Senin, 01 Desember 2014

Mutia Soleha _ Tugas 9 Etika Filsafat Komunikasi

Mutia Soleha_KPI 5D_1112051000099
Fenomena Media : Televisi
 
Media merupakan alat atau sarana untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, radio, dan televisi. Media sangat diperlukan bagi masyarakat umum untuk mengetahui informasi – informasi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Tidak berbeda dengan informasi yang selalu berkembang, media juga menunjukkan perubahan signifikan yang terjadi terhadap fungsi fundamental media itu sendiri. Media saat ini bukan hanya sebagai wadah untuk menyebarkan informasi, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan hiburan bagi pendengar, pembaca, sekalipun penontonnya. 
 
                Televisi merupakan media yang paling kompleks menurut saya, karena televisi adalah alat yang paling interaktif jika dibandingkan dengan media yang lainnya. Televisi memiliki 'senjata' ampuh yang lengkap untuk menarik perhatian masyarakat. Pancaran audiovisual dengan graphic yang memukau mata kita, pilihan berbagai channel televisi nasional maupun swasta, keanekaragaman rubrik dan acara pada stasiun televisi tertentu juga tidak akan luput dari perhatian kita. Hal ini menjadikan alat yang ditemukan pada tahun 1972 oleh John Logie Baird menjadi media terpopuler sepanjang masa, bahkan kecanggihan internet saat ini pun tidak dapat mengubur ke-antusias-an masyarakat dunia terhadap media elektronik yang satu ini.
 
                Target media televisi adalah setiap individu yang sudah bisa melihat, mendengar, dan membaca. Tak lain, hampir semua umur bisa mengunyah siaran – siaran televisi yang ada. Acara – acara yang disiarkan di berbagai stasiun televisi tertentu sudah banyak mendarah daging, dimana saat kita tidak melihat televisi kita akan merasakan ada kekurangan pada hari – hari kita. Sudah wajar jika dalam waktu luang kita, kita selalu duduk santai sambil memegang remote TV dan melihat acara – acara TV tersebut. Sepertinya sudah merupakan kewajiban bagi setiap rumah atas keberadaan televisi.

                Tayangan – tayangan yang ditampilkan di layar kaca sangatlah komplit. Mulai dari tayangan hiburan bagi anak – anak yang sering kita sebut kartun, berita nasional maupun internasional, iklan,  sinetron, film, kuiz, pencerahan agama, hiburan, komedi, sampai acara pendidikan pun ada tiap harinya. Antusiasme para penonton juga tidak pudar, karena dalam setiap periode selalu ada perubahan tayangan. Namun pada umumnya perubahan tayangan tersebut bersifat equal berdasarkan tujuannya. Perbedaan yang ditunjukkan hanya seperti menulis pada kertas dengan pensil, atau bolpoint. Tujuannya tetap sama, namun dibungkus dengan wadah yang berbeda. Hal ini ditujukan agar para penonton tidak jenuh melihat acara – acara yang selalu sama tiap harinya. Trik ini berhasil membuat jutaan penggemar televisi tetap konsisten terhadap intensitasnya mengkonsumsi acara televisi.
 
                Dalam uraian diatas, kita sudah mengetahui bahwa manusia disadari maupun tidak disadari  telah berlangganan acara TV secara berkala. Berbagai informasi dan peristiwa terkini selalu up to date dalam berita. Hal – hal baru yang bisa dikatakan sebagai trend masa kini juga dapat kita rasakan dengan melihat acara – acara di televisi. Perkembangan sosial, budaya, ekonomi, dan gaya hidup juga ter-cover dalam pernak pernik siaran televisi. Ini adalah salah satu cara, bagaimana kita tidak mengisolasi diri kita dengan hal-hal apa saja yang sudah ada, dan menunjukkan kita juga merupakan manusia universal yang membutuhkan perubahan dalam setiap segmen kepribadian, kemasyarakatan, dan kemanusiaan tentunya ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Bisa dikatakan televisi merupakan acuan publik terhadap peristiwa, informasi, trend, budaya, dan gaya hidup masa kini.
 
                Televisi sebagai acuan publik adalah bukan sepenggal kata yang aman, namun sangat berbahaya. Secara tidak langsung, televisi merupakan media yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan moral setiap orang. Kenapa begitu? Pada hakekatnya, manusia bersifat meniru.
 
Secara gamblang kita dapat menyadari bahwa hidup kita tidak kurang dari proses meniru. Hampir dari setiap kegiatan kita adalah duplikasi dari kegiatan orang lain yang kita lihat, hampir dari setiap tingkah laku kita adalah duplikasi dari tingkah laku orang lain, namun kita dapat terlihat berbeda dengan orang lain karena kemampuan kita dalam memodifikasi duplikasi tersebut. Contoh yang paling mendasar adalah kita berbicara dan berbahasa. Dalam ilmu sosiologi, sosialisasi adalah proses yang selalu dilakukan baik secara sadar maupun tidak. Sosialisasi bertujuan untuk menginformasikan suatu hal yang begitu penting, yang dapat digunakan sebagai nilai dan norma kehidupan sebagai manusia yang berakal sehat. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif dan berpengaruh adalah komunikasi. Apakah menonton televisi merupakan komunikasi? Tentu, menonton TV merupakan komunikasi satu arah, komunikatif, yang saat itu juga penonton hanya bisa menyerap dan menelaah apa saja yang ada di dalamnya, tanpa ada bantahan sedikitpun. Dari sinilah kita dapat menyimpulkan bahwa berbagai media khususnya televisi, sangat berpengaruh terhadap pembentukan moral masyarakat terutama bagi anak – anak dan remaja yang tingkat stabilitas moralnya masih rawan tergoncang oleh badai modernisasi, yang dapat mengakibatkan bergesernya budaya negara Indonesia. Penetrasi budaya asing terhadap budaya pribumi melalui media Televisi berlangsung halus dibungkus dengan keanekaragaman pertunjukkan gaya hidup bahkan lelucon.
 
                Berbahaya atau tidak, ini tergantung dengan kualitas siaran televisi itu sendiri. Mari kita tinjau lagi secara garis besar seberapa baik kualitas acara televisi di Indonesia. Pada tahun 2012 ini, acara televisi di indonesia sangat menyedihkan. Banyak acara – acara sinetron yang menimbulkan ketagihan, karena kisah cerita yang seru sampai membuat kita meneteskan air mata.
Dan pada umumnya, acara televisi di Indonesia terlalu banyak mengandung unsur entertain  atau hiburan. Edukasi seperti dianak-tirikan, padahal keduanya merupakan bagian yang sama penting dalam kehidupan. Dibutuhkan porsi yang proporsional antara edukasi dan rekreasi untuk membangun hidup yang seimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini