Minggu, 06 Oktober 2013

Ryan Alamsyah_KPI 1 C_Tugas 5_ Karl Marx


MARXISME
Marxisme adalah sebuah paham yang memfokuskan pada pemikiran dan ajaran Karl Marx dalam menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).
Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritis merupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas, maka itu keduanya tidak fleksibel. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap hanya berpatokan pada orientasi aktor seperti power dan interest yang kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan  adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.
TEORI KRITIS
Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993), terutama kecendrungannya menuju determinasi ekonomi. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya  tumbuh dalam sosiologi Amerika (Marcus, 1999; van den Berg, 1980). Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah menguangkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.
Penindasan dalam teori kritis maupun Marxis mempunyai arti yang relatif sama yaitu ketika setiap manusia tidak mempunyai kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri. Namun yang perlu digarisbawahi adalah penindasan di sini lebih ditekankan Marxis pada eksploitasi ekonomi ketika manusia tidak dapat mengakses sumber produksi. Sementara itu penindasan dialamatkan teori kritis pada serangkaian kegiatan yang menghegemoni pemikiran manusia. Teoritisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial. Beberapa tokoh yang terkenal dengan teori kritis adalah Horkheimer, Adorno, Marcuse, dll.
Teori kritis mencoba untuk menggambarkan adanya "pemaksaan" sistematis dan persuasif yang dibentuk oleh pemilik kepentingan yang mempunyai kekuasaan untuk membentuk ide dan pandangan manusia yang kemudian akan menentukan pola tindakan manusia tersebut yang kemudian akan dijadikan norma budaya sosial yang membentuk peradaban manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa hegemoni bekerja pada ranah ideologi dimana pihak yang berkuasa dapat memperoleh legitimasi dan pembenaran atas tindakannya.
1.      Kritik atas Teori Marxian

Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Teori ini begitu terusik oleh para determinis ekonomi, para Marxis mekanistis, atau mekanis. Teoretisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan social.
2.      Kritik Positivisme

Teoretisi kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Pada dasarnya positivisme bersifat konserfatif, tidak mampu menantang system yang ada.
3.      Kritik terhadap sosiologi

Mazhab kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritik masyarakat atau melempaui struktur social yang ada, dan telah menghindar dari kewajibannya untuk membantu orang-orang yang ditindas oleh masyarakat kontemporer.

4.      Kritik terhadap masyarakat modern
Kebanyakan karya Mazhab kritis ditunjukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Pandangan mazhab kritir bahwa dimasyarakat modern represi yang ditimbulkan oleh rasionalitas telah menggeser eksploitasi ekonomi sebagai masalah social dominan.

5.      Kritik terhadap kebudayaan
Ada dua hal yang dikhawatirkan para pemikir kritis terhadap industry ini. Pertama, mereka mencemaskan kepasluan yang ada didalamnya. Mereka menganggapnya sebagai gagasan yang telah dikemas sebelumnya, yang dihasilkan secara missal dan disebarluaskan kepada masa oleh media. Kedua, para teori kritis terusik oleh efek menaklukkan, refresif, dan membodohkan bagi masyarakat.
 
Sumber : Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern Penulis: George Ritzer & Douglas J. Goodman Penerbit: Kreasi Wacana.


Halida Septianidar-KPI IA-tugas 5- Karl Marx

Karl Marx

a.      Teori Kritis

Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jeran yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner,  1993; untuk pandangan yang lebih luas tentang teori kritis, baca Agger, 1998), khususnya kecendrungan teori ini ke arah determinisme ekonomi.

1.      Kritik atas Teori Marxian

Para teoritisi kritis begitu terusik oleh para determinis ekonomi-para Marxis mekanistis, atau mekanis (Antonio, 1981; Schroyer, 1973; Sewart, 1978). Beberapa orang (misalnya habermas, 1971) mengkritik determinisme yang tersirat dalam sebagian karya asli Marx, namun sebagian besar memusatkannya pada kritik terhadap neo-Marxis, terutama karena mereka menafsirkan karya Marx secara amat mekanistis. Teori kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkannya pada aspek  lain kehidupan sosial.

2.      Kritik Positivisme

Teori kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Positivisme mengambil ilmu-ilmu fisika sebagai standar kepastian dan ketepatan bagi seluruh disiplin.

3.      Kritik terhadap Sosiologi

Sosiologi diserang karena "saintisme"-nya, yaitu karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan itu sendiri. Mazhab kritis berpandangan bahwa sosioloi tidak secara serius mengkritik maasyarakat atau melampaui struktur sosial yang ada.

4.      Kritik terhadap Masyarakat Moodern

Kebanyakan  karya mazhab kritis ditunjukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Kalau di antara teori Marxian awal secara khusus mengarah pada ekonomi, mazhab kritis mengalihkan orientasinya ke level kultural yang dipandangnya sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Jadi, lous dominasi di dunia modern bergeser dari ekonomi menuju ranah kebudayaan.

5.      Kritik terhadap kebudayaan

Teori kritis melancarkan kritik signifikan terhadap apa yang mereka sebut dengan "industri kebudayaan" struktur rasional dan biokratis (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kebudayaan modern.

b.      Marxisme

Marxisme adalah sebuah paham yang memfokuskan pada pemikiran dan ajaran Karl Marx dalam menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).

Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritismerupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas, maka itu keduanya tidak fleksibel. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap hanya berpatokan pada orientasi aktor seperti power dan interest yang kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan  adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.

 

Amatullah aliyah KPI 1A_Tugas sosiologi 5_karl marx

Teori Kritis

            Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian, khususnya kecenderungan teori ini ke arah determinisme ekonomi. Teori kritis telah melampaui batas-batas madzhab Frankfurt. Dahulu dan sebagian besar pada masa kini, teori kritis berorientasi Eropa, meskipun pengaruhnya kedalam sosiologi Amerika tumbuh semakin pesat.
 
Kritik terhadap Teori Kritis
 
            Sejumlah kritik diarahkan pada teori kritis. Pertama, teori kritis dituduh terlalu ahistoris, menelaah berbagai eristiwa tanpa banyak memperhatikan konteks hisoris dan komperatifny seperti, Nazisme pada tahun 1930-an, anti-Semistisme pada tahun 1940-an, revolusi mahasiswa pada tahun 1960-an. Ini merupakan satu kritik terhadap teori marxian, yang seharusya historisdan komparatif. Kedua, Madzhab kritis, seperti telah kita ketahui, secara umum mengabaikan ekonomi. Sehingga terkait dengan itu teoretisi kritis cenderung berargumen bahwa kelas pekerja tidak lagi menjadi kekuatan revolusioner, pendapat yang bertolak belakang dengan analisis marxian tradisional.
Kritik atas Teori Marxian. Teori kritis menjadika teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Pada teoritis kritis begitu terusik oleh para determinis ekonomi para marxis mekanitis, atau mekanis. Beberapa orang mengkeritik detrminisme yang tersirat dalam beberapa karya asli marx, namun sebagian besar memusatkan perhatiannya pada kritik terhadap neo marxix, terutama karena mereka menafsirkan karya marx secara amat mekanitis.

Marxisme

            Marxisme merupakan paham yang berpusat pada pandangan, pemikiran karl marx .Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritismerupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan  adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.
 
Sumber : teori sosiologi - Oleh Ritzer, G., & Goodman
Nama : Amatullah aliyah
Nim : 111305100022.

Rahmatussirri KPI 1B_Tugas5_Karl Marx

KARL MARX

MARXISME
Marxisme adalah sebuah paham yang memfokuskan pada pemikiran dan ajaran Karl Marx dalam menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Munculnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).
Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritis merupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan  adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.
TEORI KRITIS
Yaitu memahami keberadaaan struktur sosial dan politik sebagai bagian dari pengetahuan terkait dengan kehidupan sosial dan politik. Teori ini muncul karena ketidakadilan di dalam masyarakat seperti sistem kapitalisme. Karl Marx mengkritik atas teori Marxian, positivisme, kritik terhadap sosiologi, kritik terhadap masyarakat modern, kritik terhadap kebudayaan. Teori kritis mencoba menggambarkan adanya pemaksaan yang ditentukan oleh penguasa yang kemudian menjadi tindakan manusia dan di jadikan norma budaya sosial dan pola tingkah laku. Sehingga dapat di simpulkan yang berkuasa mengatur tindakan suatu kelompok sehingga akan menjadi pola pikir dalam setiap kelompok untuk bertindak.
 
Sumber : Teori sosiologi Modern, Oleh Ritzer, G., & Goodman

Ida Parida KPI 1A_Tugas 5 Sosiologi_Karl Marx

                                                                Karl Marx

A.   Teori Kritis

Teori Kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian, khususnya kecenderungan teori ini kearah determinisme ekonomi. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik atas berbagai aspek kehidupan social dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkap hakikat dan sifat masyarakat secara lebih akurat.

a.     Kritik atas Teori Marxian

Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Teori ini begitu terusik oleh para determinis ekonomi, para Marxis mekanistis, atau mekanis. Teoretisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan social.

b.     Kritik Positivisme

Teoretisi kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Pada dasarnya positivisme bersifat konserfatif, tidak mampu menantang system yang ada.

c.      Kritik terhadap sosiologi

Mazhab kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritik masyarakat atau melempaui struktur social yang ada, dan telah menghindar dari kewajibannya untuk membantu orang-orang yang ditindas oleh masyarakat kontemporer.

d.      Kritik terhadap masyarakat modern

Kebanyakan karya Mazhab kritis ditunjukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Pandangan mazhab kritir bahwa dimasyarakat modern represi yang ditimbulkan oleh rasionalitas telah menggeser eksploitasi ekonomi sebagai masalah social dominan.

e.     Kritik terhadap kebudayaan

Ada dua hal yang dikhawatirkan para pemikir kritis terhadap industry ini. Pertama, mereka mencemaskan kepasluan yang ada didalamnya. Mereka menganggapnya sebagai gagasan yang telah dikemas sebelumnya, yang dihasilkan secara missal dan disebarluaskan kepada masa oleh media. Kedua, para teori kritis terusik oleh efek menaklukkan, refresif, dan membodohkan bagi masyarakat.

f.       Kritik terhadap teori kritis   

Sejumlah kritik diarahkan pada teoti kritis. Pertama, teori kritis dituduh terlalu ahistoris, menelaah berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan konteks historis dan komparatifnya. Kedua, secara umum mengabaikan ekonomi. Akhirnya, teori kritis cenderung beragumen bahwa kelas pekerja tidak lagi menjadi kekuatan revolusioner, pendapat yang bertolak belakang dengan analisis Marxian tradisional.

g.     Dialektika

Gagasannya ini mengandung komponen diakronis dan sinkronis. Pandangan sinkronis mengarahkan perhatian kita pada kesalingterkaitan keseluruhan komponen masyarakat sekarang. Sedangkan pandangan diakronis mengarahkan perhatian kita pada akar-akar historis masyarakat masa kini maupun arah masyarakat di masa depan. Dalam konteks yang lebih abstrak, pemikir kritis bisa dikatakan menyibukan diri dengan peraturan-peraturan dan hubungan antar teori dengan pratik.


B.    Marxisme

Marxisme merupakan aliran yang ditujukan bagi penganut ajaran Karl Marx atau lebih spesifiknya lagi adalah sebuah aliran filsafat yang ditujukan kepada ajaran-ajaran Karl Marx, dan para penganutnya disebut dengan marxis. Aliran atau paham marxisme ini lahir berawal dari suatu pertemuan dari tempat-tempat Karl Marx dalam sejarah perjuangan kelas-kelas, yaitu kelahiran gerakan buruh.

Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap system kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan social yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa yang mana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kawum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh. Menurut pandangan Marx, kondisi-kondisi dan kemungkinan-kemungkinan teknis sudah berkembang dan merubah proses produksi industrial, tetapi struktur organisasi proses produksi dan struktur masyarakat masih bertahan pada tingkat lama yang ditentukan oleh kepentingan-kepentingan kelas atas. Jadi, banyak orang yang dibutuhkan untuk bekerja, tetapi hanya sedikit yang mengemudikan proses produksi dan mendapat keuntungan. Karena maksud kerja manusia yang sebenarnya adalah menguasai alam sendiri dan merealisasikan cita-cita dirinya sendiri, sehingga terjadi keterasingan manusia dari harkatnya dan dari buah/hasil kerjanya. Karena keterasingan manusia dari hasi kerjanya terjadi dalam jumlah besar maka untuk memecahkannya juga harus bersifat kolektif dan global.

Ada tiga hal yang bisa menjadi komponen dasar dari Marxisme, yaitu:

1.  Ajaran filsafat Marx yang disebut dengan materialism dialektika dan materialism historis

2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja     dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

Adapun Marxisme disebut materialism historis, karna menurut teorinya bahwa arah yang ditempuh sejarah sepenuhnya ditentukan oleh sarana-sarana produksi yang materil. Disinai Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan ekonomis tertentu yaitu komunisme, dimana milik pribadi akan diganti menjadi milik bersama dan barulah kebahagiaan bangsa manusia akan tercapai. Dengan kata lain bahwa perjuangan kelas yang dilakukan Marx secara muthlak untuk mencapai masyarakat komunis.

Sumber: Ritzer, George, dan Goodman, J. Douglas. Teori sosiologi modern.jakarta, Kencana Prenada Media Group. 2007.

Ritzer, George, dan Goodman, J. Douglas. Teori Sosiologi dari sosiologi klasik sampai perkembangan mutakhir.Bantul, Kreasi Wacana.2012

 

 

 

 

Syahrul Hidayanto KPI 1 C_Tugas 5_ Karl Marx

MARXISME

Marxisme adalah sebuah paham yang memfokuskan pada pemikiran dan ajaran Karl Marx dalam menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).

Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritis merupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas, maka itu keduanya tidak fleksibel. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap hanya berpatokan pada orientasi aktor seperti power dan interest yang kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan  adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.

TEORI KRITIS

Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993), terutama kecendrungannya menuju determinasi ekonomi. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya  tumbuh dalam sosiologi Amerika (Marcus, 1999; van den Berg, 1980). Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah menguangkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.

Penindasan dalam teori kritis maupun Marxis mempunyai arti yang relatif sama yaitu ketika setiap manusia tidak mempunyai kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri. Namun yang perlu digarisbawahi adalah penindasan di sini lebih ditekankan Marxis pada eksploitasi ekonomi ketika manusia tidak dapat mengakses sumber produksi. Sementara itu penindasan dialamatkan teori kritis pada serangkaian kegiatan yang menghegemoni pemikiran manusia. Teoritisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial. Beberapa tokoh yang terkenal dengan teori kritis adalah Horkheimer, Adorno, Marcuse, dll.

Teori kritis mencoba untuk menggambarkan adanya "pemaksaan" sistematis dan persuasif yang dibentuk oleh pemilik kepentingan yang mempunyai kekuasaan untuk membentuk ide dan pandangan manusia yang kemudian akan menentukan pola tindakan manusia tersebut yang kemudian akan dijadikan norma budaya sosial yang membentuk peradaban manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa hegemoni bekerja pada ranah ideologi dimana pihak yang berkuasa dapat memperoleh legitimasi dan pembenaran atas tindakannya.

 

Sumber : Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern Penulis: George Ritzer & Douglas J. Goodman Penerbit: Kreasi Wacana.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern, Edisi Ke-6. Jakarta : Kencana.

 

Chika Cintia Ayu KPI 1/A_Tugas Sosiologi 5_Karl Marx

KARL MARX

MARXISME HEGELIAN, Akibat kecaman keras seperti dikemukakan di atas, determinisme ekonomi mulai memudar perananya dana sejumlah teoritisi mengembangkan teori Marxian jenis lain. Sebuah kelompok Marxis kembali ke akar Hegelian dari teori Marx dalam meliti orientasi subjektif untuk melengkapi kekuatan analisis marxis awal yang menekankan pada tingakat objektif material. Marxis hegelian awal mencoba memperbaiki hubungan dialetika antara aspek subjek dan ofjektip kehidupan sosial. Perhatia mereka terhadap faktor subjektif memberikan basis bagi perkembangan teori kritis selanjutnya yang semula hampir semuanya memusatkan perhatiannya secara eksklusif pada faktor subjektif. Marxis Berorientasi HistorisPemikir marxis yang berorientasi keriset historis ini mengeku sebagai memikir maksian yang benar-benar memusatkan perhatian pada sejarah.

Teori post-marxis

Tahun 1980-an dan 1990-an membawa perubahan dramatis bagi teori neo-maxis. Jenis teori neo-Marxis paling akhir menolak berbagai premis dasar teori asli Marx maupun permis dasar teori neo-Marxian. Karena itu karena itu pendekatan baru ini harus dianggap sebagai teori post-Marxis. Meski teori ini menolak unsur-unsur dasar teori Marxian, namun masih mempunyai afinitas yang cukup dengan teori Marxsien karena dianggap menjadi bagian teori neo-Marxian. Teori post-Maxismuncul karena teori ini sering menggunakan sintensis teori-teori Marxian dengan teori, gagasan, dan metode lain. Dua faktor yang terlibat dramatis teori neo-Marxin :

1.       Faktor ekternal dan teori itu menyebabkan perubahan dalam kehidupan sosial.

2.       Faktor internal teori itu sendiri

Marxis analistis menggunakan metode analitis filsafat dan ilmu sosial dalam membahas daerah substantif Marxian. Marxisme analis menggunakan pendekatan neodogmatik terhadap teori Marx.

TEORI KRITIS

                Teori Kritis adalah produk sekelompokan neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian (Bernstein, 1995: Kellner,1993, untuk tinjauan yang lebih luas terhadap teori kritis, lihat Agger,1998) terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi.

                Kritik Utama terhadap kehidupan Sosial dan Intelektual. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagaiaspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.

Kritik terhadap Teori Marxian, kritik ini merupakan titik tolaknya, teoritisi kritis ini merasa sangat tergantung oleh pemikiran Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Habermas, mengkritik determinisme yang tersirat dibagian tertentu dari pemikiran asli Marxtetapi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-Mrxis

Kritik terhadap Positivisme. Teoritisi kritisn juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme. Kritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian berkaitan.

Meski pun kehidupan modern kelihatan rasional, aliran kritik memandang masyarakat modern penuh dengan ketidak rasionalan. Gagasan ini dapat di berinama "irasionalitas dari rasionalitas formal". Menurut pandangan Marcuse, meski tampaknya rasional diwujudkan, msyarakat ini secara keseluruhan tidah rasional. Aliran kritis terutama memusatkan perhatian pada suatu bentuk rasionalitas.

Sebagian besar teori kritik adalah sejalan dengan analisis kritik. Meskipun teori politik juga memiliki minat positif didalamnya, namun kontribusi yang ia berikan lebih banyak yang kritis ketimbang yang positif sendiri.

Kontribusi-kontribusi utama :

1.       Subjektivitas

2.       Pengetahuan kepentingan manusia.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ritzer,George. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : KENCANA (2004)

NUR KHOLIFAH KPI 1/A_Tugas Sosiologi 5_Karl Marx

KARL MARX

Marxisme

Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa yang kaum-kaum  berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah atau kelas buruh. Menurut pandangan Marx, kondisi-kondisi dan kemungkinan-kemungkinan teknis sudah berkembang dan merubah proses produksi industrial, tetapi struktur organisasi proses produksi dan struktur masyarakat masih bertahan pada tingkat lama yang ditentukan oleh kepentingan-kepentingan kelas atas. Jadi, banyak orang yang dibutuhkan untuk bekerja, tetapi hanya sedikit yang mengemudikan proses produksi dan mendapat keuntungan. Karena maksud kerja manusia yang sebenarnya adalah menguasai alam sendiri dan merealisasikan cita-cita dirinya sendiri, sehingga terjadi keterasingan manusia dari harkatnya dan dari hasil kerjanya. Karena keterasingan manusia dari hasi kerjanya terjadi dalam jumlah besar maka untuk memecahkannya juga harus bersifat kolektif dan global.

Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjadai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik. Ada tiga hal yang bisa menjadi komponen dasar dari Marxisme, yaitu:

1.    Ajaran filsafat Marx yang disebut dengan materialism dialektika dan materialism historis

2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja     dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

Adapun Marxisme disebut materialism historis, karena menurut teorinya bahwa arah yang ditempuh sejarah sepenuhnya ditentukan oleh sarana-sarana produksi yang materil. Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan ekonomis tertentu yaitu komunisme, dimana milik pribadi akan diganti menjadi milik bersama dan barulah kebahagiaan bangsa manusia akan tercapai. Dengan kata lain bahwa perjuangan kelas yang dilakukan Marx secara muthlak untuk mencapai masyarakat komunis.

TEORI KITIS

Teori kritis merupakan hasil sekelompok neo-marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. The Institute of Social Research yang merupakan organisasi yang berkaitan dengan teori kritis resmi didirikan di Frankfurt, Jerman, 23 Februari 192. Walaupun banyak jumlah anggotanya yang telah aktif sebelum organisasi itu didirikan. Teori kritis telah berkembang melampui batas aliran Frankfurt. Teori kritis berasal dari sebagian besar pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika. Teori kritis sebagian besar mengkritik berbagai kehidupan sosial dan intelektual yaitu:

Kritik terhadap Teori Marxian

Teori kritis merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxian sebagai penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Seperti Habermas mengkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu dari pemikiran asli Marx, tetapi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-Maxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanistis. Teori kritis tidak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi tetapi seharusnya mereka juga memusatkan perhatiannya pada aspek kehidupan sosial lainnya.

Kritik terhadap Positivisme

Kritik terhadap positivisme berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian ataupun seluruh teori positivisme tentang pengetahuan. Teori kritis menentang positivisme karena berbagai alasan yaitu, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Teori kritis lebih menyukai memusatkan perhatiannya pada aktivitas manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut memengaruhi struktur sosial yang lebih luas. Positivisme  dianggap ,mengabaikan aktor. Mereka yakin atas kekhasan sifat aktor teori kritis tak dapat menerima gagasan bahwa hukum umum sains dapat diterapkan terhadap tindakan manusia. Positivisme dikritik karena dianggap berpuas diri hanya dengan menili alat untuk mencapai tujuan tertentu dan tidak membuat penilaian yang sama terhadap tujuan.

Kritik terhadap Sosiologi

sosiologi dikritik karena keilmiahannya yaitu menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri. Aliran kritis  berpandangan bahwa sosiologi tidak serius mengkritik masyarakat dan tidak berusaha merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melupakan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Dalam aliran ini sosiologi lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dan masyarakat, dan mereka mengabaikan interaksi individu dengan masyarakat.

Kritik terhadap Masyarakat Modern

Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya. Kebanyakan teori Marxian awal menjelaskan tentang bidang ekonomi, sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya ketingkat kultural mengingat budaya dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern.  Artinya tempat dominasi dalam masyarakat modern telah dari bidang ekonomi ke bidang kultural (budaya). Aliran kritis masih terus memperhatikan masalah dominasi meski masyarakat modern mungkin lebih didominasi oleh elemen kultural ketimbang elemen ekonomi. Karena itulah aliran kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kultural atas individu dalam masyarakat. Meski kehidupan modern terlihat rasional, aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidakrasionalan. Menurut pandangan Marcuse, meski tampaknya rasionalitas diwujudkan, masyarakat ini tetap seluruhnya tak rasional. Masyarakat tidak rasional karena karena dunia rasional merusak individu, serta kebutuhan dan kemampuan mereka.

Kritik terhadap Kultur

Teori kritis mengkritik keras terhadap industri kultur yaitu struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan yang mengendalikan kultur modern. Perhatian terhadap industri kultur lebih mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep superstruktur Marxian daripada basis ekonomi. Industri kultur menghasilakan kultur massa yaitu sebagai kultur yang diatur dan palsu bukan sesuatu yang nyata. Ada dua hal yang sangat dikhawatirkan yaitu mereka mengakhawatirkan sebuah kepalsuan dan selanjutnya teori kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius terhadap rakyat.

 

Sumber: Ritzer, George, dan Goodman, J. Douglas. Teori sosiologi modern.jakarta, Kencana Prenada Media Group. 2007.

Muhammad Oki Nugroho Kpi IB_tugas5_Teori Karl Marx

KARL MARX

A.    Marxisme

Merupakan sebuah aliran yang memfokuskan pada pemikiran dan ajaran Karl Marx dalam konteks sosial, politik, sistem ekonomi dan juga Negara. Teori ini muncul karena dimana manusia menguasai manusia yang lain, yaitu kaum kapitalis(borjuis) yang merasa sebagai penguasa yang menindas saudaranya yang lemah(proletar). Di sini Marx merasa tergugah untuk membantu kaum proletar dengan melakukan perlawanan terhadap sistem kapitalis borjuis sehingga memungkinkan untuk terjadi revolusi dalam masyarakat yang melahirkan bermasyarakat tanpa adanya perbedaan dan pertentangan. Dan disinilah sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme tersebut. Sosialisme yang di gemborkan Marx terjadi di Negara prancis dan inggris karena di kedua negara tersebut terjadi industrialisasi modern yang memanfaatkan para pekerjanya. Dengan demikian cepat atau lambat memungkinkan revolusi dari kaum buruh. Dengan kata lain marxisme muncul berawal dari tulisan-tulisan dan ajaran karl marx, secara luas berarti paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari karl marx. Pandangan tersebut mencakup materi dialektis dan matrialisme.

Ajaran sosialisme yang ditawarkan marx sebenarnya mengarah kepada komunisme. Berikut merupakan langkah marx untuk menuju masyarakat komunis:

1.     Penghapusan semua hak waris. (saat ini terjadi di China)

2.     Pajak pendapatan di kelompokkan menurut kelas.

3.     Sentralisasi kredit di tangan negar melalui bank nasional.

4.     Sentralisasi alat komunikasi dan transportasi di tangan negara.

5.     Kewajiban semua orang untuk membangun sarana industri terutama sektor pertanian.

6.     Pendidikan gratis bagi anak-anak dan penghapusan pekerja anak.

Penerapan teori ini juga oleh negara-negara demokrasi. Sejarah revolusi yang dilakukan oleh kaum proletar terhadap kapitalis tak bisa di manipulasikan bahwa marx merupakan tokoh  atau penggerak reformasi. Karena berkat marx kaum proletar telah menemukan cara untuk menggulingkan kapitalisme dan kemudian diganti dengan kesetaraan kaum. Hal yang harus di ingat lagi bahwa bukan hanya marx yang membanutu tertapi lenin-lah yang mempersiapkan strategi dalam mewujudkan revolusi sosial itu. Berkat lenin pula nama marx dan marxisme terkenal di seluruh dunia baik politik maupun akademis.

Kesimpulan Marxisme

     Pemikiran Marx dalam usahanya mengembalikan kesetaraan kaum buruh(proletar) dikenal dengan Marxisme. Marxisme merupakan sebuah bentuk protes terhadap sistem kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengorbankan kaum proletar, banyak kaum proletar yang hidup serba kekurangan. Untuk menyejahterkan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme harus diganti dengan paham komunisme.

B.     Teori Kritis

Yaitu memahami keberadaaan struktur sosial dan politik sebagai bagian dari pengetahuan terkait dengan kehidupan sosial dan politik. Teori muncul karena ketidakadilan di dalam masyarakat seperti sistem kapitalisme tadi. Karl Marx mengkritik atas teori Marxian, positivisme, kritik terhadap sosiologi, kritik terhadap masyarakat modern, kritik terhadap kebudayaan. Teori kritis mencoba menggambarkan adanya pemaksaan yang ditentukan oleh penguasa yang kemudian menjadi tindakan manusia dan di jadikan norma budaya sosial dan pola tingkah laku. Sehingga dapat di simpulkan yang berkuasa mengatur tindakan suatu kelompok sehingga akan menjadi pola pikir dalam setiap kelompok untuk bertindak.

 

Sumber: Teori Sosiologi Modern oleh Ritzer

Chairunnisa KPI 1A_Tugas 5 Sosiologi_Karl Marx

KARL MARX

Marxisme

            Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan Karl Maex yakni yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem politik. Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial. Pengikut teori ini disebut kaum Marxis.

Determinisme Ekonomi

            Marx sering kali terkesan sebagai seorang determinis ekonomi, dia seolah melihat sistem ekonomi berada pada titik terpenting dan menentukan seluruh sector lain dalam kehidupan masyarakat – politik, agama, sistem gagasan, dan lain-lain. Meskipun Marx melihat sector ekonomi sebagai sesuatu yang sangat penting, paling tidak dalam masyarakat kapitalis, namun sebagai seorang penganut dialektika ia tidak dapat mengambil posisi deterministis, karena dialektika dicirikan oleh pandangan bahwa terdapat umpan balik terus-menerus dan interaksi timbal balik antar berbagai sektor kehidupan masyarakat. Agger (1978) menyatakan bahwa determinisme mencapai puncaknya sebagai tafsiran atas teori Marxian selama periode Komunis Internasional II, antara tahun 1889 dan 1914. Periode historis ini sering kalli dipandang sebagai titik tertinggi kapitalisme-pasar awal.

Marxisme Hegelian

            Sekelompok Marxis kembali lagi kepada akar-akar Hegelian dalam teori Marx untuk mencari orientasi objektif dan material. Marxis Hegelian awal berusaha mengembalikan dialektika antara aspek subjektif dan aspek objektif kehidupan sosial.

 

Teori Kritis

            Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan kondisi Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993;untuk pandangan yang lebih luas tentang teori kritis, baca Agger, 1998), khususnya kecederungan teori ini kea rah determinisme ekonomi. Teori kritis teah melampaui batas-batas Mazhab Frankfurt (Calhoun dan Karaganis, 2001; Telos. 1989-90). Dahulu, dan sebagian besar pada masa kini, teori kritis berorientasi Eropa, meskipun pengaruhnya ke dalam sosiologi Amerika tumbuh semakin pesat.

Kritik atas Teori Marxian

            Para teoritisi kritis begitu terusik oleh para determinis ekonomi- para Marxis mekanistis, atau mekanis. Beberapa orang (misalnya Hebermas, 1971) mengkritik determinisme yang tersirat dalam sebagian karya asli Marx, namun sebagian besar memusatkan perhatiannya pada kritik terhadap neo-Marxis, terutama karena mereka menafsirkan karya Marx secara amat mekanistis. Teoritisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial.

Kritik Positivisme

            Teoritisi kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Positivisme mengambil ilmu-ilmu fisika sebagai standar kepastian dan ketepatan bagi seluruh disiplin.

            Singkat kata, positivisme mengabaikan aktor (Hebermas, 1971), dan mengerdilkannya menjadi entitas pasif yang ditentukan oleh "kekuatan-kekuatan alamiah". Karena kepercayaan mereka pada kekhasan aktor ini, teoritisi kritis tidak menerima gagasan bahwa hukum umum ilmu pengetahuan dapat diterapkan secara mutlak pada tindakan manusia.

Kritik terhadap Sosiologi

            Sosiologi diserang karena "saintisme"-nya, yaitu karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan itu sendiri. Mazhab kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritik masyarakat atau melampaui struktur sosial yang ada. Sosiologi, menurut mazhab kritis, telah menghindar dari kewajibannya untuk membantu orang-orang yang ditindas oleh masyarakat kontemporer.

Kritik terhadap Masyarakat Modern

            Kebanyakan karya mazhab kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Kalau diantara teori Marxian awal secara khusus mengarah pada ekonomi, mazhab kritis mengalihkan orientasinya ke level cultural yang dipandangnya sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Jadi, lokus dominasi di dunia modern bergeser dari ekonomi menuju ranah kebudayaan.

            Seperti dijelaskan oleh Trent Schroyer (1970), pandangan mazhab kritis adalah bahwa di masyarakat modern represi yang ditimbulkan oleh rasionalitas telah menggeser eksploitasi ekonomi sebagai masalah sosial dominan. Bagi para teoritisi kritis tersebut, rasionalitas formal sudah pasti berkaitan dengan pertanyaan tentang cara terbaik untukk mencapai tujuan. Pemikiran teknokratis bertolak belakang dengan rasio, yang menurut pemikiran para teoritisi sosial, merupakan cita-cita masyarakat. Rasio melibatkan penilaian atas sejumlah cara menurut nilai-nilai keadilan hakiki manusia, perdamaian dan kebahagiaan.

Kritik terhadap Kebudayaan

            Teoritisi kritis melancarkan kriti signifikan terhadap apa yang mereka sebut dengan "industry kebudayaan", struktur rasional dan birokratis (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kebudayaan modern. Minat pada industri kebudayaan mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep "suprastruktur" seperti dikemukakan Marx, ketimbang terhadap basis ekonomi. Ada dua hal yang paling dikhawatirkan para pemikir kritis industri ini. Pertama, mereka manganggapnya sebagai gagasan yang telah dikemas sebelumnya, yang dihasilkan secara masal dan disebarluaskan kepada massa oleh media. Kedua, para teoritisi kritis terusik oleh efek menaklukan, represif dan membodohkan bagi masyarakat.

 

 

Ritzer, G., & Goodman, D. J. 2008. TEORI SOSIOLOGI MODERN. Bantul: KREASI WACANA.

 

Cari Blog Ini