Karl Marx
a. Teori Kritis
Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jeran yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993; untuk pandangan yang lebih luas tentang teori kritis, baca Agger, 1998), khususnya kecendrungan teori ini ke arah determinisme ekonomi.
1. Kritik atas Teori Marxian
Para teoritisi kritis begitu terusik oleh para determinis ekonomi-para Marxis mekanistis, atau mekanis (Antonio, 1981; Schroyer, 1973; Sewart, 1978). Beberapa orang (misalnya habermas, 1971) mengkritik determinisme yang tersirat dalam sebagian karya asli Marx, namun sebagian besar memusatkannya pada kritik terhadap neo-Marxis, terutama karena mereka menafsirkan karya Marx secara amat mekanistis. Teori kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkannya pada aspek lain kehidupan sosial.
2. Kritik Positivisme
Teori kritis juga memusatkan perhatian pada dukungan filosofis terhadap penelitian ilmiah, khususnya yang beraliran positivisme. Positivisme dipahami sebagai pandangan yang menganggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Positivisme mengambil ilmu-ilmu fisika sebagai standar kepastian dan ketepatan bagi seluruh disiplin.
3. Kritik terhadap Sosiologi
Sosiologi diserang karena "saintisme"-nya, yaitu karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan itu sendiri. Mazhab kritis berpandangan bahwa sosioloi tidak secara serius mengkritik maasyarakat atau melampaui struktur sosial yang ada.
4. Kritik terhadap Masyarakat Moodern
Kebanyakan karya mazhab kritis ditunjukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Kalau di antara teori Marxian awal secara khusus mengarah pada ekonomi, mazhab kritis mengalihkan orientasinya ke level kultural yang dipandangnya sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Jadi, lous dominasi di dunia modern bergeser dari ekonomi menuju ranah kebudayaan.
5. Kritik terhadap kebudayaan
Teori kritis melancarkan kritik signifikan terhadap apa yang mereka sebut dengan "industri kebudayaan" struktur rasional dan biokratis (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kebudayaan modern.
b. Marxisme
Marxisme adalah sebuah paham yang memfokuskan pada pemikiran dan ajaran Karl Marx dalam menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).
Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritismerupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas, maka itu keduanya tidak fleksibel. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap hanya berpatokan pada orientasi aktor seperti power dan interest yang kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar