Etika dan Komunikasi Dalam Prespektif Islam: Etika Dalam Pergaulan Sehari-Hari; dan Etika Komunikasi Dalam Dakwah (Lisan dan Perbuatan)
Dalam prespektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksudkan adalah komunikasi islami, yaitu komunikasi yang berakhlakul karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlakul karimah berarti komunikasi yang berdasarkan al-quran dan hadits.
Dalam Al-Quran surat An-Nahl: 125 yang artinya: "Serukanlah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula". Dan dalam surat thaahaa: 144 yang artinya: "Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut". Disini berarti memiliki pengertian bahwa sebagai manusia (makhluk yang berkomunikasi dan besosialisasi) kita harus memiliki dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam menyampaikan pesan, mengeritik, dan berbicara antar sesama, kemudian tidak boleh menggunakan simbol-simbol atau kata-kata kasar, yang menyinggung perasaan orang lain, juga tidak boleh memperlihatkan gerak-gerik, perilaku atau cara pakaian yang menyalahi kaidah-kaidah Agama Islam.
Etika pergaulan yaitu mencangkup dalam ranah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dll. Manusia dituntut untuk saling berhubungan, mengenal dan membantu. Agar tingkah laku kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita. Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri.
Hal yang harus diperhatikan dalam etika pergaulan, antara lain:
Pandai menempatkan diri
Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya dan lebih muda. Misalnya: orang yang lebih tua atau dituakan harus dihormati, orang yang sebaya harus dihargai, dan orang yang lebih muda harus disayangi.
Beberapa contoh sopan santun dalam pergaulan
Dalam berbicara
Dalam berkenalan
Dalam menelepon
Dalam menegur/ memberi hormat
Dalam bertamu
Dalam berpakaian
Dalam surat-menyurat
Prinsip-prinsip etika tersebut, sesungguhnya bisa dijadikan landasan bagi setiap orang khususnya umat muslim ketika melakukan proses komunikasi, baik dalam pergaulan sehari-hari, berdakwah, maupun aktivitas lainnya. Prinsip ini juga dapat membantu memelihara hubungan yang harmonis diantara sesama manusia.
Di berbagai literatur tentang komunikasi Islam dapat ditemukan enam jenis gaya bicara atau pembicaraan yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi islam, yakni:
Qaulan Sadida (Perkataan Yang Lurus)
Qaulan sadida ini dikaitkan dengan kegiatan penyampaian peasan dakwah yang merupakan model dari pendekatan bahasa dakwah yang bernuansa persuasif. Yang dimaksud qaulan sadida adalah kata yang benar, keluar dari hati yang suci dan bersih, dan diucapkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tepat mengenai sasaran yang dituju serta panggilan dapat sampai mengetuk pintu akal dan hati mereka yang dihadapi.
Qaulan Baligha (perkataan yang membekas pada jiwa)
Sebagai da'i ketika berdakwah harus melihat dan memahami situasi dan kondisi yang tepat serta menyampaikan dengan kata-kata yang baik serta mengena. Gaya bicara dan pilihan kata dalam berkomunikasi dengan orang awam harus dibedakan degan gaya bicara kepada para cendikiawan.
Qaulan Ma'rufa (perkataan yang baik)
Sebagai muslim yang beriman, perkataan kita harus terjaga jangan disia-siakan apapun yang kita ucapkan harus selalu mengandung nasehat, menyejukan hati bagi orang yang mendengarnya. Jangan sampai kita mencari-cari kejelekan orang lain dan hanya bisa mengkeritik apalagi memfitnah dan menghasut.
Qaulan Karimah (perkataan yang mulia)
Dakwah dengan qaulan karimah adalah orang yang telah lanjut usia, pendekatan yang digunakan adalah dengan perkataan yang mulia, santun penuh penghormatan dan penghargaan tidak perlu menggurui, tidak perlu retorika yang meledak-ledak.
Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
Dalam komunikasi islam semaksimal mungkin dihindari kata-kata kasar dan suara (intonasi) yang bernada keras dan tinggi. Allah melarang bersikap keras dan kasar dalam berdakwah, karena kekerasan akan mengakibatkan dakwahtidak akan berhasil malah ummat akan menjauh.
Qaulan Maisura (perkataan yang ringan)
Dakwah dengan pendekatan qaulan maisura harus menjadi pertimbangan mad'u yang dihadapi itu terdiri dari:
Orang tua atau kelompok yang merasa dituakan
Orang yang tergolong didzalimi haknya oleh orang-orang yang lebih kuat
Masyarakat yang secara sosial berada dibawah garis kemiskinan
Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Senin, 01 Desember 2014
TUGAS 9_WITA EKA SUCITA (1112051000126) KPI5E
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar