Nama : Nurdin Araniri
NIM : 1112054000010
Ekologi Manusia
Bencana Picher Oklahoma, Amerika Serikat
Picher, Oklahoma, ditetapkan sebagai kota paling beracun di Amerika menurut EPA (semacam lembaga AMDAL di AS). Bagaimana tidak, sebelumnya kota ini berpopulasi sebanyak 20.000 jiwa dan merupakan salah satu penghasil timah terbesar saat itu. Bukan hanya itu, kota ini juga dahulu adalah kota terkaya. Sekarang ini, hanya tersisa kurang dari 25 jiwa yang berdiam di kota ini.
Ditahun 1983, area penambangan mencapai 40 mil persegi meliputi daerah Kansas, Missouri dan bagian utara Oklahoma, memanjang hingga tanah suku Quapaw. Dengan kondisi yang begitu, kota Picher terletak ditengah-tengah area itu. Pada tahun 2005, populasi anak-anak di Picher ditemukan tingkat racun yang tinggi di darah mereka. Semenjak saat itu, pemerintah kemudian merelokasi penduduk. Ditahun 2006, semua kegiatan perkantoran, rumah tangga dan pemerintahan dipindahkan. Para penduduk Picher diharuskan memilih antara kesehatan mereka ataukah rumah mereka, sementara zat-zat berbahaya hasil penambangan mulai keluar dari bawah tanah ke jalan-jalan. Air yang mengandung asam beracun merembes naik dari terowongan bawah tanah tempat penambangan sampai ke sungai hingga berubah warna menjadi merah dan beracun.
Walaupun banyak yang sudah meniggalkan Picher, namun ada saja yang masih mempertaruhkan nyawanya tinggal di situ. Dengan tidak adanya listrik maupun polisi, otomatis kota yang dulu berjaya ini menjadi sasaran pencuri. Kota Picher sendiri didirikan pada tahun 1918. Pada masa perang dunia I dan II, kota ini sibuk dengan produksi peluru dan segala perlengkapan perang. Inilah yang membuat kota ini berjaya dulu.
Namun sayang kota ini berakhir demikian tragis, bahkan ditahun 2008, angin tornado dengan kecepatan EF-4 meluluhlantahkan area ini. Tahun 2009, kota ini akhirnya benar-benar ditutup dan aktifitas bisnis yang ada hanyalah dari Ole Miners Pharmacy. Dan pada tahun 2010, penghancuran Picher dimulai, walaupun masih ada 6 keluarga yang bersikeras tidak mau pindah. Picher adalah salah satu dari beberapa lokasi di dunia (seperti Gilman, Colorado dan Wittenoom, Australia Barat) yang harus dikosongkan dan dinyatakan tidak layak huni akibat kerusakan lingkungan dan kesehatan yang disebabkan oleh pertambangan dan kecerobohan manusia.
Kasus Picher, Oklahoma di Amerika Serikat memiliki kesamaan didaerah saya, yaitu Bangka Belitung dimana daerah ini merupakan salah satu penghasil timah terbesar dunia. Selain berdampak baik pada perekonomian rakyat Bangka sendiri tetapi penambangan timah ini akan menjadi bom waktu bagi masyarakat Bangka. Tinggal menunggu waktunya saja jika masyarakat belum sadar dan peduli akan lingkungan. Adanya penambangan timah secara besar-besaran di Bangka menimbulkan masalah ekologi di daerah itu.
Manurut sepengatahuan saya tanda-tandanya sudah mulai tampak seperti air bekas tambang yang berubah menjadi asam dan kecoklatan/kemerahan, air menjadi keruh, air mengandung tailing-bahasa Bangka (logam-logam berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan, seperti tembaga, timbal atau timah hitam, merkuri, seng, dan arsen). Ketika benda-benda berbahaya tersebut berintraksi atau masuk kedalam tubuh makhluk hidup, logam-logam berat tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh atau darah dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan. Mungkin zat racun itu yang terdapat pada darah anak-anak di Picher, Oklahoma.
Bekas penambangan menimbulkan lobang dikulit bumi yang mengangga, hutan dan sungai menjadi korban, alam pun mengamuk!. Lobang bekas penambangan tersebut dibairkan tanpa adanya reklamasi baik dari pemerintah, perusahaan dan rakyat sendiri. Bumi ini sudah terlalu lelah menahan beban yang dilakukan oleh manusia yang rakus. Orang yang dulunya kaya akibat pertambangan ketika sudah terjadi bencana seperti Picher, Oklahoma maka dalam hitungan hari mereka akan kehilangan kekayaaan tersebut bahkan berdampak dan merugikan mereka yang tidak terlibat dalam pertambangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar