Minggu, 11 Mei 2014

Ichsan Kurnia_Tugas 6_ Laporan Penelitian Lapangan

Nama                   : Ichsan Kurnia
NIM                     : 1113054100029
Kelas                   : Kessos 2A
 
Tema : Peran Organisasi Remaja pada Lingkungan Sekitar
A.   Latar Belakang
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Pencapaian tujuan memerlukan perjuangan yang sungguh-sungguh dengan memanfaatkan segenap sumber daya dan kemampuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. 
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti: pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
-         Mengapa penelitian penting ?
Penelitian ini penting karena kita tahu seberapa besar peran organisasi remaja pada lingkungan sekitar.
-         Asumsi
Organisasi remaja dapat memberi kontribusi atau peran pada masyarakat sehingga menjadikan masyarakat yang lebih baik.
 
B.   Pertanyaan Penelitian
1.     Bagaimana  masyarakat dapat merasakan pengaruh organisasi remaja pada lingkungan ?
 
C.   Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Emile Durkheim. Dengan metode teori mengamati kelompok masyarakat, dengan cara observasi dan menjelaskan secara narasi.
 
D.   Metode Penelitian
Metode yang saya gunakan yaitu metode kualititatif karena mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Karena penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi.
E.    Area Riset
Kegiatan ini dilakukan disalah satu organisai remaja yang ada dipondok cabe ilir. Untuk memperoleh data yaitu dengan mewawancarai sekertaris organisasi tersebut.
 
Hasil Laporan Penelitian
          Dari hasil wawancara tersebut, dapat peneliti simpulkan. Bahwa dengan adanya organisasi remaja banyak hal-hal positif yang remaja lakukan untuk membantu atau membuat lingkugan masyarakat jadi lebih baik, dan banyak remaja yang melakukan hal-hal positif dibandigkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang justru akan membuat kerusakan remaja sperti tawuran, membuat geng yang justru dapat mersahkan masyarakat dll.
Narasumber
Nama                  : Muhammad Irfan
Pekerjaan            : Mahasiswa
Umur                  : 19th

Mughni Labib (1113054000003) dan Muhammad Ibrahim (1113054000041), PMI II, Tugas Ketujuh

Fitri Qomariah_Tugas 6_TOR dan Laporan Hasil Penelitian Tema ke- 2

Kehidupan Tukang Ojek di Terminal Poris
I. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia belakangan ini tengah tidak kondusif, karena mau tidak mau negara ini pasti kena imbas dari resesi global yang tengah melanda negara-negara di Eropa, Amerika dan banyak negara lain di benua Asia ini. Persediaan lapangan pekerjaan semakin sulit bahkan tidak sedikit perusahaan yang terpaksa merumahkan para karyawan mereka karena tidak sanggup lagi membayar gaji para karyawan tersebut.
Para karyawan yang dirumahkan bingung tentang bagaimana cara menafkahi keluaraga mereka setelah mereka di PHK, yang mempunyai modal untuk berwirausaha mungkin mereka akan membuka usaha kecil-kecilan, tapi yang tidak punya modal?. Mereka akan memilih bekerja sebagai tukang ojek karena pekerjaan tersebut tidak membutuhkan banyak modal hanya bermodal sepeda motor dan beberapa liter bahan bakar.
Oleh karena itulah banyak ditemui sekarang tempat mangkalnya para pengojek menunggu penumpang, walaupun mereka mengetahui bahwa penumpang yang akan dibawa tidak banyak. Dan masalahnya adalah antara pengojek dan penumpang tidak seimbang, dan bisa diketahui berapa pendapatan dari pengojek tersebut dalam sehari.
Pemerintah mungkin harus berpikir keras untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih pantas untuk para pengojek tersebut, mendanai mereka, dan menggaji mereka sesuai dengan kerja keras mereka. Dan pemerintah juga harus belajar dari pengalaman ini untuk menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan, karena masalah terbesar dari negara berkembang ini adalah pengangguran dan kemiskinan.
            Jika masalah tukang ojek ini bisa diselesaikan oleh pemerintah maka akan sangat bermanfaat untuk para pengguna jalan, lihat saja sekarang ini banyak dipersimpangan jalan para pengojek membuat jalan-jalan semakin semrawut dan tidak teratur. Meraka parkir dipinggir-pinggir jalan yang seharusnya itu bisa digunakan untuk pejalan kaki malah diambil alih kegunaannya untuk parkir motor pengojek.
            Sebenarnya jika aktifitas mengojek ini dikelola secara profesional akan mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit, tapi ini membutuhkan biaya dan keahlian lebih untuk bisa mendirikan usaha seperti itu, dan sekarang aktifitas lembaga tersebut sudah mulai bisa ditemui di negara ini, walaupun masih sedikit.
1. Mengapa penelitian itu penting ?
a.      Untuk mengetahui lebih jauh kehidupan perekonomian pengojek.
b.     Ingin mengetahui kehidupan tukang ojek.
c.      Ingin mengetahui pandangan keluarga, lingkungan dan pemerintah tentang pekerjaan sebagai pengojek ini.
2. Asumsi/anggapan
Karena sekarang semakin banyak ditemui para pengojek yang bergerombol menunggu penumpang dan berebut untuk mendapatkan penumpang, dan secara ekonomi sebenarnya pekerjaan sebagai pengojek ini tidak menyumbang terlalu besar untuk perekonomian keluarga, bisa ditebak berapa penghasilan mereka dalam sehari, dan penulis merasa ingin membahas masalah ini lebih jauh untuk bisa ditemukan jalan keluar nantinya untuk mengurangi jumlah pengojek ini.
            Dan untuk meneliti lebih jauh tentang masalah ini juga tidak membutuhkan banyak biaya, tenaga dan waktu, hanya dengan mewawancarai para pengojek tersebut atau melihat kehidupan pengojek dikeluarga dan didalam pergaulan sesama pengojek.
II. Pertanyaan Penelitian
1. Apa alasan memilih pekerjaan menjadi tukang ojek?
2. Seberapa besar dari penghasilan pengojek yang digunakan untuk keperluan keluarga?
3. Seberapa harmonis kehidupan keluarga pengojek?
III. Metode dan Teori
Metode yang digunakan:
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif karena penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi. Metode kualitatif dipilih karena penelitian ini mengamati fenomena yang tengah terjadi di masyarakat yang tidak dapat diukur dengan angka atau uji statistik.
Teori yang digunakan:
            Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori fakta sosial yang dipelopori oleh Emile Durkheim, karena subjek yang diteliti ialah sekelompok tukang ojek. Serta metode yang ditinjau ialah observasi dan out put yang dihasilkan adalah narasi atau sebuah penjelasan dari penemuan-penemuan observasi yang telah dilakukan.
IV. Pertanyaan Lapangan
1.     Sudah berapa lama Bapak bekerja menjadi tukang ojek?
2.     Apakah Bapak mempunyai pekerjaan lain?
3.     Berapa penghasilan Bapak perhari?
4.     Mengapa memilih memangkal di tempat ini?
5.     Berapa anggota keluarga Bapak?
V. Area Riset
Lokasi penelitian dilaksanakan di Terminal Poris. Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai beberapa pengguna tukang ojek. Penelitian tersebut dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2014 dan dilanjutkan pada tanggal 8 Mei 2014.
Hasil Laporan penelitian
Mayoritas pengojek di Terminal Poris adalah karyawan yang di PHK oleh sebuah perusahaan, dan menjadikan mereka kehilangan pekerjaannya. Para karyawan yang di PHK bingung tentang bagaimana cara menafkahi keluarga mereka setelah mereka di PHK, yang mempunyai modal untuk berwirausaha mungkin mereka akan membuka usaha kecil-kecilan, tetapi yang tidak punya modal?. Mereka akan memilih bekerja sebagai tukang ojek karena pekerjaan tersebut tidak membutuhkan banyak modal hanya bermodal sepeda motor dan beberapa liter bahan bakar.
Selama ini jika diperhatikan jam kerja pengojek tidaklah terlalu jelas, dimulai dari jam berapa dan berakhir jam berapa. Namun, sebagian pengojek menyebutkan bahwa ia mulai mangkal sejak pagi petang hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Dan jika siang hari pengojek tersebut pulang untuk makan siang. Karena akan lebih mengurangi pengeluaran.
Biasanya, jika pagi hari pengguna jasa ojek adalah anak sekolah, pekerja kantor, dan ibu-ibu yang ingin pergi ke pasar. Bayarannya pun pariatif tergantung jauh atau dekat tempat yang dituju. Maka tidak salah memang pengojek ini mengambil tempat untuk aksinya (mengojek). Karena banyak pengguna jasa ojek yang lebih memilih menngunakan ojek sebagai alat transportasinya untuk sampai ketempat tujuan, ketimbang harus menaik angkot.
Penghasilan pengojek pun tidak dapat ditentukan. Biasanya Rp.75.000 hingga Rp. 100.000 perhari. Itupun jika sedang ramai, jika sepi mungkin hanya Rp.50.000 hingga Rp.75.000 saja. Dengan penghasilan yang tidak dapat ditentukan itu pengojek harus pintar-pintar membagi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya.
Kebanyakan dari mereka mengojek adalah pekerjaan utama. Maka Ia hidup dengan mengandalkan hasil dari mengojek tersebut. Walaupun terkadang tidak cukup, namun bersyukur adalah cara ampuh untuk selalu merasa cukup.
VI. Kesimpulan
Ojek adalah transportasi umum informal di Indonesia yang berupa sepeda motor atau sepeda, namun lebih lazim berupa sepeda motor. Disebut informal karena keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk pengoperasiannya. Penumpang biasanya satu orang namun kadang bisa berdua. Dengan harga yang ditentukan dengan tawar menawar dengan sopirnya dahulu setelah itu sang sopir akan mengantar ke tujuan yang diinginkan penumpangnya.
Mengojek adalah salah satu pekerjaan alternatif yang dapet menafkahkan keluarkan, dibanding menganggur dan walaupun pengahasilannya tidak menentu.
Narasumber 1:
Nama              : Ahmad Zaelani
Umur               : 42 tahun
Alamat Rumah: Poris gaga, Cipondoh-Tangerang
Narasumber 2:
Nama              : Hasan Basri
Umur               : 38 tahun
Alamat Rumah: Tanah tinggi, Cipondoh-Tangerang
Narasumber 3:
Nama              : Cecep
Umur               : 45 tahun
Alamat Rumah: Gang robot, Cipondoh-Tangerang
Fitri Qomariah
1113054100034
Kessos 2A

Erby Eko Y_Tugas 6_Laporan Penelitian Lapangan 2

Nama:Erby Eko Y

NIM:1113054100008

Kelas:Kessos 2A

 

Tema; Kenakala Remaja yang Semakin Parah

A. LATAR BELAKANG

Tumbuh kembang remaja pada zaman ini sudah tidak bisa lagi membanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita lihat berita ditelevisi maupun di media yang lainnya, yang disebabkan oleh kenakalan remaja  diantaranya tawuran , pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar SMA maupun yang lainnya, pemakain narkoba dan lain-lain.

Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi sosok-sosok  penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara ini. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Oleh karena itu , sebagai remaja berpendidikan yang sadar bahwa kenakalan remaja harus segera dihilangkan.

-.Mengapa penelitian penting;

   Agar kita dapat mengubah perilaku kenakalan remaja saat ini menjadi ke arah yang lebih baik.

-.Asumsi;

   Kenakalan remaja bukan hanya merugikan orang lain tetapi mereka juga akan dirugikan dengan perilaku mereka yang sangat tidak baik.

B. TEORI SOSIOLOGI YANG MENDUKUNG RISET LAPANGAN

Teori yang digunakan adalah teori Emil Durkheim. Dengan metode teori mengamati kelompok masyarakat,dengan cara observasi dan menjelaskan secara narasi.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Apa sebab melakukannya?

2. Apa faktor yang menyebabkan kenakalan terjadi?

 D. METODE PENELITIAN

Metode yang saya gunakan yaitu metode kualitatif karena mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang di peroleh. Karena penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi.

E. AREA RISET

Penelitian dilaksanakan di sekitar sekolah SMA Negeri 7 Bekasi dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang duduk-duduk diwarung sekitar sekolah,pada tanggal 10 Mei 2014.

Faktor yang menyebabkan kenakalan remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.

Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang memungkinkan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi orang yang  lebih baik.

Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Seorang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja-remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.

Pertanyaan penelitian;

1. Apa faktor pendorong bagi remaja untuk melakukan kenakalannya?

2. Bagaimana cara untuk menanggulangi kenakalan remaja?

3. Apa benar kenakalan remaja bisa di sebut dengan kreatifitas remaja?

Narasumber;

1. Nama         ;Rofi

    Umur          ;16 Tahun

    Pekerjaan ;Pelajar

2. Nama         ;Ardo

     Umur         ;17 Tahun

     Pekerjaan                ;Pelajar

3. Nama         ;Rizki

    Umur          ;17 Tahun

    Pekerjaan ;Pelajar

Dinara Oktaviana_Tugas6_TOR dan Hasil Laporan Penelitian

PENGARUH PEMBENAHAN SETU BABAKAN JAGAKARSA

TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR

 

       I.            Latar belakang

Salah satu tempat penampung resapan air yang terkenal di Jakarta Selatan khususnya wilayah Srengseng Sawah adalah Setu Babakan. Mengingat Srengseng Sawah kini padat penduduk  dan tanah resapan air berkurang karena berjamurnya perumahan elit, membuat peran Setu Babakan patut diperhitungkan. Selain berperan sebagai resapan air, Setu Babakan juga sebagai kawasan cagar budaya Betawi. Peran Setu Babakan sebagai cagar budaya Betawi membuat banyak pengunjung baik dari dalam maupun luar daerah yang ingin mengenal lebih dekat kebudayaan Betawi. Di Setu Babakan pengunjung dapat melihat macam rumah adat, makanan khas, dan pertunjukan seni yang tentu saja semua bertemakan Betawi. Banyaknya pengunjung membuat pinggiran  Setu Babakan tercemar dan kurang perawatan terhadap fasilitas yang ada disana. Jalanannya pun penuh dengan tanah apabila hujan turun. Setu Babakan memang sudah diresmikan sebagai Cagar Budaya Betawi sejak tahun 2004 tetapi belum ada pembenahan yang besar sehingga agak terbengkalai. Sekitar tahun 2012, Setu Babakan mengalami perubahan yang besar. Jalanan diperbaiki dengan dilapiskan konblok, danau diperluas dan diperdalam dengan cara dikeruk dan perawatan wahana wisata air. Selain itu, pintu masuk Setu Babakan ditambah lagi tetapi belum selesai pengerjaannya, tetap dengan pintu utama Pintu Si Pitung yang terletak di jalan RM. Kahfi II.

 

-          Mengapa penting untuk diteliti

Setu Babakan sebelum dibenahi danau ini belum terorganisir dengan baik, jalan berlubang dan kurang penjagaan sehingga banyak warga yang lewat dengan kendaraan bermotor membuat jalan semakin rusak. Penting untuk diteliti, agar dapat mengetahui setelah adanya pembenahan oleh Pemerintah, Setu Babakan menjadi lebih baik atau tidak.

 

-          Asumsi

Adanya danau buatan selain fungsi utamanya sebagai penampung resapan air, dapat pula dijadikan tempat rekreasi bahkan kunjungan wisata.

 

 

    II.            Teori Sosiologi

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori fakta sosial yang dipelopori oleh Emile Durkheim dalam karyanya The Rule of Sociological Method. Fakta sosial dibagi dua tipe, yaitu material dan non-material. Sedangkan dalam penelitian ini memakai teori fakta sosial material, karena Fakta sosial material dicontohkan Durkheim seperti gaya arsitektur : rumah adat, istana, tempat ibadah , bentuk teknologi: gadget, obat-obatan, satelit, transportasi, hukum perundang-undangan: hukum adat, hukum dagang, hukum pidana perdata.

 

 

 III.            Pertanyaan Penelitian

1)      Bagaimana kondisi Setu Babakan setelah mengalami pembenahan ?

 

 IV.            Metode Lapangan

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif, karena penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi. Metode kualitatif dipilih karena penelitian ini mengamati fenomena yang tengah terjadi di masyarakat yang tidak dapat diukur dengan angka atau uji statistik.

 

 

    V.            Area Riset

Penelitian dilaksanakan di Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan dan mewawancarai beberapa masyarakat diantaranya 3 pelajar dan seorang Bapak yang sedang memancing. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2014.

 

 

 VI.            Pertanyaan Lapangan

1)      Apa yang biasa dilakukan di Setu Babakan ?

2)      Perubahan yang dirasakan setelah Setu Babakan mengalami pembenahan ?

3)      Perlukah penambahan fasilitas ?

 

VII.            Hasil Laporan Penelitian

Setu Babakan masih menjadi pilihan masyarakat untuk dikunjungi, karena tidak dipungut biaya. Masyarakat yang berkunjung mempunyai alasan tersendiri , ada yang hanya sekedar kumpul-kumpul, bejalan-jalan sore, memancing, bersepeda, membeli makanan khas Betawi dan ada juga yang sengaja datang untuk menonton pergelaran kesenian Betawi. Acara Kesenian Betawi biasanya dilaksanakan tiap sabtu dan minggu. Kesenian Betawi seperti lenong , tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, gambus, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan diatas panggung terbuka. Selain menonton kesenian Betawi, ada beberapa masyarakat datang untuk berfoto di depan rumah adat Betawi. Rumah adat Betawi dapat dilihat dari awal pintu masuk Pintu Si Pitung. Setu Babakan juga menjadi pilihan untuk bersepeda, biasanya masyarakat bersepeda mengitari tepian danau.

Setelah diadakan pembenahan, Setu Babakan menjadi lebih luas. Sebelumnya, diseberang danau hanya jalanan tanah yang tidak rata tetapi kini sudah diperbaiki dilapisi konblok dan memudahkan pengunjung yang datang dari sebelah timur untuk masuk ke Setu Babakan. Tidak hanya jalanan yang diperbaiki, ada juga pembangunan dua jembatan gantung sehingga pengunjung dapat menyebrangi danau buatan ini. Fasilitas di Setu Babakan cukup memadai diantaranya ada mushola, toilet, wahana air, panggung pertunjukkan seni, galeri dan jejeran tempat makan. Masyarakat cukup puas dengan tampilan Setu Babakan saat ini, karena kini Setu Babakan terlihat rapi tanpa mengurangi kerindangan dan keasrian pepohonan.

 

Profil Narasumber:

1.      Nama               : Fardhana Binda Alamsyah

Umur               : 15

Pekerjaan         : Pelajar

 

2.      Nama               : Adam Fikri Haidar

Umur               : 15

Pekerjaan         : Pelajar

 

3.      Nama               : Hasti Cahyaningrum

Umur               : 16

Pekerjaan         : Pelajar

 

4.      Nama               : Surahman

Umur               : 30

Pekerjaan         : Karyawan swasta

 

 

Lisda Nur Asiah_Tugas6_TOR dan Hasil Penelitian Tema ke 2

Tema : Kenaikan Harga Gas LPG 12kg dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan Sosial
 
        I.            Latar Belakang
Harga minyak mentah dunia yang terus menerus naik dari waktu ke waktu memaksa berbagai pihak di seluruh dunia mulai memikirkan solusi alternatif bahan bakar yang mudah digunakan, ramah lingkungan, murah, terjamin ketersediannya dan dapat diandalkan untuk penggunaan yang kontinyu terus menerus digunakan dalam kehidupan manusia.

Beberapa alternatif pengganti BBM (bahan bakar minyak) yaitu diantaranya adalah BBG (bahan bakar gas), briket batubara, methanol, arang, ethanol, alkohol, minyak jelantah, dan lain sebagainya. Saat ini yang paling banyak digunakan di Indonesia diantaranya adalah gas eljipi alias lpg (liquid petroleum gas) dan briket batubara.

LPG (liquified petroleum gas),adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Denganmenambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya,didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringanlain dalam jumlah kecil, misalnya metana (C2H6) dan pentana (C5H12). Penggunaan LPG di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, LPG juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu.

Ø  Mengapa Penelitian itu penting ?
Adapun beberapa alasan mengapa saya mengangkat tema penelitian ini yakni memecahkan rasa ingin tahu masalah yang dihadapi, menambah wawasan tentang penelitian kenaikan harga gas elpiji dan pengaruhnya bagi kehidupan sosial.

Ø  Asumsi
Kenaikan harga gas elpiji 12kg membuat masyarakat pengguna gas mengeluh bahkan merasa dirugikan.

      II.            Teori Sosiologi
Teori yang digunakan dalam penelitian adalah "Teori Emile Durkheim", karena subjek yang diteliti ialah penjual dan pengguna gas elpiji. Serta metode yang ditinjau ialah observasi dan out put yang dihasilkan adalah narasi atau sebuah penjelasan dari penemuan-penemuan observasi yang telah dilakukan.
 
    III.            Pertanyaan penelitian
1)      Apakah yang menjadi acuan masyarakat menengah ke atas mengganti gas elpiji 12kg menjadi gas elpiji 3kg ?
2)      Bagaimana dampak kenaikan harga gas elpiji 12kg dikalangan masyarakat menengah kebawah ?
 
    IV.            Metode
Metode yang saya gunakan adalah "Metode Kualitatif" yaitu metode yang mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif. Pengamatan dilakukan dengan cara wawancara.

      V.            Area
Lokasi penelitian dilaksanakan di Rawabelong, kemanggisan, dan Petamburan. Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai beberapa pengguna gas elpiji. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2014 dan dilanjutkan pada tanggal 10 Mei 2014.

    VI.            Pertanyaan lapangan
 
1.       Apa tanggapan anda tentang kenaikan harga gas elpiji 12kg ?
2.       Apa faktor yang menyebabkan pengguna gas elpiji 12kg beralih ke gas elpiji 3kg ?
3.       Bagaimana seharusnya peran pemerintah dengan adanya kenaikan gas elpiji 12kg ?
4.       Apa harapan anda kepada pemerintah dengan adanya kenaikan gas elpiji 12kg ?
 
Hasil Laporan Penelitian
Pengguna gas elpiji 3kg yang tinggal di daerah kemanggisan ini menolak kenaikan harga gas elpiji 12kg karena berimbas pada ketersediaan gas elpiji 3kg yang susah didapat. Sehingga mau tidak mau pengguna gas elpiji 3kg yang berkeluarga akhirnya membeli gas elpiji 12kg. Hal ini membuat pengeluaran pengguna gas elpiji 3kg ini menjadi bertambah.
Seorang ibu rumah tangga yang tinggal di daerah petamburan, mengeluhkan kenaikan harga elpiji 12 kg yang dirasa memberatkan itu. "Ya, itu membuat masyarakat semakin susah." Wanita ini mengaku terakhir membeli elpiji 12kg seharga Rp 97.000 pada Desember 2013. "Kalau sekarang, belum tahu, soalnya saya sekarang memakai gas elpiji yang 3kg." Ujar ibu Tuti.
Kenaikan harga elpiji 12 kilogram yang begitu tinggi menyebabkan pembeli beralih ke gas elpiji yang ukurannya lebih kecil yaitu 3 kg. Keberalihan masyarakat yang awalnya menggunakan gas elpiji 12 kg kemudian menjadi 3 kg disebabkan karena daya beli masyarakat yang belum cukup kuat mengimbangi kenaikan harga elpiji 12 kg.
Pada dasarnya pengguna gas elpiji 12kg ialah kalangan menengah keatas, akan tetapi dengan melonjaknya harga yang terlalu tinggi tentunya hal ini akan membuat masyarakat akan lebih memilih tabung elpiji 3kg. Belum lagi efek nantinya kelangkaan tabung 3kg juga dimungkinkan akan terjadi. Padahal sebagian masyarakat Indonesia dengan ekonomi menengah kebawah adalah pengkonsumsi dan juga pengguna elpiji 3kg yang masih mendapatkan subsidi dari Pemerintah.
Penjual nasi pecel di pinggir jalan, dia merasa kebingungan untuk menetapkan harga jual nasi pecelnya. "Saya bingung mau menjual dagangan saya, mau dinaikkan harganya takut pembeli berpindah ke penjual lain. Sementara harga bahan nasi pecel ini sudah naik, bukan hanya beras, kacang tanah dan lain sebagainya, kemangipun yang tadinya sangat murah sekarang ikutan naik harganya." Ujar pedagang nasi pecel.
Kenaikan harga ini tentu akan diikuti dengan naiknya harga barang-barang produksi yang menggunakan gas elpiji. Tidak hanya barang yang menggunakan gas elpiji, pedagang kecil yang menggunakan gas elpiji untuk memasak tentu mengharapkan keuntungan yang besar dari bisnisnya dalam upaya menutupi kebutuhan rumah tangganya.
Menanggapi kebijakan itu pengguna gas meminta agar pemerintah tegas dalam membuat keputusan. karena selain langka, harga LPG juga terus merangkak naik meski belum diputuskan oleh pemerintah. Sehingga hal itu memuat kesal para ibu rumah tangga yang sama-sama saling mengeluh.
"Minta kejelasan pemerintah saja bagaimana soalnya gas 3 kg langka, yang gede (12 kg) mahal. Kalaupun ada langsung habis di warung, padahal baru diturunkan dari depo Pertamina. Kasihan masyarakat kalau begini terus, ibu-ibu di sini kalau cerita ngeluh LPG yang susah," keluh ibu rumah tangga ini. Semoga pemerintah tanggap akan kenaikan harga elpiji ini yang banyak berdampak kepada masyarakat kita pada umumnya.
Untuk itu harapan saya kepada pemerintah, marilah kita ciptakan lingkungan pemerintah yang bersih dan bebas KKN. Andai terjadi kerugian Negara, hendaknya diteliti terlebih dahulu apa penyebabnya, setelah itu baru mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kerugian itu. Karena terjadinya KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) adalah salah satu faktor penyebab kerugian Negara. Makanya diperlukan kejujuran dalam merekrut setiap pegawai yang akan menduduki pemerintahan. Jangan lantas membebankan kerugian Negara kepada rakyat. Rakyat sudah cukup menderita. Andai mereka mau berteriak, mungkin mereka akan menyampaikan rasa kebosanannya pada kenaikan dan kenaikan yang terus terjadi, seolah tak bisa dibendung.
  VII.            Kesimpulan :
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, kenaikan harga Gas memang pada dasarnya tidak dapat dipungkiri sehubungan dengan berbagai faktor-faktor baik internal dan eksternal yang menekan perekonomian negara. Dalam mengatasi kenaikan harga gas pemerintah pasti memiliki tujuan yang akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka sebagai masyarakat harus mendukung penuh terhadap rencana-rencana yang dilakukan oleh pemerintah. Dan pemerintah juga harus lebih tanggap dalam menghadapi masalah yang ada di dalam negeri khususnya, sehingga masyarakat aman, tenteram, makmur dan bertanggung jawab.

Akan tetapi hal ini bisa menjadi negative minimnya informasi masyarakat terkait  tujuan pemerintah mengambil kebijakan tersebut, dan masih banyaknya pihak yang pro dan kontra terhadap pengambilan keputusan tersebut. Hal ini yang akan menjadikan kerusuhan dan kekacauan dilingkungan sosial, politik bahkan pendidikanpun juga berpengaruh.
 
Profil Nara sumber :
Nama                            : Bapak Yunus
Profesi                          : Buruh
Usia                               : 44tahun
 
Nama                            : Ibu Tuti
Profesi                          : Ibu rumah tangga
Usia                               : 41tahun
 
Nama                            : Ibu Badriah
Profesi                          : Ibu rumah tangga
Usia                               : 47tahun
 
Nama                            : Jaka
Profesi                          : Pedagang
Usia                               : 31tahun
 
Lisda Nur Asiah
1113054100030
Kesejahteraan Sosial 2A

Cari Blog Ini