Nama : Sari Setianingrum
Kelas : KPI 5C/ 1112051000065
Etika dan komunikasi dalam perspektif islam
Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupanmanusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksudadalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi). Selain itu dalam perspektif Islam, komunikasi disamping untuk mewujudkan hubungan secara vertical dengan Allah Swt, juga untuk menegakkan komunikasi secara horizontal terhadap sesama manusia. Komunikasi dengan Allah Swt tercermin melalui ibadah-ibadah fardhu (salat, puasa, zakat dan haji) yang bertujuan untuk membentuk takwa. Sedangkan komunikasi dengan sesama manusia terwujud melalui penekanan hubungan sosial yang disebut muamalah, yang tercermin dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, seni dan sebagainya.
Di dalam hadis Nabi juga, ditemukan prinsip-prinsip etika komunikasi, bagaiman Rasulullah sawmengajarkan berkomunikasi kepada kita. Misalnya, pertama, qulil haqqa walaukana murran (katakanlahapa yang benar walaupun pahit rasanya) (hadis). Kedua, falyakul khairan au liyasmut (katakanlah bila benar kalau tidak bisa,diamlah). Ketiga, laa takul qabla tafakur (janganlah berbicara sebelum berpikir terlebih dahulu). Keempat, Nabi menganjurkan berbicara yang baik-baik saja, sebagaimana yangdiriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya, "Sebutkanlah apa-apa yang baik mengenai sahabatmu yang tidak hadir dalam pertemuan, terutama hal-hal yang kamu sukai terhadap sahabatmu itu sebagaimanasahabatmu menyampaikan kebaikan dirimu pada saat kamu tidak hadir". Kelima, selanjutnya Nabi saw berpesan, "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang…yaitu mereka yang menjungkirkan- balikkan fakta (fakta) dengan lidahnya seperti seekor sapi yang mengunyah-ngunyah rumput denganlidahnya". Pesan Nabi saw tersebut bermakna luas bahwa dalam berkomunikasi hendaklah sesuai denganfakta yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami.
Prinsip-prinsip etika tersebut, sesungguhnya dapat dijadikan landasan bagi setiap muslim ketikamelakukan proses komunikasi, baik dalam pergaulan sehari-hari, berdakwah, maupun aktivitas-aktivitaslainnya.Dalam Al Qur'an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesanmelalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu- Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi'iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tanganmereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar