ETIKA PERGAULAN SEHARI-HARI; DAN ETIKA KOMUNIKASI DALAM DAKWAH (LISANDAN PERBUATAN)
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola prilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun secara kelompok. Etika dapat juga didefinisikan sebagai adat istiadat. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke genarasi yang lain. Kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.
Dalam pergaulan sehari-hari sebagai masyarakar yang berbudaya,maka akan mengenal aturan, norma-norma atau nilai-nilai yang perlu atau penting diperhatikan. Pada masyarakat yang maju, berkembang dalam berbagai bidang, perhatian terhadap aturan, norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat perlu ditingkatkan agar masyarakat tidak terbawa arus globalisasi pergaulan manusia yang kadang-kadang berdampak negatif. Untuk itu dalam pergaulan manusia yang berbudaya, beragama, yang ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan tidak menyinggung perasaan orang lain, penting mengenal dan mengimplementasikan tentang etika pergaulan. Terutama dalam etika pergaulan sehari-hari.
Menurut Frans Magnis Suseno (1987) dalam bukunya Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, mengemukakan bahwa etika ialah ilmu yang mencari orientasi, etika mau mengerti mengapa kita harus mengertib ajaran moral tertentu, atau bagai mana kitamengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Kaitannya dengan pergaulan, maka dapat diartikan bahwa etika dalam pergaulan yaitu suatu ilmu yang memikirkan bagaimana seseorang mengambil sikap dalam pergaulan sehari-hari tentang mana yang tepat kita pilih sesuai dengan kondisi, kesempatan dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Etika dalam pergaulan ini dapat mencakup diantaranya etika berpakaian, etika berhubungan dengan orang. Apabila seseorang telah mendapat merealisasikan beretika dalam kehidupan sehari-hari di manapun ia berada, maka cenderung ia akan dapat diterima oleh lingkungannya, relative orang lain tidak banyak yang tersinggung, gerak langkah kita cenderung berjalan lancar. Jadi peranan tentang etika dalam pergaulan pada dasarnya sebagai ilmu pelengkap dalam kehidupan manusia, yang apabila diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi salah satu jalan menuju kesuksesan dalam hidup dan kehidupan manusia. Disini saya mencoba menguraikan mengenai
Etika Berbusana dalam perspektif islam.
Dalam islam aurat merupakan bagian tubuh yang tidak boleh dilihat yang bukan mahramnya Menutup aurat hukumnya wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Aurat bagi wanita yaitu seluruh tubuh kecuali kedua telapak tangan dan muka. Bagi seorang laki-laki auratnya dari pusar ke bawah hingga lutut. Allah berfirman:
"Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya." (Q.S An-Nuur : 31)
" Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S An-Nuur: 59).
Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis.
Dari Abu Daud Said al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah seseorang lelaki memandang aurat lelaki, begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita."
Tidak hanya aurat, pakaian yaang di gunakan juga harus di perhatikan. Pakain tidak boleh terlalu ketat dan tembus pandang sertaa tidak memamerkan kekayaan
Sedangkan etika komunikasi dalam dakwah
Secara islam etika dakwah itu adalah etika islam itu sendiri , dimana secara umum seorang da'i harus berkatalah secara benar, halus, lembut, tepat, efektif, dan efisien. Berkata dengan melihat situasi dan kondisi, melakukan tindakan-tindakan yang terpuji dan menjauhkan diri dari perilaku-perilaku yang tercela. Sebagai sebuah profesi, Menurut M. Munir (2006) dakwah memerlukan kode etik, yaitu sebuah istilah yang merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang merumuskan perlakuan benar dan salah.
Sumber
L.JOHANSEN, RICHARD. 1996. Etika Komunikasi, Penerbit Rosda, Bandung
Syukriadi Sambas, Rislaah pohon ilmu dakwah. Bandung, KP Hadid: 2004
M.Munir, metode dakwah, jakarta : kencana:2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar