Minggu, 30 November 2014

SARI SETIANINGRUM_1112051000065_KPI 5C

Nama : Sari Setianingrum
Kelas : KPI 5C/ 1112051000065

                                                                                                                     Etika dan komunikasi dalam perspektif islam

Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupanmanusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksudadalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Selain itu  dalam perspektif Islam, komunikasi disamping untuk mewujudkan hubungan secara vertical dengan Allah Swt, juga untuk menegakkan komunikasi secara horizontal terhadap sesama manusia. Komunikasi dengan Allah Swt tercermin melalui ibadah-ibadah fardhu (salat, puasa, zakat dan haji) yang bertujuan untuk membentuk takwa. Sedangkan komunikasi dengan sesama manusia terwujud melalui penekanan hubungan sosial yang disebut muamalah, yang tercermin dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, seni dan sebagainya.
Di dalam hadis Nabi juga, ditemukan prinsip-prinsip etika komunikasi, bagaiman Rasulullah sawmengajarkan berkomunikasi kepada kita. Misalnya, pertama, qulil haqqa walaukana murran (katakanlahapa yang benar walaupun pahit rasanya) (hadis). Kedua, falyakul khairan au liyasmut (katakanlah bila benar kalau tidak bisa,diamlah). Ketiga, laa takul qabla tafakur (janganlah berbicara sebelum berpikir terlebih dahulu). Keempat, Nabi menganjurkan berbicara yang baik-baik saja, sebagaimana yangdiriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya, "Sebutkanlah apa-apa yang baik mengenai sahabatmu yang tidak hadir dalam pertemuan, terutama hal-hal yang kamu sukai terhadap sahabatmu itu sebagaimanasahabatmu menyampaikan kebaikan dirimu pada saat kamu tidak hadir". Kelima, selanjutnya Nabi saw berpesan, "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang…yaitu mereka yang menjungkirkan- balikkan fakta (fakta) dengan lidahnya seperti seekor sapi yang mengunyah-ngunyah rumput denganlidahnya". Pesan Nabi saw tersebut bermakna luas bahwa dalam berkomunikasi hendaklah sesuai denganfakta yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami.
Prinsip-prinsip etika tersebut, sesungguhnya dapat dijadikan landasan bagi setiap muslim ketikamelakukan proses komunikasi, baik dalam pergaulan sehari-hari, berdakwah, maupun aktivitas-aktivitaslainnya.Dalam Al Qur'an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesanmelalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu- Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi'iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tanganmereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir
 

tugas 9_Dani Perdana_1112051000025_KPI 5D

DANI PERDANA
1112051000025
KPI 5D

 
FENOMENA MEDIA KOMUNIKASI TERKINI DAN ETIKA KOMUNIKASI
(MEDIA SOSIAL: WHATSAPP)

Media komunikasi berkembang secara terus menerus dari tahun ke tahun, perkembangan media komunikasi di kancah masyarkat luas dapat dikatakan terus berkembang secara pesat. Dengan berkembangnya media komunikasi, dapat dikatakan hamper dari keseluruhan atau sebagian besar masyarakt begitu aktif dalam menggunakan media sosial. 
Salah satu media sosial yang bisa berkembang pesat saat ini yaitu WHATSAPP. Media sosial ini dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan begitu mudah dan bebas dengan siapapun dalam jarak dekat maupun jarak jauh.

WhatsApp didirikan pada tahun 2009 oleh dua orang pria bernama Brian Acton dan Jan Koum. Keduanya adalah mantan pekerja senior di raksasa online Yahoo. Keduanya sudah bekerja di Yahoo dalam waktu sekitar 20 tahun. Jan Koum yang awalnya punya ide menciptakan sebuah aplikasi yang bisa mem-broadcast status ketika seseorang tidak dapat dihubungi karena alasan tertentu. Koum pun mengajak Acton untuk bekerja sama dengannya. Jadilah kemudian mereka menciptakan perusahaan start up teknologi bernama WhatsApp Inc yang berlokasi di Santa Clara, California. Namun aplikasi broadcast status tersebut hanya menarik perhatian sedikit orang. Barulah ketika mereka mennambahkan fungsi messaging pada paruh kedua 2009, WhatsApp pun meledak.

WhatsApp tersedia untuk semua sistem operasi mobile yang masih eksis. Dari iOS, Android, BlackBerry OS, BlackBery 10, Nokia Symbian, Nokia Series 40 dan juga Windows Phone. WhatsApp sejatinya tidak sepenuhnya gratis. Aplikasi WhatsApp di iPhone bisa digunakan cuma-cuma selama setahun, kemudian diwajibkan membayar. Demikian juga di platform lainnya. Pihak WhatsApp menyatakan pihaknya memang sengaja menarik ongkos dengan imbalan sebuah produk yang bisa diandalkan dan tanpa iklan. Sejak awal, aplikasi ini sudah dirancang berbayar sehingga tim WhatsApp bisa fokus mengembangkan produk.

Seperti yang kita ketahui, banyak orang yang menggunakan media sosial untuk menyebar berita kebohongan atau hal yang merugikan pihak lain. Pada dasarnya siapapun dapat berbicara bebas dimanapun dan kapanpun, namun dalam berkomunikasi kita sebagai para pengguna media sosial tentunya memiliki aturan serta etika dalam berkomunikasi, hal ini apabila dapat dilakukan dengan baik tentunya dapat menghindarkan kita sebagai pengguna media sosial dari masalah-masalah di media sosial.
 

tugas ke-8_Mohammad Miqdad_1112051000075_KPI 5C

Nama         : Mohammad Miqdad

NIM/Kelas : 1112051000075 / KPI 5C

Fenomena Media Komunikasi Terkini Dan Etika Komunikasi; Jejaring Sosial

Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi saat ini, terdapat banyak sekali media yang dapat digunakan oleh masyarakat, sehingga memudahkan masyarakat dalam berkomuikasi, berinteraksi, bertukar pikiran dengan masyarakat yang lainnya. Media yang banyak digandrungi oleh masyarakat saat ini, yakni internet. Internet merupakan media komunikasi yang menawarkan kecanggihan, kecepatan, efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Dengan internet pula, masyarakat dapat mengakses informasi secara mudah, cepat, dan terkini. Dalam internet terdapat berbagai situs jejaring sosial atau media sosial. media sosial yang marak digunakan masyarakat yakni facebook, twitter, Line, Path dan aplikasi sosial lainnya. Berbagai media sosial dalam internet ini lah, seakan telah menjadikan candu masyarakat dimana mereka menjadi mengandalkan internet untuk kepentingan hidup mereka.

Indonesia merupakan salah satu negara pengguna internet terbesar didunia. Ini merupakan prestasi yang luar biasa, dan membawa hal positif jika masyarakat mampu menggunakan internet sebagai mana mestinya, yakni sebagai media mempermudah untuk mengakses informasi, pendidikan, maupun hiburan. Selain itu, Dengan media sosial masyarakat dapat menyalurkan pendapat dan ekspresinya. Namun, patut disayangkan indonesia yang menganut sistem demokrasi dalam pemeritahannya, dan masyarakat memeliki kebebasan penuh dalam sikap dan perilakunya membawa masyarakat kepada  penyimpangan-penyimpangan moral dan etika.  Dengan dalih kebebasan berekspresi, masyarakat semaunya mencurahkan isi hatinya di media sosial.  Tak heran jika sekarang ini media sosial hanya sebagai wadah curahan hati masyarakat dan tak sedikit yang berujung dimeja hijau atau di jeruji besi.  

Mungkin kita masih ingat dengan kasus yang menimpa flourence mahasiswa S2 Universitas Gajah Mada,Yogyakarta. Berawal dari kicauannya di media sosial (Path) perihal kekesalannya terhadap pelayan SPBU yang tidak mau melayaninya, dan mencemarkan nama baik kota Yogyakarta menimbulkan reaksi keras masyarakat. Hujatan terhadapnya pun, berdatangan dari masyrakat, karena kicauannya itu pula flourence harus berhadapan dengan polisi.

Kasus yang sama juga menimpa seorang pedagang sate asal ciracas jakarta timur berinisial MA (24 tahun). Berawal dari gambar taksenonoh (pornografi) presiden jokowi dengan megawati yang diposting di akun facebook miliknya, yang hal ini merupakan penghinaan terhadap presiden jokowi sehingga mengantarkannya ke tahanan Mabes Polri.

Dari kedua kasus ini, penulis menggolongkan kedalam permasalahan etika. tak dapat dipungkiri, hal demikian yang selalu terjadi dimasyarakat dengan dalih kebebasan berekspresi atau berpendapat, masyarakat semena-mena melampiaskan kekesalannya, mencemarkan nama baik orang lain tanpa mengikuti etika, moral yang tertanam dalam masyarakat. Sehingga pada akhirnya, hendaknya masyarakat lebih bijak dan lebih cerdas lagi dalam menggunakan internet (media sosial) sehingga Media sosial dapat memberikan manfaat yang baik pula bagi penggunanya.

Tugas 11_Fadel M. Anugrah

Fadel M. Anugrah
1112051000113

Etika dan komunikasi dalam perspektif islam

Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Dengan pengertian demikian, maka komunikasi Islam menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika). Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan).
Mengenai cara (kaifiyah), dalam Al-Quran dan Al-Hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam.
Kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain.
Dalam berbagai literatur tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam, yakni Qaulan Sadida, Qaulan Baligha, Qulan Ma'rufa, Qaulan Karima, Qaulan Layinan, dan Qaulan Maysura.
1. Qaulan Sadidan berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa).
2. Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele.
3. Qaulan Ma'rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan.
4. Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama.
5. Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati.
6. Qaulan Maysura bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan.

Tugas 10_Fadel M. Anugrah

Perkembanan teknologi komunikasi merupakan bagian dari perkembangan manusia itu sendiri, terlebihsaatinimanusia berada pada masa teknologi digital yang memungkinkan manusia melakukan komunikasi tanpa batas. Era digital adalah era dimana komunikasi bukanlah hal yang sulit dilakukan apabila manusia terpisahkan oleh ruang dan waktu, namun pada era canggih ini manusia dapt membuat sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Perkembangan teknologi itu sendiri telah membawa manusia pada masa komunikas nirmasa yaitu komunikasi yang dilakukan dengan teknologi terkini.Perkembangan teknologi komunikasi dari masa ke masa telah memberikan implikasi tersendiri pada perubahan kehidupan sosial msyarakat, meski demikian manusia tak mungkin dapat dilepaskan dari setiap perkembangan teknologi itu sendiri, namun saat ini seberapa besarkah manfaat dan dampak bagi manusia dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih ini.

Dalam fenomena ini kita harus mengetahui sejarah perkembangan dari setiap teknologi komunikasi, serta dampak sosial yang membuat suatu perubahan dan fenomena sosial yang terjadi akibat perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri, selain itu pada mata kuliah ini mahasiswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari teknologi-teknologi komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. seperti yang kita alami saat ini media social menjadi primadona bagi manusia dalam berekspresi, namun terlepas dari segala kecanggihan itu kecanggihan-kecanggihan teknologi akan selalu terdapat implikasi negatif dari teknologi, oleh karena itu mahasiswa harus mampu menganalisis kebijakan atau regulasi telematika guna menangani kejahatan teknologi. Serta pada akhir mata kuliah mahasiswa diharapkan mampu mebuat blog sebagai sarana pendidikan berbasis web.

Etika memperbaiki masyarakat dengan menekankan pada perbaikan diri dan pengambilan keputusan individu, memperbaiki masyarakat dengan mengurangi kepentingan pribadi kepada keinginan masyarakat dan kooperatif membuat keputusan yang dirancang untuk menghilangkan friksi atau mencari jalan tengah dari sebuah permasalahan. Etika berkembang sejalan dengan perkembangan moral. Ada tiga tahap perkembangan moral: Pertama berdasarkan kepada naluri, kedua berdasarkan pada kebiasaan dan ketiga berdasarkan hati hnurani (tentang apa yang baik dan buruk).

Etika media adalah cabang filsafat yang berusaha untuk membantu para jurnalis dan orang-orang media untuk menentukan bagaimana mereka harus bersikap etis dalam menjalani pekerjaan mereka. Bersikap etis adalah berkaitan dengan bagaimana kita tahu apa yang harus dilakukan, dalam sebuah kebebasan untuk memutuskan sikap atau tindakan di antara berbagai alternatif.

Tugas 9_Ahmad Zainuddin Syah_KPPI5C

ETIKA PERGAULAN SEHARI-HARI; DAN ETIKA KOMUNIKASI DALAM DAKWAH (LISANDAN PERBUATAN)
 
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola prilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun secara kelompok. Etika dapat juga didefinisikan sebagai  adat istiadat. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke genarasi yang lain. Kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.
Dalam pergaulan sehari-hari sebagai masyarakar yang berbudaya,maka akan mengenal aturan, norma-norma atau nilai-nilai yang perlu atau penting diperhatikan. Pada masyarakat yang maju, berkembang dalam berbagai bidang, perhatian terhadap aturan, norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat perlu ditingkatkan agar masyarakat tidak  terbawa arus globalisasi pergaulan manusia yang kadang-kadang berdampak negatif. Untuk itu dalam pergaulan manusia yang berbudaya, beragama, yang ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan tidak menyinggung perasaan orang lain, penting mengenal dan mengimplementasikan tentang etika pergaulan. Terutama dalam etika pergaulan sehari-hari.
Menurut Frans Magnis Suseno (1987) dalam bukunya Etika  Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, mengemukakan bahwa etika ialah ilmu yang mencari orientasi, etika mau mengerti mengapa kita harus mengertib ajaran moral tertentu, atau bagai mana kitamengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Kaitannya dengan pergaulan, maka dapat diartikan bahwa etika dalam pergaulan yaitu suatu ilmu yang memikirkan bagaimana seseorang mengambil sikap dalam pergaulan sehari-hari tentang mana yang tepat kita pilih sesuai dengan kondisi, kesempatan dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Etika dalam pergaulan ini dapat mencakup diantaranya etika berpakaian, etika berhubungan dengan orang. Apabila seseorang telah mendapat merealisasikan beretika dalam kehidupan sehari-hari di manapun ia berada, maka cenderung ia akan dapat diterima oleh lingkungannya, relative orang lain tidak banyak yang tersinggung, gerak langkah kita cenderung berjalan lancar. Jadi peranan tentang etika dalam pergaulan pada dasarnya sebagai ilmu pelengkap dalam kehidupan manusia, yang apabila diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi salah satu jalan menuju kesuksesan dalam hidup dan kehidupan manusia. Disini saya mencoba menguraikan mengenai
Etika Berbusana dalam perspektif islam.
Dalam islam aurat merupakan bagian tubuh yang tidak boleh dilihat yang bukan  mahramnya Menutup aurat hukumnya wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Aurat bagi wanita yaitu seluruh tubuh kecuali kedua telapak tangan dan muka. Bagi seorang laki-laki auratnya dari pusar ke bawah hingga lutut. Allah berfirman:
"Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya." (Q.S An-Nuur : 31)
" Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S An-Nuur: 59).
Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis.
Dari Abu Daud Said al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah seseorang lelaki memandang aurat lelaki, begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita."
Tidak hanya aurat, pakaian yaang di gunakan juga harus di perhatikan. Pakain tidak boleh terlalu ketat dan tembus pandang sertaa tidak memamerkan kekayaan 
            Sedangkan etika komunikasi dalam dakwah
Secara islam etika dakwah itu adalah etika islam itu sendiri , dimana secara umum seorang da'i harus berkatalah secara benar, halus, lembut, tepat, efektif, dan efisien. Berkata dengan melihat situasi dan kondisi, melakukan tindakan-tindakan yang terpuji dan menjauhkan diri dari perilaku-perilaku yang tercela. Sebagai sebuah profesi, Menurut M. Munir (2006) dakwah memerlukan kode etik, yaitu sebuah istilah yang merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang merumuskan perlakuan benar dan salah.
 
Sumber
L.JOHANSEN, RICHARD. 1996. Etika Komunikasi, Penerbit Rosda, Bandung
Syukriadi Sambas, Rislaah pohon ilmu dakwah. Bandung, KP Hadid: 2004
M.Munir, metode dakwah, jakarta : kencana:2006
 
 
 
 

Falahul Mualim Yusuf 1112051000087 KPI 5C

ETIKA DAN KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

 

     Setiap pribadi pasti memiliki nilai yang diyakini, itu berarti kita akan berbicara mengenai nilai atau etika yang dianut seseorang atau komunitas tertentu, sama halnya ketika berbicara mengenai komunikasi insani. Persoalan etika yang potensial selalu melekat dalam setiap bentuk komunikasi antarinsan sehingga komunikasi dinilai sangat berpengaruh terhadap manusia lain sehingga seorang komunikator secara sadar memilih cara-cara berkomunikasi guna mencapai tujuan yang diinginkannya. Tujuannya bisa berupa menyampaikan informasi, memengaruhi orang lain, meningkatkan pemahaman seseorang, atau mengubah tingkah laku orang. Pentingnya etika dalam proses komunikasi bertujuan agar komunikasi kita berhasil dengan baik (komunikatif) dan terjalinnya hubungan yang harmonis antara komunikator dan komunikan. Hubungan akan terjalin secara harmonis apabila antara komunikator dan komunikan saling menumbuhkan rasa senang. Rasa senang akan muncul apabila keduanya saling menghargai, dan penghargaan sesama akan lahir apabila keduanya saling memahami tentang karakteristik seseorang dan etika yang diyakini masing-masing. komunikasi yang etis bukan hanya serangkaian keputusan yang cermat dan reklektif, serta berkomunikasi dengan cara yang bertanggungjawab dan etis, melainkan penerapan kaidah-kaidah etika secara berhati-hati, kadang-kadang tidak mungkin dilakukan. Tekanan yang dihadapi mungkin saja terlalu besar atau batas waktunya terlalu dekat untuk membuat suatu keputusan sehingga tidak ada waktu yang cukup untuk mempertimbangkan secara mendalam atau kita kurang memahami kriteria etika yang relevan untuk diterapkan. Situasinya mungkin begitu unik sehingga kriteria yang dapat diterapkan tidak segera terlintas dalam benak. Dalam saat-saat kritis, keputusan kita mengenai komunikasi etis muncul bukan dari pertimbangan yang mendalam, melainkan lebih dari karakter yang terbentuk dalam diri kita sendiri.


      Dalam hal ini, bila dalam filsafat lain masih mencari Tuhan, dalam filsafat islam justru Tuhan sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana diketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya. Ibadah dalam islam selalu dikaitkan dengan aktivis berpikir dan memang berpikir adalah perintah ilahi agar manusia bisa beriman, maka meniscayakan pengetahuan rasional didalam proses pendidika  isla  berorientari pada nilai nilai ketuhanan. Pengetahuan rasional dalam islam bukan melulu akal dan bukan pula melulu indrawi, tetapi ada jalinan interdependensi.

 

    Dalam persperktif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi yang berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Qur'an dan hadits. A. Muis mengatakan komunikasi islami memiliki perbedaan dengan non-islami. Perbedaan itu lebih pada isi pesan (content) komunikasi yang harus terikat perintah agama, dan dengan sendirinya pula unsur content mengikat unsure komunikator. Artinya, komunikator harus memiliki dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam menyampaikan pesan berbicara, berpidato, berkhotbah, berceramah, menyiarkan berita, menulis artikel, mewawancarai, mengkritik, melukis, menyanyi, bermain film, bermain sandiwara di panggung pertunjukan, menari, berolahraga, dan sebagainya. Kemudian, seorang komunikator tidak boleh menggunakan simbol-simbol atau kata-kata yang kasar, yang menyinggung perasaan komunikan atau khalayak, juga tidak boleh memperlihatkan gerak-gerik, perilaku, cara pakaian yang menyalahi kaidah-kaidah agama. Di dalam hadits Nabi juga, ditemukan prinsip-prinsip etika komunikasi, bagaimana Rasulullah saw mengajarkan berkomunikasi kepada kita. Sabda Nabi bisa ditafsirkan bahwa dalam berkomunikasi hendaklah bersikap jujur, terbuka dan benar, walau dalam penyampaian kebenaran itu penuh risiko.  Pembicaraan kita juga hendaklah yang baik dan benar sehingga bermanfaat bagi yang lain. Kalau tidak bermanfaat, diam adalah alternatif yang terbaik. Selanjutnya, janganlah berbicara sebelum berpikir terlebih dahulu, artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan orang lain, tidak asal berbicara, harus berhati-hati dan memiliki manfaat bagi orang lain. Nabi juga menganjurkan berbicara yang baik-baik saja, dalam konteks ini Nabi mengingatkan kepada kita untuk tidak membicarakan aib orang lain di saat dia tidak ada di hadapan kita.


       Nabi berpesan "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang, yaitu mereka yang menjungkir balikkan (fakta) dengan lidahnya seperti seekor sapi yang mengunyah-ngunyah rumput dengan lidahnya. Pesan Nabi saw tersebut bermakna luas bahwa dalam berkomunikasi hendaklah sesuai dengan fakta yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami. Jangan sekali-kali berbicara memutarbalikan fakta, yang benar dikatakan salah dan yang salah dikatakan benar. Bila ini terjadi, kita telah melakukan kebohongan besar, dan pantas disebut sangat tidak bermoral. Selain tidak etis dalam berkomunikasi, juga telah berbuat dosa besar. Prinsip-prinsip etika tersebut, sesungguhnya dapat dijadikan landasan bagi setiap muslim – ketika melakukan proses komunikasi, baik dalam pergaulan sehari-hari, berdakwah, maupun aktivitas-aktivitas lainnya. Prinsip ini juga dapat membantu memelihara hubungan yang harmonis di antara sesama kita. Membangun komunitas sosial yang damai, tenteram dan sejahtera sehingga terbentuk peradaban manusia yang tinggi.



Cari Blog Ini