Senin, 01 Desember 2014

Mutia Soleha _ Tugas 10 Etika Filsafat Komunikasi

Mutia sholeha_KPI 5D_1112051000099
KOMUNIKASI DALAM PRESFEKTIF ISLAM

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Dalam perspektif Islam, komunikasi disamping untuk mewujudkan hubungan secara vertical dengan Allah Swt, juga untuk menegakkan komunikasi secara horizontal terhadap sesama manusia. Komunikasi dengan Allah Swt tercermin melalui ibadah-ibadah fardhu (salat, puasa, zakat dan haji) yang bertujuan untuk membentuk takwa. Sedangkan komunikasi dengan sesama manusia terwujud melalui penekanan hubungan sosial yang disebut muamalah, yang tercermin dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, seni dan sebagainya.
Dalam islam ada beberapa kegiatan komunikasi yaitu, Dakwah, Tabligh, Khutbah berikut ini pemaparan tentang perbedaan antara ketiga kegiatan komunikasi tersebut yaitu :
Dakwah
Istilah syara', dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, memanggil, atau mengajak orang untuk beriman dan taat kepada Allah, SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Dakwah memiliki tujuan mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu.
 
Tabligh
Tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran, syariat serta aturan-aturan dalam Islam kepada umat manusia yang ada di muka bumi ini agar dijadikan pedoman hidup untuk memperoleh kebahagian di dunia dan di ahirat. Tabligh berasal dari kata ballagha-yuballighu. Selain tabligh, dalam jenjang aktifitas dakwah juga mengenal taklim, yang bersifat lebih intensif dari tabligh. Ada juga takwin, yang jauh lebih intensif lagi dari taklim dan tabligh. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama
Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak ada tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu. Berbeda dengan taklim, dimana intensitasnya lebih mendalam. Orang-orang yang masuk dalam program taklim punya beban lebih, yaitu belajar dan mendalami masalah-masalah ajaran Islam.
 
Khutbah
Secara bahasa Khutbah yaitu perkataan yang disampaikan di atas mimbar. Sebagian ulama mendefinisikan " Khutbah" sebagai perkataan tersusun yang mengandung nasihat dan informasi. Akan tetapi, definisi ini terlalu umum. Adapun definisi yang lebih jelas ialah definisi yang diberikan oleh Dr. Ahmad Al-Hufi yaitu, 'Cabang ilmu atau seni berbicara di hadapan banyak orang dengan tujuan meyakinkan dan memengaruhi mereka'. Dengan demikian,  Khutbah harus disampaikan secara lisan di hadapan banyak orang dan harus meyakinkan dengan argumen-argumen yang kuat serta memberikan pengaruh kepada pendengar, baik itu berupa motivasi atau peringatan.
 
Perbedaanya
Sebenarnya dari sisi tujuan, ketiganya hampir sama yakni untuk menyerukan agama Islam dan mengajak umat supaya berjalan sesuai dengan yang ada dalam al-Quran dan Hadis. Pembedanya yaitu pada cara penyampainnya, misalnya pada Khutbah, yang bersifat komunikasi satu arah, dan disampaikan pada waktu-waktu tertentu seperti Sholat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha. Juga memiliki syarat dan ketentuan, sehingga tidak boleh sembarangan. Sedangkan Tabligh tidak demikian, penyampaiannya lebih mudah, tidak ada syarat dan ketentuannya, dan komunikasinya pun antara komunikator dan komunikan dapat berlangsung dua arah atau interktif. Sehigga respon dan feedback dapat langsung diterima oleh komunikator. Sama halnya dengan Dakwah, lebih fleksibel, tanpa adanya rukun dan syaratnya. Serta dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan inovatif seperti seminar, lokakarya, pelatihan atau talk show.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini