Dalam perspektif Islam, etika atau akhlak bersumber dari al-Qur'an dan hadis Rasulullah saw, yang didasari dengan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Jika etika perspektif Islam harus dibandingkan dengan etika komunikasi umum (Barat), maka salah satu sifat khas komunikasi Islam adalah masalah etika (akhlakul qarimah) yang berlandaskan al-Qur'an dan sunnah Nabi saw. Berarti teori (perspektif) komunikasi Islam secara nyata sangat memiliki perbedaan dengan komunikasi non Islam.
Tetapi perbedaan itu lebih pada pesan (content) komunikasi yang harus terikat pada perintah agama. Dengan sendirinya pula unsur content mengikat unsur komunikator. Artinya, komunikator harus menjunjung tinggi etika. Ia harus memiliki nilai-nilai yang tinggi dalam menyampaikan pesan-berbicara, berkhutbah berceramah, menyiarkan berita, menulis berita, menulis artikel, mewawancarai, mengkritik, melukis, menyanyi, bermain film, bermain sandiwara dipanggung pertunjukan, menari, berolah raga dan sebagainya dimuka umum harus memiliki etika dan nilai-nilai dalam Islam, termasuk dalam memberi asuhan keperawatan kepada pasien / klien.
Tujuan komunikasi Islam sebagimana kita ketahui adalah memberi kabar gembira dan ancaman, mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran, memberi peringatan kepada yang lalai, menasehati dan menegur. Dalam hal ini, komunikasi Islam senantiasa berusaha mengubah perlakuan buruk individu atau khalayak sasaran kepada perlakuan yang baik. Berbeda dengan komunikasi umum yang menyampaikan informasi baik dan juga informasi yang buruk, serta berusaha mempengaruhi khalayak sesuai dengan keinginan komunikator yang bisa bertendensi positif ataupun negatif.
Seorang komunikator dalam komunikasi Islam haruslah mengindahkan etika berkomunikasi yang digariskan dalam Islam, yaitu :
1. Bersikap Jujur
2. Menjaga Akurasi pesan-pesan (Pesan Akurat )
3. Bebas dan Tanggung Jawab.
Selanjutnya, berikut adalah dalil – dalil naqli (Al-Qur'an ataupun Al-Hadits) yang ada hubungannya tentang komunikasi:
1. QS. Ali Imran ayat 159
"Dan berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu …."
Dari firman Allah ini, betapa besar dampaknya komunikasi dalam tatanan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Menurut pakar komunikasi, 70% dalam 24 jam waktu manusia diisi dengan komunikasi. Begitu banyaknya waktu yang kita habiskan dalam komunikasi. Salah komunikasi atau misscommunication akan mengakibatkan salah persepsi.
2. QS. Al-Hujarat ayat 13
" Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling takwa diantara kamu sekalian".
Dari ayat ini, Allah menyuruh kita untuk saling mengenal, meskipun berbeda suku, berbeda bangsa, berbeda budaya, berbeda warna kulit, sebagai manusia kita harus menjalin komunikasi yang baik. Selanjutnya Allah juga menegaskan yang paling mulia di sisi Allah bukanlah yang paling kaya, paling cantik, paling pintar, paling popular, dan sebagainya. Namun yang paling mulia adalah manusia yang paling bertakwa kepada Allah SWT.
3. QS. Al-furqon ayat 63
"Dan hamba-hamba Tuhan yang maha penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik".
Setiap manusia mempunyai karakter, sifat dan kepribadian yang berbeda. Meski anak yang lahir kembar identik pun pasti memiliki sifat dan karakter yang tidak sama. Untuk itu Islam mengatur tata cara bergaul yang benar, agar seseorang dapat bersinergi dengan orang lain meski mempunyai kepribadian , sikap dan watak yang berbeda.
4. Hadits Rosulullah Muhammad SAW
"Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain", atau "Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang sangat baik dengan tetangganya".
Hadits tersebut menyuruh kita untuk mencintai saudara kita sesama muslim seperti kita mencintai diri kita sendiri. Semua ini membuktikan betapa kita harus bisa berkomunikasi dengan nilai-nilai yang islami, hingga lisan kita tidak sampai menyakiti orang lain, bahkan sebaliknya setiap kata yang diucapkan dapat menyejukkan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar