Minggu, 06 Oktober 2013

Ida Parida KPI 1A_Tugas 5 Sosiologi_Karl Marx

                                                                Karl Marx

A.   Teori Kritis

Teori Kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian, khususnya kecenderungan teori ini kearah determinisme ekonomi. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik atas berbagai aspek kehidupan social dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkap hakikat dan sifat masyarakat secara lebih akurat.

a.     Kritik atas Teori Marxian

Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Teori ini begitu terusik oleh para determinis ekonomi, para Marxis mekanistis, atau mekanis. Teoretisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan social.

b.     Kritik Positivisme

Teoretisi kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Pada dasarnya positivisme bersifat konserfatif, tidak mampu menantang system yang ada.

c.      Kritik terhadap sosiologi

Mazhab kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritik masyarakat atau melempaui struktur social yang ada, dan telah menghindar dari kewajibannya untuk membantu orang-orang yang ditindas oleh masyarakat kontemporer.

d.      Kritik terhadap masyarakat modern

Kebanyakan karya Mazhab kritis ditunjukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Pandangan mazhab kritir bahwa dimasyarakat modern represi yang ditimbulkan oleh rasionalitas telah menggeser eksploitasi ekonomi sebagai masalah social dominan.

e.     Kritik terhadap kebudayaan

Ada dua hal yang dikhawatirkan para pemikir kritis terhadap industry ini. Pertama, mereka mencemaskan kepasluan yang ada didalamnya. Mereka menganggapnya sebagai gagasan yang telah dikemas sebelumnya, yang dihasilkan secara missal dan disebarluaskan kepada masa oleh media. Kedua, para teori kritis terusik oleh efek menaklukkan, refresif, dan membodohkan bagi masyarakat.

f.       Kritik terhadap teori kritis   

Sejumlah kritik diarahkan pada teoti kritis. Pertama, teori kritis dituduh terlalu ahistoris, menelaah berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan konteks historis dan komparatifnya. Kedua, secara umum mengabaikan ekonomi. Akhirnya, teori kritis cenderung beragumen bahwa kelas pekerja tidak lagi menjadi kekuatan revolusioner, pendapat yang bertolak belakang dengan analisis Marxian tradisional.

g.     Dialektika

Gagasannya ini mengandung komponen diakronis dan sinkronis. Pandangan sinkronis mengarahkan perhatian kita pada kesalingterkaitan keseluruhan komponen masyarakat sekarang. Sedangkan pandangan diakronis mengarahkan perhatian kita pada akar-akar historis masyarakat masa kini maupun arah masyarakat di masa depan. Dalam konteks yang lebih abstrak, pemikir kritis bisa dikatakan menyibukan diri dengan peraturan-peraturan dan hubungan antar teori dengan pratik.


B.    Marxisme

Marxisme merupakan aliran yang ditujukan bagi penganut ajaran Karl Marx atau lebih spesifiknya lagi adalah sebuah aliran filsafat yang ditujukan kepada ajaran-ajaran Karl Marx, dan para penganutnya disebut dengan marxis. Aliran atau paham marxisme ini lahir berawal dari suatu pertemuan dari tempat-tempat Karl Marx dalam sejarah perjuangan kelas-kelas, yaitu kelahiran gerakan buruh.

Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap system kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan social yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa yang mana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kawum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh. Menurut pandangan Marx, kondisi-kondisi dan kemungkinan-kemungkinan teknis sudah berkembang dan merubah proses produksi industrial, tetapi struktur organisasi proses produksi dan struktur masyarakat masih bertahan pada tingkat lama yang ditentukan oleh kepentingan-kepentingan kelas atas. Jadi, banyak orang yang dibutuhkan untuk bekerja, tetapi hanya sedikit yang mengemudikan proses produksi dan mendapat keuntungan. Karena maksud kerja manusia yang sebenarnya adalah menguasai alam sendiri dan merealisasikan cita-cita dirinya sendiri, sehingga terjadi keterasingan manusia dari harkatnya dan dari buah/hasil kerjanya. Karena keterasingan manusia dari hasi kerjanya terjadi dalam jumlah besar maka untuk memecahkannya juga harus bersifat kolektif dan global.

Ada tiga hal yang bisa menjadi komponen dasar dari Marxisme, yaitu:

1.  Ajaran filsafat Marx yang disebut dengan materialism dialektika dan materialism historis

2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja     dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

Adapun Marxisme disebut materialism historis, karna menurut teorinya bahwa arah yang ditempuh sejarah sepenuhnya ditentukan oleh sarana-sarana produksi yang materil. Disinai Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan ekonomis tertentu yaitu komunisme, dimana milik pribadi akan diganti menjadi milik bersama dan barulah kebahagiaan bangsa manusia akan tercapai. Dengan kata lain bahwa perjuangan kelas yang dilakukan Marx secara muthlak untuk mencapai masyarakat komunis.

Sumber: Ritzer, George, dan Goodman, J. Douglas. Teori sosiologi modern.jakarta, Kencana Prenada Media Group. 2007.

Ritzer, George, dan Goodman, J. Douglas. Teori Sosiologi dari sosiologi klasik sampai perkembangan mutakhir.Bantul, Kreasi Wacana.2012

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini