Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Minggu, 30 November 2014
SARI SETIANINGRUM_1112051000065_KPI 5C
tugas 9_Dani Perdana_1112051000025_KPI 5D
tugas ke-8_Mohammad Miqdad_1112051000075_KPI 5C
Nama : Mohammad Miqdad
NIM/Kelas : 1112051000075 / KPI 5C
Fenomena Media Komunikasi Terkini Dan Etika Komunikasi; Jejaring Sosial
Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi saat ini, terdapat banyak sekali media yang dapat digunakan oleh masyarakat, sehingga memudahkan masyarakat dalam berkomuikasi, berinteraksi, bertukar pikiran dengan masyarakat yang lainnya. Media yang banyak digandrungi oleh masyarakat saat ini, yakni internet. Internet merupakan media komunikasi yang menawarkan kecanggihan, kecepatan, efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Dengan internet pula, masyarakat dapat mengakses informasi secara mudah, cepat, dan terkini. Dalam internet terdapat berbagai situs jejaring sosial atau media sosial. media sosial yang marak digunakan masyarakat yakni facebook, twitter, Line, Path dan aplikasi sosial lainnya. Berbagai media sosial dalam internet ini lah, seakan telah menjadikan candu masyarakat dimana mereka menjadi mengandalkan internet untuk kepentingan hidup mereka.
Indonesia merupakan salah satu negara pengguna internet terbesar didunia. Ini merupakan prestasi yang luar biasa, dan membawa hal positif jika masyarakat mampu menggunakan internet sebagai mana mestinya, yakni sebagai media mempermudah untuk mengakses informasi, pendidikan, maupun hiburan. Selain itu, Dengan media sosial masyarakat dapat menyalurkan pendapat dan ekspresinya. Namun, patut disayangkan indonesia yang menganut sistem demokrasi dalam pemeritahannya, dan masyarakat memeliki kebebasan penuh dalam sikap dan perilakunya membawa masyarakat kepada penyimpangan-penyimpangan moral dan etika. Dengan dalih kebebasan berekspresi, masyarakat semaunya mencurahkan isi hatinya di media sosial. Tak heran jika sekarang ini media sosial hanya sebagai wadah curahan hati masyarakat dan tak sedikit yang berujung dimeja hijau atau di jeruji besi.
Mungkin kita masih ingat dengan kasus yang menimpa flourence mahasiswa S2 Universitas Gajah Mada,Yogyakarta. Berawal dari kicauannya di media sosial (Path) perihal kekesalannya terhadap pelayan SPBU yang tidak mau melayaninya, dan mencemarkan nama baik kota Yogyakarta menimbulkan reaksi keras masyarakat. Hujatan terhadapnya pun, berdatangan dari masyrakat, karena kicauannya itu pula flourence harus berhadapan dengan polisi.
Kasus yang sama juga menimpa seorang pedagang sate asal ciracas jakarta timur berinisial MA (24 tahun). Berawal dari gambar taksenonoh (pornografi) presiden jokowi dengan megawati yang diposting di akun facebook miliknya, yang hal ini merupakan penghinaan terhadap presiden jokowi sehingga mengantarkannya ke tahanan Mabes Polri.
Dari kedua kasus ini, penulis menggolongkan kedalam permasalahan etika. tak dapat dipungkiri, hal demikian yang selalu terjadi dimasyarakat dengan dalih kebebasan berekspresi atau berpendapat, masyarakat semena-mena melampiaskan kekesalannya, mencemarkan nama baik orang lain tanpa mengikuti etika, moral yang tertanam dalam masyarakat. Sehingga pada akhirnya, hendaknya masyarakat lebih bijak dan lebih cerdas lagi dalam menggunakan internet (media sosial) sehingga Media sosial dapat memberikan manfaat yang baik pula bagi penggunanya.
Tugas 11_Fadel M. Anugrah
Fadel M. Anugrah
1112051000113
Etika dan komunikasi dalam perspektif islam
Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Dengan pengertian demikian, maka komunikasi Islam menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika). Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan).
Mengenai cara (kaifiyah), dalam Al-Quran dan Al-Hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam.
Kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain.
Dalam berbagai literatur tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam, yakni Qaulan Sadida, Qaulan Baligha, Qulan Ma'rufa, Qaulan Karima, Qaulan Layinan, dan Qaulan Maysura.
1. Qaulan Sadidan berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa).
2. Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele.
3. Qaulan Ma'rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan.
4. Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama.
5. Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati.
6. Qaulan Maysura bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan.
Tugas 10_Fadel M. Anugrah
Perkembanan teknologi komunikasi merupakan bagian dari perkembangan manusia itu sendiri, terlebihsaatinimanusia berada pada masa teknologi digital yang memungkinkan manusia melakukan komunikasi tanpa batas. Era digital adalah era dimana komunikasi bukanlah hal yang sulit dilakukan apabila manusia terpisahkan oleh ruang dan waktu, namun pada era canggih ini manusia dapt membuat sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Perkembangan teknologi itu sendiri telah membawa manusia pada masa komunikas nirmasa yaitu komunikasi yang dilakukan dengan teknologi terkini.Perkembangan teknologi komunikasi dari masa ke masa telah memberikan implikasi tersendiri pada perubahan kehidupan sosial msyarakat, meski demikian manusia tak mungkin dapat dilepaskan dari setiap perkembangan teknologi itu sendiri, namun saat ini seberapa besarkah manfaat dan dampak bagi manusia dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih ini.
Dalam fenomena ini kita harus mengetahui sejarah perkembangan dari setiap teknologi komunikasi, serta dampak sosial yang membuat suatu perubahan dan fenomena sosial yang terjadi akibat perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri, selain itu pada mata kuliah ini mahasiswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari teknologi-teknologi komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. seperti yang kita alami saat ini media social menjadi primadona bagi manusia dalam berekspresi, namun terlepas dari segala kecanggihan itu kecanggihan-kecanggihan teknologi akan selalu terdapat implikasi negatif dari teknologi, oleh karena itu mahasiswa harus mampu menganalisis kebijakan atau regulasi telematika guna menangani kejahatan teknologi. Serta pada akhir mata kuliah mahasiswa diharapkan mampu mebuat blog sebagai sarana pendidikan berbasis web.
Etika memperbaiki masyarakat dengan menekankan pada perbaikan diri dan pengambilan keputusan individu, memperbaiki masyarakat dengan mengurangi kepentingan pribadi kepada keinginan masyarakat dan kooperatif membuat keputusan yang dirancang untuk menghilangkan friksi atau mencari jalan tengah dari sebuah permasalahan. Etika berkembang sejalan dengan perkembangan moral. Ada tiga tahap perkembangan moral: Pertama berdasarkan kepada naluri, kedua berdasarkan pada kebiasaan dan ketiga berdasarkan hati hnurani (tentang apa yang baik dan buruk).
Etika media adalah cabang filsafat yang berusaha untuk membantu para jurnalis dan orang-orang media untuk menentukan bagaimana mereka harus bersikap etis dalam menjalani pekerjaan mereka. Bersikap etis adalah berkaitan dengan bagaimana kita tahu apa yang harus dilakukan, dalam sebuah kebebasan untuk memutuskan sikap atau tindakan di antara berbagai alternatif.
Tugas 9_Ahmad Zainuddin Syah_KPPI5C
Falahul Mualim Yusuf 1112051000087 KPI 5C
ETIKA DAN KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Setiap pribadi pasti memiliki nilai yang diyakini, itu berarti kita akan berbicara mengenai nilai atau etika yang dianut seseorang atau komunitas tertentu, sama halnya ketika berbicara mengenai komunikasi insani. Persoalan etika yang potensial selalu melekat dalam setiap bentuk komunikasi antarinsan sehingga komunikasi dinilai sangat berpengaruh terhadap manusia lain sehingga seorang komunikator secara sadar memilih cara-cara berkomunikasi guna mencapai tujuan yang diinginkannya. Tujuannya bisa berupa menyampaikan informasi, memengaruhi orang lain, meningkatkan pemahaman seseorang, atau mengubah tingkah laku orang. Pentingnya etika dalam proses komunikasi bertujuan agar komunikasi kita berhasil dengan baik (komunikatif) dan terjalinnya hubungan yang harmonis antara komunikator dan komunikan. Hubungan akan terjalin secara harmonis apabila antara komunikator dan komunikan saling menumbuhkan rasa senang. Rasa senang akan muncul apabila keduanya saling menghargai, dan penghargaan sesama akan lahir apabila keduanya saling memahami tentang karakteristik seseorang dan etika yang diyakini masing-masing. komunikasi yang etis bukan hanya serangkaian keputusan yang cermat dan reklektif, serta berkomunikasi dengan cara yang bertanggungjawab dan etis, melainkan penerapan kaidah-kaidah etika secara berhati-hati, kadang-kadang tidak mungkin dilakukan. Tekanan yang dihadapi mungkin saja terlalu besar atau batas waktunya terlalu dekat untuk membuat suatu keputusan sehingga tidak ada waktu yang cukup untuk mempertimbangkan secara mendalam atau kita kurang memahami kriteria etika yang relevan untuk diterapkan. Situasinya mungkin begitu unik sehingga kriteria yang dapat diterapkan tidak segera terlintas dalam benak. Dalam saat-saat kritis, keputusan kita mengenai komunikasi etis muncul bukan dari pertimbangan yang mendalam, melainkan lebih dari karakter yang terbentuk dalam diri kita sendiri.
Dalam hal ini, bila dalam filsafat lain masih mencari Tuhan, dalam filsafat islam justru Tuhan sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana diketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya. Ibadah dalam islam selalu dikaitkan dengan aktivis berpikir dan memang berpikir adalah perintah ilahi agar manusia bisa beriman, maka meniscayakan pengetahuan rasional didalam proses pendidika isla berorientari pada nilai nilai ketuhanan. Pengetahuan rasional dalam islam bukan melulu akal dan bukan pula melulu indrawi, tetapi ada jalinan interdependensi.
Dalam persperktif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi yang berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Qur'an dan hadits. A. Muis mengatakan komunikasi islami memiliki perbedaan dengan non-islami. Perbedaan itu lebih pada isi pesan (content) komunikasi yang harus terikat perintah agama, dan dengan sendirinya pula unsur content mengikat unsure komunikator. Artinya, komunikator harus memiliki dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam menyampaikan pesan berbicara, berpidato, berkhotbah, berceramah, menyiarkan berita, menulis artikel, mewawancarai, mengkritik, melukis, menyanyi, bermain film, bermain sandiwara di panggung pertunjukan, menari, berolahraga, dan sebagainya. Kemudian, seorang komunikator tidak boleh menggunakan simbol-simbol atau kata-kata yang kasar, yang menyinggung perasaan komunikan atau khalayak, juga tidak boleh memperlihatkan gerak-gerik, perilaku, cara pakaian yang menyalahi kaidah-kaidah agama. Di dalam hadits Nabi juga, ditemukan prinsip-prinsip etika komunikasi, bagaimana Rasulullah saw mengajarkan berkomunikasi kepada kita. Sabda Nabi bisa ditafsirkan bahwa dalam berkomunikasi hendaklah bersikap jujur, terbuka dan benar, walau dalam penyampaian kebenaran itu penuh risiko. Pembicaraan kita juga hendaklah yang baik dan benar sehingga bermanfaat bagi yang lain. Kalau tidak bermanfaat, diam adalah alternatif yang terbaik. Selanjutnya, janganlah berbicara sebelum berpikir terlebih dahulu, artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan orang lain, tidak asal berbicara, harus berhati-hati dan memiliki manfaat bagi orang lain. Nabi juga menganjurkan berbicara yang baik-baik saja, dalam konteks ini Nabi mengingatkan kepada kita untuk tidak membicarakan aib orang lain di saat dia tidak ada di hadapan kita.
Nabi berpesan "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang, yaitu mereka yang menjungkir balikkan (fakta) dengan lidahnya seperti seekor sapi yang mengunyah-ngunyah rumput dengan lidahnya. Pesan Nabi saw tersebut bermakna luas bahwa dalam berkomunikasi hendaklah sesuai dengan fakta yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami. Jangan sekali-kali berbicara memutarbalikan fakta, yang benar dikatakan salah dan yang salah dikatakan benar. Bila ini terjadi, kita telah melakukan kebohongan besar, dan pantas disebut sangat tidak bermoral. Selain tidak etis dalam berkomunikasi, juga telah berbuat dosa besar. Prinsip-prinsip etika tersebut, sesungguhnya dapat dijadikan landasan bagi setiap muslim – ketika melakukan proses komunikasi, baik dalam pergaulan sehari-hari, berdakwah, maupun aktivitas-aktivitas lainnya. Prinsip ini juga dapat membantu memelihara hubungan yang harmonis di antara sesama kita. Membangun komunitas sosial yang damai, tenteram dan sejahtera sehingga terbentuk peradaban manusia yang tinggi.