Minggu, 06 Oktober 2013

Syahrul Hidayanto KPI 1 C_Tugas 5_ Karl Marx

MARXISME

Marxisme adalah sebuah paham yang memfokuskan pada pemikiran dan ajaran Karl Marx dalam menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).

Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritis merupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas, maka itu keduanya tidak fleksibel. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap hanya berpatokan pada orientasi aktor seperti power dan interest yang kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan  adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.

TEORI KRITIS

Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan teori Marxian (Bernstein, 1995; Kellner, 1993), terutama kecendrungannya menuju determinasi ekonomi. Teori kritis berasal dari dan sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya  tumbuh dalam sosiologi Amerika (Marcus, 1999; van den Berg, 1980). Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah menguangkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat.

Penindasan dalam teori kritis maupun Marxis mempunyai arti yang relatif sama yaitu ketika setiap manusia tidak mempunyai kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri. Namun yang perlu digarisbawahi adalah penindasan di sini lebih ditekankan Marxis pada eksploitasi ekonomi ketika manusia tidak dapat mengakses sumber produksi. Sementara itu penindasan dialamatkan teori kritis pada serangkaian kegiatan yang menghegemoni pemikiran manusia. Teoritisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial. Beberapa tokoh yang terkenal dengan teori kritis adalah Horkheimer, Adorno, Marcuse, dll.

Teori kritis mencoba untuk menggambarkan adanya "pemaksaan" sistematis dan persuasif yang dibentuk oleh pemilik kepentingan yang mempunyai kekuasaan untuk membentuk ide dan pandangan manusia yang kemudian akan menentukan pola tindakan manusia tersebut yang kemudian akan dijadikan norma budaya sosial yang membentuk peradaban manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa hegemoni bekerja pada ranah ideologi dimana pihak yang berkuasa dapat memperoleh legitimasi dan pembenaran atas tindakannya.

 

Sumber : Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern Penulis: George Ritzer & Douglas J. Goodman Penerbit: Kreasi Wacana.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern, Edisi Ke-6. Jakarta : Kencana.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini