Senin, 15 Oktober 2012

Nirma Sugiarti, KPI 1 E, tugas ke enam

PROTESTAN ETHIC AND SPIRIT OF CAPITALISM
MAX WEBER
 
Buku ini menjelaskan bagaimana pengaruh agama dalam dunia dan menjadikan semangat bagi masyarakat protestan dan kapitalisme. Dalam buku ini pula terdapat berbagai paham dan paradigma seperti positivme , konstruktivitis, dan kritis.
Dalam bab pertama menjelaskan masalah afiliasi agama dan stratifikasi social, bahasan ini mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja. Penganut katolik menganggap ahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa merupakan sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan karena mereka lebih mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan bisnis. Menurut Weber agama merupakan sumber pertentangan khususnya khatolik dan protestan.
Perbedaan pandangan ini juga terlihat dalam hal pendidikan, orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit dibanding protestan dan ini menyebabkan adanya stratifikasi sosial. Sedangkan kaum protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan, dan kaum katolik kalah bersaing dalam dunia kerja, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang memiliki skil dalam industri-industri modern. Dalam pandangan ini pendidikan yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam hal memilih pekerjaan, yang artinya ada pemenuhan kebutuhan yang harus di prioritaskan dalam penentuan pilihan atas pertimbangan rasio agama.
Orang-orang katolik terkesan asketis dalam mencapai cita-cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berfaham materialistis dan mengedepankan sekularisasidalam cita-cita dan pandangan hidupnya, yang artinya mencampur kepentingan agama dengan dunia. Dalam hal ini menyebabkan protestan lebih maju dalam tiga hal dibandingkan dengan bangsa lain yaitu : spiritual, perdagangan dan kebebasan, serta adanya kombinasi antara kesucian yang besar yaitu agama dengan adanya suatu perkembangan bisnis yang lebih maju.
Pada bagian selanjutnya dijelaskan mengenai suatu semangat kapitalisme yang tergambar dalam sebuah perhitungan bisnis. Bagi kaum protestan mereka lebih menyukai makan enak dan mereka berpandang utilitarianisme yang berarti baik bagi banyak orang dan memiliki alasan pembenaran yang kuat, sedangkan prinsip katolik lebih menyukai tidur yang nyaman.
Factor lain yang dapat memberi keuntungan adalah kejujuran manusia karena kejujuran akan membawa manusia pada suatu keuntungan yang menimbulkan kepercayaan dari orang lain dan hal ini merupakan suatu pandangan positivistis, orang akan lebih terbuka dalam memberikan bantuan pada orang jujur dan tepat waktu.
Apa yang dijelaskan diatas merupakan gambaran dari semangat kapitalisme untuk terus bekerja, jika dipandang Weber dari segi etika protestan dan calvinisme. Sedangkan dari segi kapitalisme mereka menjauhkan ini dari pandangan Eudonistik, bahwa semua yang mereka lakukan di dunia adalah tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta, serta hedonistis karena semua kebahagiaannya bersifat irasional.
Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari Tradisionalisme yang merupakan sifat mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang meningkat, ini merupakan suatu bentuk paradigma kritis.
Kapitalisme merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari batasan-batasan yang ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan, sebab dalam makna kapitalisme terdapat perbedaan makna kebutuhan dan keuntungan , oleh karena itu                                                                                                            kebutuhan tersebut akan membatasi keuntungan.
Konsep Luther mengenai panggilan.
Panggilan merupakan kewajiban setiap individu di dunia untuk malakukan tugas dan kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya di dunia dengan tidak melampaui nilai moral duniawi. Menurut penganut protestan panggilan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai suatu peraturan ilahi, sedangkan katolik menganggap bahwa kapitalisme merupakan kreasi dari reformasi ( perubahan system ekonomi yang berkembang).
Lutheranistik tidak lepas dari Tradisionalistis yang selalu berpegang pada kataatan pada peraturan ilahi dan dalam perkembangannya akan bertentangan dengan kebudayaan modern dan calvinisme. Kebudayaan modern lebih mengutamakan duniawi di banding ketaatan agama, hal ini merupakan prinsip dasar protestan yang lebih materialis dan berpegang pada duniawi.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi konsep keagamaan dari akses duniawi yaitu calvinisme, Pietisme, Metodenisme, dan sekte-sekte yang tumbuh dari kaum baktis.
Calvinisme merupakan faham yang berpandang bahwa Tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup atau ada demi Tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuliaan Tuhan, serta Tuhan menghendaki adanya pencapaian social dalam dunia. Calvinisme berpendapat bahwa kesuksesan social di dunia adalah gambaran kehidupan akhirat, kesuksesan di dunia merupakan penebusan dosa bagi orang-orang yang tidak tepilih, hal ini membuat  manusia menjadi tidak tenang sehingga untuk mencari ketenangan dan kepastian kehidupan akhirat mereka bekerja dengan rajin, dan hal ini merupakan gambaran eudomonisme.
Pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat menjadi sebuah ketaatan pada ilahi.
Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakan terhadap dasar-dasar dogmatis dari akses cavinistis. Makna emosional disini berarti bahwa para penganut metodisme harus memiliki rasa menyesal terhadap dosa-dosa mereka dan berharap untuk mendapatkan pengampunan, sehingga membutuhkan perjuangan emosional dalam hal ini sama dengan hukuman nilai dan norma social yang hanya tertanam di dalam jiwa manusia dan akan menghilangkan rasa ketenangan. Di dalam metodisme sendiri sama halnya dengan pietisme yang mengandung pandangan ketidakpastian tentang akhirat.
Sekte-sekte baptis karakter yang di anut dari baptis adalah tenang, moderet, dan sangat taat terhadap keagamaannya. Mereka juga tidak memiliki pemikiran mengenai kehidupan politik, tetapi lebih pada pandangan yang bersifat kebajikan-kebajikan dan melupakan masalah duniawi. Pada perkembanganna penganut baptis akan mengikuti alur calvinisme, apa yang menjadi prinsir dari pemikiran baptis adalah mendengarkan adanya suara Tuhan sebagai panggilan hidup.
Akses dan semangat kapitalisme
Pada zaman ini orang-orang bekerja bukan untuk mencari kekayaan namun lebih untuk menjalankan perintah Tuhan yaitu untuk lebih memuliakan Tuhan dengan waktu yang ada serta tidak ada waktu untuk bersantai sebab bersantai merupakan dosa besar. Mereka mulai melupakan eudomonisme yang di terapkan pada masa calvinisme. Tujuan akhir mereka adalah memuliakan Tuhan dan mendapat rahmat-Nya. Hal ini merupakan suatu pandangan yang Positivis. Pada masa ini mereka lebih menganut utilitarianisme murni, mereka lebih melihat hambatan-hambatan yang ada pada harta mereka dan bagaimana mereka mendapatkan hartanya yang pada masa calvinisme semua itu tidak ada hal yang menunjang lahirnya semangat kapitalisme.
Yang mendasari adanya konsep panggilan lathering adalah adanya faham calvinisme. Mereka menolak adanya mamonisme yaitu faham yang berpandangan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh mereka adalah usaha untuk memperkaya diri mereka sebab kekayaan itu sesungguhnya adalah godaan bagi manusia. Pandangan ini merupakan hal yang konstruktivitis bahwa tidak semua orang yang melakukan usaha untuk memperkaya diri adalah suatu kesalahan dan ketamakan, karena banyak dari masyarakat yang kaya namun dermawan bagi kepentingan social. Pada zaman ini etika, moral dan kebijaksanaan yang dulu pada calvinisme tidak ada ingin coba untuk di tanamkan lagi.

Tug as ke 6Etika Protestan dan Spirit Kaitalisme, Nama: Dewi Utari ,kelas: KPI.1.E

Etika Protestan dan Spirit Kapitalis
Buku ini menjelaskan tentang bagaimana pengaruh agama dalam dunia dan menjadikan semangat bagi masyarakat protestan dan kapitalis. Landasan yang mendasari adalah lahirnya kapitalis, semangat bagi protestan untuk melakukan ekspansi kapitalis  sebagai sistem perekonomian yang diperhitungkan dunia.
Secara rincinya didalam bab pertama dijelaskan tentang masalah afisilasi agama dan stratifikasi social, bahsan ini menegnai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara kaum penganut  katolik dan protestan tentang masalah duniawi. Perbedaan pandangan ini juga terlihat dalam hal pedidikan, orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit disbanding protestan dan ini menyebabkan adanya stratifikasi social, sedangkan kaum protestan lebih menyukai bekerja dibidang administrative perusahaan dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja.Orang-oang katolik terkesan aksetis dalam mencapai cita-cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkan kaum protestan lebih berfaham materialistis dan mengedepankan sekulirasi dalam cita-cita dan pandangan hidupnya. Dalam hal ini menyebabkan protestan lebih maju 3hal dibandingkan bangsa lain,yaitu: spiritual,perdagangan dan kebebasan.Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusin kapitalisme mencoba merubah pola piker terebut dngan menurunkan teor ekonominya yaitu dengan menurunkan upah makan akan diperoleh pekerjaan yang meningkat ini merupakan suatu bentuk paradigm kritis.
Kapitalistik  merupakan perjuangan untk mendpatkan keuntngan yang bebas dari batasan-batasan yang ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan, bagi kaum kapitalis agama hanya sebbagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tent akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan sosila dan material.
Bahasan selanjutnya mengenai konsep Luther mengenai panggilan, apa sih yang dimaksud dengan konsep panggilan?
Panggilan merupakan kewajiban setiap individu untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuia dengan  tingkat kedudukannya masing-masing didunia dan dengan tidak melampaui nilai moral duniawi, panggilan merupakan suatu yang sudah lazim dan sudah seharusny dilakukan, menurut penganut protesta panggilan merupakan sesuatu yang harus sebagai suatu peraturan illahi, dalam hal ini katolik memiliki satu musuh yang nyata yaitu,protestan dalam anggapannya bahwa kapitalisme merupakan kreasii, yang dimaksudasi dari reformasi disini adalah perubahan sistm ekonomi yang berkembang. Bahasan selanjutnya mengenai konsep keagamaaan dari akses duniawi dalam hal ini dijelaskan beberapa factor yaitu, calvinisme,pietisme,metodisme, dan sekte-sekte yang tumbuh dari kaum baktis. Bahasan selanjutnya mengenai akses dan semangat kapitalisme
Akses pada zaman ini dirasakan lebih tajam dibandingkan pada akses ini orang-orang bekerja bukan untuk mencari kekayaan namun mereka lebih untuk menjalankan tuhan.
Yang mendasari adanya konsep panggilan lathering adalah faham calvinisme. Mereka juga nya mamonisme yaitu faham yng berpandangan bahwa usha-usha yang dilakukan oleh mereka adalah usaha untuk memperkaya diri mereka sebab kekayaan itu sesungguhnya adlah godaan bagi manusia.

Arif Syahrizal ( Tugas Ke 6)

ETIKA PROTESTAN DAN SEMANGAT KAPITALISME

Nama                   : Arif Syahrizal

Kelas          : 1 KPI E

Tugas                   : Ke 6

 

                   Masalah afiliasi agama dan strafikasi sosial, bahasan ini mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut Katolik dan Protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut Katolik menganggap bahwa yang menghukum bidah dan Yang mengampuni para pendosa dan berarti itu sesuatu yang bidah adalah pandangan Protestan, karena mereka lebih mengedepankan bisnis dari pada ajaran agama, serta mencampur dominasi dunia dengan bisnis. Weber beranggapan bahwa agama adalah sumber dari terjadinya suatu pertentangan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dan begitu pula antara agama yang satu dengan agama yang lain khususnya agama Katolik dan Protestan.

                   Salah satu faktor dari terjadinya suatu pertentangan antara agama adalah pendidikan , karena orang orang Katolik lebih menyukai pelatihan pelatihan dan bekerja di pemerintah dan lulusan pendidikan dari penganut Katolik lebih sedikit di bandingkan dengan Protestan dan ini merupakan salah satu penyebab adanya stratifikasi sosial, sedangkan kaum Protestan lebih senang bekerja pada bagian Administratif perusahaan, dan para penganut Katolik kalah bersaing dalam dunia kerja, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang memiliki skill dalam industri industri modern.

                   Pada dasarnya orang orang Katolik terkesan asketis dalam mencapai cita cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia namun berbeda hal dengan orang orang Protestan, mereka lebih berpaham kepada materialistis dan mengedepankan sekulariasi dalam cita cita dan pandangan hidupnya, yang artinya mencampur kepentingan agama dan dunia. Dalam hal ini menyebabkan Protestan lebih maju dalam 3 hal di bandingkan dengan bangasa lain, yaitu : spiritual, perdagangan dan kebebasa.

                   Kaum Protestan dan kaum Katolik mempunyai semangat kapitalisme, yang dalam bahasannya ada suatu perkataan yang berbunyi lebih suka makan enak atau lebih suka tidur enak. Bagi kaum Protestan mereka lebih menyukai makan enak karena mereka mempunyai pandangan utilitarisme, yang artinya baik bagi banyak orang  dan memiliki alasan pembenaran yang kuat, sedangkan prinsip kaum Katolik mereka lebih menyukai tidur yang nyaman karena mereka berpendapat bahwa jika manusia bermalas malasan dia bukan hanya kehilangan waktu namun mereka juga akan kehilangan berbagai keuntungan yang mungkin ia dapatkan pada hari itu.

                   Kapitalisme selau mendapatkan perlawanan dari tradisionalisme yang merupakan sikap mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurukan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan di peroleh pekerjaan yang meningkat. Kapitalistik merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari batasan batasan yang telah ditentukan oleh kebutuhan kebutuhan. Bagi kaum kapitalis agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, dan kaum kapitalis mempunyai tujuan yang tujuan utama tersebut adalah keuntungan sosial dan material.

                   Katolik mempunyai suatu musuh yang nyata yaitu Protestan, dalam anggapannya bahwa kapitalisme merupakan kreasi dari reformasi, yang di maksud dengan dari reformasi disini adalah perubahan sistem ekonomi yang berkembang. Kaum atau bangsa protestan mempunyai  suatu prinsip yang dasarnya lebih menekan terhadap materialistis dan lebih meninggalkan duniawi.

                   Calvinisme merupakan suatu paham yang berpandangan bahwa tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup atau ada demi Tuhan dan dunia ada untuk melayani kemulian Tuhan, serta Tuhan menghendaki adanya pencapaian sosial dalam dunia. Kemudian paham ini berpendapat bahwa kesuksesan , kehidupan sosial di dunia adalah gambaran kehidupan akhirat, kesuksesan di dunia merupakan penebus dosa dosa bagi orang orang yang tidak terpilih, dan hal ini membuat manusia menjadi tidak tenang sehingga untuk mencari ketenangan itu.

                   Pietisme juga merupakan suatu paham yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan bukan untuk kehidupan  di akhirat, dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat . Apa yang mendasari adanya konsep panggilan luthering adalah adanya paham calvinisme. Mereka juga menolak adanya mamonisme yaitu paham yang berpandangan bahwa usah usah yang di lakukan oleh mereka sebab kekayaan itu sesungguhnya adalah  usaha untuk memperkaya diri mereka sebab kekayaan itu sesungguhnya adalah godaan bagi manusia.

Protestan Ethic and Spirit of Capitalism, Thabita N Dhiraja (KPI 1E), Tugas 6 Sosiologi Agama

Nama : Thabita Nashty Dhiraja
Kelas : KPI 1E
Tugas Sosiologi Agama

Protestan Ethic and Spirit of Capitalism

Dalam buku ini Weber menjelaskan tentang bagaimana pengaruh agama dala dunia yang menjadikan semangat bagi masyarakat protestan dan kapitalis. Disini dijelaskan tentang masalah afliasi agama dan stratifikasi sosial, bahasan ini mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan, karna mereka lebih mengedepankan bisnis daripada ajaran agama, serta mencampuri dominasi dunia dengan bisnis. Menurut weber bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.

Perbedaan pandangan ini juga terlihat dalam hal pendidikan, orang orang katolik lebih menyukai pelatihan pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit dibandingkan dengan protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan, dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja, karena hal ini terlihat dari banyaknya pemuda protestan yang memiliki skill dalam industri industri modern. Dalam pandangan ini pendidikan yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam hal memilih pekerjaan, yang artinya ada pemenuhan kebutuhan yang harus di prioritaskan dalam penentuan pilihan atas pertimbangan rasio agama.

Orang orang katolik terkesan asketis dalam mencapai cita cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia sedangkankaum protestan lebih berfaham meterialistis dan mengedepankan sekularisasi dalam cita cita dan pandangan hidupnya, yang artinya mencampur kepentingan agama dengan dunia. Dalam hal ini menyebabkam protestan lebih maju dalam 3 hal dibandingkan bangsa lain yaitu: spiritual, perdagang dan kebebasan. Serta adanya kombinasi antara kesucian yang besar yaitu agama dengan adanya suatu perkembangan bisnis yang lebih maju. Sedangkan prinsip katolik merek lebih menyukai tidur yang nyaman, menurut kaum protestan jika manusi bermalas malasan dia bukan hanya kehilangan waktu namun juga kehilangan berbagai keuntungan yang mungkin dia dapatkan pada hari itu karena uang tersebut dapat diputar menjadi berlipat keuntungan. Faktor lain yang dapat memberi keuntungan adalah kejujuran manusia karena kejujuran akan membawa manusia pada keuntungan yang menimbulkan kepercayaan dari orang laindan hal ini merupakan suatu pandangan positivis, orang akan lebih terbuka dalam memberikan bantuan pada orang yang jujur dan tapat waktu.

Dalam buku ini juga dijelaskan mengenai konsep Luther mengenai panggilan, panggilan merupakan kewajiban setiap individu di dunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya masing masing di dunia dan dengan tidak melampaui nilai moral duniawi. Dalam hal ini katolik memiliki suatu musuh yang nyata yaitu katolik, dalam anggapannya bahwa kapitalisme merupakan kreasi dan reformasi, yang dimaksud dari reformasi disini adalah perubahan sistem ekonomi yang berkembang.

Selanjutnya mengenai konsep keagamaan dari askese duniawi, dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep keagamaan dari askese duniawi yaitu:
a. Calvanisme : merupakan suatu faham yang berpandangan bahwa Tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup atau ada demi Tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuiaan Tuhan.
b. Peitisme : merupakan pandangan yang berbeda dari calvinisme yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk kesalamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan bukan untuk kehidupan di akhirat menjadi sebuah ketaatan pada ilahi.
c. Metodisme : merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau jenis keagamaan yang emosional tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakan terhadap dasar dasar dogmatis dari askese calvanistis


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tugas ke 6 Protestan Etick and The Spirit of Capitalism

Protestan etick and the spirit of capitalism
MAX WEBER

                Bukuinimenjalaskantentangbagaimanapengaruh agama dalamduniadanmenjadikansemangatbagimasyarakatprotestandankapitalis. Dijelaskantentangmasalahafliasi agama danstratifikasi social, mengenaiadanyaperbedaanpandangandanprinsipantarapenganutkatolikdanprotestantentangmasalahduniawi yang berakarpadahukumgereja yang penganutkatolikmenganggapbahwamenghukum yang bidahdanmengampuniparapendosadanituberartisesuatu yang bidahadalahpandanganprotestan, merekalebihmengedepankanbisnisdaripada agama, sertamencampurdominasi, duniadenganbisnis.  Menurut  Weber agama merupakansumberpertentangan, khususnyakatolikdanprotestan.
                Dalamhalpendidikankatoliklebihmenyukaipelatihan-pelatihandanbekerjadanbekerjadipemerintahan , danlulusanpendidikankatoliklebihsedikit disbanding protestansehinggaterjadinyastratifikasisocial,sedangkankaumprotestanlebihmenyukaibekerjapadabagian administrative perusahaan, penganutkatolikkalahbersaingdalamduniakerja. Pemudaprotestanmemiliki skill dalamindustri-industri modern.Pendidikan yang dipengaruhilingkungan agama akanmempengaruhidalamhalmemilihpekerjaan, artinyaadapemenuhankebutuhan yang harusdiprioritaskandalampenentuanpilihanataspertimbanganrasio agama. Katolikterkesanasketis, dalammencapaicita-citahidupnyasehinggamembuatpenganutmengabaikankehidupandunia, sedangkankaumprotestanlebihfahammaterialistismengedepankansekularisasidalamcita-citadanpandanganhidupnyaartinyamencampurkepentingan agama dandunia. Sehinggamenyaebabkanprotestanlebihmajudalamtigahal disbanding bangsalainyaitu spiritual, perdagangandankebebasan. Serta adanyakombinasiantarakesucian yang besaryaitu agama denganadanyasuatuperkembanganbisnis yang lebihmaju.Protestaslebihmenyukaimakan yang enakdanmerekaberpandanganutilitarianmismesedangkankatoliklebihmenyukaitidur yang nyamandanmerekaberpandanganpositivistis.Semangatkapitalismeuntukberkerja, semangatsesunguhnyabukanberbicarauntukkesuksesandiduniahalinimerupakanetikajikadipandang max weber darisegietikaprotestandankalvinisme. Dari segikapitalismemerekamenjauhkanhalinidaripandanganeudonistikbahwasemua yang merekalakukandiduniaadalahtujuanakhiryaituuntukmencariharta, sertahedonistiskarenasemuakebahagiaanyabersifatirasional.
                Kapitalismemendapatperlawandaritradisionalismekapitalismemencobamerubahpolapikirdenganmenurunkanteoriekonominyadenganmenurunkanupahakandiperolehpekerjaan yang meningkatinimerupakanparadigmakritis. Kapitalistikmerupakanperjuanganuntukmendapatkankeuntungandaribatasan – batasan yang ditentukanolehkebutuhan-kebutuhan.Bagikaumkapitalis agama sebagaialatuntukmenarikmerekadarikerjakehidupanduniadantentuakanmembuatgelisahtentangkehidupanakhirattujuanutamakapitalismeadalahkeuntungan social dan material. KonsepLutermengenaipanggilan, panggilanmerupakankewajibansetiapindividuuntukmelakukantugasataukewajibansesuaidengantingkatkedudukannya, menurutprotestanpanggilanmerupakansesuatu yang harusditerimasebagaisuatuperaturanIlahi, dalamhalinikatolikmemilikisuatumusuh yang nyatayaituprotestan, dalamanggapannyabahwakapitalismekreasidarirevormasi, revormasidisiniadalahperubahanekonomi yang berkembang .
                Lutheranististidaklepasdaritradisionalistis yang selaluperpegangpadaketaatanperaturanilahihalinimerupakanprinsipdasarprotestan yang lebihmaterialisdanperpegangpadaduniawi. Calvinismeberpendapatbahwakesuksesan di duniaadalahgambarankehidupanakherat.Sehinggauntukmendariketenanganitudankepastiankehidupanakhiratmerekabekerjadenganrajin,danhalinimerupakangambaraneudonisme. Pietismemenganggapbahwamanusiabekerjauntukkeselamatandankesejahteraankehidupan di dunia, bukanuntukkehidupan di akherat. Metodismemerupakankombinasiantarajeniskeagamaan yang emosionaltetapiasketisdengansifatapatis yang meningkatatausikappenolakanterhadapdasar-dasardogmatisdariaskesekalvinistis, emosionaldisiniberartibahwaparapenganutmetodismeharusmemiliki rasa menyesalterhadapdosa-dosamerekadanberharapuntukmendapatkanpengampunan. Di dalammetodismesendirisamahalnyadenganpietisme yang mengandungpandanganketidakpastiantentangakherat. Sekte-sektebabtis,karakter yang diaanutdaribabtisadalahtenang, moderat, dansangattaatterhadapkeagamaannya. Perkembanganpenganutbabtisakanmengikutialurkalvinisme, prinsipdaripemikiranbabtisadalahmendengarkanadanyasuaratuhan. Apa yang mendasariadanyakonseppanggilanlutheringadalahadanyapahamcalvinisme. Merekajugamenolakadanyamamonismeyaitupaham yang berpandanganbahwausaha-usaha yang dilakukanolehmerekaadalahusahauntukmemperkayadirimerekasebabkekayaanitusesungguhnyaadalahgodaanbagimanusia, banyak orang yang  tersesatdalamhalkepemilikankekayaan.Padazamaninietika, moral dankebijaksanaan yang duludalammasacalvinismetidakada yang inginmencobauntuk di tanamkanlagi.
 
 
Sumber  :  EtikaProtestanKarangandanSemangatKapitalisme
                       Max weber
 
 
                                                                                                                                                            Disusunoleh    :   NendenNelawati
                                                                                                                                                            Kelas          :   KPI E
                                                                                                                                                            NIM            :   1112051000135

ETIKA PROTESTAN DAN SEMANGAT KAPITALISME/ MUDILLAH KPI 1E/ TUGAS KE-6

Etika protestan dan spirit kapitalisme
oleh: Mudillah 1112051000132
tugas ke-6

Buku ini menjelaskan tentang bagaimana pengaruh agama dalam dunia dan menjadikan semangat bagi masyarakat protestan dan kapitalis. Landasan apa yang mendasari lahirnya kapitalis, semangat, dan pola pikir seperti apa yang menyebabkan calvinisme lahir dan menjadi semngat bagi protestan untuk melakukan akspansi kapitalis sebagai sistem perekonomian yang diperhitungkan di dunia. Dijelaskan pula bahwa calvinisme mendasari lahirnya faham-faham kapitalis dan etika protestan.
Pada bab pertama, dijelaskan tentang masalah afliasi agama dan stratifikasi sosial, yaitu mengenai adanya perbedaan pandangan dan prinsip antara penganut katolik dan protestan tentang masalah duniawi yang berakar pada hukum gereja yang penganut katolik menganggap bahwa menghukum yang bidah dan mengampuni para pendosa dan itu berarti sesuatu yang bidah adalah pandangan protestan, karena mereka lebih mengedepankan bisnis daripada agama, serta mencampuri dominasi dunia dengan bisnis. Menurut Weber bahwa agama itu merupakan sumber pertentangan, khususnya katolik dan protestan.
Perbedaan pandangan juga di temukan di dalam hal pendidikan. Orang-orang katolik lebih menyukai pelatihan-pelatihan dan bekerja di pemerintahan dan lulusan pendidikan dari penganut katolik lebih sedikit di banding protestan dan ini menyebabkan stratifikasi sosial, sedangkan protestan lebih menyukai bekerja pada bagian administratif perusahaan, dan para penganut katolik kalah bersaing dalam dunia kerja, karena hal ini terlihat banyaknya pemuda protestan yang memiliki skill dalam industri-industri modern. Dalam pandangan ini pendidikan yang dipengaruhi oleh lingkungan agama akan mempengaruhi dalam hal memilih pekerjaa, yang artinya ada pemenuhan kebutuhan yang harus diprioritaskan dalam penentuan pilihan atas pertimbangan rasio agama.
Orang-orang katolik terkesan asketis dalam mencapai cita-cita hidupnya sehingga membuat penganutnya mengabaikan kehidupan dunia, sedangkan kaum protestan lebih berfaham materialistis dan mengedepankan sekularisasi dalam cita-cita dan pandangan hidupnya yang menyebabkan protestan lebih maju dalam tiga hal dari bangsa lain: spiritual, perdagangan, dan kebebasan. Serta adanya kombinasi antara kesucian yang besar yaitu agama dengan adanya suatu perkembangan bisnis yang lebih maju.
Pada bagian selanjutnya dijelaskan mengenai suatu semangat kapitalisme yang tergambar dalam suatu perhitungan bisnis, bagi kaum protestan mereka lebih menyukai makan enak dan mereka berpandangan utilitarianisme yang artinya baik bagi banyak orang dan memiliki alasan pembenaran  yang kuat, sedangkan prinsip katolik mereka lebih menyukai tidur yang nyaman. Menurut kaum protestan jika manusia bermalas-malasan dia bukan hanya kehilangan waktu namun juga kehilangan berbagai keuntungan yang mungkin ia dapatkan pada hari itu.faktor lain yang dapat memberikan keuntungan adalah kejujuran manusia karena kejujuran akan membawa manusia pada suatu keuntungan yang menimbulkan kepercayaan dari orang lain dan dalam hal ini merupaka suatu pandangan positivistis.  
Ini merupakan gambaran dari suatu semangat kapitalisme untuk terus bekerja, semangat sesungguhnya yang bukan berbicara untuk kesuksesan di dunia, hal ini hanya merupakan etika, jika dipandang oleh Marx Weber dari segi etika protestan dan calvinisme. Sedangkan dari segi kapitalisme mereka manjauhkan hal ini dari pandangan eudoonistik, bahwa semua yang mereka lakukan di dunia adalah sebagai tujuan akhir yaitu usaha untuk mencari harta, serta hedonistis karena semua kebahagiaannya bersifat irasional.
Kapitalisme selalu mendapat perlawanan dari tradisionalisme yang merupakan sifat mutlak manusia dan kapitalisme mencoba merubah pola pikir tersebut dengan menurunkan teori ekonominya yaitu dengan menurunkan upah maka akan diperoleh pekerjaan yang meningkat . ini merupakan suatu bentuk paradigm kritis.
Kapitalistik merupakan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan yang bebas dari batasan-batasan yang ditentuka oleh kebutuhan-kebutuhan. Bagi kaum kapitalis, agama hanya sebagai alat untuk menarik mereka dari kerja kehidupan dunia dan tentu akan membuat gelisah tentang kehidupan akhirat, tujuan utama kapitalisme adalah keuntungan social dan material.
Bahasan selanjutnya mengenai konsep luther mengenai "panggilan". Panggilan merupakan kewajiban setiap individu di dunia untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan tingkat kedudukannya, panggilan sesuatu yang sudah ladzim dan sudah seharusnya dilakukan.
Menurut penganut protestan panggilan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai suatu peraturan ilahi, dalam hal ini katolik memiliki suatu musuh yang nyata yaitu protestan, dalam anggapannya bahwa kapitalisme merupakan kreasi dari reformasi, yang dimaksud dengan reformasi disini adalah perubahan sistem ekonomi yang berkembang.
Lutheranistik tidak terlepas dari tradisionalistis yang selalu berkembang pada ketaatan pada peraturan ilahi, yang bertentangan dengan kebudayaan modern dan calvinisme, hali ini merupakan prinsip dasar protestan yang lebih meterialistis dan berpegang pada duniawi.
Bahasan selanjutnya mengenai konsep keagamaan dari askese duniawi, dijelaskan beberapa factor yang mempengaruhi konsep keagamaan yaitu: calvinisme, pietisme, dan sekte-sekte yang tumbuh dari kaum baktis.
Calvinisme merupakan suatu faham yang berpegangan bahwa tuhan tidak hidup atau ada bagi manusia tetapi manusialah yang hidup atau ada demi tuhan dan dunia ada untuk melayani kemuliaan tuhan, serta tuhan menghendaki adanya pencapaian social dalam dunia. Calvinisme berpendapat bahwa kesuksesan kehidupan social di dunia adalah ngambaran kehidupan akhirat, kesuksesan di dunia merupakan penebus dosa-dosa bagi orang-orang yang tidak terpilih, dan hal ini merupakan gambaran audomonisme.
Pietisme merupakan pandangan  yang berbeda dengan calvinisme yang menganggap bahwa manusia bekerja untuk keselamatan dan kesejahteraan kehidupan di dunia, dan bukan untuk kehidupan di akhirat, dan pietisme memisahkan antara kepentingan dunia dengan akhirat menjadi senuah ketaatan pada ilahi.
Metodisme merupakan kombinasi antara jenis keagamaan yang emosionbal tetapi asketis dengan sikap apatis yang meningkat atau sikap penolakkan terhadap dasar-dasar dogmatis dari askese calvinistis, maka yang emosional disini berarti bahwa para penganut metodisme memiliki rasa menyesal terhadap dosa-dosa mereka dan berharap mendapatkan pengampunan.
Sekte-sekte baptis, karakter yang dianut dari baptis adalah tenang, moderat, dan sangat taat terhadap keagamaanya.  Pada perkembangannya penganut baptis akan mengikuti alur calvinisme, apa yang menjadi prinsip dari pemikiran baptis adalah mendengarkan adanya suara tuhan sebagai panggilan hidup, yang akan menjadi tujuan utama manusia dan hal ini menjadi semangat kapitalisme.
Bahasan selanjutnya mengenai askese dan semangat kapitalisme,
Askese pada zaman ini orang-orang bekerja bukan untuk mencari kekayaan namun mereka lenih untuk menjalankan perintah tuhan. Pasa masa ini mereka lebih menganut utilitarianisme murni yang akan membawa kebahagiaan yang besar bagi banyak orangt nantinya dan secara pertimbangan moral dapat dibenarkan, mereka lebih melihat hyambata-hambatan ap[a yang ada pada harta mereka dan bagaimana mereka mendapatkan hartanya tersebut yang pada masa calvinisme semua itu tidak ada, hal ini menunjang lahirnya semangat kapitalime yang menjadi suatu sistem perekonomian yang cukup menjanjikan di dunia.  

Cari Blog Ini