Senin, 01 Desember 2014

LuthfiAchmadAlfarisi_EtikaDanFilsafatKomunikasi

Luthfi Achmad Alfarisi
1112051000073
KPI 5 C
ETIKA DAN KOMUNIKASI DALAM PRESPEKTIF ISLAM: ETIKA DALAM PERGAULAN SEHARI-HARI; DAN ETIKA KOMUNIKASI DALAM DAKWAH
Seperti yang kita ketahui etika dapat didefinisikan sebagai adat istiadat. Dalam pengertian ini etika itu berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik yang ada pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Etika itu sendiri adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola prilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun secara kelompok.
Dengan demikian etika berarti berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, segala aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke genarasi yang lain. Kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan yang dilakukan setiap harinya. Terkait dengan pergaulan sehari-hari kita sebagai masyarakat yang kental akan budaya,maka akan mengenal aturan, norma-norma atau nilai-nilai yang perlu
atau penting diperhatikan. Baik pada masyarakat yang maju, berkembang dalam berbagai bidang, perhatian terhadap aturan, norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat perlu ditingkatkan agar masyarakat tidak terbawa arus globalisasi pergaulan manusia yang kadang-kadang berdampak negative dan cenderung mencederai aturan, norma-norma dan nilai-nilai yang ada dan menjadi kebudayaan dari masyarakat itu. Untuk menyikapi hal itu, di dalam pergaulan manusia yang berbudaya, beragama, yang ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan tidak menyinggung perasaan orang lain, penting mengenal dan mengimplementasikan tentang etika pergaulan. Terutama yang berkaitan dengan etika pergaulan sehari-hari.
Untuk mengetahui etika dan komunikasi dalam presfektif islam kita harus mengenal dahulu agama ini. Islam adalah agama yang mengatur manusia berdasar iman dan amal, yang keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Sehingga iman tanpa disertai amal adalah bukti ketidaksempurnaan iman seseorang, sementara amal yang tidak didasari dengan iman juga tidak akan diterima amalnya. Islam telah mengatur etika dalam pergaulan sehari hari. Agama Islam telah mengatur etika dalam pergaulan sehari-hari dengan tuntunan dalil-dalil dan keterangan yang lengkap serta tidak ada keraguan didalamnya. Salah satu contohnya yakni seperti etika pergaulan dan etika ketika berbicara kepada masyarakat yang ada pada QS. Al-asr ayat 3 : "Dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat- menasehati supaya menepati kesabaran".
Di dalam Islam tidak ada yang namanya istilah "pergaulan bebas", sebab secara fitrah manusia memiliki keharusan untuk bergaul dalam interaksi sosial yang merupakan sunah sosial dan kehidupan itu sendiri. Namun setelah masuknya budaya asing dan berkembangnya era globalisasi kedalam pergaulan masyarakat muslim yang dibentuk oleh kecenderungan yang lahir dari bumi dan hawa nafsu, maka Islam menamakannya sebagai pergaulan bebas, bebas dari tuntunan wahyu, moral dan fitrah. Sementara itu menurut persperktif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi yang berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Qur'an dan hadits. Di dalam hadits Nabi, ditemukan prinsip-prinsip etika komunikasi, bagaimana Rasulullah saw
mengajarkan berkomunikasi kepada kita. Sabda Nabi bisa ditafsirkan bahwa dalam berkomunikasi hendaklah bersikap jujur, terbuka dan benar, walau dalam penyampaian kebenaran itu penuh risiko. Pembicaraan kita juga hendaklah yang baik dan benar sehingga bermanfaat bagi yang lain. Kalau tidak bermanfaat, diam adalah alternatif yang terbaik. Selanjutnya, janganlah berbicara sebelum berpikir terlebih dahulu, artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan orang lain, tidak asal berbicara, harus berhati-hati dan memiliki manfaat bagi orang lain. Nabi juga menganjurkan berbicara yang baik-baik saja, dalam konteks ini Nabi mengingatkan kepada kita untuk tidak membicarakan aib orang lain di saat dia tidak ada di hadapan kita.
Pada dasarnya etika di dalam berdakwah itu adalah etika islam itu sendiri , yaitu pada umumnya seorang da'i harus berkata secara benar, halus, lembut, tepat, efektif, dan efisien. Berkata dengan melihat situasi dan kondisi, melakukan tindakan-tindakan yang terpuji dan menjauhkan diri dari perilaku-perilaku yang tercela. Jangan sampai perilakunya melenceng dari perkataan – perkataan yang disematkan da'I tersebut di sela – sela dakwahnya Prinsip-prinsip etika tersebut, hendaknya dapat dijadikan landasan bagi setiap muslim, ketika melakukan proses komunikasi, baik dalam pergaulan sehari-hari, berdakwah, maupun aktivitas-aktivitas lainnya. Prinsip ini juga dapat membantu memelihara hubungan yang harmonis di antara sesama kita. Membangun komunitas sosial yang damai, tenteram dan sejahtera sehingga terbentuk peradaban manusia yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini