Kamis, 20 Desember 2012

Institusi Keagamaan (tempat ibadah) Savinatun Naja_KPI1D2012

Oleh: Savinatun Naja 1112051000120 KPI 1 D 2012

Tempat Ibadah (Masjid Al-Ahyar)

·        Latar Belakang

Tempat ibadah yang saya pilih untuk melakukan penelitian ini adalah Masjid Al-Ahyar yang bertempat dijalan Madrasah 2 nomer 40. Pada mulanya Masjid ini berawal dari langgar dan kemudian menjadi mushola dan pada akhirnya menjadi Masjid. Perubahan tersebut disebabkan karena bertambahnya jumlah penduduk di daerah tersebut. Dan masjid ini berdiri sejak tahun 1900.

·        Metode Penelitian

Disini saya menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini saya lakukan pada tanggal 14 Dessember 2012 yang bertempat di jalan Madrasah 2 nomer  1. Saya melakukan penelitian di Masjid Al-Ahyar ini karena masjid ini mempunyai keistimewaan khusus bagi penduduk sekitar.

·        Gambaran Subyek dan Obyek

Disini saya mewawancarai seorang narasumber yang merupakan pengurus dari masjid tersebut yaitu H. Ahmad Osmani. Beliau merupakan bagian sekretaris dari Masjid Al-Ahyar tersebut. Pada awalnya beliau menggantikan almarhum di jabatannya tersebut.

·        Analisis

Pada awalnya masjid ini berdiri pada tahun 1900 dan pada mulanya masjid ini pada dulunya adalah sebuah langgar dan berkembang menjadi mushola dan pada akhirnya berubah menjadi masjid yang membawa manfaat untuk penduduk sekitar. Perubahan itu disebabkan karena berkembangnya penduduk sekitar dan pada akhirnya para jamaah bermusyawarah agar mushola tersebut dikembangkan menjadi masjid. Masjid ini berada di jalan madrasah 2 nomer 40. Dan berdirilah Masjid yang dinamakan dengan Masjdi Al-Ahyar, dinamakan masjid Al-Ahyar disebabkan karena yang mewaqafkan adalah alm. H. Ahyar.
Mushola ini berkembang menjadi masjid sejak tahun 2001 sehingga telah 11 tahun berdirinya masjid Al-Ahyar tersebut. Pengurus masjid ini terdiri dari:
Ketua    : H. Sebuki Maar
Wakil     :  H. Gusti Abdurrahman
Benda   : H. Selamet Prawoto
Sekre    : H. Ahmad Osmani
Kegiatan yang dilakukan di masjid ini adalah Kegiatan Hari besar Islam, pengajian seminggu 2 kali, santunan anak yatim, maulid nabi, dana dari donatur jamaah, dan lain-lain. Dan jumlah jamaah  tetapnya kurang lebih 50 orang, akan tetapi jamaah subuh menurun sekitar sekitar 30 orang. Dan untuk pengurus diwajibkan untuk bertanggung jawab atas amanah yang telah diberikan. Pengurus di dalam masjid Al-Ahyar ini merupakan satu keluarga. Dalam memilih angota pengurus tersebut berdasarkan musyawarah dari para jamaah dan dilihat dari bobotnya, latar belakang pendidikan, seberapa luas wawasannya dan lain-lain. Masjid ini dapat menampung jamaah sekitar 200 sampai 300 orang. Untuk dana pembangunan Masjid Al-Ahyar ini di dapatkan melalui donasi para warga sekitar, pelelangan, dan para donatur dari jamaah dan luar jamaah. Dan luas tanah Masjid Al-Ahyar ini sekitar kurang lebih 200 meter. Di jalan madrasah 2 nomer 40.

Institusi keagamaan (pesantren) Savinatun Naja_KPI1D2012

Oleh: Savinatun Naja 1112051000120 KPI 1 D 2012

Pondok Pesantren Darunnajah

 

·        Latar Belakang

Saya memilih Pondok Pesantren untuk penelitian ini adalah Pondok Pesantren Darunnajah yang berdiri pada tahun 1974. Dan Pondok Pesantren ini merupakan tempat saya menuntut ilmu sebelumnya. Pendiri Pondok Pesantren Darunnajah ini ada 3 orang yaitu Alm. K.H. Abdul Manaf Mukhayar, Alm. K.H. Khamaruzzaman, dan K.H Mahrus Amin. Pondok pesantren ini berada di jalan Ulujami Raya nomer  86. Sebelumnya Ponpes Darunnajah ini berada di Palmerah karena adanya penggusuran akhirnya Ponpes ini pindah ke Ulujami dengan tanah seluas 6 hektar.

·        Metode Penelitian

Disini saya menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini saya lakukan pada tanggal 14 Dessember 2012 yang bertempat di Jalan Ulujami Raya nomer 86. Dan disini saya melakukan penelitian tentang Pondok Pesantren yang merupakan tempat untuk menuntut ilmu dengan mendalami ilmu Agama.

·        Gambaran Subyek dan Obyek

Saya mewawancarai seorang narasumber yang merupakan alumni dari Pondok Pesantren ini dan telah mengabdikan dirinya untuk Ponpes ini sehingga beliau telah menjadi salah satu seorang Ustad di Pondok Pesantren ini, beliau bernama Arif Muhammad Iqbal. Dan di Ponpes ini beliau merupakan salah satu seseorang yang berperan penting dalam Ponpes ini. Dan beliau merupakan salah satu Ustad yang sangat memperhatikan santri-santrinya. Dan beliau mempunyai wawasan yang luas sehingga dapat membantu para santri untuk menambah wawasan mereka.

·        Analisis

Di Pondok Pesantren ini merupakan Pondok Pesantren yang tidak hanya mementingkan bidang studi agama saja akan teapi juga mementingkan bidung studi umum juga. Pondok Pesantren ini merupakan waqaf dari para pendiri tersebut yang seluas 6 hektar, akan tetapi yang dijadikan waqaf hanya 5 hektar saja dan 1 hektarnya digunakan untuk keluarga. Sebelumnya untuk menghasilkan dana agar dapat terbangun Pondok Pesantren ini dimulai dengan usaha seperti pembuatan peci, batubata, batako, tanaman, tambang, perkebunan kelapa sawit, mini market, dan sebagaianya. Dengan kerasnya usaha mereka berdirilah Pondok Pesantren yang sudah maju seperti saat ini. Dan Darunnajah ini mempunyai 14 cabang Pondok Pesantren, dan pusatnya yang berada di jalan ulujami ini.
Pondok Pesantren ini merupakan Pondok Pesantren Modern yang mengikuti pemerintah. Dan dalam pelajaran Ponpes ini pada umumnya sama dengan sekolah umum biasanya akan tetapi disini lebih mendalami keagamaannya. Oleh karena itu disini ditanamkan pelajaran pondok dan umum. Dan disini para santri dapat berkarya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Kegiatan Ponpes ini dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan pendidikan dan kegiatan kepengasuhan. Yang menjadi jantungnya Ponpes adalah kegiatan pengasuhan ini. Karena kegiatan kepengasuhan merupakan kegiatan yang membedakan dengan sekolah lainnya. Dan Ponpes ini berprinsip siap dipimpin dan siap memimpin.
Kegiatan sosial di dalam Ponpes ini salah satunya adalah PPM (Praktik Pengabdian Masyarakat) yang wajib dilakukan oleh santri kelas 6 (3 SMA). Dan di dalam kegiatan PPM ini para santri akan disebar untuk memberikan manfaat kepada suatu desa.  Diwajibkan kepada para santri untuk menggunakan bahasa Arab dan Inggris pada setiap harinya. Jumlah para santri di Ponpes ini mencapai kurang lebih 2000 orang putra putri, dan guru yang mencapai kurang lebi 400 guru.
Peraturan yang diterapkan dalam Ponpes ini salah satunya adalah santri Putra dan santri Putri tidak boleh digabung. Peraturan yang diterapkan dalam Ponpes ini dikendalikan oleh bagian Kepengasuhan. Jika pada saat sekolah maka santri di kendalikan oleh pihak sekolah akan tetapi setelah pulang sekolah maka santri akan dikendalikan oleh bagian kepengasuhan.
Kegiatan para santri pada setiap harinya itu seperti bangun pukul 04.00 dan bersiap untuk shalat subuh berjamaah di Masjid, setelah shalat jamaah diwajibkan mengaji, setelah pulang dari masjid maka para santri bersiap siap untuk mandi dan setelah mandi mereka langsung bersiap siap untuk sarapan sekaligus bersiap-siap untuk sekolah sampai pukul 14.30 akan tetapi pada waktu dzuhur para santri pulang ke asrama untuk shalat berjamaah dan makan siang.
Dan salah satu yang diterapkan dalam Panca jiwa yaitu ikhlas, kesederhanaan, kemandirian, bebas merdeka, ukhuwah islamiah. Dan visi dari Ponpes ini adalah mencetak kader umat yang bertafaku fiddin.

Institusi Keagamaan 2_Indah Noviyanti_KPI 1D

Judul Penelitian

Institusi Agama II Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta
 

Peneliti

Indah Noviyanti
1112051000115

I. Latar Belakang

Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sekolah Islam berasrama yang terdapat di Indonesia.Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang al-Qur'an dan Sunnah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab. Para pelajar pesantren (disebut sebagai santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren. Institusi sejenis juga terdapat di negara-negara lainnya; misalnya di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut sekolah pondok, serta di India dan Pakistan yang disebut madrasah Islamiah.
Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kyai. Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri.Kyai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai. Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang didirikan. Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal kemana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Walisongo.
Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam.Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertical (dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial. Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kikian masyarakat (society-based curriculum. Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya. Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.
Dan Institusi Keagamaan yang bernilai pendidikan salah satunya adalah Pondok Pesantren, dengan ini saya meneliti salah satu Pondok Pesantren Terbesar di Jakarta yaitu Pondok Pesantren Darunnajah.

II. Pertanyaan Pokok Penelitian

Apa  Nilai nilai yang ditanamkan oleh Pondok Pesantren Darunnajah kepada para Santri santrinya?
Nilai yang kami tanamkan biasa disebut dengan " PANCA JIWA"
Pertama Jiwa Keikhlasan yaitu Ikhlas untuk dihukum, Ikhlas untuk dibangunkan Shalat.
Kedua,  Jiwa Kesederhanaan yaitu tidak adanya perbedaan/ spesialisasi santrinya, walaupun mereka anak pejabat atau anak orang terkemuka.
Ketiga, Jiwa Kemandirian yaitu mandiri untuk melakukan apa" sendiri
Keempat, Jiwa Bebas Merdeka yaitu semua santri bebas untuk memilih apa yang ia suka, bebas untuk menjadi apa ia nanti.
Kelima, Ukhuwah Islamiyah yaitu dengan cara menggabungkan kamar santri antara senior dan juga junior.

III. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang saya gunakan kali ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara wawancara langsung dengan narasumber, agar mendapatkan informasi yang akurat.
Lokasi penelitian: di Pondok Pesantren Darunnajah Jalan Ulujami Nomor 89
Waktu Penelitian: 14 Desember 2012 Jam. 14.00

IV. Gambaran Subyek/ Objek  Penelitian

Narasumber saya kali ini adalah Saudara Arif Muhammad Ikbal, S.Pd.I Lahir di Banda Aceh tanggal 7 Agustus 1988 Pendidikan terakhir Sarjana Pendidikan Islam di STAI Darunnajah Jakarta, Beliau adalah Alumnus Pondok Pesantren Darunnajah yang mengabdi dan sekarang telah menjadi Ustad.

V. Analisis

Awal mula berdirinya Ponpes Darunnajah tahun 1974  pendirinya ada 3 Yaitu Alm.KH. Abdul Mannat Mukhayyar, Alm. KH.Komaruzaman dan yang masih sehat wal'afiat KH. Marsamin mereka bertiga masih ada hubungan keluarga. Sebelumnya lokasi Ponpes di Palmerah ada lahan didekat senayan , karena adanya penggusuran untuk perluasan gelora bung karno, lalu dapatlah di Ulujami ini sampai sekarang, Luas Tanahnya ada 6 Hektar, dan 1 hektar digunakan untuk keperluan keluarga, 5 hektar di wakafkan untuk ummat.
Biaya Pembangunan pesantren melalui usaha seperti membuat peci, batubata, bahkan ketika ingin membangun Ponpes darunnajah istri dari pendiri yaitu ibu suroyah sampai menjual gelang emasnya, sampai saat ini biaya untuk ponpes hanya mengandalkan bidang usaha seperti Smesco, alfa mart, membuat batako, usaha tanaman dan di bengkulu ada lahan kelapa sawit , tanpa ada kucuran dana dari pemerintah .
Pondok Pesantren Darunnajah memiliki 14 Cabang dan masing masing cabang mempunyai bidang usaha sendiri seperti usaha tambak ikan, laundry, dan yang menjalankan usaha ini adalah keluarga darunnajah sendiri.
Prinsip yang dipegang oleh Pondok Pesantren Darunnajah ada 2 yang pertama adalah Kiblat ke Gontor seperti materi materi pelajaran islam dan Berkiblat ke Pemerintah seperti adanya UN, dan pelajaran umum lainnya
Prinsip ini dimaksudkan agar santri membuka wawasannya untuk bebas berkarya, misalnya tidak harus lulus pesantren menjadi kiyai. Visi Misi pesantren Modern adalah kegiatan belajar mengajar seperti sekolah pada umumnya, tetapi tetap ada nilai keagamaannya. Pondok pesantren darunnajah bersifat Universal karena untuk mengkondisikan tempat dan menjadi daya tarik.
Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Dibagi 2, yaitu pertama kegiatan Pendidikan (KBM) mulai dari jam 4 pagi santri Dibangunkan lalu shalat subuh mengaji, serta ada pemberian kosakata baru inggris dan arab, masuk sekolah jam 7 – 14.15.
Lalu Kegiatan yang kedua adalah Kepengasuhan, Jantung atau Ruhnya pesantren ada di pengasuhan, mulai dari Asar adalah Zona Pengasuhan, Kewajiban setiap santri memiliki 1 Ekskul, di Darunnajah ada ekskul Kolam Renang, Pramuka, Silat, yang mengajarkan Santri Senior bukan lagi guru/ Ustad, Darunnajah Juga memiliki organisasi yang dinamakan Organisasi Santri Darunnajah orientasinya bagaimana mencetak Kader Pemimpin .
Kegiatan Sosial Yang membedakan antara Darunnajah dengan Pondok Pesantren lainnya adalah dengan menerapkan Praktek Pengabdian Masyarakat, kegiatan itu seperti Prakerin, maksud dilakukannya kegiatan ini adalah untuk mengembangkan Ilmu, Sosial, Agama dan Pendidikan. Kegiatan ini dilakukan  saat liburan semester, ditentukan oleh Panitia serta ada Pembimbingnya dari Mahasiswa, Tidak ada target yang ditetapkan tetapi bagaimana menyumbangkan Ilmu ke Masyarakat.
Materi yang diajarkan dibagi 2 yaitu pelajaran Pondok seperti : Bahasa Arab (Ilmu Sofop, Nahu,Mudaah) dan Pelajaran Negri( Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pkn)
Jumlah santri saat Ini -+ 2000 untuk Putra dan Putri, serta 240 Untuk jumlah Guru yang mengajar, setiap tahun terjadi kenaikan bahkan tahun ini adalah peningkatan yang paling pesat karena Kunjungan dari Perdana Mentri Inggris.
Aturan yang ditetapkan di Pondok Pesantren ini adalah Putra Putri dipisah, Libur setiap hari Jum'at, Tidak Boleh Kabur, tidak boleh bawa Handphone, tidak boleh pacaran.
Visi Pondok Pesantren Darunnajah adalah Mencetak Kader Umat yang Bertafaku Fiddin.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren
Arif Muhammad Ikbal, S.Pd.I
 

Cari Blog Ini