Minggu, 06 Oktober 2013

Shera Maulidia KPI 1B_Tugas5_Karl Marx

Marxisme

Marx merupakan perintis Marxisme, maksudnya adalah ajaran-ajaran yang ada dalam marxisme adalah pembakuan terhadap ajrannya Marx yang dilakukann oleh temannya  Friedik Engels (1820-18938) dan oleh tokoh teori marxis Karl Kautsky (1854-1938). Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa yang mana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kawum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).


Menurut pandangan Marx, kondisi-kondisi dan kemungkinan-kemungkinan teknis sudah berkembang dan merubah proses produksi industrial, tetapi struktur organisasi proses produksi dan struktur masyarakat masih bertahan pada tingkat lama yang ditentukan oleh kepentingan-kepentingan kelas atas. Jadi, banyak orang yang dibutuhkan untuk bekerja, tetapi hanya sedikit yang mengemudikan proses produksi dan mendapat keuntungan. Karena maksud kerja manusia yang sebenarnya adalah menguasai alam sendiri dan merealisasikan cita-cita dirinya sendiri, sehingga terjadi keterasingan manusia dari harkatnya dan dari buah/hasil kerjanya. Karena keterasingan manusia dari hasil kerjanya terjadi dalam jumlah besar maka untuk memecahkannya juga harus bersifat kolektif dan global.

 

Ada tiga hal yang bisa menjadi komponen dasar dari Marxisme, yaitu:

1.Ajaran filsafat Marx yang disebut dengan materialism dialektik dan materialism historis

 

Disebut sebagai materialism dialektik karena peristiwa kehidupan yang didominasi oleh keadaan ekonomis yang materil berjalan melalui proses dialektik. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisis (unification).

 

Mula-mula manusia hidup dalam keadaan tanpa pertentangan kelas, dimana alat-alat produksi menjadi milik bersama (tesis), kemudian timbul milik pribadi yang menyebabkan adanya kelas pemilik (kaum kapitalis) dan kelas tanpa milik (kaum proletar) yang selalu bertentangan (anti tesis). Jurang perbedaan antara kaum kaya (kapitalis) dan kaum miskin (proletar) semakin dalam, maka timbulah krisis yang besar. Akhirnya kaum proletar bersatu mengadakan revolusi perebutan kekuasaan, maka timbulah diktator proletariat dan terwujudlah masyarakat tanpa kelas dimana alat-alat produksi menjadi milik masyarakat atau Negara (sintesis).

 

Adapun Marxisme disebut materialism historis, karna menurut teorinya bahwa arah yang ditempuh sejarah sepenuhnya ditentukan oleh sarana-sarana produksi yang materil. Disinai Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan ekonomis tertentu yaitu komunisme, dimana milik pribadi akan diganti menjadi milik bersama dan barulah kebahagiaan bangsa manusia akan tercapai. Dengan kata lain bahwa perjuangan kelas yang dilakukan Marx secara mutlak untuk mencapai masyarakat komunis.

 

2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari

David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

 

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

 

Teori Kritis

Teori Kritis merupakan 'paradigma' keilmuan yang dilahirkan oleh para filsuf yang tergabung dalam mazhab Frankfurt, di Jerman. Beberapa tokohnya antara lain Horkheimer, Adorno, Marcuse, dll, termasuk Jurgen Habermas, sebagai salah seorang filsuf 'generasi kedua' yang pemikiranya menjadi focus pembahasan ini. Ssebagai penerus filsafat kritis Marx, sudah tentu pemikiran mereka bercorak Marxian, dalam hal ini kritik sosial dan kritik ideology. Sama dengan Marxis, sasaran kritik teori kritik adalah pola liberalism-kapitalisme masyarakat Barat-modern. Meskipun kemudian juga gencar melakukan kritik terhadap pola-pola Marxisme sendiri, terutama soal determinisme ekonomi Marxisme ortodoks, yang ternyata lahir dari pemahaman positifistis atas proses-proses sejarah masyarakat, yaitu bahwa sejarah masyarakat berlangsung menurut keniscayaan hukum-hukum alam.

 

Dalam perjalanannya pemikiran mazhab Frankfurt menghadapi jalan buntu. Di saat itulah Habermas tampil, yang secara tajam memperlihatkan bahwa semua teori sosial positivistis dan semua teori Marxis, termasuk ahli warisnya, dalam hal ini mazhab Frankfurt ternyata sama-sama dibangun atas dasar "paragdigma kerja" sehingga memperlakukan masyarakat sebagai objek 'alamiah'. Sebagai pembaharu Teori Kritis, Habermas berusaha menekankan peranan kesadaran (subjek) dalam mengubah struktur-struktur objektif, maka analisisnya dipusatkan pada fenomena superstruktur (kebudayaan, ekonomi, agama, politik, dan seterusnya), khusunya rasionalitas atau ideology yang menggerakkanya. Perspektif baru yang dikembangkanya adalah paradigma komunikasi bagi ilmu-ilmu sosial.

Di tangan Habermas, Teori Kritis menjadi kian populer, karena beberapa inovasi yang dilakukannya. terutama dari pemikiran para filsuf mazhab Frankfurt pada umumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini