan Malthus yang juga sering dipandang sebagai kelemahan-kelemahan dari teori tersebut antaranya berkaisar pada:
a.       Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia adalah salah seorang pengajur industrialisasi dan penggunaan tanah secara lebih efisien.
b.      Dia kurang memperhitungkan bahwa penemuan-penemuan baru, tekhnologi unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada peningkatan tingkat hidup
c.       Dia berpandangan bahwa pengontrolan kelahiran tidak bermoral dan tidak pernah meramalkan penggunaan alat-alat kontrasepsi yang meluas
d.      Dengan majunya sistem transportasi dan berlangsungnya perdagangan internasional membuka pasaran baru bagi barang-barang hasil pabrik/industri, sumber-sumber bahan mentah tambahan, dan mempermudah emigrasi.
Teori Transisi Demografi dan Aliran-aliaran Pemikiran
Teori transisi demografi merupakan teori kependudukan yang dominan meskipun bukan dengan tanpa kritikan-kritikan. Teori ini merupakan salah satu di antara teori-teori kependudukan yang tergolong social theoris. Teori transisi demogrsfi menyatakan bahwa stetiap masyarakat memulai dengan fase angka kelahiran-kematiian yang tinggi, kemudian disusul oleh fase menurunya angka kematian sementara angaka kelagiran masih tetap tinggi dan fase menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan hingga berada pada angka kelahiran dan kematian yang rendah.
Fase kelahiran dan kematian tinggi sejajar dengan fase perkembangan masyarakat tradisional agraris; dicirikan oleh ekonomi berlandaskan pertanian dengan pendapatan rendah.
Kritik-kritik terhadap teori demografi antara karena terdapat kenyataanya bahwa turunya angka-angka kematian di berbagai Negara berkembang dapat berlangsung lebh cepat daripada yang dialami Negara-negara industry di masa lampau.
BAB 2
Beberapa Ukuran Dasar Teknik Analisa Kependudukan
Angka Mutlah dan Relatif
Dalam beberapa hal dan untuk tujuan tertentu angka-angka, mutlsk berguna secara langsung, bahkan sangat penting. Namun bagi tujuan-tujuan perbandingan, pengunaan angka-angka mutlak saja sering tidak memadai dan bahkan sering tidak banyak memeberi arti. Umpanya sama dari dua penduduk yang cukup banyak jumlahnya, tidak akan me mberikan gambaran yang jelas perbandingan strutur umum umum yang bersangkutan.lebih jauh, peristiwa-peristiwa demografi kelahiran bertalian dengan jumlah penduduk.
Dengan menggubakan angka-angka atau ukuran-ukuran relative dapat membantu dalam membandingkan keadaan berbagai demografi dan penduduk-penduduk yang jumlahnya sangat berbeda.
Rasio dan Reit
Angka-angka mutlak tersedia dari daftar-daftar statistik yang dipelihara atau dipubliskasikan oleh berbagai instansi/ badan yang memuat jumlah orang peristiwa-peristiwa demografi.
Rasio merupakan besaran hasil perbandingan antara dua angka. Rasio adalah ukuran relative, sehingga tidak merupakan indicator besarnya angka-angka yang diperbandingkan. Dalam berbagai studi terhadap berbagai peristiwa demografi, pengukuran dengan menggunakan rasio yang tanpa memasukkan unsur waktu dipandang kurang memuaskan. Rasio yang dihitung dengan dasar interval waktu tertentu, biasanya dengan interval satu tahun disebut sebagi Reit.
 
 
Distribusi Frekuensi
Dalam Ilmu Kependudukan Distribusi Frekuensi merupakan alat untuk menggambarkan profil penduduk menurut karakteristik tertentu. Karakteristik ini umpanya umur, jenis kelamamin, daerah tempat tinggal, lapangan perkerjaan, agama, dan kewarnegaraan.
Teknik Pro-rating
Dalam tabel-tabel hasil sensus penduduk mengenai jumlah penduduk menurut golongan umur kadang-kadang di jumpai suatu katagori yang "tak terjawab" (not stated). Jika jumlah penduduk tergolong katagori ini relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan, penerapan teknik Pro-rating dipandang memadai. Melakukan Pro-rating terhadap penduduk katagori itu berarti mendistribusikan mereka ke dalam struktur umum penduduk yang ada dari penduduk yang bersangkutan.
Teknik Perhitungan Umur Median
Biasanya umur median dipakai sebagai salah satu petunjuk untuk melihat struktur umur penduduk suatu Negara wilayah tertentu dalam suatu Negara. Umur median adalah umur yang berada pada titik tengah yang membagi penduduk suatu suatu wilayah dalam jumlahyang sama. Meskipun sampai rataf tertentu, yang disebut umur median rendah dan umur median tinggi bersifat relative, suatu katagori yang dapat dipakai adalah dengan penggolonggan: umur median rendah kurang dari20 tahun, umur median sedang atau "intermediate" 20-29 tahun, dan umue median tinggi 30 tahun keatas.
Cara-cara Pengukuran Perkembangan Penduduk
Jika suatu daerah mempunyai suatu sistem pencatatan pendudukan berjalan dengan baik,[10] jumlah pada akhir suatu priode waktu dari daerah yang bersangkutan dapat diperkirakan dengan menggunakkan persamaan.
Pertumbuhan penduduk alami, semata-mata merupakan selisih jumlah kelahiran terhadap jumla kematian. Jika angka-angka kematian dan kelahiran tersedia,[11] dan yang tersedia hanya angka jummlah penduduk pada waktu-waktu  tertentu seperti pada waktu-waktu sensus, perkembangan penduduk dapat diperkirakan antara lain dengan menggunakan rumus-rumus geometric dan eksponensial.


[1] Thomlison R, Population Dynamics (New York: Random House, 1965), hal. 5.
[2] United Nations, Multilingual Demographic Dictionary (New York: United Nations, 1958), hal. 3.
[3] Ibid
[4] D.J. Bogue, Principles of Demograraphy (New York: John Wiley & Sons, 1969).
[5] P.M. Hauser dan O.D. Duncan (eds.), The Study of Population (Chicago: The Chicago University, 1959), hal. 31
[6] Ibid., hal. 34.  Analisa demografi sering dipakai sebagai pengganti dari demografi sosial,
[7] .M. Hauser dan O.D. Duncan (eds.), Population Studies (Chicago Rand McNelly,1969), hal. 9.
[8] Variabel-variabel demografi yang poko adalan kelahiran, kematian, dan migrasi yang juga sering dikenal sebagai komponen-komponen atau determinan-determinan pertumbuhan pemduduk
[9] R. Thomlison, up. cit., hal ,6.  
[10]  Berupa sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan registrasi penduduk pada umumnya.
[11] Kalau tersedia tak lengkap dan kurang dapat dipercaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini