Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Senin, 13 April 2015
Ayu Triana_Tragedi Meledaknya PLTN di Chernobyl Ukraina
Nurdin Araniri_Bencana Picher Oklahoma
Diqu Zarobi Alfadia_PMI 6_Ekologi Manusia
NIM :1112054000015
M. Firdaos_PMI 6_Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut
Syachul Hamdi_Reaktor Nuklir Chernobly
Dwiko Maxi Rianto_PMI 06_TUGAS 3 EKOLOGI MANUSIA
1112054000029
Pengembangan Masyarakat Islam 6
Pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Efek yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan mahkluk hidup disekitarnya. Apabila ada mahkluk hidup yang terkena radiasi ini biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh mahkluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan
BUNGAWATI_1112054000032_pmi 6_ ekologi manusia
dwiki handika_pmi 6_ekologi manusia.
lilisokviyani_PMI6_tragedi alam ulah manusia
Siti Nur Rahmah_PMI 6_Ekologi Manusia
NIM : 1112054000018
TUGAS MENCARI BENCANA ALAM YANG DISEBABKAN OLEH MANUSIA DI DUNIA
Berkeley Pit, Danau paling 'MEMATIKAN' di
Amerika Serikat
Dari kejauhan permukaan danau di Butte, Montana ini tampak berwarna
biru gelap dengan air yang tenang, indah dipandang mata. Tetapi warna
itu sebenarnya hanya tipuan mata semata, sebab air danau yang keruh
memantulkan warna langit. Berkeley Pit, danau ini dikenal sebagai
'danau paling mematikan di Amerika Serikat'. Menurut Web Ecoist, danau
ini terkenal beracun. Sebenarnya Berkeley Pit bahkan bukan danau.
Berkeley Pit sejatinya adalah sisa-sisa tambang yang menampung 40
milyar galon air asam dan bahan kimia beracun, antara lain tembaga,
arsenik, kadmium, seng dan asam sulfat.
Tempat ini dulunya adalah tambang tembaga yang didirikan pada tahun
1955 dan beroperasi selama beberapa dekade. Berkeley Pit adalah salah
satu lubang galian terbesar di negara itu, dan salah satu dari sedikit
danau beracun yang bisa diakses oleh publik dan menjadi daya tarik
wisata. Hanya dengan membayar dua dolar pengunjung dapat melihat
lubang yang digenangi air penuh logam berat tersebut. Bahkan di
dekatnya didirikan sebuah toko yang menjual suvenir dan barang-barang
kepada pengunjung.
Tadinya tingkat polusi dalam danau ini tak begitu diperhatikan oleh
pemerintah dan masyarakat sekitar. Kemudian pada tahun 1995, sekawanan
angsa salju yang sedang migrasi mendarat di Berkeley Pit dan terjebak
di sana karena badai. Pada saat badai berlalu, 342 angsa mati,
mengakibatkan pihak yang berwenang berinisiatif melakukan uji
toksisitas terhadap air danau tersebut. Barulah diketahui tingginya
tingkat pencemaran air di sana.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan dari itu adalah kenyataan bahwa
level permukaan air di Berkeley Pit terus meningkat. Jika sudah
mencapai titik kritis, dikhawatirkan air itu akan mencemari air tanah
di sekitar Butte yang dikonsumsi oleh lebih dari 30.000 orang. Untuk
memastikan bahwa tidak terjadi, sebuah pabrik pengolahan air pun
dibangun untuk memompa dan mengolah air Berkeley Pit untuk digunakan
dalam operasi pertambangan di dekatnya.
Aden Ahmad Jainudin_PMI 6_Ekologi Manusia
ZUYIN ARWANI_PMI 06_TUGAS EKOLOGI MANUSIA
SEJARAH North Pacific Gyre
(PULAU SAMPAH PASIFIk)
Dalam memahami permasalahan terutama masalah ekologi Manusia, pastinya akan menemukan permasalahan lingkungan yang dapat mempengaruhi baik fisik (Kesehatan), Jasmani dalam artiaan luas yaitu kualitas dalam masyarakat dan rohani (spiritual). maka akan disampaikan oleh pemakalah permasalahan mengenai North Pacific Gyree (Pulau Sampah Pasifik) yang mempengaruhi ekosistem lingkungan dan ekosistem dalam diri manusia.
North Pacific Gyre adalah sebuah area di laut Pasific. Gyre sendiri artinya lingkaran atau Putaran Arus. Pada area yang berada tepat antara garis khatulistiwa dan 50o Lintang Utara ini terdapat sebuah pulau hasil karya manusia.
Pusaran arus ini memiliki area yang sangat luas, hampir 2 kali benua Amerika. Disini angin berhembus sangat pelan dan tekanan air juga tinggi. Para pelaut, terutama Kapal layar selalu menghindari daerah ini karena terlalu sedikit angin yang berhembus. Karena kondisi alam tersebut maka banyak benda-benda yang terjebak disini dikarenakan area ini merupakan pusat perputaran arus air dan angin. Hingga menjadikannya area mati.
Kemudian diketemukan pada tahun 1997, Charles Moore (seorang kapten kapal dari California) melintasi area ini untuk mencari jalan pintas pulang setelah mengikuti lomba Layar di Asia. Dalam perjalanan pulang dia menemukan kumpulan sampah yang terjebak disini hingga menjadi sebuah pulau, nyaris 2x luas Texas.
Diperkirakan berisi sekitar 100 juta ton sampah (dan terus bertambah). Kebanyakan berasal dari setiap negara di Pasific Utara, dari Amerika Utara hingga Asia Timur dan Australia. Area inilah, yang kemudian dikenal dengan Great Pacific garbage, North Pacific Gyre, Trash Vortex, dan Plastic Graveyard.
Pulau sampah ini telah menimbulkan banyak masalah. yang paling utama tentu saja masalah plastik.
Pulau Plastik raksasa ini tidak akan pernah berkurang. Karena (tentu saja) plastik tidak bisa terurai menjadi bahan organik.
Sinar Ultraviolet hanya menguraikan mereka menjadi bagian-bagian kecil bahkan hingga seukuran plankton.
Dan hanya 4% yang hilang jika dimusnahkan, sisanya tetap ada, hanya mungkin berubah bentuk. Padahal Amerika saja menghasilkan sekitar 60.000.000.000 kg sampah plastic per-tahunnya.
Yang lebih parah lagi jika partikel Plastik tersebut dimakan oleh hewan, apalagi ikan yang kita konsumsi. Racunnya pasti mampir ke Meja makan kita.
The Great Pacific Garbage Patch, dikatakan sebagai Sampah Vortex Pasifik, yang merupakan Pilin dari sampah laut di tengah Samudera Pasifik Utara (North Pacific Gyre) terletak kira-kira antara 135 ° sampai 155 ° W dan 35 ° ke 42 ° N . Sampah meluas sampai ke sebuah wilayah yang sangat luas, dengan perkiraan mulai dari daerah ukuran negara bagian Texas untuk satu lebih besar dari daratan Amerika Serikat, namun ukuran yang tepat tidak diketahui. Hal ini dapat dihubungkan dengan fakta bahwa tidak ada yang spesifik standar untuk menentukan batas-batas antara "normal" dan "tingginya" tingkat polusi dan apa yang merupakan bagian dari sampah itu sendiri.
Keberadaan Sampah Pasifik telah diperkirakan sebelumnya dalam tulisan yang diterbitkan oleh Badan Nasional Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA) dari Amerika Serikat pada 1988 . Prediksi ini didasarkan pada hasil yang diperoleh oleh para peneliti berbasis Alaska antara tahun 1985 dan 1988 yang mengukur neustonic plastik di Samudra Pasifik Utara. Penelitian ini menemukan puing konsentrasi tinggi laut terakumulasi di daerah diatur oleh arus laut.
Ekstrapolasi dari temuan di Laut Jepang , para peneliti berhipotesis bahwa kondisi yang sama akan terjadi di bagian lain dari Pasifik
Great Pacific Garbage Patch terbentuk secara bertahap sebagai akibat dari pencemaran laut yang disebabkan oleh arus samudera .
Sampah sebagian besar berasal dari daratan atau dari kapal-kapal yang membuang sampahnya di lautan lepas. Diperkirakan, sampah yang berasal dari daratan sekitar 80% sedangkan 20% berasal dari kapal-kapal. The Great Pacific Garbage Patch memiliki salah satu tingkat tertinggi yang dikenal dari plastik partikulat tersuspensi di atas permukaan air.
Beberapa Fakta mengerikan dari The Great Pacific Garbage Patch
ü Setiap tahun, 10% dari 200 milyar pon plastik diproduksi secara global berakhir di laut kita dan sekarang, sekitar 46.000 potong sampah plastik yang mengambang di setiap mil dari laut
ü 1.700 mil massa sampah plastik berada di tengah Pasifik Utara dan searah jarum jam bergerak perlahan dari arus laut berbentuk spiral.
ü 100.000 mamalia laut setiap tahun seperti kura-kura laut, anjing laut dan burung mernjadi korban kematian terkait sampah plastik karena mereka mengkonsumsi atau terjebak dalam limbah tersebut.
Rencana Pengembangan Pulau Sampah Raksasa : Pulau apung dari botol plastik
Berdasarkan computer-generated imagery (CGI) atau pencitraan yang dihasilkan komputer, tim ilmuwan Belanda berencana mengumpulkan 44 juta kilogram sampah plastik yang kini terapung di Samudera Pasifik dan mengubahnya menjadi pulau daur ulang.
Juru bicara dari proyek ambisius ini mengatakan, pembangunan pulau dari botol bekas ini bukan tanpa tujuan. "Ada tiga tujuan yang ingin kami raih -- membersihkan lautan dari sampah plastik raksasa, menciptakan sebuah pulau, dan mengkonstruksi sebuah habitat yang terbarukan.
"Pulau daur ulang adalah usaha untuk mendaur ulang sampah plastik di lokasi pembuangan dan mengubahnya menjadi sebuah entitas yang mengambang." Sampah yang mengapung itu akan dihimpun dan dijadikan dasar bagi pulau apung seluas 10.000 kilometer persegi."
Desainer pulau sampah itu berencana membuat pulau yang dikelilingi jalan air -- seperti Venesia, Italia. Selain ada kompleks kota modern, juga dirancang lahan cukup luas untuk pertanian -- menyediakan makanan dan pekerjaan untuk penduduknya.
Saat ini, Samudra Pasifik adalah 'tempat sampah' plastik terbesar di dunia. Sampah-sampah itu menjelma menjadi sampah raksasa di tengah laut. Ini sangat berbahaya bagi kehidupan mahluk laut. Burung laut, misalnya Albratos raksasa, menganggap sampah-sampah itu sebagai makanan. Juga ikan, binatang-binatang itu memakan sampah-sampah plastik yang kecil-kecil.
"Pulau daur ulang harus dilihat sebagai sebuah kesempatan unik, menciptakan habitat mengapung, sekaligus membersihkan laut dari pencemaran plastik."
Samudera sampah telah ditemukan sekitar tahun 1997. Lokasinya berada di tengah-tengah bagian utara Samudera Pasifik. Adalah Kapten Charles Moore, pelaut yang menemukan lokasi sampah raksasa itu. "Diperkirakan ada sekitar 100 juta ton plastik terjebak di dalam pusaran arus laut (North Pacific Gyre)," kata Moore, seperti dilansir Washington State University Today, Sabtu 10 April 2010.
Diya Urrohman _ PMI 6 _ tugas Ekologi
TRAGEDI MINAMATA
Minamata adalah sebuah desa kecil yang menghadap ke laut Shiranui, bagian selatan Jepang sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan, dan merupakan pengkonsumsi ikan cukup tinggi, yaitu 286-410gram/hari. Tahun 1908 berdiri PT Chisso dengan Motto "dahulukan Keuntungan" perkembangannya pada tahun 1932 Industri ini berkembang dan memproduksi berbagai jenis produk dari pewarna kuku sampai peledak, dengan dukungan militer industri ini merajai industri kimia, dan dengan leluasa membuang limbahnya ke teluk Minamata diperkirakan 200-600 ton Hg dibuang selama tahun 1932-1968, selain merkuri limbah PT Chisso juga berupa mangan. Thalium, dan Selenium.
Bencana mulai nampak pada tahun 1949 ketika hasil tangkapan mulai menurun drastis ditandai dengan punahnya jenis karang yang menjadi habitat ikan yang menjadi andalan nelayan Minamata. Pada tahun 1953 beberapa ekor kucing yang memakan ikan dari teluk Minamata mengalami kejang, menari-nari, dan mengeluarkan air liur beberapa saat kemudian kucing ini mati.
Tahun 1956 adanya laporan kasus gadis berusia 5 tahun yang menderita gejala kerusakan otak, gangguan bicara, dan hilangnya keseimbangan sehingga tidak dapat berjalan.Menyusul kemudian adalah adik dan empat orang tetangganya, penyakit ini kemudian oleh Dr. Hosokawa disebut sebagai Minamata desease.
Pada tahun 1958 terdapat bukti bahwa penyakit Minamata disebabkan oleh keracunan Methyl-Hg, hal ini ditunjukkan dengan kucing yang mengalami kejang dan disusul kematian setelah diberi makan Methyl-Hg. Pada tahun 1960 bukti menyebutkan bahwa PT Chisso memiliki andil besar dalam tragedi Minamata, karena ditemukan Methyl-Hg dari ekstrak kerang dari teluk Minamata, sedimen habitat kerang tersebut mengandung 10-100 ppm Methyl-Hg, sedang di dasar kanal pembuangan pabrik Chisso mencapai 2000 ppm. pada tahun 1968 pemerintah secara resmi mengakui bahwa pencemaran dari pabrik Chisso sebagai sumber penyakit Minamata. Penyakit ini ternyata juga ditemukan pada janin bayi, penyakit ini ternyata menurun secara genetis sehingga keturunnya dipastikan akan menidap penyakit Minamata, sehingga orang-orang disana tidak mau mengakui bahwa mereka berasal dari Minamata karena takut tidak ada orang yang mau menjadi jodohnya.