Senin, 01 Desember 2014

Tugas 9_Fathimah Azzahra Etika dan komunikasi dalam presektif Islam

Etika dan komunikasi dalam presektif Islam : Etika dalam pergaulan sehari-hari; dan etika komunikasi dalam dakwah (lisan dan perbuatan)

Dalam persperktif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi yang berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Qur'an dan hadits. A. Muis (2001:720) mengatakan komunikasi islami memiliki perbedaan dengan non-islami. Perbedaan itu lebih pada isi pesan (content) komunikasi yang harus terikat perintah agama, dan dengan sendirinya pula unsur content mengikat unsure komunikator.

LuthfiAchmadAlfarisi_EtikaDanFilsafatKomunikasi

Luthfi Achmad Alfarisi
1112051000073
KPI 5 C
ETIKA DAN KOMUNIKASI DALAM PRESPEKTIF ISLAM: ETIKA DALAM PERGAULAN SEHARI-HARI; DAN ETIKA KOMUNIKASI DALAM DAKWAH
Seperti yang kita ketahui etika dapat didefinisikan sebagai adat istiadat. Dalam pengertian ini etika itu berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik yang ada pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Etika itu sendiri adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola prilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun secara kelompok.

Dinda Tiara Alfianti_Fenomena Media Komunikasi Terkini

Fenomena Media Komunikasi Terkini dan Etika Komunikasi

  Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru. menyadari bahwa perkembangan teknologi yang disebut Internet telah perubahan pola interaksi masyarakat, yaitu; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Kehadiran internet telah mendukung efektivitas dan efisiensi operasi, terutama perannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, dan sarana untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Media komunikasi digunakan manusia untuk mempermudah proses komunikasi yang dilakukan. Perkembangan teknologi dan komunikasi menghasilkan pula perkembangan dalam media komunikasi yang digunakan manusia dalam berkomunikasi terutama penyampaian pesan dan informasi. 

Dinda Tiara Alfianti_tugas 9_KPI 5D_1112051000102

Dalam perspektif Islam, etika atau akhlak bersumber dari al-Qur'an dan hadis Rasulullah saw, yang didasari dengan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Jika etika perspektif Islam harus dibandingkan dengan etika komunikasi umum (Barat), maka salah satu sifat khas komunikasi Islam adalah masalah etika (akhlakul qarimah) yang berlandaskan al-Qur'an dan sunnah Nabi saw. Berarti teori (perspektif) komunikasi Islam secara nyata sangat memiliki perbedaan dengan komunikasi non Islam.

Tugas 9_Tiara Desta Arum Etika dan komunikasi dalam presektif Islam

Nama : Tiara Desta A (1112051000124)
Kelas : KPI 5D
Etika dan komunikasi dalam presektif Islam : Etika dalam pergaulan sehari-hari; dan etika komunikasi dalam dakwah (lisan dan perbuatan)
Etika mendukung keberadaan agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.

Tugas9_Jauza Hibatulloh Majiid_KPI5C


Nama : Jauza Hibatulloh Majiid
NIM    : 1112051000066
KPI 5C
Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan  keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam islam. Dengan pengertian demikian, maka komunikasi islam menekankan pada unsure pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara, dalam hal ini gaya bicara dan penggunaan bahasa. Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran islam, meliputi akidah, syariah, dan akhlak. Mengenai cara dalam Al-Qur'an dan Al-hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi tetap berjalan dengan baik dan efektif.
Dalam berbagai literature tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis bicara atau pembicaraan yang sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi islam, yaitu :1. Qaula sadidah, 2. Qaula Baligha 3. Qaula Ma'rufah 4. Qaula Karimah 5. Qaula Layinah 6. Qaula masyurah.
1.      Qaula Sadidah adalah pembicaraan, ucapan, atau perkataan yang benar baik dari segi substansi maupun redaksi. Dalam bahasa Indonesia, mengikuti kaidah tata bahasa dan menggunakan kata-kata yang bakuyang sesuai dengan kajian EYD. " Dan hendaklah takut keada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan (kesejahteraan mereka), oleh sebab itu hendaklah bertaqwa kepada Allah dan hendak mereka mengucapkan Qaula Sadidah (QS. 4:9)
2.      Qaula baligha artinya tepat, lugas, pasih, dan jelas maknanya. Qaula baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah di mengerti, dan tida berbelit-belit. " Tidak kami utus seorang rasull kecuali ia harus menjelaskan dengan bahasa kaumnya" (QS. Ibrahim:4).
3.      Qaula Ma'rufa disebutkan Allah dalam QS. An-nissa :5 dan 8, Al-Baqarah;235 dan 263, serta Al-Azhab:32. Qaula artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakiti atau menyinggung perasaan. " Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin maka berilah mereka dari harta itu sekedarnya dan ucapkanlah kepada mereka perkataan baik " (QS. An-nissa:8)
4.      Qaula Karimah adalah perkataan yang mulia,di barengi dengan rasa hormat, dan mengagungkan, enak di dengar, lemah lembut dan bertatak rama. "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Diadan hendalklah kamu berbuat baik pada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara kedua duanya atau kepada kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dengan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia" (QS. Al-Isra:23).
5.      Qaula Layina adalah pembicaraan lemah lembut, dengan suara yang didengar dan penuh keramahan sehingga menyentuh hati. " Maka berbicaralah  kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut" (QS. Thaha:44)
6.      Qaula masyura adalah ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah di mengerti, dan dipahami maknanya." Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapakan, maka katakanlah kepada mereka dengan ucapan yang mudah .(QS. Al-Isra:28)
Sedangkan etika komunikasi dalam dakwah
    Secara islam etika dakwah itu adalah etika islam itu sendiri , dimana secara umum seorang da'i harus berkatalah secara benar, halus, lembut, tepat, efektif, dan efisien. Berkata dengan melihat situasi dan kondisi, melakukan tindakan-tindakan yang terpuji dan menjauhkan diri dari perilaku-perilaku yang tercela. Sebagai sebuah profesi, Menurut M. Munir (2006) dakwah memerlukan kode etik, yaitu sebuah istilah yang merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang merumuskan perlakuan benar dan salah.
 

TUGAS 10_Noni wildasari_KPI5D

Nama : Noni wildasari

Kpi 5D (1112051000110)

Etika dan komunikasi dalam perspektif islam : etika dalam pergaulan sehari hari, dan etika komunikasi dalam dakwah.

Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Komunikasi islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir muslim. Tujuannya agar komunikasi alternative terutama dalam menjunkung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang bersesuaian  dengan fitrah penciptaan manusia.

Dalam perspektif islam, komunikasi dalam bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah manusia selalu dilalui dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi islami, yaitu komunikasi berakhlak karimah atau beretika.

Komunikasi berakhlak al- karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada al quran dan hadist. Serta komunikasi yang menimbulkan kebaikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Komunikasi islam menekankan menekankan pada unsure pesan, yakni risalah atau nilai-nilai islam dan cara. Dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa.

 

-          Etika komunikasi dalam dakwah

Secara islam etika dakwah adalah etika islam itu sendiri, dimana secara umum seorang dai harus berkata secara benar, halus, lembut, efektif dan efisien. Berkata dengan melihat situasi dan konsidisi, melakukan tindakan yang terpuji dan menjauhkan diri dari perilaku tercela. Sebagai sebuah profesi. Dakwah memerlukan kode etik, yaitu sebuah istilah yng merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang merumuskan perlakuan benar dan salah.

M Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana), 2006. 

 L.Johanes, Richard,  Etika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya)

tugas ke_8_Noni wildasari_KPI5D

Nama : Noni wildasari

KPI 5D (1112051000110)

FENOMENA MEDIA KOMUNIKASI TERKINI DAN ETIKA KOMUNIKASI; BLOG, SMS, BBM DLL.

Seiring arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat membuat peran teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Teknologi komunikasi dalam wujud smartphone merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya. Dalam hal tersebut perkembangan teknologi bisa mempengaruhi cara berinteraksi social daripada individu yang menggunakannya.


Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup manusi menjadi semakin mudah dan nyaman. Teknologi yang semakin pesat membuat hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang bebas dari penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi peranan teknologi menjadi sangat penting.


Hassan Fuad (1999) mengemukakan teknologi komunikasi cenderung memungkinkan terjadinya transformasi berskala luas dalam kehidupan manusia. Transformasi tersebut telah memunculkan perbahan dalam berbagai pola hubungan antar manusia, yang pada hakikatnya adalah interaksi antar pribadi.

Pertemuan tatap muka secara berhadapan dapat dilaksanakan dalam jarak jauh yang sangat jauh melalui tatap citra. Teknologi komunikasi sekarang ini semakin banyak yang dikembangkan, seperti contohnya telpon selular. Penggunaan telepon selular menjadi kebutuhan yang sangat penting agi kehidupan saat ini yang memerlukan mobilitas tinggi.


Fasilitas-fasilitas yang terdapat didalamnya pun tidak hanya terbatas pada fungsi telepon dan sms saja. Telepon selular pada saat ini dapat digunakan sebagai sarana bisnis, penyimpanan berbagai macam data, sarana music bahkan sebagai sarana dkumentasi. Hal ini menjadikan telepon selular sebagai alah satu bentuk perkembangan komnikasi yang paling actual khusunya di Indonesia selama lebih dari lima tahun terakhir (Nurdin, 2005).

Perkembangan pada media teknologi komunikasi seperti ponsel ini berkembang sesuai zaman dan kebutuhan para penggunanya. Sehingga dalam hal ini berpengaruh besar terhadap kegiatan interaksi social dari pengguna telepon selular itu sendiri. Simanjuntak (2004) dalam tulisannya mengenai aspek social telepon selular menyatakan paling tidak ada lima implikasi dari penggunaan telepon selular. Pertama, terhadap setiap individu yang menggunakan telepon selular tersebut. Kedua, terhadap interaksi antar individu. Ketiga,  terhadap pertemuan tatap muka. Keempat,  terhadap suatu kelompok-kelompok atau organisasi. Kelima, terhadap system hubungan organisasi dan kelembagaan-kelembagaan masyarakat.

Dengan adanya perembangan media komunikasi, tdak jarang individu lebih memilih memainkan atau menggunakan ponselnya atau smartphone nya meskipun ia berada ditengah-tengah suatu kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Fenomena media komunikasi yang berkembang seperti pada saat sekarag ini juga menyebabkan pola komunikasi yang terjadi setelah tumbuhnya social media cukup besar.

Dalam kehidupan bermasyarakat atau berkomunikasi terdapat suatu system yan mengatur tentang cara manusia bergaul. Tata cara dalam bergaul untuk saling menghormati bisa dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama dll. Tata krama bergaul bertujuan untuk menjaga kepentingan komunikator dengan komunikan agar merasa senang, tentram dan terlindungi tanpa ada pihak yang dirugikan.

Tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam bermasyarakat menentukan nilai baik dan tidak baik dinamakan etika. Istilah etika berasal berasal dari ethikus (latin) dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran baik dab buruk tingkah laku manusia. Jadi etika komunikasi adalah norma, nilai atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi disuatu masyarakat.


Seperti yang kita ketahui bahwa dalam etika berkomunikasi merupakan ajaran kesusilaan yang melekat pada diri seseorang untuk berbuat, berucap dan berkelakuan.

Dalam menggunakan media komunikasi ada baiknya mengenal bagaimana etika dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan social media seperti blog, bbm, sms dan lain sebagainya. Berikut beberapa etika dalam bersosial media yang saya kuti dar bebmen.com

-          Jangan mengumbar informasi pribadi anda

Mengumbar informasi pribadi dalam social media adalah sebuah pintu masuk bagi seseorang untuk memberikan informasi bagi mereka yang ingin berbuat jahat.

-          Menggunakan perkataan atau tulisan yang sopan dalam berkmunikasi di social media

-          Menghargai hasil karya orang lain

Saat menyebarkan informasi, baik berupa tulisan atau foto atau video ada baiknya mencantumkan sumber agar tidak disebut plagiat.

-          Hindarai penyebaran SARA dan pornografi

-          Kroscek kebenaran berita

-          Jangan menilai berita dari judulnya saja

-          Opini berdasarkan fakta dan berita

-          Hindari social media jika sedang emosi.

 

 

 

 

 

Tugas 9_Danang Triatmojo_KPI 5D_1112051000100

Etika dan Komunikasi dalam Perspektif Islam: Etika dalam pergaulan sehari-hari; dan Etika komunikasi dalam dakwah

Ilmu komunikasi Islam, sebagaimana juga ilmu komunikasi umum, membahas tentang manusia. Komunikasi ada pada semua aspek kehidupan manusia. Tidak ada bidang kehidupan bermasyarakat yang tidak ada komunikasinya. Dengan konteks inilah menurut Wilbur Schramm dan Edward Sapir (1973) sebetulnya ilmu komunikasi tidak memiliki tanah atau lahan yang khusus bagi dirinya sendiri namun berdiri dari ilmu-ilmu sebelumnya seperti psikologi, antropologi dan lainnya seperti di kemukakan di atas.

Dengan demikian, komunikasi harus meminjam metode-metode dari disiplin-disiplin ilmu lain untuk memahami teorinya sendiri. Bagi Islam, komunikasi memang jelas sebagai salah satu fitrah manusia. Hal itu dapat dilihat pada Alquran surat ar-Rahmān/55, ayat 1-4. Firman Allah:

"(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara."

Kata-kata "al-bayan" di dalam salah satu ayat tersebut ditafsirkan As-Syaukani dalam tafsirnya Fath al-Qadir, sebagaimana dikutip Jalaluddin Rakhmat, diartikan sebagai kemampuan berkomunikasi.

Dipahami bahwa obyek bahkan sekaligus yang menjadi subyek komunikasi Islam adalah manusia. Dengan demikian, obyek penelaahan ilmu komunikasi Islam juga manusia itu sendiri. Manusia yang menyampaikan pesan kepada sesamanya, bahkan ketika manusia berdo'a yang diyakini sebagai komunikasi antara manusia dengan Tuhan (komunikasi transendental) yang ditelaah adalah manusia itu sendiri, tentang bagaimana ia memanjatkan do'a, etikanya pada saat berdo'a, sampai kepada diterima atau tidaknya do'anya dengan melihat dampaknya terhadap dirinya atau yang dido'akannya.

Etika dalam pergaulan

Pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah dibanding pada masa-masa sepuluh tahun silam. Remaja sekarang lebih mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu. Sudah lumrah saat ini kita melihat remaja mengungkapkan kemarahan, sedih dan kegembiraanya dengan kata-kata yang terucap secara langsung. Dibawah ini ada beberapa prinsip etika dalam pergaulan:

1)      Perhatian terhadap orang lain.

2)      Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu ruangan.

3)      Memberi salam jika berjumpa seseorang.

4)      Mohom maaf jika melakukan kesalahan.

5)      Melakukan perintah dengan wajah cerah.

6)      Dapat menempatkan diri.

7)      Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan.

8)      Rendah hati dan tidak ingin menang sendiri.

9)      Siap memberi bantuan sesuai dengan batas kemampuan.

10)  Mengucapkan terima kasih jika menerima bantuan dari orang lain.

Dan juga ada beberapa factor yang mempengaruhi etika pergaulan, yaitu:

-Faktor umur
Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia anak-anak berbeda dengan usia remasa, usia dewasa, usia orang tua, usia lanjut dan sebaginya. Dapat dikatakan baik, apabila bentuk pergaulan itu dilakukan oleh dan untuk umur sebaya.
-Faktor pekerjaan
Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan. Perilaku pergaulan antara orang-orang kantor akan berbeda dengan orang-orang di lapangan, pekerja pabrik, pekerja bangunan, pekerja di terminal dan sebagainya.
-Faktor keterikatan
Faktor keterikatan, misalnya pelaku organisasi sosial, organisasi partai politik, peserta didik tentu cara bergaulnya juga akan berbeda.

-Faktor lingkungan

Pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam pendidikan, kegiatan, status sosialnya sangat berbeda-beda, dan heterogen memerlukan penyesuaian yang sangat ekstra hati-hati.

Secara garis besar,etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.

Etika dalam Dakwah

Semangat dalam berdakwah dan ber-amar-makruf-nahi-munkar merupakan nilai akhlak yang agung disisi Allah Ta'ala, karena dengan semua itu eksistensi agama ini bisa tegak, hanya untuk itulah Allah swt. mengutus para utusan dan nabi-Nya. Seandaianya tidak ada semangat dakwah yang dilakukan oleh para dai dan ulama di sepanjang masa, niscaya agama ini hanya akan menjadi sebuah cerita dalam catatan historis anak cucu Adam.

Mereka yang melakukan dakwah banyak yang melupakan atau mengesampingkan etika dakwah yang sebenarnya.

Pertama, Dia harus memahami bahwa gerakan dan aktifitas dakwah yang sedang ia lakukan, pada hakekatnya adalah bentuk pengabdian seorang hamba pada Tuhannya, dia melakukan semua ini demi menggapai keridhoan-Nya. Pekerjaan yang dia lakukan bukan karena tuntutan hawa nafsu, bukan karena kepentingan pribadi atau kelompoknya dan bukan untuk menghancurkan atau mengalahkan kelompok lain, dan berharap untuk masuk didalam golongan yang disifati oleh Allah Swt.

Kedua, Kalau kita masih belum memahami atau sulit untuk melaksanakannya, maka kita harus kembali pada tujuan pokok adanya agama ini. Bukankah perintah dan larangan-larangan Allah diturunkan sebagai bentuk kasih sayang Allah pada semua hamba-hamba-Nya? Kekerasan dan tindakan anarkis sama sekali tidak mencerminkan ajaran islam. Dari itu Rasulullah SAW bersabda "Lemah lembut pasti akan menyeimbangkan setiap perkara."

Ketiga, Seorang dai harus meyakini bahwa dakwah yang sedang dia jalani hanyalah melaksanakan kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada hambanya-hamba-Nya. Dalam artian: seorang dai tidak mempunyai kemampuan untuk memberi hidayah, tidak pula mengubah sebuah sistem kemasyarakatan seperti yang dia kehendaki dan tidak pula menunggu sebuah hasil dari apa yang dia kerjakan.

Hal ini harus diperhatikan oleh seorang aktifis, sebab tidak sedikit dari aktifis islam yang kurang memperhatikan masalah ini, sehingga mereka berusaha melaksanakan sesuatu yang bukan tugasnya bahkan kadang berlanjut pada hal yang tidak semestinya dilakukan. Disnilah letak masalah yang kerap membawa konflik antara ormas islam dengan pemerintah atau ormas sesama ormasnya. Apalagi kadang memaksakan kehendak dengan segala cara yang jelas membahayakan agama dan Negara, seperti meminta bantuan pihak asing dan semacamnya.

Tugas Ke-9_Umu Kulsum_KPI 5D_1112051000108

Nama               : Umu Kulsum
NIM                : 1112051000108
Jurusan                        : KPI 5D
Etika dan Komunikasi Dalam Perspektif Islam
Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan  keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam islam. Dengan pengertian demikian, maka komunikasi islam menekankan pada unsure pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara, dalam hal ini gaya bicara dan penggunaan bahasa. Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran islam, meliputi akidah, syariah, dan akhlak. Mengenai cara dalam Al-Qur'an dan Al-hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi tetap berjalan dengan baik dan efektif.
Dalam berbagai literature tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis bicara atau pembicaraan yang sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi islam, yaitu :1. Qaula sadidah, 2. Qaula Baligha 3. Qaula Ma'rufah 4. Qaula Karimah 5. Qaula Layinah 6. Qaula masyurah.
1.      Qaula Sadidah adalah pembicaraan, ucapan, atau perkataan yang benar baik dari segi substansi maupun redaksi. Dalam bahasa Indonesia, mengikuti kaidah tata bahasa dan menggunakan kata-kata yang bakuyang sesuai dengan kajian EYD. " Dan hendaklah takut keada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan (kesejahteraan mereka), oleh sebab itu hendaklah bertaqwa kepada Allah dan hendak mereka mengucapkan Qaula Sadidah (QS. 4:9)
2.      Qaula baligha artinya tepat, lugas, pasih, dan jelas maknanya. Qaula baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah di mengerti, dan tida berbelit-belit. " Tidak kami utus seorang rasull kecuali ia harus menjelaskan dengan bahasa kaumnya" (QS. Ibrahim:4).
3.      Qaula Ma'rufa disebutkan Allah dalam QS. An-nissa :5 dan 8, Al-Baqarah;235 dan 263, serta Al-Azhab:32. Qaula artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakiti atau menyinggung perasaan. " Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin maka berilah mereka dari harta itu sekedarnya dan ucapkanlah kepada mereka perkataan baik " (QS. An-nissa:8)
4.      Qaula Karimah adalah perkataan yang mulia,di barengi dengan rasa hormat, dan mengagungkan, enak di dengar, lemah lembut dan bertatak rama. "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Diadan hendalklah kamu berbuat baik pada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara kedua duanya atau kepada kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dengan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia" (QS. Al-Isra:23).
5.      Qaula Layina adalah pembicaraan lemah lembut, dengan suara yang didengar dan penuh keramahan sehingga menyentuh hati. " Maka berbicaralah  kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut" (QS. Thaha:44).
 
6.      Qaula masyura adalah ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah di mengerti, dan dipahami maknanya." Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapakan, maka katakanlah kepada mereka dengan ucapan yang mudah .(QS. Al-Isra:28)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tugas ke-9_Umu Kulsum_KPI 5D_1112051000108

Nama               : Umu Kulsum
NIM                : 1112051000108
Jurusan                        : KPI 5D
Etika dan Komunikasi Dalam Perspektif Islam
Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan  keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam islam. Dengan pengertian demikian, maka komunikasi islam menekankan pada unsure pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara, dalam hal ini gaya bicara dan penggunaan bahasa. Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran islam, meliputi akidah, syariah, dan akhlak. Mengenai cara dalam Al-Qur'an dan Al-hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi tetap berjalan dengan baik dan efektif.
Dalam berbagai literature tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis bicara atau pembicaraan yang sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi islam, yaitu :1. Qaula sadidah, 2. Qaula Baligha 3. Qaula Ma'rufah 4. Qaula Karimah 5. Qaula Layinah 6. Qaula masyurah.
1.      Qaula Sadidah adalah pembicaraan, ucapan, atau perkataan yang benar baik dari segi substansi maupun redaksi. Dalam bahasa Indonesia, mengikuti kaidah tata bahasa dan menggunakan kata-kata yang bakuyang sesuai dengan kajian EYD. " Dan hendaklah takut keada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan (kesejahteraan mereka), oleh sebab itu hendaklah bertaqwa kepada Allah dan hendak mereka mengucapkan Qaula Sadidah (QS. 4:9)
2.      Qaula baligha artinya tepat, lugas, pasih, dan jelas maknanya. Qaula baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah di mengerti, dan tida berbelit-belit. " Tidak kami utus seorang rasull kecuali ia harus menjelaskan dengan bahasa kaumnya" (QS. Ibrahim:4).
3.      Qaula Ma'rufa disebutkan Allah dalam QS. An-nissa :5 dan 8, Al-Baqarah;235 dan 263, serta Al-Azhab:32. Qaula artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakiti atau menyinggung perasaan. " Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin maka berilah mereka dari harta itu sekedarnya dan ucapkanlah kepada mereka perkataan baik " (QS. An-nissa:8)
4.      Qaula Karimah adalah perkataan yang mulia,di barengi dengan rasa hormat, dan mengagungkan, enak di dengar, lemah lembut dan bertatak rama. "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Diadan hendalklah kamu berbuat baik pada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara kedua duanya atau kepada kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dengan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia" (QS. Al-Isra:23).
5.      Qaula Layina adalah pembicaraan lemah lembut, dengan suara yang didengar dan penuh keramahan sehingga menyentuh hati. " Maka berbicaralah  kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut" (QS. Thaha:44).
 
6.      Qaula masyura adalah ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah di mengerti, dan dipahami maknanya." Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapakan, maka katakanlah kepada mereka dengan ucapan yang mudah .(QS. Al-Isra:28)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Cari Blog Ini